dejarfa.com Modul B Indonesia KK C

(1)

(2)

BAHASA INDONESIA

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER

DAN PENGEMBANGAN SOAL

KELOMPOK KOMPETENSI C

PEDAGOGIK

:

PENGEMBANGAN KURIKULUM

Penulis:

Drs. Mudini (bangdinik@gmail.com) Waridin M.Pd.

Mulyanis (mulyanis_alizar@yahoo.com)

Penelaah:

Dr. Hj. Yeti Mulyati, M.Pd.

PROFESIONAL

:

KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA KETERAMPILAN

BERBAHASA INDONESIA

Penulis:

Drs. Mudini (bangdinik@gmail.com) Mulyanis (mulyanis_alizar@yahoo.com)

Penelaah :

Blewuk Setyo Nugroho, M.Pd. (Bsetyo.nugroho@yahoo.com) Dr. Hj. Yeti Mulyati, M.Pd. (yetymulya@yahoo.com)

Desain Grafis dan Ilustrasi:

Tim Desain Grafis

Copyright © 2017

Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


(3)

Kata Sambutan

Peran guru profesional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci keberhasilan belajar siswa. Guru profesional adalah guru yang kompeten membangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan pendidikan yang berkualitas dan berkarakter prima. Hal tersebut menjadikan guru sebagai komponen yang menjadi fokus perhatian Pemerintah maupun pemerintah daerah dalam peningkatan mutu pendidikan terutama menyangkut kompetensi guru.

Pengembangan profesionalitas guru melalui Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan merupakan upaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependikan dalam upaya peningkatan kompetensi guru. Sejalan dengan hal tersebut, pemetaan kompetensi guru telah dilakukan melalui Uji Kompetensi Guru (UKG) untuk kompetensi pedagogik dan profesional pada akhir tahun 2015. Peta profil hasil UKG menunjukkan kekuatan dan kelemahan kompetensi guru dalam penguasaan pengetahuan pedagogik dan profesional. Peta kompetensi guru tersebut dikelompokkan menjadi 10 (sepuluh) kelompok kompetensi. Tindak lanjut pelaksanaan UKG diwujudkan dalam bentuk pelatihan guru paska UKG pada tahun 2016 dan akan dilanjutkan pada tahun 2017 ini dengan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kompetensi guru sebagai agen perubahan dan sumber belajar utama bagi peserta didik. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru dilaksanakan melalui tiga moda, yaitu: 1) Moda Tatap Muka, 2) Moda Daring Murni (online), dan 3) Moda Daring Kombinasi (kombinasi antara tatap

muka dengan daring).

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK), Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kelautan Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LP3TK KPTK) dan Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LP2KS) merupakan Unit Pelaksanana Teknis di lingkungan Direktorat Jenderal


(4)

Guru dan Tenaga Kependidikan yang bertanggung jawab dalam mengembangkan perangkat dan melaksanakan peningkatan kompetensi guru sesuai bidangnya. Adapun perangkat pembelajaran yang dikembangkan tersebut adalah modul Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru moda tatap muka dan moda daring untuk semua mata pelajaran dan kelompok kompetensi. Dengan modul ini diharapkan program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan memberikan sumbangan yang sangat besar dalam peningkatan kualitas kompetensi guru.

Mari kita sukseskan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ini untuk mewujudkan Guru Mulia Karena Karya.

Jakarta, April 2017 Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan,

Sumarna Surapranata, Ph.D. NIP. 195908011985031002


(5)

Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas selesainya Modul Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru jenjang Sekolah Menengah Pertama mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Seni Budaya, serta Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Modul ini merupakan dokumen wajib untuk Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.

Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru merupakan tindak lanjut dari hasil Uji Kompetensi Guru (UKG) 2015 dan bertujuan meningkatkan kompetensi guru dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya.

Sebagai salah satu upaya untuk mendukung keberhasilan suatu program diklat, Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar pada tahun 2017 melaksanakan review, revisi, dan mengembangkan modul paska UKG 2015 yang telah terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dan Penilaian Berbasis Kelas, serta berisi materi pedagogik dan profesional yang akan dipelajari oleh peserta selama mengikuti Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.

Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru jenjang Sekolah Menengah Pertama ini diharapkan dapat menjadi bahan bacaan wajib bagi para peserta diklat untuk dapat meningkatkan pemahaman tentang kompetensi pedagogik dan profesional terkait dengan tugas pokok dan fungsinya.


(6)

Terima kasih dan penghargaan yang tinggi disampaikan kepada para pimpinan PPPPTK IPA, PPPPTK PKn/IPS, PPPPTK Bahasa, PPPPTK Matematika, PPPPTK Penjas-BK, dan PPPPTK Seni Budaya yang telah mengijinkan stafnya dalam menyelesaikan modul Pendidikan Dasar jenjang Sekolah Menengah Pertama ini. Tidak lupa saya juga sampaikan terima kasih kepada para widyaiswara, Pengembang Teknologi PePEHODMDUDn (PTP), dosen perguruan tinggi, dan guru-guru hebat yang terlibat di dalam penyusunan modul ini.

Semoga Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ini dapat meningkatkan kompetensi guru sehingga mampu meningkatkan prestasi pendidikan anak didik kita.

Jakarta, April 2017 Direktur Pembinaan Guru Pendidikan Dasar

Poppy Dewi Puspitawati NIP. 196305211988032001


(7)

(8)

BAHASA INDONESIA

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER

KELOMPOK KOMPETENSI C

PEDAGOGIK

:

PENGEMBANGAN KURIKULUM

Penulis:

Drs. Mudini (bangdinik@gmail.com) Waridin M.Pd.

Mulyanis (mulyanis_alizar@yahoo.com)

Penelaah:

Dr. Hj. Yeti Mulyati, M.Pd.

Desain Grafis dan Ilustrasi:

TIM Desain Grafis

Copyright © 2017

Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan.


(9)

Daftar Isi

Hal.

Kata Sambutan... iii

Kata Pengantar ... v

Daftar Isi ... ix

Daftar Gambar ... x

Daftar Tabel... x

Pendahuluan ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan ... 1

C. Peta Kompetensi ... 3

D. Ruang Lingkup ... 4

E. Cara penggunaan modul ... 4

Kegiatan Pembelajaran Pengembangan Kurikulum, Silabus, dan RPP ... 13

A. Tujuan ... 13

B. Kompetensi Pedagogik ... 13

C. Uraian Materi ... 14

D. Aktivitas Pembelajaran ... 36

E. Latihan/Kasus/Tugas ... 38

F. Rangkuman ... 39

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 41


(10)

Kunci Jawaban Latihan/Kasus/Tugas ... 43

Evaluasi ... 49

Penutup ... 55

Daftar Pustaka ... 57

Glosarium ... 61

 

Daftar Gambar

Hal. Gambar 1. Alur Model Pembelajaran Tatap Muka ... 5

Gambar 2. Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh ... 6

Gambar 3. Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In ... 8

Gambar 4. Fungsi Kurikulum ... 16

Gambar 5. Tiga Peran Utama Kurikulum ... 17

Gambar 6. Langkah-langkah Perumusan Tujuan dan Indikator Pembelajaran ... 24

Daftar Tabel

Hal. Tabel 1. Kompetensi Pedagogik ... 3


(11)

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Peningkatan mutu pendidikan akan berhasil dengan baik apabila ditunjang oleh mutu guru yang baik. Peran guru sangat dibutuhkan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, kehadiran guru profesional akan mampu memberikan “kesejahteraan pedagogik” kepada setiap peserta didik yang akan meningkatkan kecerdasan bangsa yang selanjutnya akan bermuara pada kesejahteraan umum. Tidaklah berlebihan kalau dikatakan bahwa masa depan masyarakat, bangsa, dan negara di dunia ini termasuk di Indonesia sebagian besar ditentukan oleh peran guru.

Salah satu upaya yang perlu dilakukan oleh para pendidik untuk menjadikan dirinya sebagai pendidik yang profesional adalah selalu meningkatkan kompetensinya, baik kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, maupun sosial. Hal ini mengacu kepada peraturan perundangan yang berlaku, yaitu: Peraturan Pemerintah (PP) nomor 74 tahun 2008 tentang Guru yang menyatakan bahwa pengembangan dan peningkatan kompetensi bagi Guru dilakukan dalam rangka memenuhi kualifikasi dan menjaga agar kompetensi keprofesiannya tetap sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya dan/atau olah raga.

Masyarakat dan pemerintah khususnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan seluruh jajarannya memikul kewajiban untuk mewujudkan kondisi yang memungkinkan guru melaksanakan pekerjaan/jabatannya secara profesional. Oleh karena itu, sebagai aktualisasi tugas guru sebagai tenaga professional, sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dan Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, pemerintah (Kemendikbud) akan memfasilitasi guru untuk dapat mengembangkan keprofesiannya secara


(12)

berkelanjutan melalui program Pendidikan dan Pelatihan Pasca-Uji Kompetensi Guru (Diklat Pasca-UKG).

Program pendidikan dan pelatihan (Diklat) merupakan bagian penting dari pengembangan profesi pendidik dan tenaga kependidikan. Pelaksanaan Diklat juga tidak lepas dari tujuan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan mata pelajaran/ tugas yang diampunya. Modul ini berisi materi pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Pertama (SMP), yang telah disusun sesuai dengan Standar Kompetensi Guru yang diturunkan dari Permendikbud No 16 Tahun 2007. Modul ini dilengkapi dengan aktivitas pembelajaran yang terintegrasi dengan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Penguatan Pendidikan Karakter akan menjadi watak, budi pekerti, yang menjadi ruh dalam dunia pendidikan. Pengintegrasian Penguatan Pendidikan Karakter dalam modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ini dikembangkan dengan mengintegrasikan lima nilai utama yaitu; religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas. Kelima nilai utama tersebut terintegrasi dalam kegiatan-kegiatan pembelajaran yang terdapat dalam modul. Pendidikan karakter sudah menjadi sebuah gerakan pendidikan di sekolah untuk memperkuat karakter siswa melalui harmonisasi olah hati, olah rasa (estetik), olah pikir (literasi), dan olah raga (kinestetik). Implementasi Gerakan PPK ini dapat berbasis kelas, berbasis budaya sekolah, dan berbasis masyarakat (keluarga dan komunitas). Modul ini juga dilengkapi dengan latihan yang berisi masalah dan kasus pembelajaran untuk mengukur pemahaman dan melatih keterampilan peserta.

