Impor beras boleh dilakukan jika dikuatirkan stock beras yang dikuasai pemerintah BULOG tidak mencukupi kebutuhan masyarakat pada masa atau
waktu tertentu, yang diakibatkan oleh pengaruh iklim seperti gejala El Nino sehingga dikuatirkan panen dibeberapa daerah sentra produksi mengalami
penurunan dan kegagalan. Tentunya alasan iklim ini harus didukung oleh data yang kuat dari suatu badan atau lembaga yang berkompeten dengan hal tersebut,
baik itu dari dalam negeri maupun luar negeri misalnya laporan dari BMG dan LAPAN Ramlan, 2002
2.2.3. Fungsi Perum BULOG Divre Jatim
Berdasarkan definisi-definisi di atas maka BULOG Divre Jatim yang kini sudah menjadi Perum juga merupakan lembaga pemasaran atau badan
perantara yang menggerakkan barang-barang khususnya bahan kebutuhan pokok dari titik produksi ke titik konsumsi.
Instansi vertikal Perum BULOG di wilayah terdiri dari Divisi Regional dan Sub Divisi Regional. Perum BULOG Divisi Regional berada di tingkat
Propinsi sedangkan Sub Divisi Regional ada di tingkat KabupatenKotamadya yang disesuaikan dengan kebutuhan.
Perum BULOG mempunyai tugas menyelenggarakan usaha logistik pangan pokok yang bermutu dan memadai bagi pemenuhn hajat hidup orang
banyak dan dalam hal tertentu menyelenggarakan tugas-tugas tertentu yang diberikan pemerintah dalam pengamanan harga pangan pokok, pengelolaan
cadangan pangan pemerintah dan distribusi pangan pokok kepada golongan masyarakat tertentu, khususnya pangan pokok beras dan pangan pokok lainnya
yang ditetapkan oleh Pemerintah dalam rangka ketahanan pangan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Penyelenggaraan tugas tersebut Perum BULOG mempunyai fungsi pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang manajemen logistik,
pengadaan, pengelolaan persediaan, dan distribusi beras, serta pengendalian harga beras, koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BULOG.
2.2.4. Pengertian Harga
Dalam suatu kegiatan pemasaran atau aktivitas suatu perusahaan, maka harga merupakan suatu masalah yang sangat penting. Dalam menetapkan harga,
perusahaan perlu memperhatikan berbagai hal yang harus dipertimbangkan, antara lain pengeluaran untuk biaya produksi, biaya operasi dan lain sebagainya. Secara
umum pengertian harga biasanya digambarkan dengan sejumlah barang yang digunakan sebagai nilai tukar produk yang ditawarkan.
Maka dapat disimpulkan bahwa harga adalah nilai dari suatu barang dimana dengan sejumlah uang yang akan digunakan untuk memperoleh sejumlah
kombinasi produk atau jasa yang diharapkan bersama pelayanannya.
2.2.4.1. Tujuan Penetapan Harga
Tujuan penetapan harga menurut Dh Swastha 1984 bahwa pada umumnya penjualan mempunyai beberapa tujuan dalam penetapan harga
produknya. Tujuan tersebut antara lain : a. Mendapatkan laba maksimal
Perolehan laba yang tinggi menjadi sasaran atau tujuan terakhir setiap perusahaan dalam prakteknya harga ditentukan oleh penjual atau produsen
yang didasarkan pada daya beli konsumen dimana semakin besar daya beli atau kemampuan konsumen, maka akan semakin besar pula kemungkinan
yang lebih tinggi sehingga memperoleh laba yang tinggi.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
b. Mendapatkan pengembalian inventaris yang ditargetkan atau pengembalian pada penjualan bersih yaitu penentuan harga jual dengan
ketentuan bahwa harga tersebut nantinya akan dapat mengembalikan investasi atau biaya-biaya yang dikeluarkan secara berangsur-angsur.
c. Mencegah atau mengurangi persaingan Kebijaksanaan penetapan harga jual dapat mencegah atau mengurangi
persaingan jenis produk atau jasa sejenis, yaitu seperti menentukan harga jual yang sesuai dengan harga pesaing, sehingga persaingan harga
dikurangi bahkan mungkin dengan menentukan harga jual dibawah harga pesaing.
d. Mempertahankan atau memperbaiki market-share pangsa pasar Tidak hanya kemampuan produksi serta kemampuan penjualan saja yang
dapat mempertahankan market-share tetapi harga mempunyai peranan yang penting seperti bagi perusahaan-perusahaan kecil. Penentuan harga
jual produknya hanya untuk mempertahankan market-share saja.
2.2.4.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Harga
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat harga terdiri dari beberapa faktor antara lain :
a. Kondisi perekonomian Keadaan perekonomian sangat mempengaruhi tingkat harga yang berlaku.
