On the Job Learning On 1 Mengkaji Materi

Bahasa Indonesia SMP KK F 13 dan drama. Setelah proses pengenalan akan timbul keinginan untuk mengetahui lebih lanjut tentang karya tersebut. Pemahaman, kadang apresiator mudah untuk memahami kadang pula sulit. Jika hal ini terjadi perlu ditempuh upaya untuk mencapainya. Umpamanya dalam memahami puisi terlebih dahulu dicari penjelasan kata-kata sulit, membubuhkan tanda penghubung, membubuhkan tanda baca. Dengan demikian, pemahaman akan tercapai. Proses penghayatan, dapat dilihat dari indikator yang dialami pembaca atau penonton apresiator. Umpamanya saat kita membaca novel Tenggelamnya Kapal van Der Wijck memuat percintaan dua anak manusia yang tidak kesampaian, begitu kita membaca surat terakhir Hayati yang mengiba - iba dia menulis .”selamat tinggal Zainuddin, dan biarlah penutup surat ini kuambil perkataan yang paling enak kuucapkan di mulutku dan agaknya entah dengan itu kututup hayatku di samping menyebut kalimat syahadat, yaitu: Aku cinta akan engkau, dan kalau kumati , adalah kematianku di dalam mengenangkan engkau”.... Ketika kita membaca lalu merenung, kemungkinan timbul perasaan sedih, gundah, dan iba, yang seakan-akan diri kitalah yang berlakon dalam surat itu. Di sisi lain, kita menyaksikan tayangan Trans TV acara Ekstravaganza, tanpa sadar kita terpingkal-pingkal tertawa karena kelucuan tokoh-tokohnya, menyaksikan banyolan di layar tancap, parodi yang digelar oleh anak-anak teater. Apabila kita merasakan sedih, gembira, atau apa saja karena rangsangan bacaan atau tontonan tersebut seolah-olah kita mendengar, melihat sesuatu. Hal ini terjadi, berarti kita sebagai apresiator sudah terlibat dengan karya yang sedang diapresiasinya itu. Proses penikmatan, timbul karena merasa berhasil dalam menerima pengalaman orang lain, yaitu bertambah pengalaman sehingga dapat menghadapi kehidupan dengan lebih baik; menikmati sesuatu dengan sesuatu itu sendiri, yaitu kenikmatan estetis. Indikator wilayah penikmatan, kita dapat bertanya kepada diri sendiri: Sudahkah saya menemukan pengalaman pengarang? Jika jawabnya ya, coba kita gambarkan bagaimana proses penemuan itu. Mungkin Anda tersentuh dengan latar Kegiatan Pembelajaran 1 14 suatu cerita, umpamanya roman ateis Anda sudah mengenal Bandung merasa nikmat ketika pengarang melukiskan bagaimana indahnya kota Bandung pada masa itu dengan delman, gadis-gadis yang berkebaya dan berpayung, serta latar yang sejuk dan rimbun dengan pepohonan. Selain rasa kagum, Anda merasa terlepas dari beban, merasa ada teman, karena nilai-nilai yang ditemukan sebagai penikmatan tersebut. Penerapan, penerapan merupakan wujud perubahan sikap yang timbul sebagai temuan nilai. Apresiator yang telah menemukanmerasakan kenikmatan, memanfaatkan temuan tersebut dalam wujud nyata perubahan sikap dalam dunia nyata, perubahan sikap dalam kehidupan. Apresiator mendapat manfaat langsung dari bacaan tersebut. Contoh Atheis, menemukan betapa goyahnya seorang pemeluk agama yang tidak disertai penguasaan ilmu. Dari temuan ini, pembaca menemukan manfaat bagi dirinya. Ia berusaha melengkapi agamanya dengan ilmu. Terjadi proses pengenalan, pemahaman, penghayatan, dan setelah itu penerapan . Rusyana, menyebutnya dengan istilah tingkat-tingkat apresiasi, sementara Sumarjo 1986 menyebut dengan langkah-langkah apresiasi. Langkah-langkah dan tingkat apresiasi itu antara lain. a. Tingkat pertama terjadi apabila seseorang mengalami pengalaman yang ada dalam sebuah karya. Ia terlibat secara intelektual, emosional, imajinatif dengan karya sastra. b. Tingkat kedua terjadi apabila daya intelektual pembaca bekerja lebih giat. Tingkat ketiga terjadi, apabila pembaca telah mampu menemukan ada tidaknya hubungan antara karya yang dibacanya dengan kehidupan. Menurut S. Efendi 1978: 12 yang dimaksud dengan apresiasi sastra adalah kegiatan menggauli cipta sastra secara sungguh-sungguh sehingga muncul penghargaan terhadap cipta sastra sekaligus memperoleh nilai-nilai dari karya sastra tersebut. Dengan pengertian ini, diharapkan setelah melakukan kegiatan apresiasi, seorang apresiator atau pembaca sastra dapat menghargai dan menerima kehadiran sebuah karya sastra sebagai sesuatu yang indah, menarik, berguna, dan bermanfaat.