Kegiatan Pembelajaran 1
44
NYANYIAN GERIMIS
SONI FARID MAULANA
Telah kutulis jejak hujan
Pada rambut dan kulitmu yang basah. Kuntum
Demi kuntum kesepian yang mekar seluas kalbu
Dipetik hangat percakapan juga gerak sukma
Yang saling memahami gairah terpendam
Dialirkan sungai ke muara
Sesaat kita larut dalam keheningan
Cinta membuat kita betah hidup di bumi
Ekor cahaya berpantulan dalam matamu
Seperti lengkung pelangi
Sehabis hujan menyentuh telaga
Inikah musim semi yang sarat nyanyian
Juga tarian burung‐burung itu?
Kerinduan bagai awah gunung berapi Sarat
letupan. Lalu desah nafasmu Adalah
puisi adalah gelombang lautan Yang
menghapus jejak hujan Di
pantai hatiku. Begitulah jejak hujan Pada
kulit dan rambutmu Menghapus
jarak dan bahasa Antara kita berdua
LK ‐1.4. Menganalisis Unsur Lahir Puisi
Analisislah unsur lahir puisi berjudul “Hanya Seutas Pamor Badik karya Zawawi Imron berikut
Analisislah struktur batin puisi berjudul di atas
Bahasa Indonesia SMP KK F
45 F. Rangkuman
Apresiasi sastra menurut S. Efendi 1978: 12 adalah kegiatan menggauli cipta sastra secara sungguh-sungguh sehingga muncul penghargaan terhadap cipta
sastra sekaligus memperoleh nilai-nilai dari karya sastra tersebut.
Apresiasi puisi merupakan bagian dari kegiatan apresiasi sastra secara umum.Sebagai bagian dari apresiasi sastra, yang pertama kali harus dipahami
bahwa apresiasi sastra termasuk apresiasi puisi perlu diletakkan sebagai bagian dari peristiwa atau fenomena kesenian, bukan merupakan peristiwa atau
fenomena keilmuan, sosial, politis, ekonomis dan lain sebagainya.Sebagai peristiwa kesenian, apresiasi sastra lebih bersifat personal bukan komunal.
Sebagai peristiwa kesenian yang personal, apresiasi sastra akan lebih banyak bersangkutan dengan jiwa, nurani, budi, rasa, emosi, dan afeksi daripada
kemahiran fisikal.
Dengan demikian, apresiasi sastra sesungguhnya tidak bekerja menggunakan rumus-rumus, pola-pola, atau kaidah-kaidah ataupun perangkat teori sastra
tertentu. Rumus-rumus, pola-pola, atau teori sastra yang ada hanyalah sekadar alat bantu dalam proses kegiatan apresiasi. Dengan kata lain, teori-teori dan
rumus-rumus dalam kegiatan apresiasi hanyalah merupakan hal yang sekunder sebab tanpa teori dan rumus-rumus sastra, apresiasi sastra termasuk apresiasi
puisi tetap dapat berlangsung. Hal primer yang dibutuhkan dalam kegiatan apresiasi puisi hanyalah kesiapan dan keterbukaan kalbu, keadaan cita rasa,
kualitas emosi, kejujuran, serta ketajaman rasa dan budi.
Dalam rangkaian kegiatan apresiasi puisi, menghargai puisi merupakan ranah paling tinggi, yang sebelum sampai pada ranah menghargai itu seorang
pembaca harus terlebih dahulu melalui ranah mengenali, menikmati, dan memahami. Dalam kegiatan apresiasi sastra -termasuk apresiasi puisi- akan
terjadi interaksi yang intens antara manusia pembacaapresiator dan sastra.
Herman J Waluyo 2005: 45 menyebutkan ada empat tingkatan apresiasi yakni tingkat menggemari, tingkat menikmati, tingkat mereaksi dan tingkat produktif.
