Karikatur Sebagai Proses Komunikasi

54 manusia. Keterbukaan perlu ada, karena manusia membutuhkan peluang untuk mengaktualisasikan kemanusiannya. Sebaliknya, kritikpun periu diciptakan demi merealisasikan keinginan dan kebutuhan manusia. Oleh karena itu, keterbukaan dan kritik bukan saja harus diciptakan dalam kehidupan individu dan sosial manusia, tetapi juga harus dipertahankan, diamankan dan dikembangkan. Wahana kritik sosial ini sering kali ditemui di dalam berbagai media cetak, seperti Surat kabar, majalah dan tabloid. Di dalam media ini karikatur biasanya disajikan selingan setelah para pembaca menikmati rubrik — rubrik atau artikel - artikel yang lebih serius. Meskipun pesan — pesan di dalam beberapa karikatur sama seriusnya dengan pesan - pesan yang disampaikan lewat berita dan artikel tetapi lebih mudah dicerna atau dipahami sehubungan dengan sifatnya yang menghibur. Tambahan pula kritikan - kritikan yang disampaikan secara jenaka tidak begitu dirasakan melecehkan atau mempermalukan Wijana,2004:4. Bagi pers, menyampaikan kritik sosial adalah salah satu cara menjalankan salah satu fungsi normatifnya, yakni sebagai satu alat kontrol sosial. Menyampaikan kritik sosial bagi pers juga bermakna sebagai cara bagaimana pers menyalurkan aspirasi sosial, aspirasi masyarakat. Begitu pula, menyampaikan kritik bagi pers adalah Salah satu cara bagaimana memposisikan pers sebagai wahana katarsis sosial, sarana pelepasan kegelisahan, keprihatinan dan bahkan kemarahan masyarakat Masoed,1999:50.