Penyusunan modul ini bertujuan untuk memberikan referensi kepada para guru sekolah menengah pertama agar dapat menguasai kompetensi profesional terkait dengan bahasa Indonesia yang terdiri atas pemahaman, sikap, dan keterampilan terhadap: (1) Prinsip berbahasa keterampilan (berbicara, membaca, dan menulis), (2) kaidah bahasa Indonesia, dan (3) hubungan makna. Kompetensi tersebut merupakan standar minimal yang harus dikuasai oleh guru SMP agar memiliki keterampilan berbahasa dan kaidah bahasa Indonesia yang akan mendukung keberhasilan menjalankan tugas pokoknya dalam pembelajaran di dalam maupun di luar kelas.


(13)

B. Tujuan

Tujuan penyusunan Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi guru Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Pedagogik adalah agar Bapak/Ibu dapat memahami isi kurikulum dan silabus dengan baik dan dapat mengembangkannya ke dalam rencana pelaksanaan pembelajaran secara tepat dengan mengintegrasikan nilai-nilai penguatan pendidikan karakter.

C. Peta Kompetensi

Kompetensi yang akan dicapai atau ditingkatkan melalui modul ini mengacu pada Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007.

Tabel 1. Kompetensi Pedagogik

KOMPETENSI INTI (KI)

KOMPETENSI GURU MAPEL

(KG) MATERI

Meningkatkan kemampuan dalam memahami pengembangan kurikulum dalam pembelajaran bahasa.

3.1 Memahami prinsip-prinsip pengembangan kurikulum.

Pengembangan Kurikulum, Silabus, dan RPP

3.2 Menentukan tujuan pembelajaran yang diampu. 3.4 Memilih materi

pembelajaran yang diampu yang terkait dengan

pengalaman belajar dan tujuan pembelajaran. 3.6 Mengembangkan indikator dan instrumen penilaian.

4.1 Memahami prinsip-prinsip perancangan pembelajaran yang mendidik.

4.2 Mengembangkan komponen-komponen rancangan pembelajaran.


(14)

KOMPETENSI INTI (KI)

KOMPETENSI GURU MAPEL

(KG) MATERI

4.3 Menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap, baik untuk kegiatan di dalam kelas, laboratorium, maupun lapangan. 21.1 Memahami stBapak/Ibur kompetensi mata pelajaran yang diampu

21.2 Memahami

kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu 21.3 Memahami tujuan pembelajaran yang diampu

D. Ruang Lingkup

Ruang lingkup modul ini mencakup pengembangan kurikulum, silabus, dan RPP. Ada pun sistematikanya meliputi tujuan, indikator pencapaian kompetensi, uraian materi, aktivitas pembelajaran, latihan /tugas/kasus, rangkuman, umpan balik dan tindak lanjut, dan pembahasan latihan/tugas/kasus. Sebagai bahan penilaian Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guru Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi C ini disajikan bahan evaluasi berupa soal pilihan ganda dan uraian. Bagian akhir modul ini terdapat penutup, daftar pustaka, dan glosarium.

E. Cara penggunaan modul

Secara umum, cara penggunaan modul pada setiap kegiatan pembelajaran disesuaikan dengan skenario setiap penyajian mata diklat. Modul ini dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran guru, baik untuk moda tatap muka


(15)

penuh maupun tatap muka In-On-In. Alur model pembelajaran secara umum

dapat dilihat pada bagan di bawah.

 

 

Gambar 1. Alur Model Pembelajaran Tatap Muka 1. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka Penuh

Kegiatan pembelajaran diklat tatap muka penuh adalah kegiatan fasilitasi peningkatan kompetensi guru melalui model tatap muka penuh yang dilaksanakan oleh unit pelaksana teknis di lingkungan Ditjen GTK maupun lembaga diklat lainnya. Kegiatan tatap muka penuh ini dilaksanan secara terstruktur pada suatu waktu yang dipandu oleh fasilitator.

Tatap muka penuh dilaksanakan menggunakan alur pembelajaran yang dapat dilihat pada alur di bawah ini.


(16)

 

Gambar 2. Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh

Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model tatap muka penuh dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Pendahuluan

Pada kegiatan pendahuluan fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat untuk mempelajari :

 latar belakang yang memuat gambaran materi

 tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi

 kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul

 ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran

 langkah-langkah penggunaan modul b. Pengkajian Materi

Pada kegiatan mengkaji materi Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guru Bahasa Indonesia Jenjang SMP, Kelompok Kompetensi Profesional C “Kajian Materi Kedudukan dan Fungsi bahasa Indonesia serta Keterampilan Berbahsa Indonesia”, fasilitator memberi kesempatan kepada peserta untuk mempelajari materi yang terdapat pada modul yang diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar. Guru sebagai peserta dapat


(17)

mempelajari materi baik secara individual maupun berkelompok dan dapat mengonfirmasikan permasalahan kepada fasilitator.

c. Melakukan Aktivitas Pembelajaran

Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh fasilitator. Peserta secara langsung berinteraksi di kelas pelatihan bersama dengan fasilitator dan peserta lainnya, baik dalam diskusi tentang materi, praktik, mengerjakan latihan ataupun pemecahan suatu kasus.

Lembar kerja pada pembelajaran tatap muka penuh berupa pertanyaan atau tugas untuk mengukur pemahaman dan penguasaan materi-materi yang ada pada uraian materi.

Pada aktivitas pembelajaran peserta secara aktif menggali, mengumpulkan, dan mengolah informasi sehingga peserta dapat membuat kesimpulan tentang apa yang dipelajari.

d. Presentasi dan Konfirmasi

Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi hasil kegiatan, sedangkan fasilitator melakukan konfirmasi terhadap materi dan dibahas bersama. Pada bagian ini juga peserta dan penyaji me-review materi berdasarkan seluruh

kegiatan pembelajaran. e. Persiapan Tes Akhir

Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan bahwa tes akhir akan dilakukan diikuti oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak. tes akhir. 2. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka In-On-In

Kegiatan diklat tatap muka dengan model In-On-In adalah kegiatan fasilitasi

peningkatan kompetensi guru menggunakan tiga kegiatan utama, yaitu In Service Learning 1 (In-1), on the job learning (On), dan In Service Learning 2 (In

-2). Secara umum, kegiatan pembelajaran diklat tatap muka In-On-In tergambar


(18)

Gambar 3. Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In

Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model In-On-In adalah dapat dijelaskan

sebagai berikut, a. Pendahuluan

Pada kegiatan pendahuluan disampaikan bertepatan pada saat pelaksanaan In service learning 1 fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat untuk

mempelajari hal-hal sebagai berikut:

 latar belakang yang memuat gambaran materi

 tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi

 kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul.

 ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran


(19)

b. In Service Learning 1 (In-1) 1) Mengkaji Materi

Pada kegiatan mengkaji materi Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru Bahasa Indonesia Jenjang SMP, Kelompok Kompetensi Profesional C “Kajian Materi Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia serta Keterampilan Berbahsa Indonesia”, fasilitator memberi kesempatan kepada peserta untuk mempelajari materi yang terdapat pada modul. Modul diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar. Guru sebagai peserta dapat mempelajari materi baik secara individual maupun berkelompok dan dapat mengonfirmasikan permasalahan kepada fasilitator.

2) Melakukan aktivitas pembelajaran

Pada kegiatan pembelajaran ini peserta dapat melakukannya dengan mengikuti kegiatan pembelajaran sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan dapat menggunakan metode berpikir reflektif, diskusi, brainstorming, simulasi, maupun studi

kasus. Hal itu dapat dilakukan melalui Lembar Kerja (LK) yang telah disusun sesuai dengan kegiatan pada In1.

Pada aktivitas pembelajaran materi ini peserta secara aktif menggali, mengumpulkan, dan mengolah informasi, serta mempersiapkan rencana pembelajaran pada on the job learning.

c. On the Job Learning (On) 1) Mengkaji Materi 2) Mengkaji Materi

Pada kegiatan mengkaji materi Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guru Bahasa Indonesia Jenjang SMP, Kelompok Kompetensi Pedagogik C “Pengembangan Kurikulum”, guru sebagai peserta akan mempelajari materi yang telah diuraikan pada in service learning 1 (In1). Guru sebagai peserta dapat membuka dan mempelajari

kembali materi sebagai bahan dalam mengerjakan tugas-tugas yang ditagihkan. kepada peserta.


(20)

(21)

3) Melakukan Aktivitas Pembelajaran

Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran di sekolah maupun di kelompok kerja berbasis pada rencana yang telah disusun pada In1 dan sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera

pada modul. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan/metode praktik, eksperimen, sosialisasi, implementasi, peer discussion yang secara langsung dilakukan di

sekolah maupun kelompok kerja melalui tagihan berupa LK yang telah disusun sesuai dengan kegiatan pada On.

Pada aktivitas pembelajaran materi pada On, peserta secara aktif

menggali informasi, mengumpulkan dan mengolah data dengan melakukan pekerjaan dan menyelesaikan tagihan pada On the job learning.

d. In Service Learning 2 (In-2)

Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi produk-produk tagihan On yang

akan dikonfirmasi oleh fasilitator dan dibahas bersama. pada bagian ini juga peserta dan penyaji me-review materi berdasarkan seluruh kegiatan

pembelajaran.

e. Persiapan Tes Akhir

Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes akhir.

3. Lembar Kerja (LK)

Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guru Bahasa Indonesia jenjang SMP kelompok komptetansi pedagogik C teridiri atas beberapa kegiatan pembelajaran yang di dalamnya terdapat aktivitas-aktivitas pembelajaran sebagai pendalaman dan penguatan pemahaman materi yang telah dipelajari.