Sedangkan Wardani 1981 menyebutkan ada empat tahap dalam
Kegiatan Pembelajaran 1
46
mengapresiasi karya sastra, yaitu 1 tingkat menggemari, yang ditandai oleh adanya rasa tertarik pada buku buku sastra serta ada keinginan untuk
membacanya; 2 tingkat menikmati, yaitu mulai dapat menikmati cipta sastra karena mulai tumbuh pengertian; 3 tingkat mereaksi, yaitu mulai ada
keinginan untuk menyatakan pendapat tentang cipta sastra yang dinikmati misalnaya dengan menulis sebuah resensi atau diskusi sastra, serta 4 tingkat
produksi, mulai ikut menghasilkan karya sastra.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tahap mengapresiasi karya sastra meliputi: menyenangi, menghargai, memahami, menghayati, dan
memproduksi. Tahap paling dasar adalah menyenangi sedangkan tahap paling tinggi adalah memproduksi.
Bahasa Indonesia SMP KK F
47 G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Isilah umpan balikrefleksi pembelajaran pada tabel berikut 1. Periksa kembali tujuan Kegiatan Pembelajaran 2 ini. Silakan Bapak dan Ibu
cermati pencapaian tujuan dan Indikator Pencapaian Kompetensi pada peta indikator pencapaian kompetensi. Apa saja yang sudah bapak dan ibu
capai? Jelaskan
2. Masih adakah hal atau materi pada Kegiatan Pembelajaran 2 yang belum Bapak dan Ibu pahami? Jelaskan mengapa
Kegiatan Pembelajaran 1
48
3. Nilai karakter apa yang sudah Bapak dan Ibu implementasikan dalam kegiatan pembelajaran satu? Pada kegiatan mana nilai itu dapat
diimplementasikan?
4. Bagaimanakah Bapak dan Ibu mengaplikasikan nilai karakter tersebut dalam kegiatan pembelajaran
Bahasa Indonesia SMP KK F
49
Kegiatan Pembelajaran 2 Apresiasi Prosa
A. Tujuan
Setelah mempelajari materi ini Bapak dan Ibu dapat mengapresiasi karya sastra prosa secara reseptif dan produktif dengan mengintegrasikan nilia-nilai
relegius, toleransi, semangat, percaya diri, kerjasama, musyawarah mufakat, tolong menolong, kepedulian dan saling menghargai.
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
Tabel 4: Indikator Pencapaian Kompetensi Kompetensi Guru
Indikator Pencapaian Kompetensi
20.7 Mengapresiasi karya sastra secara reseptif dan produktif
20.7.3 Mengapresiasi prosa Indonesia prosa lama: dongeng; prosa baru: cerpen
20.7.3.1 Menguraikan ciri- ciri prosa lama dan prosa baru
20.7.2.2 Menganalisis unsur instrinsik dan ektrintrinsik prosa lama
20.7.2.3 Menganalisis unsur instrinsik dan ekstrinsik prosa baru
C. Uraian Materi
1. Pengertian Prosa Prosa sebagai salah satu bentuk cipta sastra, mendukung fungsi sastra pada
umumnya. Fungsi prosa adalah untuk memperoleh keindahan, pengalaman, nilai-nilai moral yang terkandung dalam cerita, dan nilai-nilai budaya yang
luhur. Selain itu dapat pula mengembangkan cipta, rasa, serta membantu pembentukan untuk pembelajaran secara tidak langsung.
Kegiatan Pembelajaran 2
50
Prosa sebagai salah satu bentuk karya sastra, sering menimbulkan masalah dalam mengajarkannya. Hal ini muncul karena cerita yang ditulis dalam
bentuk prosa pada umumnya panjang. Masalah ini tentu saja dapat mempengaruhi proses pembelajaran prosa karena bimbingan apresiasi
yang menyangkut teks enggan diberikan. Seperti halnya puisi, prosapun sebaiknya dinikmati oleh siswa secara utuh agar fungsi prosa benar-benar
terwujud.
