4. Apabila perusahaan menghasilkan beberapa jenis barang yang mempunyai permintaan biaya yang saling berhubungan
Dari keterangan tersebut diatas menyebutkan kebijaksanaan harga bersifat sementara berarti pengusaha harus mengikuti perkembangan pasar dan
posisi usaha dalam situasi pasar secara keseluruhan, maka dapat disimpulkan bahwa kebijaksanaan harga adalah suatu cara yang digunakan produsen dalam
nenetapkan harga untuk jangka waktu tertentu untuk mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian terhadap produk yang ditawarkan.
2.2.5.1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijaksanaan Harga
1. Sifat pasar yang meliputi motif pembelian, frekuensi pembelian, permintaan pasar dan distribusi pendapatan perkapita.
2. Biaya meliputi biaya produksi, biaya penjulan, biaya Break Even Point. 3. Persaingan pada kondisi yang bersaing penetapan harga produk perusahaan
akan dipengaruhi pula para pesaing lainnya. 4. Saluran distribusi semakin panjang maka harga akan semakin tinggi, karena
biaya akan semakin besar untuk membayar jasa kepada penyalur tersebut. 5. Keuntungan merk yaitu perusahaan mempunyai merk yang lebih terkenal
biasanya lebih leluasa untuk menetapkan harga daripada merk lain. 6. Kondisi perekonomian, sering kali perubahan-perubahan kebijaksanaan
berpengaruh terhadap kondisi perekonomian nasional. 7. Norma-norma hukum meliputi peraturan-peraturan atau norma-norma
hukum yang menjadi ketentuan merupakan hal yang harus diperhatikan dalam melakukan kebijaksanaan harga ini.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.5.2. Kebijaksanaan Harga Dasar dan Harga Tertinggi
Pemerintah memainkan peranan sangat penting dalam menetapkan harga jual suatu barang. Peranan Pemerintahini akan sangat terasa pada saat
tertentu misalnya pada saat inflasi bergejolak, timbul kenaikan harga yang tidak terkendali, dalam keadaan seperti ini pemerintah turun tangan dengan melepaskan
persediaan stock nasional yang ada pada pemerintah ke pasar agar kenaikan harga dapat di kendalikan atau sebaliknya Pemerintah menaikkan harga untuk menolong
suatu kelompok seperti menaikkan harga gabah untuk membantu petani dari kemerosotan harga beras Alma, 1992.
Kebijaksanaan harga mengandung pengertian berupa pemberian penyangga support atas harga hasil-hasil pertanian supaya tidak terlalu
merugikan petani sebagai produsen dan pembeli sebagai konsumen. Secara teoritis kebijaksanaan harga dapat dipakai untuk mencapai
tujuan : 1.
Stabilisasi harga hasil-hasil pertanian pada tingkat petani. 2.
Meningkatkan pendapatan petaniprodusen melalui perbaikan penukaran term of trade
3. Memberikan arah dan petunjuk pada jumlah produksi
4. Agar tidak memberatkan konsumen dengan tingginya harga di pasaran.
Kebijaksanaan harga yang ditetapkan pemerintah adalah berupa harga dasar floor price dan harga atap ceiling price, harga dasar diberlakukan untuk
menjaga agar harga pasar pada saat panen raya tidak menurun jauh dibawah harga dasar, minimal sama dengan harga dasar.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Sebaliknya harga atap tetap diperlukan untuk masa paceklik, kebijaksanaan harga disebut efektif apabila harga pasar berada diantara harga
dasar dan harga atap Soekartawi, 1989. Situasi paceklik adalah situasi disaat jumlah produksi yang tersedia
sangat terbatas, sementara jumlah konsumen tetap atau bahkan terus bertambah, dalam keadaan seperti ini harga pasar cenderung lebih tinggi atau lebih tinggi dari
harga keseimbangan bila saja tidak diberlakukan harga atap. Keadaan diwaktu paceklik merupakan kebalikan dari situasi panen raya. Bila saat panen raya
Pemerintah harus membeli sejumlah kelebihan produksi tetapi saat paceklik pemerintah harus menjual sejumlah stock cadangan pada konsumen.
Harga pembelian gabah sesuai dengan Inpres RI Nomor 2 tahun 2005 tanggal 2 Maret 2005 tentang Kebijakan Perberasan meliputi beberapa tingkat
kualitas, antara lain : 1. Harga pembelian Gabah Kering Giling GKG di depan pintu gudang
penyimpanan Perum BULOG dari Mitra Kerja Pengadaan Dalam Negeri ditetapkan sebesar Rp. 1765,-kg seribu tujuh ratus enam puluh lima
rupiah per kilogram 2. Harga pembelian Gabah Kering Giling GKG di tingkat penggilingan
ditetapkan sebesar Rp. 1740,-kg seribu tujuh ratus empat puluh rupiah per kilogram.
3. Harga pembelian Gabah Kering Panen GKP di tingkat penggilingan oleh Mitra kerja Pengadaan Dalam Negeri kepada Petanikelompok tani
ditetapkan sebesar Rp. 1330,-kg seribu tiga ratus tiga puluh rupiah per kilogram
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4. Harga pembelian beras dalam negeri di tingkat penggilingan ditetapkan sebesar Rp. 2790,-kg dua ribu tujuh ratus sembilan puluh rupiah per
kilogram. Apabila Inpres RI tentang Kebijakan Perberasan yang baru telah
diterbitkan maka ketentuan harga pembelian gabah dan beras berlaku ketentuan harga pembelian sebagaimana dimaksud dalam Inpres RI yang baru BULOG,
2005.
Tabel 4. Perbandingan HPP Inpres No. 2 Tahun 2005 dengan HPP sebelumnya
No. Jenis
Gabah Harga di
Tingkat Inpres No. 9
Tahun 2002 Rpkg
Inpres No. 2 Tahun 2005
Rpkg Selisih
1 GKP Penggilingan
1.230 1.330
8,13 2 GKG
Penggilingan 1.700
1.740 2,35
3 GKG Gudang
Penyimpanan BULOG
1.725 1.765 2,32 4 Beras
Gudang BULOG
Penggilingan 2.790 2.790
----- Di penggilingan
Sumber : Departemen Pertanian
2.2.6. Pengertian Petani