penampilan fisik dan fungsi fisiologis terutama yang terkait dengan kelenjar seksual dan Secara psikologis, remaja merupakan masa
dimana individu mengalami perubahan dalam aspek emosi, kognitif, sosial, dan moral.
2.3.2 Tahap Perkembangan Remaja
Petro Blos dalam Sarwono, 2011 membagi tahap-tahap perkembangan remaja ke dalam 3 tahap yaitu :
a. Remaja Awal Early Adolensence Pada tahap ini remaja akan merasa heran dengan perubahan
yang terjadi pada tubuhnya dan timbulnya dorongan-dorongan yang disertai perubahan-perubahan. remaja mengembangkan
pikran-pikran baru, cepat tertarik pada lawan jenis, dan mudah terangsang secara erotis.
b. Remaja Madya Middle Adolescence Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan teman dan remaja
akan merasa senang karena mempunyai banyak teman yang menyukainya. Remaja cenderung
“narsistic”, yaitu mencintai diri sendiri, dan menyukai teman-teman yang mempunyai sifat yang
sama dengannya.
c. Remaja akhir Late Adolescence d. Tahap ini adalah masa konsolidasi yang mana remaja
memperteguh atau memperkuat pertemanan untuk menuju periode dewasa dan ditandai dengan pencapaian lima hal, yaitu :
1 Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek. 2 Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-
orang lain dan dalam pengalaman-pengalaman baru. 3 Terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi.
4 Egosentrisme terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri diganti keseimbangan antara kepentingan diri sendiri
dengan orang lain. 5 Tumbuh “dinding” yang memisahkan diri pribadinya private
self dan masyarakat umum the public
2.3.3 Karakteristik Umum Remaja
Menurut Erikson dalam Ali dan Asrori, 2005 masa remaja dikenal dengan masa mencari jati diri atau yang disebut dengan
identitas ego. Semua ini terjadi kerena masa remaja merupakan peralihan antara masa kehidupan anak-anak dan masa kehidupan
orang dewasa. Oleh karena itu ada sejumlah sikap yang sering ditunjukkan oleh remaja, yaitu sebagai berikut :
a. Kegelisahan
Pada masa remaja adanya dorongan dari dalam diri untuk mendapat pengalaman sebanyak-banyaknya, tujuannya untuk
menambah pengetahuan. Tetapi dilain sisi remaja merasa belum mampu melakukan berbagai hal dengan baik sehingga remaja
tidak berani mengambil tindakan dengan cara mencari pengalaman secara langsung. Tarik-menarik antara angan-
angan yang tinggi dengan kemampuan yang belum memadai sehingga remaja diliputi perasaan gelisah.
b. Pertentangan Remaja berada pada situasi psikologis antara keinginan untuk
melepaskan diri dari orang tua serta perasaan masih belum mampu untuk mandiri. Pada umumnya remaja mengalami
kebingungan karena sering terjadi pertentangan antara mereka dengan
orang tua.
Pertentangan yang
sering terjadi
menimbulkan keinginan remaja untuk melepaskan diri dari orang tua namun ditentang oleh diri sendiri karena dalam diri remaja
ada keinginan untuk memperoleh rasa aman. c. Mengkhayal
Remaja putera biasanya mengkhayal tentang prestasi dan jenjang karir, sedangkan remaja puteri lebih mengkhayalkan
romantika hidup. Khayalan seperti ini tidak selamanya bersifat negatif karena khayalan seperti ini kadang-kadang menghasilkan
sesuatu yang bersifat konstruktif membangun, sehingga timbul ide-ide tertentu yang dapat direalisasikan.
d. Aktivitas Kelompok Seringkali keinginan remaja tidak dapat terpenuhi karena
berbagai kendala. Kebanyakan remaja menemukan jalan keluar dari kesulitan yang dihadapi setelah berkumpul dengan teman
sebaya untuk melakukan kegiatan bersama. e. Keinginan Mencoba Sesuatu
Remaja cenderung memiliki rasa ingin tahu yang tinggi high curiousity. Rasa ingin tahu yang tinggi terjadi karena dorongan
dari dalam diri remaja untuk mengetahui segala sesuatu yang ada di sekitar. Remaja cenderung ingin berpetualang dan
mencoba segala sesuatu yang belum pernah dialaminya. Secara psikologi masa remaja merupakan masa peralihan dari
masa anak-anak ke masa dewasa. Pada masa dewasa akan terjadi kematangan secara signifikan yaitu interaksi dari struktur otak yang
telah sempurna dan lingkungan sosial semakin luas yang mengharuskan remaja berfikir abstrak Hutagalung, 2008. Pada usia
inilah berkembang sifat, sikap dan perilaku yang selalu ingin tahu, ingin merasakan dan ingin mencoba. Tentu apabila tidak segera
difasilitasi atau diarahkan bukan tidak mungkin akan salah arah dan berdampak negatif.
Debesse dalam Monks dkk, 2002 berpendapat bahwa remaja menonjolkan sesuatu yang membedakan dirinya dengan orang
dewasa, yaitu orisinalitas bukan identitas. Ciri-ciri yang menonjol pada usia remaja terutama terlihat yaitu perilaku sosialnya.
Pengaruh teman-teman sebaya terhadap sikap, pembicaraan, minat, penampilan, dan tingkah laku lebih besar daripada pengaruh
keluarga. Hal ini disebabkan karena remaja lebih banyak berada di luar rumah bersama teman-teman sebaya sebagai kelompok.
Menurut Sigelman dan Shaffer dalam Yusuf, 2002 terdapat dua aspek kepribadian remaja yang berkembang secara menonjol saat
bergaul dengan teman sebaya. Pertama social cognition yang mana berpengaruh kuat terhadap minat untuk bergaul atau membentuk
persahabatan. Kedua conformity yaitu keinginan untuk menjadi sama, sesuai, seragam dengan nilai nilai, kebiasaan, kegemaran hobi,
atau budaya teman sebayanya.
2.3.4 Tugas Perkembangan Remaja