Modul ini mempersiapkan LK yang akan dikerjakan oleh peserta, LK tersebut dapat terlihat pada tabel berikut.


(22)

Tabel 2. Daftar Lembar Kerja Modul

No Kode LK Nama LK Keterangan 1 LK – 5. 1 Diskusi kelompok tentang konsep

pengembangan kurikulum TM, IN-2 2 LK – 5. 2 Diskusi kelompok tentang menyusun

RPP TM, IN-2

Keterangan.

TM : Digunakan pada Tatap Muka Penuh

In-1 : Digunakan pada In service learning 1 On : Digunakan pada on the job learning In-2 : Digunakan pada In service learning 2  


(23)

Kegiatan Pembelajaran

Pengembangan Kurikulum, Silabus, dan RPP

A. Tujuan

Dengan mempelajari materi pada modul ini, Bapak/Ibu dapat memahami pengembangan kurikulum, pengembangan RPP, dan rancangan pembelajarannya sesuai dengan KD dan model yang benar.

B. Kompetensi Pedagogik

KOMPETENSI INTI

(KI) KOMPETENSI GURU MAPEL(KG) MATERI Meningkatkan kemampuan dalam memahami pengembangan kurikulum dalam pembelajaran bahasa.

3.1 Memahami prinsip-prinsip

pengembangan kurikulum. Pengembangan Kurikulum, Silabus, dan RPP

3.2 Menentukan tujuan pembelajaran yang diampu. 3.4 Memilih materi

pembelajaran yang diampu yang terkait dengan

pengalaman belajar dan tujuan pembelajaran.

3.6 Mengembangkan indikator dan instrumen penilaian. 4.1 Memahami prinsip-prinsip perancangan pembelajaran yang mendidik.

4.2 Mengembangkan komponen-komponen rancangan pembelajaran. 4.3 Menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap, baik untuk kegiatan di dalam kelas, laboratorium, maupun lapangan.


(24)

KOMPETENSI INTI

(KI) KOMPETENSI GURU MAPEL(KG) MATERI

21.1 memahami standar kompetensi mata pelajaran yang diampu

21.2 memahami kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu

21.3 memahami tujuan pembelajaran yang diampu

C. Uraian Materi

1. Kurikulum

a. Pengertian Kurikulum

Dalam kehidupan sehari-hari kurikulum lebih sering diartikan sebagai rencana pendidikan ataupun rencana pelajaran. Dalam hal ini kurikulum identik dengan program pendidikan untuk membelajarkan siswa. Selanjutnya, kurikulum dianggap suatu rencana pendidikan, yang memberikan pedoman tentang jenis, lingkup, urutan isi, serta proses pendidikan. Dengan program itu para siswa melakukan berbagai kegiatan belajar sehingga terjadi perubahan dan perkembangan tingkah laku pada dirinya. Kurikulum sebagai rencana pembelajaran juga diartikan sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Selain itu, menurut undang-undang no. 20 tahun 2003, kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

b. Fungsi Kurikulum

Terkait dengan fungsinya, kurikulum tidak terlepas dari fungsi-fungsi berikut. 1) Fungsi penyesuaian


(25)

Kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu mengarahkan peserta didik agar memilki sifat untuk mampu menyesuaikan dengan llingkungannya, baik lingkungan fisik maupun sosial.

2) Fungsi pengintegrasian

Kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu menghasilkan pribadi-pribadi yang utuh, dalam hal ini orientasi dan fungsi kurikulum adalah mendidik peserta didik agar memilki pribadi yang integral. Siswa pada dasarnya merupakan anggota dan bagian integral dari masyarakat. 3) Fungsi perbedaan

Kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu memberikan pelayanan terhadap perbedaan individu peserta didik.

4) Fungsi persiapan

Kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu mempersiapkan peserta didik agar mampu melanjutkan studi lebih lanjut untuk suatu jangkauan yang lebih jauh, baik dalam mrmasuki pendidikan yang lebih tinggi ataupun dalam memasuki kehidupan dalam masyarakat.

5) Fungsi pemilihan

Kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu memberikan kesempatan kepada peserta didik dalam memilih program-program belajar sesuai dengan kemampuan dan minatnya.

6) Fungsi diagnostik

Kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu membantu dan mengarahkan peserta didik untuk dapat memahami kemampuan dan potensi yang ada dalam dirinya.


(26)

Gambar 4. Fungsi Kurikulum  

c. Peranan Kurikulum

Kurikulum sebagai program pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam penyelenggaraan kegiatan pendidikan. Terdapat tiga jenis peranan, yaitu peranan konservatif, peranan kreatif, peranan kritis dan evaluatif.

1) Peranan konservatif

Peranan konservatif menekankan bahwa kurikulum dapat dijadikan sebagai sarana untuk mentransmisikan nilai-nilai warisan budaya masa lalu yang dianggap masih relevan dengan masa kini kepada anak didik sebagai generasi penerus.

2) Peranan kreatif

Perkembangan ilmu pengetahuan dan aspek-aspek lainnya senantiasa terjadi setiap saat. Kurikulum melakukan kegiatan-kegiatan kreatif dan konstruktif, dalam arti menekankan bahwa kurikulum harus mampu

Penyesuaian

Pengintegrasian

Perbedaan

Persiapan Pemilihan

Diagnostik

Fungsi Kurikulum


(27)

mengembangkan sesuatu yang baru. Kurikulum harus dapat membantu setiap peserta didik dalam mengembangakan potensi dirinya.

3) Peranan kritis dan evaluatif

Peranan ini dilatarbelakangi oleh adanya kenyataan bahwa nilai-nilai dan budaya yang hidup dalam masyarakat senantiasa mengalami perubahan, sehingga pewarisan nilai-nilai dan budaya masa lalu kepada peserta didik perlu disesuaikan kondisi yang ada di masa sekarang.

Gambar 5.Tiga Peran Utama Kurikulum d. Landasan dan Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum

1) Landasan Pengembangan Kurikulum

Kurikulum merupakan inti dari bidang pendidikan dan memiliki pengaruh terhadap seluruh kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya kurikulum dalam pendidikan dan kehidupan manusia, maka penyusunan kurikulum tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Penyusunan kurikulum membutuhkan landasan-landasan yang kuat, yang didasarkan pada hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam. Penyusunan kurikulum yang tidak didasarkan pada landasan yang kuat dapat berakibat fatal terhadap

Peran Kritis dan

Evaluatif

Peran Kreatif


(28)

kegagalan pendidikan itu sendiri. Dengan sendirinya, akan berakibat pula terhadap kegagalan proses pengembangan manusia.

Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan tahap perkembangan peserta didik dan kesesuaiannya dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian, sesuai dengan jenis dan jenjang masing-masing satuan pendidikan. (Bab IX, Ps.37). Pengembangan kurikulum berlandaskan faktor-faktor sebagai berikut:

a) Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya.

b) Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa membedakan agama, suku, budaya dan adat istiadat, serta status sosial ekonomi dan gender.

c) Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

d) Relevan dengan kebutuhan kehidupan. e) Menyeluruh dan berkesinambungan.

f) Belajar sepanjang hayat, diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.

g) Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah. Selain itu pengembangan kurikulum juga harus memperhatikan empat landasan pokok berikut:

a) Landasan Filosofis, yaitu asumsi-asumsi tentang hakikat realitas, hakikat manusia, hakikat pengetahuan, dan hakikat nilai yang menjadi titik tolak dalam mengembangkan kurikulum. Asumsiasumsi filosofis tersebut berimplikasi pada permusan tujuan pendidikan, pengembangan isi atau materi pendidikan, penentuan strategi, serta pada peranan peserta didik dan peranan pendidik.


(29)

b) Landasan psikologis, adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari psikologi yang dijadikan titik tolak dalam mengembangkan kurikulum. Ada dua jenis psikologi yang harus menjadi acuan yaitu psikologi perkembangan dan psikologi belajar. Psikologi perkembangan mempelajari proses dan karaktersitik perkembangan peserta didik sebagai subjek pendidikan, sedangkan psikologi belajar mempelajari tingkah laku peserta didik dalam situasi belajar. Ada tiga jenis teori belajar yang mempunyai pengaruh besar dalam pengembangan kurikulum, yaitu teori belajar kognitif, behavioristik, dan humanistik. c) Landasan sosial budaya, adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari

sosiologi dan antropologi yang dijadikan titik tolak dalam mengembangkan kurikulum. Karakterstik sosial budaya di mana peserta didik hidup berimplikasi pada program pendidikan yang akan dikembangkan.

d) Landasan ilmiah dan teknologi, adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari hasil-hasil riset atau penelitian dan aplikasi dari ilmu pengetahuan yang menjadi titik tolak dalam mengembangkan kurikulum. Pengembangan kurikulum membutuhkan sumbangan dari berbagai kajian ilmiah dan teknologi baik yang bersifat hardware

maupun software sehingga pendidikan yang dilaksanakan dapat

menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pngetahuan dan teknologi.

2) Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum

Adapun prinsip-prinsip pengembangan kurikulum sebagai berikut. a) Ilmiah

Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam kurikulum harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan. Dalam konteks Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, fakta, konsep, prinsip dan prosedur yang termuat dalam silabus harus benar dan sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku umum dalam bidang ilmu tersebut. Penggunaan istilah, notasi atau lambang untuk menunjuk objek tertentu, hendaknya sesuai dengan


(30)

istilah, notasi atau lambang yang umum dan lazim digunakan dalam bahasa dan sastra Indonesia.

b) Konsisten

Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar, indikator, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, serta teknik dan instrumen penilaian. Dengan prinsip konsistensi ini, pemilihan materi pembelajaran, penetapan strategi dan pendekatan dalam kegiatan pembelajaran, penggunaan sumber dan media pembelajaran, serta penetapan teknik dan penyusunan instrumen penilaian semata-mata diarahkan pada pencapaian kompetensi dasar dalam rangka pencapaian stBapak/Ibur kompetensi.

c) Relevan

Pengembangan kurikulum harus memiliki kesesuaian di antara komponen-komponennya, seperti tujuan, bahan, strategi, dan evaluasi. Pengembangan kurikulum juga harus relevan dengan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi, potensi peserta didik, serta tuntutan dan kebutuhan perkembangan masyarakat (relevansi sosilogis). Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran, dan urutan penyajian materi dalam kurikulum juga harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spritual siswa. Prinsip ini mendasari pengembangan kurikulum, baik dalam pemilihan materi pembelajaran, strategi dan pendekatan dalam kegiatan pembelajaran, penetapan waktu, strategi penilaian maupun dalam mempertimbangkan kebutuhan media dan alat pembelajaran.

d) Ketercukupan

Cakupan indikator, materi pelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar. Dengan prinsip ini, maka tuntutan kompetensi harus dapat terpenuhi dengan pengembangan materi pelajaran dan kegiatan pembelajaran yang dikembangkan. Sebagai contoh, jika


(31)

standar kompetensi dan kompetensi dasar menuntut kemampuan menganalisis suatu obyek belajar, maka materi pelajaran, kegiatan pembelajaran, dan teknik serta instrumen penilaian harus secara memadai mendukung kemampuan itu.

Menyeluruh

Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi, baik pengetahuan, sikap, maupun praktik (psikomotor). Prinsip ini

hendaknya dipertimbangkan, baik dalam mengembangkan materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, maupun penilaiannya. Kegiatan pembelajaran dalam silabus perlu dirancang sedemikian rupa sehingga peserta didik memiliki keleluasaan untuk mengembangkan kemampuannya, bukan hanya kemampuan kognitif saja, melainkan juga dapat mempertajam kemampuan afektif dan psikomotoriknya, serta dapat secara optimal melatih kecakapan hidup (lifeskill).

e) Fleksibel

Pengembangan kurikulum harus bersifat luwes dalam pelaksanaannya; memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian dengan perkembangan zaman. Keseluruhan komponen dalam kurikulum juga mengakomodasi keragaman peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan kebutuhan masyarakat.

f) Aktual dan Kontekstual

Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi. Banyak fenomena dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan materi dan dapat mendukung kemudahan dalam menguasai kompetensi perlu dimanfaatkan dalam pengembangan pembelajaran. Di samping itu, penggunaan media dan sumber belajar berbasis teknologi informasi, seperti komputer dan internet


(32)

g) Kontinuitas

Pengembangan kurikulum harus memperhatikan kesinambungan, antara tingkat kelas, antara jenjang pendidikan, maupun kontribusi dengan jenis pekerjaan.

2. Menentukan Tujuan dan Materi Pembelajaran

Kurikulum dapat diibaratkan dengan suatu anatomi, yakni terdiri atas komponen-komponen yang saling berkaitan. Nana Saodih Sukmadinata (1997) membaginya ke dalam empat komponen sebagai sasaran pengembangannya, yakni tujuan, isi atau materi, strategi pembelajaran, serta evaluasi.

a. Hakikat Tujuan Pembelajaran dan Langkah-langkah Pengembangannya Tujuan pembelajaran adalah pencapaian perubahan perilaku pada peserta didik setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar. Dengan kata lain, tujuan pembelajaran merupakan sasaran akhir yang diharapkan guru setelah melaksanakan program pembelajarannya. Selain itu, tujuan pembelajaran dapat didefinisikan sebagai pernyataan deskriptif yang terperinci dan lengkap mengenai kompetensi peserta yang diharapkan setelah mengikuti program pembelajaran tertentu. Tujuan pembelajaran dirumuskan oleh guru dengan berdasarkan kompetensi kompetensi dasar (KD) tertentu. Dengan kata lain, tujuan pembelajaran diturunkan dari KD yang telah tersedia di dalam kurikulum. Sebagaimana yang telah dirumuskan pada bagian terdahulu bahwa tujuan merupakan sasaran akhir yang harus dicapai dalam suatu pembelajaran. Perumusan tujuan penting dilakukan agar suatu pembelajaran dapat berjalan lebih terarah dengan hasil yang benar serta sesuai harapan.

Adapun sasaran ataupun arah dari suatu pembelajaran sudah jelas, yakni kurikulum. Di dalamnya terdapat sejumlah kompetensi dasar (KD) yang harus dikembangkan. Dengan demikian, dasar perumusan tujuan pembelajaran adalah KD. Setiap KD (yang ada di KI-3 dan KI-4) dijabarkan menjadi sebuah rumusan tujuan yang lengkap, jelas, dan spesifik, yakni memenuhi rumus ABCD (audience, behaviour, condition, dan degree).

1) Audience, berarti peserta didik atau siswa yang menjadi subjek


(33)

2) Behavior, berarti perilaku pembelajaran, sebagaimana yang tertuang

di dalam KD.

3) Condition, berarti kondisi pembelajaran yang dapat mengantarkan

siswa mencapai perilaku yang diharapan. Kondisi yang dimaksud, mungkin dengan berdiskusi, mengamati tayangan, membaca buku cerita, dan sejenisnya.

4) Degree, berarti kualifikasi yang diharapkan, yang bisa dinyatakan secara kualitatif maupun kuantitatif, misalnya berupa kata-kata dengan jelas, dengan tepat, dengan terperinci, tiga buah alat praktik membubut, lima bahan pembuat makanan berkalsium.

Tujuan pembelajaran diturunkan dari KD yang ada pada kurikulum. Setiap KD bisa dikembangkan ke dalam 1, 2, atau lebih tujuan pembelajaran. Hal itu bergantung pada kompleksitas dari KD-nya. Semakin kompleks materi pembelajarannya, semakin banyak pula tujuan pembelajaran yang harus kita rumuskan. Tujuan pembelajaran kemudian diturunkan menjadi beberapa indikator, sekurang-kurangnya mencakup dua ranah, yakni ranah kognitif, dan psikomotor dengan kata kerja operasional disesuaikan dengan jenjangnya. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah perumusan tujuan adalah sebagai berikut.

1) Menentukan KD yang akan menjadi fokus pembelajaran.

2) Menurunkan KD menjadi satu atau beberapa rumusan tujuan pembelajaran dengan memperhatikan kelengkapan unsur-unsurnya, yang meliputi rumus ABCD.

3) Menentukan indikator sebagai kriteria ketercapaian tujuan yang meliputi aspek kognitif, dan psikomotor dengan menggunakan kata kerja operasional yang sesuai.


(34)

Gambar 6.Langkah-langkah Perumusan Tujuan dan Indikator Pembelajaran

 

b. Mengidentifikasi Materi Pembelajaran sebagai Fokus Pengalaman Belajar Siswa

Materi pelajaran yang harus dikuasai siswa sangat dipengaruhi oleh tujuan. Misalnya, apabila tujuannya itu adalah siswa dapat membacakan puisi dengan lafal dan intonasi yang baik, maka materi yang perlu dikuasai siswa berkenaan dengan cara membacakan puisi, termasuk pengertian lafal dan intonasi. Namun, di dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), materi pembelajaran dinyatakan dalam bentuk kompetensi dasar yang hendak dicapai dari setiap kegiatan pembelajaran.

Agar pengembangan materi-materi itu relevan dengan tujuan yang diharapkan, perlu diperhatikan kriteria penyeleksian dan pemilihannya seperti berikut.

1) Sahih (Valid)

Materi yang akan dituangkan dalam pembelajaran benar-benar telah teruji kebenaran dan kesahihannya. Pengertian ini juga berkaitan dengan keaktualan materi sehingga materi yang diberikan dalam pembelajaran tidak ketinggalan jaman dan memberikan kontribusi untuk pemahaman ke depan.


(35)

2) Tingkat kepentingan (Significance)

Dalam memilih materi perlu mempertimbangkan pertanyaan berikut: a) Bagaimana intensitas tingkat kepentingan materi tersebut sehingga

harus dipelajari?

b) Apakah penting materi tersebut diajarkan pada siswa?

c) Dimana letak kepentingan materi tersebut dan mengapa penting? d) Dengan demikian, materi yang dipilih untuk diajarkan tentunya

memang yang benar-benar diperlukan oleh siswa. 3) Kebermanfaatan (utility)

Manfaat harus dilihat dari semua sisi, baik secara akademis maupun nonakademis. Bermanfaat secara akademis artinya guru harus yakin bahwa materi yang diajarkan dapat memberikan dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan yang akan dikembangkan lebih lanjut pada jenjang pendidikan berikutnya. Bermanfaat secara nonakademis maksudnya bahwa materi yang diajarkan dapat mengembangkan kecakapan hidup (life skills) dan sikap yang dibutuhkan dalam kehidupan

sehari-hari

4) Layak dipelajari (learnability)

Materinya memungkinkan untuk dipelajari, baik dari aspek tingkat kesulitannya (tidak terlalu mudah, atau tidak terlalu sulit), maupun aspek kelayakannya terhadap pemanfaatan bahan ajar dan kondisi setempat. 5) Menarik minat (interest)

Materi yang dipilih hendaknya menarik minat dan dapat memotivasi siswa untuk mempelajarinya lebih lanjut. Setiap materi yang diberikan kepada siswa harus mampu menumbuhkembangkan rasa ingin tahu sehingga memunculkan dorongan untuk mengembangkan sendiri kemampuan mereka.

Hal lain yang harus dipertimbangkan di dalam mengembangkan materi-materi itu adalah pola atau susunannya. Terdapat beberapa pola pengembangan materi pelajaran yang dapat dipilih guru, yakni sebagai berikut.