Dalam keadaan perekonomian yang stabil, tingkat harga umumnya tidak banyak mengalami pemulihan, sedangkan pada keadaan resesi ekonomi,
dimana harga berada di tingkat yang rendah dan nilai tukar dolar menjadi
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
naik, sehingga dalam keadaan yang demikian ini akan menimbulkan kenaikan harga yang tidak menentu.
b. Penawaran dan permintaan Permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli oleh pembeli pada tingkat
harga tertentu pada umumnya tingkat harga yang lebih rendah akan mengakibatkan jumlah yang diminta lebih besar. Penawaran merupakan
kebalikan dari permintaan, yaitu suatu jumlah yang ditawarkan oleh penjual pada suatu tingkat harga yang tertentu. Pada umumnya, harga yang lebih
tinggi mendorong jumlah yang ditawarkan lebih besar. c. Elastisitas
Faktor lain yang dapat mempengaruhi penentuan harga adalah sifat permintaan pasar. Sebenarnya sifat permintaan pasar ini tidak hanya
mempengaruhi penentuan harganya tetapi juga mempengaruhi volume penjualan.
d. Persaingan Harga jual bermacam-macam barang dipengaruhi oleh keadaan persaingan
yang ada. Dalam persaingan seperti ini penjual yang berjualan banyak aktif menghadapi pembeli yang banyak pula. Banyaknya penjual dan pembeli ini
akan mempersulit penjualan perseorangan untuk menjual dengan harga yang lebih tinggi kepada pembeli yang lain.
e. Biaya Biaya merupakan dasar dalam menentukan harga, sebab suatu tingkat harga
yang tidak dapat menutup biaya akan mengakibatkan kerugian, sebaliknya
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
apabila suatu tingkat harga yang melebihi semua biaya, baik biaya produksi, biaya operasi maupun biaya non operasi akan menghasilkan keuntungan.
f. Tujuan perusahaan Penetapan harga suatu barang sering sering dikaitkan dengan tujuan-tujuan
yang akan dicapai. Setiap perusahaan tidak selalu mempunyai tujuan yang sama dengan perusahaan lainnya. Tujuan-tujuan yang akan dicapai antara
lain : laba maksimal, volume penjualan tertentu, penguasaan pasar, kembalinya modal yang tertanam pada jangka waktu tertentu.
g. Pengawasan pemerintah Pengawasan pemerintah juga merupakan faktor yang penting dalam
penentuan harga. Pengawasan pemerintah tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk penentuan harga maksimal dan minimal, diskriminasi harga yaitu
penetapan harga yang didasarkan atas keadaan pembeli, barang, tempat dan waktu serta praktek-praktek lain yang mendorong atau mencegah usaha-
usaha ke arah monopoli.
2.2.5. Pengertian Kebijaksanaan Harga
Sebelum membahas masalah kebijaksanaan harga, terlebih dulu disebutkan beberapa definisi tentang kebijaksanaan harga. Bahwa penetapan
harga merupakan masalah dalam 4 tipe : 1. Apabila perusahaan untuk pertama kali menentukn harga jual
2. Apabila persaingan mengadakan perubahan harga 3. Apabila perusahaan harus mengubah harga jualnya karena dipaksakan oleh
perusahaan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4. Apabila perusahaan menghasilkan beberapa jenis barang yang mempunyai permintaan biaya yang saling berhubungan
Dari keterangan tersebut diatas menyebutkan kebijaksanaan harga bersifat sementara berarti pengusaha harus mengikuti perkembangan pasar dan
posisi usaha dalam situasi pasar secara keseluruhan, maka dapat disimpulkan bahwa kebijaksanaan harga adalah suatu cara yang digunakan produsen dalam
nenetapkan harga untuk jangka waktu tertentu untuk mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian terhadap produk yang ditawarkan.
2.2.5.1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijaksanaan Harga
1. Sifat pasar yang meliputi motif pembelian, frekuensi pembelian, permintaan pasar dan distribusi pendapatan perkapita.
2. Biaya meliputi biaya produksi, biaya penjulan, biaya Break Even Point. 3. Persaingan pada kondisi yang bersaing penetapan harga produk perusahaan
akan dipengaruhi pula para pesaing lainnya. 4. Saluran distribusi semakin panjang maka harga akan semakin tinggi, karena
biaya akan semakin besar untuk membayar jasa kepada penyalur tersebut. 5. Keuntungan merk yaitu perusahaan mempunyai merk yang lebih terkenal
biasanya lebih leluasa untuk menetapkan harga daripada merk lain. 6. Kondisi perekonomian, sering kali perubahan-perubahan kebijaksanaan
berpengaruh terhadap kondisi perekonomian nasional. 7. Norma-norma hukum meliputi peraturan-peraturan atau norma-norma
hukum yang menjadi ketentuan merupakan hal yang harus diperhatikan dalam melakukan kebijaksanaan harga ini.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.5.2. Kebijaksanaan Harga Dasar dan Harga Tertinggi
Pemerintah memainkan peranan sangat penting dalam menetapkan harga jual suatu barang. Peranan Pemerintahini akan sangat terasa pada saat
tertentu misalnya pada saat inflasi bergejolak, timbul kenaikan harga yang tidak terkendali, dalam keadaan seperti ini pemerintah turun tangan dengan melepaskan
persediaan stock nasional yang ada pada pemerintah ke pasar agar kenaikan harga dapat di kendalikan atau sebaliknya Pemerintah menaikkan harga untuk menolong
suatu kelompok seperti menaikkan harga gabah untuk membantu petani dari kemerosotan harga beras Alma, 1992.