2. Prosa Lama dogeng
Boscom dalam Danandjaja mendefinisikan pengertian dongeng, bahwa
dongeng dianggap sebagai prosa fiktif yang bertujuan untuk hiburan, pelajaranmoral atau bertujuan lain untuk menyindir. Meskipun dongeng
adalah suatu karya sastra fiktif yang tidak terikat oleh waktu, dongeng banyak terinpirasi dari dunia nyata.
Dongeng termasuk dalam karya sastra foklor, ilmu yang menjelaskan tentang kebudayaan yang berada di masyarakat. Contohnya adalah
dongeng yang di ceritakan secara lisan sebagai pengantar tidur ataupun dongeng yang di ceritakan secara terbuka dengen menggunakan media
lainnya, seperti boneka dll. a Jenis-jenis prosa lama Dongeng
Mite merupakan dongeng yang bercerita mengenai kehidupan makhluk halus, setan, jin maupun dewa-dewi. Contohnya adalah
dongeng dewi sri. Legenda merupakan cerita yang lahir di tengah masyarakat yang
berhubungan dengan keaadan atau suatu peristiwa yang terjadi pada saaat itu dan mehirkan suatu asal usul suatu suatu nama daerah atau
keadaan alam yang terjadi. Contohnya adalah legenda banyuwangi, malin kundang, legenda danau toba dll
Fabel merupakan cerita yang mengangkat binatang sebagai tokoh dan menceritakan tentang kehidupan mereka. Contohnya Sang kancil
Hikayat merupakan sebuah dongeng yang berkisah tentang kehebatan ataupun kepahlawanan seseorang lengkap dengan kesaktian,
keanehan serta mukjizat tokoh utama. Contohnya, Hikayat Si Miskin, Hikayat Sri Rama
Bahasa Indonesia SMP KK F
51
Parabel adalah suatu dongeng yang menggunakan perumpamaan yang menggunakan kiasan kiasan yang bertujuan untuk mendidik
pembacanya. Contohnya sepasang selot kulit. Dongeng orang pandir adalah dongeng yang bersifat jenaka yang
menceritakan tentang pengalaman pengalaman konyol maupun tingkah laku sang tokoh yang cerdik dan jenaka. Contohnya dongeng
Abu Nawas.
b Ciri–Ciri Dongeng
1 Alur yang digunakan sederhana
2 Ceritanya singkat dan bergerak cepat
3 Karakter tokoh tidak diuraikan secara rinci
4 Ceritanya disampaikan dari mulut ke mulut atau secara lisan
5 Pesan atau tema terkadang dituliskan dalam cerita
6 Umumnya, pendahuluannya sangat singkat dan langsung.
Diunduh dari http:pengertianedefinisi.compengertian-dongeng-ciri-ciri-dan- jenis-dongeng
c Unsur-Unsur Instrinsik dongeng
1 Tema
Tema merupakan inti persoalan yang menjadi dasar dalam sebuah cerita. Oleh karenanya, agar bisa mendapatkan tema dalam sebuah cerita,
pembaca tentunya harus membaca cerita tersebut hingga selesai. Tema pada cerita rakyat akan dikaitkan dengan pengalaman kehidupan.
Biasanya tema cerita rakyat mengandung elemen alam, kejadian sejarah, kesaktian, dewa, misteri, hewan, dan lain-lain.
2
Latar atau setting pada dongeng cerita rakyat Latar adalah informasi mengenai waktu, suasana, dan juga lokasi dimana
cerita itu berlangsung. a Latar Lokasi atau Tempat
b Latar lokasi adalah informasi pada cerita yang menjelaskan tempat
cerita itu berlangsung. Sebagai Contoh latar lokasi cerita adalah di kerajaan, di desa, di hutan, di pantai, di kahyangan dan kain-lain.
c Latar Waktu
Kegiatan Pembelajaran 2
52
d Latar waktu merupakan saat terjadinya peristiwa dalam dongeng, sebagai contoh pagi hari, pada jaman dahulu kala, malam hari, tahun
sekian, saat matahari terbenam dll. e Latar Suasana
f Latar suasana adalah informasi yang menyebutkan suasana pada kejadian dalam dongeng berlangsung. Sebagai contoh latar suasana
adalah rakyat hidup damai dan sejahtera, masyarakat hidup dalam ketakutan karena raja yang kejam, hutan menjadi ramai setelah
purbasari hidup disana, dan lain-lain.