2.1.7 Karikatur Sebagai Proses Komunikasi

John Dewey pernah menyatakan bahwa komunikasi adalah hal paling menakjubkan Rivers, 2003:33. Dalam pandangannya, masyarakat dan terus 55 berkembang berkat komunikasi, Dengan komunikasi, manusia melakukan berbagai penyesuaian diri yang diperlukan dan memenuhi berbagai kebutuhan dan tuntutan yang ada sehingga masyarakat manusia tidak tercerai berai. Karena manusia bisa menciptakan symbol - simbol, maka ia juga mampu mengkomunikasikan suatu niat, makna, kenginan atau maksud yang kompleks dan karena itu pula bisa mengubah bentuk kehidupan sosialnya. Manusia modern tidak bisa melepaskan dari penggunaan simbolisme dalam komunikasi moden karena penggunaan ini begitu jelas ada di sekitarnya Tatt,1996:3. Simbolisme merupakan ciri universal yang hakiki dari semua kebudayaan agama. Peradaban tergantung pada kemampuan manusia untuk menggunakan dan menciptakan simbol - simbol, bahasa itu sendiri merupakan sekumpulan simbol yang dimanipulasi untuk menyampaikan ide. Bila tidak diberi nama maka ide itu tidak diungkapkan dan nama yang diberikan kepadanya adalah suatu simbol - simbol perlu digunakan untuk memberi nama kepada suatu benda yang tidak bisa dijangkau lebih jauh lagi oleh pikiran. Komunikasi manusia tergantung pada simbolisme. Simbol - simbol digunakan untuk menyampaikan ide, makna dan symbol - simbol juga dikombinasikan untuk membentuk ungkapan - ungkapan baru. Simbolisme - simbolisme kuno dalam bentuk gambarlah yang pada akhirnya melahirkan tulisan - tulisan abjad. Simbolisme adalah sesuatu yang hidup. Simbolisme telah mengambil bentuk baru dengan perggunaan yang baru pula. Dari awal munculnya peradaban hingga masa kortemporer ini simbol merupakan bagian hakiki kehidupan sehari - hari. Tanda - tanda lalu lintas dan penunjuk arah 56 menbimbing seseorang dalam perjalanannya di kota - kota dan di pedalaman. Simbol - simbol seprti Dilarang Masuk atau Dilarang Merokok memberikan ancaman kepada mereka yang melanggarnya. Orang dapat saja mengabaikan simbol — simbol yang menggambarkan bahaya tapi is harus siap menanggung akibatnya. Beberapa simbol berkaitan dengan kejadian - kejadian yang tidak umum. Binatang menunjukkan pola tingkah laku tertentu menjelang terjadinya gempa bumi atau angin badai. Orang - orang pada zaman kuno •mempelajari fenomena ini dan menanggapnya menjadi pertanda bagi nasib baik atau nasib buruk. Hal ini merupakan suatu ilmu yang mulai dipelajari oleh ilmuwan - ilmuman modem yang menaruh minat besar dalam hal meramalkan datangnya gempa bumi dan badai. Tingkah laku alamiah yang diperihatkan oleh binatang atau bahkan bentuk - bentuk kehidupan tumbuh - tumbuhan berhubungan dengan hal diatas. Dengan membayangkan seekor merpati yang kita dapatkan adalah gambar keluguan, kedamaian dan kelembutan. Membayangkan seekor singa yang kita dapatkan adalah suatu kekuatan yang mengerikan dan penuh keberanian. Menurut Berger dan Chaffe ilmu komunikasi adalah suatu pengamatan terhadap proses, produksi dan pengaruh dari system - sistem tanda dari lambang melalui pengembangan teori - teori yang dapat diuji dan digeneralisasikan dengan tujuan menjelaskan fenomena yang berkaitan dengan proses produksi dan pengaruh dari sistem - sistem tanda dan lambang. Dari definisi ini dapat ditarik kesimpulan bahwa komunikasi merupakan suatu ilmu dan ilmu komunikasi adalah pengetahuan tentang perrtiwa komunikasl dalam konteks hubungan antar 57 manusia atau komunikasi antar manusia yang diperoleh melalui suatu penelitian tentang sistem, proses dan pengaruhnya yang dilakukan secara rasional dan sistematik, serta kebenarannya dapat diuji dan digeneralisasikan. Pertstiwa atau fenomena komunikasi yang diamati dalam ilmu komunikasi sangat luas dan kompleks, karena menyangkut berbagai aspek dan kehidupan manusia misalnya aspek sosial, budaya, politik dan ekonomi. Oleh karena itu, ilmu komunikasi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang termasuk dalam kelompok ilmu - ilmu social. Komunikasi adalah suatu proses simbolik, yakni penggunaan lambang - lambang yang diberi makna. Lambang atau simbol adalah sesuatu yang digunakan untuk menunjuk atau mewakili sesuatu atau yang lainnya berdasarkan kesepakatan bersama. tetapi, lambang pada dasarnya tidak mempunyai makna. Kitalah yang memberi makna pada suatu lambang. Tidak ada hubungan alami atau pasti antara lambang dengan apa yang dilambangkan, jadi hubungan antara lambang dengan apa yang dilambangkan bersifat sembarang atau makna suka. Lambang adalah salah satu kategori tanda. Hubungan antara tanda dengan objek dapat juga diinterprtetasikan oleh ikon dan indeks, namun ikon dan indeks tidak memerlukan kesepakatan Mulyana,2001:84. Hal senada dengan Mulyana, dan Nimmo 2000:6 menyatakan komunikasi adalah proses interaksi sosial yang digunakan orang untuk menyusun makna yang merupakan citra mereka mengenai dunia yang berdasarkan itu mereka bertindak dan untuk bertukar citra itu melalui simbol – symbol. 