Kebijaksanaan harga mengandung pengertian berupa pemberian penyangga support atas harga hasil-hasil pertanian supaya tidak terlalu
merugikan petani sebagai produsen dan pembeli sebagai konsumen. Secara teoritis kebijaksanaan harga dapat dipakai untuk mencapai
tujuan : 1.
Stabilisasi harga hasil-hasil pertanian pada tingkat petani. 2.
Meningkatkan pendapatan petaniprodusen melalui perbaikan penukaran term of trade
3. Memberikan arah dan petunjuk pada jumlah produksi
4. Agar tidak memberatkan konsumen dengan tingginya harga di pasaran.
Kebijaksanaan harga yang ditetapkan pemerintah adalah berupa harga dasar floor price dan harga atap ceiling price, harga dasar diberlakukan untuk
menjaga agar harga pasar pada saat panen raya tidak menurun jauh dibawah harga dasar, minimal sama dengan harga dasar.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Sebaliknya harga atap tetap diperlukan untuk masa paceklik, kebijaksanaan harga disebut efektif apabila harga pasar berada diantara harga
dasar dan harga atap Soekartawi, 1989. Situasi paceklik adalah situasi disaat jumlah produksi yang tersedia
sangat terbatas, sementara jumlah konsumen tetap atau bahkan terus bertambah, dalam keadaan seperti ini harga pasar cenderung lebih tinggi atau lebih tinggi dari
harga keseimbangan bila saja tidak diberlakukan harga atap. Keadaan diwaktu paceklik merupakan kebalikan dari situasi panen raya. Bila saat panen raya
Pemerintah harus membeli sejumlah kelebihan produksi tetapi saat paceklik pemerintah harus menjual sejumlah stock cadangan pada konsumen.
Harga pembelian gabah sesuai dengan Inpres RI Nomor 2 tahun 2005 tanggal 2 Maret 2005 tentang Kebijakan Perberasan meliputi beberapa tingkat
kualitas, antara lain : 1. Harga pembelian Gabah Kering Giling GKG di depan pintu gudang
penyimpanan Perum BULOG dari Mitra Kerja Pengadaan Dalam Negeri ditetapkan sebesar Rp. 1765,-kg seribu tujuh ratus enam puluh lima
rupiah per kilogram 2. Harga pembelian Gabah Kering Giling GKG di tingkat penggilingan
ditetapkan sebesar Rp. 1740,-kg seribu tujuh ratus empat puluh rupiah per kilogram.
3. Harga pembelian Gabah Kering Panen GKP di tingkat penggilingan oleh Mitra kerja Pengadaan Dalam Negeri kepada Petanikelompok tani
ditetapkan sebesar Rp. 1330,-kg seribu tiga ratus tiga puluh rupiah per kilogram
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4. Harga pembelian beras dalam negeri di tingkat penggilingan ditetapkan sebesar Rp. 2790,-kg dua ribu tujuh ratus sembilan puluh rupiah per
kilogram. Apabila Inpres RI tentang Kebijakan Perberasan yang baru telah
diterbitkan maka ketentuan harga pembelian gabah dan beras berlaku ketentuan harga pembelian sebagaimana dimaksud dalam Inpres RI yang baru BULOG,
2005.
Tabel 4. Perbandingan HPP Inpres No. 2 Tahun 2005 dengan HPP sebelumnya
No. Jenis
Gabah Harga di
Tingkat Inpres No. 9
Tahun 2002 Rpkg
Inpres No. 2 Tahun 2005
Rpkg Selisih
1 GKP Penggilingan
1.230 1.330
8,13 2 GKG
Penggilingan 1.700
1.740 2,35
3 GKG Gudang
Penyimpanan BULOG
1.725 1.765 2,32 4 Beras
Gudang BULOG
Penggilingan 2.790 2.790
----- Di penggilingan
Sumber : Departemen Pertanian
2.2.6. Pengertian Petani
Mengenai definisi formal dari istilah petani tampaknya tak bisa dibantah lagi bahwa ada perbedaan tertentu tidak saja antara pengarang menyusun
cara hidup yang lebih progresif sangat dibutuhkan oleh para petani untuk memperbesar kemampuannya untuk mempertahankan usahanya Simanjuntak,
1985. Tingkat pendapatan perkapita rumah tangga mempunyai pengertian
pendapatan total rumah tangga petani dalam satu tahun dibagi dengan jumlah
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
anggota rumah tangga. Pendapatan ini dikonversikan ke dalam ukuran pendapatan setara beras dihitung dalam satuan kilogram dengan tujuan melihat
kemiskinan menurut kriteria Sajogyo. Dengan memiliki klasifikasi Sajogyo, petani miskin dikelompokkan ke dalam tiga golongan pendapatan, masing-
masing: Paling Miskin : pendapatan per anggota rumah tangga kurang dari 180 kg
setara beras. Miskin Sekali
: antara 180 – 240 kg setara beras Miskin
: antara 240 – 320 kg setara beras
2.2.7. Penawaran