69
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Definisi Operasional
Pada penelitian terhadap karikatur dalam Editorial Clekit Jawa Pos edisi 3 november 2009, peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan
analisis makna -semiotika- terhadap karikatur tersebut. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori segitiga makna milik Charles Sanders Pierce yang
membahas tentang fenomena makna yang muncul dari sebuah tanda ketika tanda tersebut diganakan individu pada waktu berkomunikasi Kriyantono,2007;263.
Dikatakan pada waktu berkonunikasi karena tanda tersebut dikatakan memiliki arti ketika diartikan atau dimaknai oleh individu, namun ketika individu tersebut
tidak memaknai, maka tanda tersebut tak berarti -itu artinya tanda tersebut bisa diartikan bila ada yang memaknai-.
Peneliti menggunakan jenis deskriptif dalam penelitian karena nantinya mampu mengemukakan konseptualisasi yang lebih jelas, karena peneliti telah
memiliki definisi konseptual dari fenomena yang diteliti. Definisi konseptual tersebut diperoleh ketika peneliti membuat landasan teori Kriyantono,2007;80.
Riset kualitatif digunakan dalam penelitian ini karena adanya tujuan untuk menjelaskan fenomena sedalam — dalamnya melalui pengumpulan data yang
selengkap — lengkapnya. Riset kualitatif menekankan pada kedalaman kualitas data bukan banyaknya data Kriyantono,2007;58.
70
Penggunaan analisis semiotika pada penelitian terhadap Karikaur Editorial ini karena peneliti berusaha menemukan makna yang terdapat di dalam tanda.
Hasil pemikiran pengguna tanda merupakan hasil pengaruh dari berbagai konstruksi social dimana pengguna tanda peneliti- berada Kriyantono,2007;262.
3.2 Kerangka Konseptual
Pada tiap masa pemerintahan, media selalu berubah aturan kebijakannya. Di era Soekarno dan Soeharto kebabasan media seolah terkekang, berbeda dengan
kondisi setelah reformasi, media memiliki kebebasan. Jenis media cetak beragam, ada Surat kabar, majalah, tabloid, dan
sebagainya. Surat kabar memiliki tape publikasi yang berbeda dengan media cetak lain. karena memiliki tingkat kesegaran beritanya yang lebih baik, karakteristik
headlinenya dan keanekaragaman liputan menyangkut herbagai isu dan, peristiwa. Isu dan peristiwa tersebut memunculkan sikap kritis redaksi dan khalayak.
Sikap kritis tersebut di dalam redaksional Jawa Pos tertuang dalam kolom opini. Sikap yang kritis dari khalayak maupun pers tersebut menunjukkan bahwa di
dalam kehidupan berbangsa saat ini telah lebih bebas. Bebas dalam arti setiap individu diperbolehkan kritis menanggapi permasalahan atau fenomena yang
muncul, Namun demikian tidak keluar dari aturan atau norma yang berlaku. telah Dalam kolom opini Surat kabar Jawa Pos terdapat karikatur Clekit, Jati Diri, Mr.
Pecut dan Gagasan. Karikatur dibuat untuk melukiskan ucapan, perilaku atau rupa, yang menekankan ciri khas tokoh yang disindir. Dari gambar karikatur —
71
kartun- khalayak akan diperoleh opini redaksi surat kabar yang bersangkutan dalam bentuk grafis Suhandang.2004;159.
3.3 Korpus