(36)

a) Pola kronologis, susunan materi pembelajaran yang mengandung

urutan waktu.

b) Pola kausal, susunan materi pembelajaran yang mengandung

hubungan sebab-akibat.

c) Pola logis, susunan materi pembelajaran yang dimulai dari bagian

sederhana menuju kepada yang kompleks.

d) Pola psikologis, susunan materi pembelajaran yang dimulai dari

umum ke dalam bagian-bagian yang lebih khusus.

e) Pola spiral, susunan materi pembelajaran yang dipusatkan pada

topik atau bahan tertentu yang populer dan sederhana; kemudian dikembangkan, diperdalam, dan diperluas dengan bahan yang lebih kompleks.

f) Pola inquiri atau pemecahan masalah, susunan materi pembelajaran

yang mengarah pada proses penemuan ataupun pemecahan masalah, yang meliputi langkah-langkah berikut: (1) perumusan masalah, (2) penyusunan hipotesis, (3) pengumpulan data, (4) pengujian hipotesis, dan (5) perumusan simpulan.

Dalam pengembangannya, materi diturunkan dari kompetensi dasar sehingga keluasan maupun kedalamannya bisa mendukung tercapainya proses dan tujuan pembelajaran yang diharapkan. Misalnya, jika kompetensinya itu terkait dengan masalah pemahaman, materi yang tersaji pun berupa pemahaman; begitu pula apabila kompetensi dasarnya terkait dengan membandingkan ataupun menganalisis, materi yang disajikan pun harus terkait dengan kedua persoalanan tersebut. Untuk mengukur kesesuaian suatu materi,seharusnya berorientasi pada indikator. Lebih spesifiknya, pada kata kerja operasional yang digunakan oleh masing-masing indikator tersebut.

c. Mengembangkan Perangkat Penilaian

Dalam Kurikulum 2013 dikenal dengan penilaian otentik, yakni proses pengumpulan informasi oleh guru tentang pengembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan siswa melalui berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan, atau menunjukkan secara tepat bahwa tujuan


(37)

Dalam pengembangannya, penilaian harus benar-benar sesuai dengan indikator pembelajaran, baik itu dalam hal aspek, bentuk maupun jenis penilaiannya.

1) Aspek penilaian harus mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

2) Bentuk dan jenis penilaian harus memperhatikan kata kerja operasional pada indikator.

3) Menggunakan pertanyaan tingkat tinggi (analisis, sintesis, evaluasi)

Berikut ilustrasinya

Indikator Pembelajaran Bentuk Penilaian Isi Penilaian 1. Menunjukkan sikap jujur di dalam

membedakan teks cerita moral (afektif). penilaian observasi, penilaian diri

rubrik penilaian tentang sikap jujur siswa

2. Menjelaskan perbedaan dua cerita moral

(kognitif). PG, uraian Perbedaan dua buah cerita moral 3. Mempresentasikan pendapat

kelompoknya tentang pebedaan cerita moral (psikomotor)

Praktik Presentasi laporan kelompok

3.

Penyusunan

RPP

a. Pengertian dan prinsip-prinsip penyusunan RPP

Untuk menyusun RPP guru harus mengacu pada suatu KD tertentu di dalam kurikulum/silabus. RPP dibuat dalam rangka pedoman guru dalam mengajar sehingga pelaksanaannya bisa lebih terarah, sesuai dengan KD yang telah ditetapkan. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis. RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih.


(38)

Selain RPP, dikenal pula istilah silabus, yakni pedoman rencana pembelajaran

yang fungsinya sebagai acuan pengembangan RPP. Di dalamnya memuat identitas mata pelajaran atau tema pelajaran, kompetensi inti (KI), kompetensi dasar (KD), materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Silabus dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan KI dan KD dalam kurikulum. Untuk Kurikulum 2013, silabus disusun oleh pemerintah di tingkat nasional.

Adapun RPP dikembangkan oleh guru, secara mandiri ataupun kelompok, di setiap sekolah masing-masing. Hal itu dimaksudkan agar pengembangannya itu sesuai dengan tuntutan dan kondisi para siswanya. Pengembangan RPP sebaiknya dilakukan pada setiap awal semester atau awal tahun pelajaran dengan maksud agar RPP telah tersedia terlebih dahulu dalam setiap awal pelaksanaan pembelajaran.

Terdapat berbagai prinsip dalam mengembangkan atau menyusun RPP adalah sebagai berikut.

1) Disusun berdasarkan kurikulum/silabus yang telah dibuat di tingkat nasional.

2) Pengembangannya menyesuaikan dengan kondisi sekolah dan karakteristik para siswanya.

3) Mendorong partisipasi aktif siswa.

4) Mengembangkan kegemaran siswa dalam membaca beragam referensi (sumber belajar).

5) Memberikan banyak peluang kepada siswa untuk berekspresi dalam berbagai karya baik lisan maupun tulisan.

6) Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, antara lain, dengan menghadirkan beragam media dan sarana belajar yang menumbuhkan minat/motivasi belajar siswa, termasuk dengan menerapkan metode belajar yang variatif.

7) Memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara komponen pembelajaran yang satu dengan komponen pembelajaran yang lainnya.


(39)

b. Komponen-komponen dan Langkah-langkah Pengembangan RPP RPP sekurang-kurangnya memuat komponen-komponen berikut, yakni (1) tujuan pembelajaran, (2) materi pembelajaran, (3) metode pembelajaran, (4) sumber belajar, (5) Langkah-langkah pembelajaran, dan (6) penilaian. Komponen-komponen tersebut secara operasional diwujudkan dalam bentuk format. Dalam hal perumusannya, RPP dapat disusun dengan langkah-langkah sebagai berikut.

1) Memilih KD dan mengkaji silabus.

2) Menjabarkan KD ke dalam tujuan dan indikator pembelajaran.Tujuan pembelajaran sudah tercantum dalam silabus. Akan tetapi, dapat pula guru menyusun sendiri dengan rumusan yang telah dipaparkan sebelumnya.

Adapun indikator merupakan penunjuk pencapaian tujuan itu sendiri, baik berdasarkan aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Indikator dirumuskan guru dengan cakupan tiga aspek tersebut.

Kompetensi Dasar Tujuan Indikator Membandingkan teks

laporan hasil observasi baik melalui lisan maupun tulisan

Setelah proses

pembelajaran, peserta didik dapat

membandingkan struktur isi dan ciri bahasa dari dua teks laporan hasil observasi

a. Menunjukkan sikap jujur dalam

membedakan teks laporan hasil observasi b. Menjelaskan

perbedaan dua teks laporan hasil

observasi

c. Mempresentasikan perbedaan tentang teks laporan hasil obseravasi


(40)

c. Mengidentifikasi materi (pengalaman belajar)

Materi pelajaran merupakan pengembangan dari indikator atau KD yang dinyatakan sebelumnya. Di dalamnya harus tercakup aspek fakta, konsep, prinsip, dan prosedur.

Berikut contoh pengembangan materi 1) Fakta

(Disajikan dua buah biografi untuk dibedakan struktur dan kaidah kebahasaannya, misalnya biografi RA Kartini dengan Ki Hajar Dewantara)

2) Konsep

Membedakan dua biografi berarti menentukan hal yang berlainan atau pun yang tidak sama dari dua biografi yang berbeda tokohnya . Hal yang dibedakan struktur dan kaidahnya.

3) Prinsip

Diantara dua biografi mungkin ditemukan perbedaan, baik itu di dalam struktur maupun kaidah.

a) Dalam Struktur, kemungkinan ditemukan biografi yang lengkap mulai dari orientasi, rangkaian kejadian penting sampai pada reorientasi atau simpulan.

b)

Dalam kaidah kebahasaan, kemungkinan ditemukan biografi yang banyak menggunakan konjungsi kronologis dan kata depan yang menyatakan tempo. Biografi lainnya banyak menggunakan konjungsi kausalitas. 

4)

Prosedur 

Langkah-langkah dalam membedakan dua buah teks biografi a) Membaca dengan cermat kedua biografi itu.

b) Mencatat struktur/kaidah masing-masing biografi

c) Menelaah perbedaan dari kedua teks biografi berdasarkan struktrur bahasanya.


(41)

d. Memilih metode dan media pembelajaran

Pemilihan jenis metode dan media pembelajaran yang sangat ditentukan oleh tujuan pembelajaran di samping karakteristik siswa.

No Tujuan Metode Media

1 Setelah proses pembelajaran, peserta

didik dapat

menemukan

persamaan struktur isi dan ciri bahasa dari dua teks laporan hasil observasi

Membaca/mengamati tayangan teks

Bacaan/tayangan

Siswa dalam belajar memiliki beberapa karakteristik, yakni auditif, visual, kinestetik. Pemilihan media dan metode belajar harus sesuai dengan ketiga karakter siswa tersebut. Oleh karena itu, keberagaman media dan metode belajar diharapkan lebih variatif, yakni dalam rangka melayani karakter siswa yang bermacam-macam tersebut.

No. Metode Relevansi Cara Belajar 1 Ceramah, tanya jawab,

presentasi auditif

2 Observasi, karyawisata visual 3 Demontrasi, simulasi kinestetik e. Mengembangkan kegiatan pembelajaran

Sesuai dengan karakteristik Kurikulum 2013, langkah pengembangan kegiatan pembelajaran harus pula memperhatikan pendekatan saintifik serta model-model pembelajaran yang direkomendasikannya: model penemuan, berbasis masalah, dan proyek.

f. Mengembangkan penilaian

Jenis instrumen dan pengembangan penilaian harus benar-benar sesuai dengan indikator pembelajaran, baik itu dalam hal aspek bentuk maupun isi penilaiannya.


(42)

1) Aspek penilaian harus mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

2) Bentuk dan isi penilaian harus memperhatikan kata kerja operasional pada indikator.

Perhatikan kembali contoh-contoh berikut.