58 Proses Komunikaasi, seperti dikatakan Tubbs and Moss dalam Human Communication – nya : Proses Komunikasi itu sebenamya mencakup pengiriman pesan dari sistem saraf seseorang kepada sistem saraf orang lain, dengan maksud untuk menghasilkan sebuah makna yang sama dengan yang ada dalam benak pengirim. Pesan verbal melakukan hal tersebut melalui kata - kata, yang merupakan unsur dasar bahasa dan kata - kata, sudah jelas merupakan simbol verbal. Ardiansyah,2005;28 Menurut Effendy proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap. Pertama, proses komunikasi primer yaitu proses penyampaian pikiran dan atau perasaan, seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang simbol sebagai media. Lambang sebagal media primer dalam proses komunikasi adalah Bahasa, kial gestur, isyarat, ganbar, warna dan lain - lain. Kedua, proses komunikasi sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Proses komunikasi sekunder merupakan kalanjutan dari proses komunikasi primer yang digunakan untuk menembahas dimensi ruang dan waktu. Oleh karena itu dalam menata lambang - lambang untuk meformulasikan isi pesan, komunikator harus memperhitungkan karakteristik media yang digunakan dan siapa komunikannya. Menurut Pateda, tanda yang ditimbulkan oleh manusia dapat dibedakan atas yang bersifat verbal dan yang bersifat nonverbal. Yang bersifat verbal adalah tanda - tanda yang digunakan sebagai alat komunikasi yang dihasilkan oleh alat bicara. Sedangkan yang bersifat nonverbal dapat berupa tanda yang menggunakan 59 gerakan anggota badan tanpa mengeluarkan suatu kata. Jadi jika didefinisikan secara harfiah komunikasi nonverbal adalah komunikasi tanpa bahasa atau komunikasi tanpa kata, maka tanda nonverbal berarti tanda minus bahasa atau tanda minus kata Sobur,2003:122. Bahasa tubuh adaiah adalah satu aspek komunikasi nonverbal disamping aspek - aspek komunikasi nonverbal lainnya yang berkenaan dengan benda, seni, ruang dan waktu. Komunikasi nonverbal sama pentingnya dengan komunikasi verbal meskipun terkadang diabaikan. lsyarat gestures, gerakan tubuh, postur tubuh, gerakan kepala, ekspresi wajah dan kontak mata adalah perilaku - perilaku yang kesemuanya disebut bahasa tubuh yang mengandung makna pesan yang potensial. Studi sistematik mengenai aspek - aspek gerakan tubuh yang terpola, dipelajari dan bersifat simbolik itu disebut kinesika kinesics Mulyana,2004:159. Tanpa sadar, banyak orang sebenarnya telah menggunakan bahasa tanpa ucap ini setiap kali mereka berkomunikasi dengan orang lain. Peningkatan kemampuan menguasai bahasa tubuh sehingga merjadi benar – benar fasih banyak dipengaruhi oleh gerak - gerik. Kontak mata, ekspresi wajah dan gerakan kepala, walaupun memang sangat penting, tetap memiliki beberapa keterbatasan. Gerak - gerik memungkinkan tingkat pengkspresian dan kehalusan cara yang tidak mungkin dilakukan dengan aspek komunikasi nonverbal lainnya Wuinwright,2006:81. Bahasa tubuh memiliki peran yang sangat penting dalam presentasi diri dan pengelolaan kesan, yang cukup masuk akal jika Kita memandangnya sebagai sarana untuk mecapai sebuah tujuan. 60 Banyak orang yang mengkaji pentingnya komunikasi nonverbal demi keberhasilan komunikasi, bukan hanya ahli - ahli komunikasi, tetapi juga antropolog, psikolog dan sosiolog. Simbol - simbol nonverbal tebih sulit ditafsirkan daripada simbol - simbol verbal. Tidak ada satupun kamus andal yang dapat membantu penerjemahan simbol nonverbal. Setiap anggota tubuh seperti wajar termasuk senyuman dan pandangan mata, tangan, kepala, kaki bahkan tubuh secara keseluruhan dapat digunakan sebagai isyarat simbolik dan semiotik dapat kita aplikasikan untuk tanda - tanda nonverbal. Pada dasarnya, aplikasi atau pernerapan semiotika pada tanda nonverbal bertujuan untuk mencari dan menemukan makna yang terdapat pada benda - benda atau sesuatu yang bersifat nonverbal atau pencarian makna pada meta-tanda nonverbal Sobur,2003:124. Sekali lagi kita sepakat atas suatu sistem simbol, kita dapat menggunakan bahasa untuk berkomunikasi. Tentu saja, bila semua tanda yang digunakan hanya merujuk pada benda, maka masalah komunikasi akan menjadi sederhana kita dapat menentukan apa referen yang diperbincangkan hampir tanpa kesulitan. Akan tetapi bagaimana jika hal tersebut merujuk pada peristiwa, sifat sesuatu, tindakan, hubungan, konsep dan lain - lain tentu boleh jadi akan memunculkan perdebatan. Berbicara mengenai kankatur Indonesia, sama dengan menentukan posisinya diantara berbagai sarana komunikasi visual yang terdapat di negeri ini Sobur,2003:139. Gambar karikatur merupakan symbolic speech komunikasi tidak langsung artinya bahwa penyampaian pesan yang terdapat dalam gambar karikatur tidak dilakukan secara langsung tetapi dengan menggunakan bahasa 61 simbol. Dengan kata lain makna yang terkandung dalam gambar karikatur adalah makna secara terselubung. Menurut Van Zoest dalam Bintoro 2002:4 symbol - simbol pada gambar karikatur tersebut merupakan simbol yang disertai maksud signal yang digunakan dengan sadar oleh orang yang mengirimnya si pengirim dan mereka yang menerimanya si penerima. Karikatur merupakan bentuk komunikasi yang paling mudah terbaca. Karena sering diberi kata - kata tertulis karikatur terlihat mudah untuk dimaknai. Membuat kajian komik – kartun - karikatur berarti berhadapan dengan tanda - tanda visual dan kata - kata. Maka dari itu, pembahasan ini menggunakan kajian kritis yang bertujuan untuk mengungkap makna tanda - tanda atau simbol – symbol yang ada Sobur,2003:132. Dengan mendeskripsikan jalinan tand di gambar karikatur tersebut, yang selanjutnya gambar karikatur tersebut tampil sebagai tanda karena ada kedekatan antara gambar dengan objeknya. Setelah itu kita mengamati unsur - unsur pembentuk karikatur yang tercantum didalam ilustrasi tersebut dan kemudian mendeskripsikannya dengan mempertimbangkan sign, object, dan interpretant.

