Debesse dalam Monks dkk, 2002 berpendapat bahwa remaja menonjolkan sesuatu yang membedakan dirinya dengan orang
dewasa, yaitu orisinalitas bukan identitas. Ciri-ciri yang menonjol pada usia remaja terutama terlihat yaitu perilaku sosialnya.
Pengaruh teman-teman sebaya terhadap sikap, pembicaraan, minat, penampilan, dan tingkah laku lebih besar daripada pengaruh
keluarga. Hal ini disebabkan karena remaja lebih banyak berada di luar rumah bersama teman-teman sebaya sebagai kelompok.
Menurut Sigelman dan Shaffer dalam Yusuf, 2002 terdapat dua aspek kepribadian remaja yang berkembang secara menonjol saat
bergaul dengan teman sebaya. Pertama social cognition yang mana berpengaruh kuat terhadap minat untuk bergaul atau membentuk
persahabatan. Kedua conformity yaitu keinginan untuk menjadi sama, sesuai, seragam dengan nilai nilai, kebiasaan, kegemaran hobi,
atau budaya teman sebayanya.
2.3.4 Tugas Perkembangan Remaja
Tugas perkembangan remaja lebih fokus untuk upaya meninggalkan sikap dan perilaku kekanak-kanakan serta berusaha
untuk mencapai kemampuan untuk bersikap dan berperilaku secara dewasa, Hurlock dalam Ali Asrori, 2006. Tugas-tugas
perkembangan masa remaja adalah : 1. Menerima keadaan fisiknya
2. Menerima dan memahami peran seks usia dewasa 3. Membina hubungan yang baik dengan anggota kelompok
yang berlainan jenis 4. Mencapai kemandirian emosional
5. Mencapai kemandirian ekonomi 6. Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang
sangat diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat
7. Memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan orang tua
8. Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk memasuki dunia dewasa
9. Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan 10. Mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan
keluarga.
2.3.5 Perkembangan Psikis Remaja
Perkembangan Psikis Masa Remaja Widyastuti dkk 2009 menjelaskan perubahan kejiwaan pada masa remaja. Perubahan-
perubahan yang berkaitan dengan kejiwaan pada remaja adalah: a. Perubahan emosi. Perubahan tersebut berupa kondisi:
1. Sensitif atau peka misalnya cemas, mudah menangis, frustasi, dan sebaliknya bisa tertawa tanpa alasan yang jelas.
Utamanya sering terjadi pada remaja putri.
2. Mudah bereaksi dan agresif dengan gangguan atau rangsangan luar yang mempengaruhi atau mengganggunya,
Sehingga mudah terjadi perkelahian. Remaja lebih sering mencari perhatian dan bertindak tanpa berpikir terlebih dahulu.
3. Ada kecenderungan remaja tidak patuh pada orang tua, dan lebih senang pergi dan menghabiskan waktu bersama dengan
teman daripada tinggal di rumah. b.
Perkembangan intelegensia.
Pada perkembangan
ini menyebabkan remaja:
1. Cenderung mengembangkan cara berpikir abstrak dan suka memberikan kritik.
2. Cenderung ingin mengetahui hal-hal baru, sehingga muncul perilaku ingin mencoba-coba. Tetapi dari semua itu, proses
perubahan kejiwaan
tersebut berlangsung
lebih lambat
dibandingkan perubahan fisiknya.
2.3.6 Perilaku menyimpang pada remaja