No Indikator Pembelajaran Bentuk Penilaian Isi Penilain 1 Menunjukkkan sikap jujur

dalam membedakan teks cerita bertema moral

Obsevasi, penilain diri

Rubrik tentang sikap jujur siswa

2 Membedakan dua teks laporan hasil observasi

Pilihan ganda, uraian

Perbedaan dua teks laporan hasil observasi

3 Mempresentasikan pendapat kelompok tentang perbedaan dua teks laporan hasil observasi

praktik Presentasi

laporan kelompok

4. Merancang Pembelajaran (dengan Model Discovery)

Sebagai pengembangan dari perumusan RPP pada paparan sebelumnya, berikut paparan model pembelajarannya, khusus untuk model pembelajaran

diskcovery

a. Perencanaan

1) Menentukan KD dan mengembangkannya ke dalam tujuan pembelajaran beserta indikator-indikatornya.

2) Melakukan identifikasi masalah yang layak ditemukan jawabannya oleh para siswa. Dalam hal ini harus diperhatikan tingkat kesulitan (komplesitas) permasalahnya sehingga siswa bisa menyelesaikannya dengan baik.

3) Menyusun kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan siswa terkait kegiatan penememuan itu beserta perangka-perangkat pembelajaran yang dibutuhkan.


(43)

 Kegiatan pembelajaran, misalnya dengan perorangan, diskusi kelompok, pengamatan lapangan, ata kunjungan ke perpustakaan.

 Perangkat pembelajaran, misalnya, buku-buku referensi, media pembelajaran, instrumen-instrumen penulian.

b. Pelaksanaan

Kegiatan inti untuk model penemuan adalah sebagai berikut. 1) Merumuskan masalah

Guru menyampaikan suatu permasalahan untuk menggugah dan menimbulkan rasa ingin tahu tentang fenomena tertentu. Masalah itu mendorong siswa untuk melakukan suatu rangkaian pengamatan mendalam.

Dalam hal ini harus diperhatikan pula akan kemungkinan munculnya pertanyaan yang tidak diskoveris; artinya pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya cukup dengan membaca buku.

2) Membuat jawaban sementara (hipotesis)

Siswa diajak melakukan identifikasi masalah yang kemudian diharapkan bisa bermuara pada perumusan jawaban sementara. 3) Mengumpulkan data

Hipotesis merupakan jawaban sementara. Oleh karena itu, perlu ada pembuktian untuk merumuskan benar tidaknya. Caranya adalah dengan serangkaian pengumpulan data:

a) membaca berbagai dokumen, b) melakukan pengamatan lapangan, c) penelitian laboratorium,

d) melakukan wawancara, e) menyebarkan angket. 4) Merumusan kesimpulan

Setelah data terkumpul dan dianalisis, kemudian dikorelasikan dengan rumusan masalah yang dirumuskan sebelumnya. Data-data


(44)

Kesimpulan itulah yang dimaksud sebagai penemuan di dalam rangkaian kegiatan yang dilakukan siswa.


(45)

5) Mengomunikasikan

Temuan-temuan berharga para siswa jangan dibiarkan terhenti dalam bentuk catatan-catatan berserakan. Hasil kegiatan mereka perlu ditindak lanjuti dengan kegiatan mengomunikasikan. Temuan-temuan mereka perlu dihargai, yakni dengan berupa kegiatan seminar. Masing-masing siswa, baik individu ataupun kelompok, melaporkan hasil kegiatannya di depan forum diskusi untuk ditanggapi oleh siswa lain. Dalam proses ini pun memungkinkan bagi para siswa untuk saling memberikan masukan sehingga temuan yang mereka rumuskan menjadi lebih penting dan bermanfaat.

Gambar 7. Rancangan Pembelajaran Discovery  

 

Merumuskan masalah sesuai KD (dari guru/sisiwa)

Membuat hipotesis

Mengumpulkan data

Merumuskan kesimpulan

Membuat laporan, mengomunikas-ikan


(46)

D. Aktivitas Pembelajaran

Untuk mendalami materi-materi dalam modul ini, Bapak/Ibu dapat melakukanoninyadengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Kegiatan 1 Pengantar Pembelajaran

a. Instruktur mengarahkan para peserta untuk mencurahkan pendapatnya berdasarkan pengalaman dalam pengembangan kurikulum, khususnya di dalam penyusunan RPP.

b. Instruktur menyampaikan tujuan pelatihan sebagaimana yang terpapar pada bagian awal modul ini. Selanjutnya, menjelaskan skenario umum pelatihan.

2. Kegiatan 2 Pengamatan dan Tanya Jawab

a. Peserta mengamati suatu contoh RPP terkait dengan isi, struktur, dan kaidah-kaidah kebahasannya.

b. Peserta mengajukan sejumlah pertanyaan/tanggapan berkenaan dengan RPP tersebut

3. Kegiatan 3 Diskusi Kelompok

a. Peserta membaca sumber belajar atau referensi-referensi lain yang ada kemudian mendiskusikannya dalam kelompok untuk mencari jawaban berkenaan dengan pertanyaan yang diajukan, terutama berkenaan dengan konsep, prinsip pengembangan, komponen serta langkah-langkah penyusunan RPP.

b. Peserta secara mandiri atau berkelompok menjawab persoalan-persoalan lain yang terdapat dalam modul ini, yang meliputi latihan dan kasus.

c. Peserta mendiskusikan jawaban latihan dan kasus yang terdapat dalam modul kemudian mempresentasikannya untuk mendapat tanggapan dari kelompok lain.

4. Kegiatan 4 Menyusun RPP secara Kelompok a. Tiap peserta bekerja dalam kelompok 4-6 orang.

b. Masing-masing kelompok menyusun satu rencana pembelajaran untuk satu pertemuan (2 x 1 jam pelajaran).


(47)

c. Setiap kelompok memilih salah satu KD. Adapun KD yang dipilih sebaiknya berbeda antara satu kelompk dengan yang lain.

d. Langkah pembelajaran mengandung model pendekatan saintifik dengan memperhatikan pula prinsip-prinsip penyusunan RPP yang telah dipaparkan pada uraian materi.

5. Kegiatan 5 Memajangkan Karya

a. Setiap kelompok peserta memajangkan RPP-nya masing-masing di depan kelas dengan cara menempel pada papan tulis atau dinding. b. Kelompok lain mengunjungi untuk membaca, memberi penilaian dan

komentar pendek untuk perbaikan.

c. RPP yang telah mendapat komentar itu diperbaiki oleh setiap kelompoknya, sesuai dengan komentar-komentar yang ada.

d. Berdasarkan komentar yang ada itu, dua RPP terbaik disimulasikan oleh tim (kelompok) yang bersangkutan. Untuk itu, diperlukan kerja sama yang baik, saling menghargai, profesional, dan disiplin.

6. Kegiatan 6 Penutup

a. Peserta mengikuti kegiatan evaluasi dengan menjawab soal-soal

b. Masing-masing peserta mencocokkan jawaban dengan kunci jawaban yang tersedia kemudian mengukur ketuntasan mereka dengan menggunakan rumus yang tersedia.

c. Instruktur dengan peserta melakukan refleksi untuk materi yang sudah dan yang belum mereka pahami dalam pelatihan yang telah dilaksanakan.


(48)

E. Latihan/Kasus/Tugas

LK‐ 5.1 Menjawab soal‐soal Pemahaman 

Silahkan Bapak/Ibu diskusi kelompok untuk menjawab soal-soal berikut! 1. Apa yang dimaksud dengan kurikulum?

2. Apa saja fungsi kurikulum?

3. Bagaimana prinsip-prinsip pengembangan kurikulum? Jelaskan!

4. Bagaimana rumusan indikator pembelajaran apabila KD-nya “membedakan teks biografi” ?

5. Bagaimanakah pengembangan materi untuk suatu RPP apabila KD dan indikator-indikatornya seperti di bawah ini yang di dalamnya meliputi fakta, konsep, prinsip, dan prosedur?

Kompetensi Dasar :

Menyajikan rangkuman teks laporan hasil observasi yang berupa buku pengetahuan secara lisan dan tulis dengan memperhatikan kaidah kebahasaan atau aspek lisan (4.8)

Indikator :

a. Menentukan langkah-langkah membuat rangkuman teks laporan hasil observasi.

b. Menyusun rangkuman teks laporan hasil observasi LK - 5. 2 Menyusun RPP secara Berkelompok

1. Tentukanlah suatu KD, apabila Bapak/Ibu menggunakan Kurikulum 2013, tentukan KD dalam KI-3 dan KI-4-nya.

2. Kembangkanlah KD tersebut ke dalam sebuah RPP dengan langkah-langkah seperti yang telah Bapak/Ibu pelajari dalam uraian materi.

3. Pajanglah RPP tersebut untuk mendapatkan tanggapan/penilaian dari kelompok lainnya.


(49)

F. Rangkuman

1. Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum diartikan pula sebagai sejumlah mata ajar (subject matters) yang harus dipelajari oleh siswa untuk memperoleh pengetahuan.

2. Kurikulum berfungsi sebagai pedoman terutama bagi guru di dalam kegiatan belajar mengajar. Kurikulum merupakan dasar utama guru di dalam melakukan kegiatan pembelajaran, dari awal hingga akhir.

3. Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum: ilmiah, konsisten, relevan, ketercukupan, menyeluruh, fleksibel, aktual dan kontekstual, kontiunitas. 4. Kurikulum terdiri atas komponen yang harus dikembangkan, yang meliputi

tujuan, isi atau materi, strategi pembelajaran, serta evaluasi.

a. Kehadiran tujuan di dalam suatu rencana pembelajaran sangatlah utama. Oleh karena itu, perumusannya selalu lebih dulu daripada komponen lainnya. Tujuan juga akan mewarnai komponen-komponen lainnya.

b. Materi pelajaran yang harus dikuasai siswa sangat dipengaruhi oleh tujuan. di dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), materi pembelajaran dinyatakan dalam bentuk kompetensi dasar yang hendak dicapai dari setiap kegiatan pembelajaran.

c. Strategi pembelajaran merupakan suatu rencana yang berisi rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pelajaran tertentu. Di dalam strategi pembelajaran tercakup di dalamnya penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam hal ini ada tiga jenis strategi yang berkaitan dengan pembelajaran, yakni (a) strategi pengorganisasian pembelajaran, (b) strategi penyampaian pembelajaran, dan (c) strategi pengelolaan pembelajaran.

d. Komponen keempat dari kurikulum adalah evaluasi. Komponen ini berfungsi untuk memeriksa tingkat ketercapaian tujuan-tujuan pendidikan yang ingin diwujudkan melalui kurikulum yang bersangkutan. Adapun


(50)

dalam fungsi yang lebih luas, evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa kinerja kurikulum secara keseluruhan ditinjau dari berbagai kriteria. Indikator kinerja yang dievaluasi tidak terbatas pada efektivitas saja, namun juga relevansi, efisiensi, serta kelaikan (feasibility) program

pengajatannya.