2.1.8 Semiotika

Dokumen yang terkait

PEMAKNAAN LIRIK LAGU “PAPUA DALAM CINTA” (Studi Semiologi Pemaknaan Lirik Lagu “Papua Dalam Cinta” yang dipopulerkan oleh Pay feat. Soa Soa).

1 51 154

PEMAKNAAN LIRIK LAGU “PAPUA DALAM CINTA” (Studi Semiologi Pemaknaan Lirik Lagu “Papua Dalam Cinta” yang dipopulerkan oleh Pay feat. Soa Soa).

1 1 154

Representasi Kebencian dalam lirik lagu “Syair Nurdin Ali” (Studi Semiologi Tentang Representasi Kebencian di dalam lirik lagu “Syair Nurdin Ali yang diciptakan dan dipopulerkan oleh Sayyidin Band).

1 6 103

REPRESENTASI “SEKSUALITAS” PADA LIRIK LAGU ” LAGU GITUAN ” (Studi Semiologi Tentang Representasi “Seksualitas” Pada Lirik Lagu ” Lagu Gituan ” Yang dipopulerkan Oleh Grup Rap KungPow Chickens Dalam Album ”Alit Da Baong”).

1 6 117

REPRESENTASI KASIH SAYANG DALAM LIRIK LAGU (Studi Semiotika tentang Representasi Kasih Sayang dalam Lirik Lagu “Ibu” yang dipopulerkan oleh Sulis).

1 6 124

REPRESENTASI “SEKSUALITAS” PADA LIRIK LAGU “CINTA SATU MALAM” (Studi Semiologi Tentang Representasi “Seksualitas” Pada Lirik Lagu “Cinta Satu Malam” Oleh Melinda).

1 9 99

REPRESENTASI CINTA DAMAI DALAM LIRIK LAGU ” PERDAMAIAN ’’ (Studi Semiologi Representasi Dalam Lirik Lagu ’’ Perdamaian ’’ Oleh Band GIGI).

0 5 64

REPRESENTASI CINTA DAMAI DALAM LIRIK LAGU ” PERDAMAIAN ’’ (Studi Semiologi Representasi Dalam Lirik Lagu ’’ Perdamaian ’’ Oleh Band GIGI)

0 0 15

REPRESENTASI KASIH SAYANG DALAM LIRIK LAGU (Studi Semiotika tentang Representasi Kasih Sayang dalam Lirik Lagu “Ibu” yang dipopulerkan oleh Sulis)

0 0 21

REPRESENTASI “SEKSUALITAS” PADA LIRIK LAGU “CINTA SATU MALAM” (Studi Semiologi Tentang Representasi “Seksualitas” Pada Lirik Lagu “Cinta Satu Malam” Oleh Melinda)

0 0 22