3 Tokoh Tokoh merupakan pemeran pada sebuah cerita rakyat. Tokoh pada
cerita rakyat dapat berupa hewan, tumbuhan, manusia, para dewa, dan lain-lain.
Menurut sifatnya penokohan dibagi tiga yaitu: a
Tokoh utama umumnya protagonis adalah tokoh yang menjadi sentral pada cerita. Tokoh ini berperan pada sebagian besar
rangkaian cerita, mulai dari awal sampai akhir cerita. Pada umumnya, tokoh utama ditampilkan sebagai tokoh tokoh yang
memiliki sifat baik. Tetapi tidak jarang ditemukan tokoh utama diceritakan lucu, unik atau jahat sekalipun.
b Tokoh lawan umumnya antagonis. antagonis secara pengertian
merupakan tokoh yang selalu berlawanan dengan tokoh protagonis. Pada umunya, tokoh antagonis ditampilkan sebagai tokoh ”hitam”,
yaitu tokoh yang bersifat jahat.
c Tokoh pendamping tritagonis. Tritagonis merupakan tokoh
pendukung. Menurut cara menampilkan wataknya penokohan dibagi dua yaitu :
a Secara langsung yaitu watak tokoh bisa dikenali pembaca karena
telah dijelaskan oleh pengarang b
Seara tidak langsung yaitu watak tokoh bisa dikenali pembaca dengan membuat kesimpulan sendiri dari dialog, latar suasana,
tingkah laku, penampilan, lingkungan hidup, dan pelaku lain
Bahasa Indonesia SMP KK F
53
4 Alur Merupakan runtutan kejadian pada sebuah cerita rakyat. Biasanya
cerita rakyat meliputi lima rangkaian peristiwa yaitu saat pengenalan pembukaan , saat pengembangan, saat pertentangan konflik, saat
peleraian rekonsiliasi, dan tahap terakhir adalah saat penyelesaian. Secara umum alur dibagi menjadi tiga jenis yaitu: a alur maju, b alur
mundur, dan c alur campuran.
5 Sudut pandang Sudut pandang merupakan bagaimana cara penulis menempatkan
dirinya dalam sebuah cerita, atau dengan kata lain dari sudut mana penulis memandang cerita tersebut. Sudut pandangan memiliki
pernanan yang sangat penting terhadap kualitas dari sebuah cerita. Sudut pandang secara umum dibagi dua yaitu
a
Sudut pandang orang pertama : penulis berperan sebagai orang pertama yang bisa menjadi tokoh utama maupun tokoh tambahan
pada cerita
b Sudut pandang orang ketiga : Penulis berada di luar cerita serta
tidak terlibat secara langsung pada cerita. Penulis menjelaskan para tokoh didalam cerita dengan menyebut nama tokoh atau kata
orang ketiga yaitu “dia, mereka”.
6 Amanat atau pesan moral Merupakan nilai-nilai yang terkandung didalam cerita dan ingin
disampaikan agar pembaca mendapatkan pelajaran dari cerita tersebut.
7 Majas gaya bahasa
d Unsur-Unsur Ekstrinsik dalam Cerita Rakyat dogeng
Unsur ekstrinsik merupakan semua faktor luar yang mempengaruhi penciptaan sebuah tulisan ataupun karya sastra. Bisa dikatakan unsur ektrinsik adalah milik
subjektif seorang penulis yang dapat berupa agama, budaya, kondisi sosial, motivasi, yang mendorong sebuah karya sastra tercipta.
Unsur-unsur ekstrinsik pada cerita rakyat biasanya meliputi: 1
Budaya serta nilai-nilai yang dianut. 2
Tingkat pendidikan