5. Silabus merupakan pedoman rencana pembelajaran yang fungsinya sebagai acuan pengembangan RPP. Di dalamnya memuat identitas mata pelajaran atau tema pelajaran, kompetensi isi (KI), kompetensi dasar (KD), materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.

6. Rencana pengembangan RPP mengacu pada suatu KD tertentu di dalam kurikulum/silabus. RPP dibuat sebagai pedoman guru dalam mengajar sehingga pelaksanaannya bisa lebih terarah, sesuai dengan KD yang telah ditetapkan.

7. Perumusan RPP meliputi langkah-langkah sebagai berikut. a. Memilih KD dan mengkaji silabus

b. Menjabarkan KD ke dalam tujuan dan indikator pembelajaran c. Mengidentifikasi materi pembelajaran

d. Memilih metode dan media pembelajaran e. Mengembangkan kegiatan pembelajaran f. Mengembangkan jenis penilaian


(51)

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

1. Apa yang Bapak/Ibu pahami tentang materi pengembangan kurikulum? 2. Nilai-nilai apa yang dapat Bapak/Ibu peroleh dari materi pengembangan

kurimulum?

3. Bagaimana Bapak/Ibu menerapkan nilai-nilai tersebut di sekolah tempat Bapak/Ibu bertugas?


(52)

(53)

Kunci Jawaban Latihan/Kasus/Tugas

Kompetensi Pedagogik (Pengembangan Kurikulum) LK – 5. 1

1. Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

2. Fungsi Kurikulum a. Fungsi penyesuaian

Kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu mengarahkan peserta didik agar memilki sifat untuk mampu menyesuaikan dengan llingkungannya, baik lingkungan fisik maupun sosial.

b. Fungsi pengintegrasian

Kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu menghasilkan pribadi-pribadi yang utuh, dalam hal ini orientasi dan fungsi kurikulum adalah mendidik peserta didik agar memilki pribadi yang integral. Siswa pada dasarnya merupakan anggota dan bagian integral dari masyarakat. c. Fungsi perbedaan

Kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu memberikan pelayanan terhadap perbedaan individu peserta didik.

d. Fungsi persiapan

Kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu mempersiapkan peserta didik agar mampu melanjutkan studi lebih lanjut untuk suatu jangkauan yang lebih jauh, baik dalam mrmasuki pendidikan yang lebih tinggi ataupun dalam memasuki kehidupan dalam masyarakat.

e. Fungsi pemilihan

Kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu memberikan kesempatan kepada peserta didik dalam memilih program-program belajar sesuai dengan kemampuan dan minatnya.


(54)

f. Fungsi diagnostik

Kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu membantu dan mengarahkan peserta didik untuk dapat memahami kemampuan dan potensi yang ada dalam dirinya.

3. Prinsip pengembangan kurikulum a. Ilmiah

Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam kurikulum harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.

b. Konsisten

Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar, indikator, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, serta teknik dan instrumen penilaian.

c. Relevan

Pengembangan kurikulum harus memiliki kesesuaian di antara komponen-komponennya, seperti tujuan, bahan, strategi, dan evaluasi. Pengembangan kurikulum juga harus relevan dengan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi.

d. Ketercukupan

Cakupan indikator, materi pelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar. Dengan prinsip ini, maka tuntutan kompetensi harus dapat terpenuhi dengan pengembangan materi pelajaran dan kegiatan pembelajaran yang dikembangkan.

e. Menyeluruh

Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi, baik pengetahuan, sikap, maupun praktik (psikomotor). Prinsip ini hendaknya

dipertimbangkan, baik dalam mengembangkan materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, maupun penilaiannya.

f. Fleksibel

Pengembangan kurikulum harus bersifat luwes dalam pelaksanaannya; memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian dengan perkembangan zaman.


(55)

g. Aktual dan Kontekstual

Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.

h. Kontinuitas, pengembangan kurikulum harus memperhatikan

kesinambungan, antara tingkat kelas, antara jenjang pendidikan, maupun kontribusi dengan jenis pekerjaan.

4. Indikator KD “membedakan teks biografi”, yaitu: a. Menjelaskan struktur teks biografi

b. Mengidentifikasi ciri-ciri kebahasaan teks biografi

5. Pengembangan materi dari KD dan indikator di atas adalah: a. Langkah-langkah membuat rangkuman teks laporan hasil observasi.

b. Cara menyusun rangkuman teks laporan hasil observasi

LK – 5. 2

Kemungkinan jawaban:

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMPN 14 Tangerang

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : VIII/1

Standar Kompetensi : 1. Memahami wacana lisan berbentuk laporan Kompetensi Dasar : 1.1 Menganalisis laporan

Indikator : (1) Siswa mampu menuliskan pokok- pokok laporan yang diperdengarkan dengan singkat kalimat singkat,

(2) Siswa mampu menganalisis pola urutan waktu atau ruang dalam laporan yang diperdengarkan.


(56)

1. TUJUAN PEMBELAJARAN Siswa dapat menganalisis laporan 2. MATERI PEMBELAJARAN

Penganalisisan laporan perjalanan 3. METODE PEMBELAJARAN

a. Pemodelan b. Tanya jawab c. Inkuiri d. Demonstrasi

4. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN Pertemuan pertama (2 x 40 menit)

a. Kegiatan awal (15 menit)

1) Siswa diajak mendengarkan laporan/dibacakan guru 2) Siswa dan guru membahas tentang pokok-pokok laporan 3) Siswa berkelompok

b. Kegiatan inti (55 menit)

1) Siswa mendengarkan sebuah laporan

2) Siswa menuliskan pokok-pokok laporan yang diperdengarkan dengan kalimat singkat secara berkelompok

3) Siswa bertanya jawab tentang laporan yang diperdengarkan

4) Secara berkelompok, siswa menganalisis laporan berdasarkan urutan waktu atau ruang dalam laporan yang diperdengarkan

c. Kegiatan akhir (10 menit)

1) Siswa dan guru melakukan refleksi

2) Siswa mendapat tugas untuk menuliskan pokok-pokok laporan dan menganalisisnya berdasarkan urutan waktu atau ruang dengan mempertahankan 5W + 1H.

Pertemuan pertama (2 x 40 menit)

a. Kegiatan awal (15 menit)

1) Siswa dan guru bertanya jawab tentang laporan yang didengar b. Kegiatan inti (55 menit)


(57)

2) Siswa mendiskusikan hasil analisis yang berdasarkan urutan waktu dan ruang

3) Salah satu siswa membacakan hasil analisis yang telah didiskusikan 4) Kelompok lain menganggapi

5) Siswa dan guru memilih hasil analisis terbaik 6) Siswa memajang di papan pajang kelas c. Kegiatan akhir (10 menit)

1) Siswa dan guru melakukan refleksi 5. SUMBER BELAJAR

a. Teks laporan

b. Buku Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia 6. PENILAIAN

 Teknik : Penugasan

 Bentuk Instrumen : Tugas proyek

 Soal/Instrumen : ………

1. Tuliskan pokok-pokok laporan yang kamu dengarkan! Pedoman Penskoran:

No Kegiatan Skor

1 Siswa menuliskan data pokok-pokok laporan dari hasil mendengarkan : 5W + 1H

 Apa

 Dimana

 Kapan

 Siapa

 Mengapa

 Bagaimana

1 1 1 1 1 1 2 Siswa tidak menulis apa-apa 0

Skor maksimum 6


(58)

2. Tentukan pola urutan yang digunakan dalam laporan dengan menunjukkan buktinya!

Pedoman penskoran:

No Kegiatan Skor

1 Dapat menentukan pola urutan dan menunjukkan buktinya dengan tepat. 4 2 Siswa menentukan pola urutan laporan,

tetapi tidak bisa menunjukkan buktinya. 2 3 Tidak dapat menentukan pola urutan,

tetapi bisa menunjukkan buktinya. 1 4 Tidak dapat menentukan pola urutan

dan buktinya 4

Skor maksimum = 4

Total skor maksimal = 6 + 4 = 10

Perhitungan nilai akhir dalam skala 0 – 100 adalah sebagai berikut:

Skor Perolehan

Nilai Akhir = --- x Skor Ideal (100) = ……. Skor Maksimal (10)

Mengetahui Jakarta,

Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran


(59)

Evaluasi

Bapak/Ibu diminta memilih satu jawaban yang paling tepat diantara pilihan jawaban A, B, C atau D !

1. Perkembangan ilmu pengetahuan dan aspek-aspek lainnya senantiasa terjadi setiap saat. Kurikulum berperan dalam mengadopsi perkembangan-perkembangan itu. Pernyataan tersebut terkait dengan peranan kurikulum.... A. kreatif

B. produktif C. konservatif D. evaluatif

2. Perhatikan KD berikut ini

Menyimpulkan isi teks prosedur tentang cara memainkan alat musik daerah, tarian daerah, cara membuat cinderamata, dan/atau kuliner khas daerah) yang dibaca dan didengar.

Rumusan tujuan pembelajaran yang tepat berdasarkan KD tersebut adalah….

A. Setelah proses belajar mengajar, siswa dapat menyimpulkan isi teks prosedur tentang cara memainkan alat musik daerah, tarian daerah, cara membuat cinderamata, dan/atau kuliner khas daerah) yang dibaca dan didengar.

B. Setelah berlatih, siswa dapat menyimpulkan isi teks prosedur tentang cara memainkan alat musik daerah, tarian daerah, cara membuat cinderamata, dan/atau kuliner khas daerah) yang dibaca dan didengar. C. Setelah mengetahui konsep prosedur, siswa dapat menyimpulkan isi

teks prosedur tentang cara memainkan alat musik daerah, tarian daerah, cara membuat cinderamata, dan/atau kuliner khas daerah) yang dibaca dan didengar.

D. Setelah membaca teks prosedur, siswa dapat menyimpulkan isi teks prosedur tentang cara memainkan alat musik daerah, tarian daerah, cara membuat cinderamata, dan/atau kuliner khas daerah) yang dibaca dan


(60)

3. Dalam suatu pelaksanaan pembelajaran KD “Menyimpulkan isi informasi yang didengar melalui tuturan tidak langsung (rekaman atau teks yang dibacakan”, tahapan pembelajaran yang dikembangkan oleh guru adalah (1) siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai KD, tujuan, dan manfaat pembelajaran (2) siswa membaca informasi dalam sebuah teks (3) siswa merespon pertanyaan guru mengenai isi informasi yang dibaca dan menyimpulkannya, (4) siswa mendengarkan rekaman yang berisi dialog interaktif pada tayangan televisi/siaran radio, (5) siswa menyimpulkan isi informasi dari dialog tersebut dan melaporkannya, (6) siswa mendapatkan umpan balik dari guru, (8) siswa menyimpulkan pembelajaran, (9) siswa mendengarkan informasi mengenai rencana kegiatan pada pertemuan berikutnya.

Pada illustrasi di atas, terdapat bagian atau tahapan pembelajaran yang tidak sesuai. Bagian atau tahapan tersebut tedapat pada tahapan…

A. 3 dan 5 B. 1 dan 3 C. 1 dan 2 D. 2 dan 3

4. Pak Mudjiharto seorang guru di salah satu SMP di Bogor. Dia mengajar di kelas 8. Di dalam RPP yang dibuatnya, terdapat rubrik penilaian seperti berikut.

No Pernyataan Penilaian

SS S TS STS 1 Saya Sudah dapat mengembangkan tema pada

tugas proyek yang diberikan guru

2 Saya dapat merancang jadwal pelaksanaan kegiatan proyek dengan baik

3 Saya dapat menyelesaikan kegiatan proyek dengan langkah-langkah yang telah ditentukan

4 Saya dapat menyusun laporan dengan sistematika dan baik


(61)

Rubrik penilaian di atas disebut . . . A. jurnal

B. penilaian diri C. penilaian sikap D. penilaian observasi

5. Perhatikan tujuan pembelajaran berikut!

Setelah proses pembelajaran, peserta didik dapat menemukan persamaan dan perbedaan struktur isi dan ciri bahasa dari dua teks laporan hasil observasi.

Indikator yang tidak relevan dengan tujuan tersebut adalah….

A. Menjelaskan persamaan dan perbedaan dua teks laporan hasil observasi.

B. Menunjukkan sikap jujur di dalam membedakan teks laporan hasil observasi.

C. Mempresentasikan pendapat kelompoknya tentang perbedaan laporan hasil observasi.

D. Memiliki perilaku jujur, tanggungjawab, dan santun dalam menanggapi secara pribadi hal-hal atau kejadian cerita berdasarkan hasil observasi. 6. Perhatikan KD berikut ini

Memahami struktur dan kaidah teks cerita pendek,cerita prosedur, cerita biografi, cerita fabel, eksplanasi kompleks, dan ulasan/review film/drama baik melalui lisan maupun tulis.

Materi yang relevan dengan KD tersebut adalah …. A. amanat atau pesan novel Ayat-Ayat Cinta

B. tokoh dan perwatakan fabel Persahabatan Antara Kambing dan Ikan Mas

C. alur cerita cerpen Robohnya Surau Kami D. seting atau latar sosial roman Siti Nurbaya

7. Dalam suatu pelaksanaan pembelajaran KD “Menyimpulkan isi informasi yang didengar melalui tuturan tidak langsung (rekaman atau teks yang dibacakan”, tahapan pembelajaran yang dikembangkan oleh guru adalah (1) siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai KD, tujuan, dan manfaat pembelajaran (2) siswa membaca informasi dalam sebuah teks (3) siswa


(62)

merespon pertanyaan guru mengenai isi informasi yang dibaca dan menyimpulkannya, (4) siswa mendengarkan rekaman yang berisi dialog interaktif pada tayangan televisi/siaran radio, (5) siswa menyimpulkan isi informasi dari dialog tersebut dan melaporkannya, (6) siswa mendapatkan umpan balik dari guru, (8) siswa menyimpulkan pembelajaran, (9) siswa mendengarkan informasi mengenai rencana kegiatan pada pertemuan berikutnya.

Pada illustrasi di atas, terdapat bagian atau tahapan pembelajaran yang tidak sesuai. Bagian atau tahapan tersebut tedapat pada tahapan…

A. 3 dan 5 B. 1 dan 3 C. 1 dan 2 D. 2 dan 3

8. Pengembangan kurikulum harus memiliki kesesuaian di antara komponen-komponennya, seperti tujuan, bahan, strategi, dan evaluasi. Pengembangan kurikulum juga harus disesuaikan dengan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi, potensi peserta didik, serta tuntutan dan kebutuhan perkembangan masyarakat. Prinsip pengembangan tersebut merupakan prinsip pngembangan kurikulum aspek . . .

A. relevan B. ketercukupan C. konsisten D. ilmiah

9. Tujuan pembelajaran dirumuskan dengan lengkap, jelas, dan spesifik yang memenuhi rumus ABCD. Tujuan pembelajaran di bawah ini yang memenuhi ABCD adalah....

A. Siswa memaknai kata dan istilah yang terdapat dalam teks hasil observasi melalui kegiatan menelaah model teks hasil observasi

B. Siswa dapat memaknai terdapat dalam teks hasil observasi melalui kegiatan menelaah model teks hasil observasi

C. Siswa dapat memaknai kata dan istilah yang terdapat dalam teks hasil observasi melalui kegiatan menelaah model teks hasil observasi


(63)

D. Dapat memaknai kata dan istilah yang terdapat dalam teks hasil observasi melalui kegiatan menelaah model teks hasil observasi

10. Kurikulum sebagai program pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam penyelenggaraan kegiatan pendidikan. Terdapat tiga jenis peranan kurikulum, yaitu...

A. Peranan kolaboratif, kreatif, kritis, dan evaluatif B. Peranan konservatif, kreatif, kritis, dan inovatif C. Peranan kolaboratif, kreatif, kritis, dan kontrukstif D. Peranan konservatif, kreatif, kritis, dan evaluatif


(64)

Kunci Jawaban

No. Kunci Jawaban

1 C 2 A 3 D 4 B 5 D 6 C 7 D 8 A 9 C 10 D

     


(1)

Kontekstual:

konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan antara materi yang diajarkan dengan dunia nyata.

Konvensi:

Kesepakatan.

Konvensional:

semua anggota masyarakat bahasa itu mematuhi konvensi lainnya manusia.

Kredibilitas:

kewibawaan seorang komunikator di hadapan komunikan.

KTSP:

kurikulum tingkat satuan pendidikan.

Kurikulum:

adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP):

adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan.

Kemampuan Iintelektual:

tingkat kecakapan, kecerdasan dan keahlian seorang komunikator

Kerangka Acuan:

suatu perspektif dari mana suatu sistem diamati.

Khotbah:

pesan atau nasihat-nasihat agama yang disampaikan dengan memperlihatkan rukun dan tatacara tertentu.

Kompetensi:

adalah seperangkat sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh peserta didik setelah mempelajari suatu muatan pembelajaran, menamatkan suatu program, atau menyelesaikan satuan pendidikan tertentu.


(2)

 

 

 

Glosarium

 

Kompetensi Dasar (KD):

merupakan kompetensi yang dipelajari peserta didik untuk suatu tema di SD/MI, dan untuk mata pelajaran di kelas tertentu di SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK.

Kompetensi Inti (KI):

merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan (kognitif dan psikomotor).

Kkompetensi:

kemampuan yang dapat dilakukan oleh siswa, yang mencakup pengetahuan, keterampilan, dan perilaku.

Kondisi Eeksternal:

rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran.

Kondisi Iinternal:

keadaan dalam diri individu yang diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang terjadi dalam individu.

konkret-Operasional:

tahap perkembangan anak dapat berpikir secara logis mengenai peristiwa-peristiwa yang konkret dan mengklasifikasikan benda-benda ke dalam bentuk-bentuk yang berbeda.

Kkonteks:

bagian suatu uraian atau kalimat yang dapat mendukung atau menambah kejelasan makna.

Kontekstual:

konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan antara materi yang diajarkan dengan dunia nyata.

Kurikulum:

adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP):

adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan.


(3)

Materi Pembelajaran:

bahan ajar minimal yang harus dipelajari siswa untuk menguasai kompetensi dasar.

Materi Pokok:

pokok bahasan dan subpokok bahasan dari kompetensi dasar.

Metode:

cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki; cara kerja yg bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.

Pembelajaran:

proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Peserta Ddidik:

adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.

Portofolio:

kumpulan hasil karya seorang siswa; sejumlah hasil karya siswa yang sengaja dikumpulkan untuk digunakan sebagai bukti prestasi siswa, perkembangan siswa dalam kemampuan berpikir, pemahaman siswa atas materi pembelajaran, kemampuan siswa dalam mengungkapkan gagasan, dan mengungkapkan sikap siswa terhadap mata pelajaran tertentu, laporan singkat yang dibuat seseorang sesudah melaksanakan kegiatan.

Psikomotor:

gerak.

Rrefleksi:

suatu kegiatan yang dilakukan untuk melihat kembali apakah pembelajaran yang dilaksanakan telah sesuai dengan yang kita rencanakan.

Remedial:


(4)

 

 

 

Glosarium

 

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP):

adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus.

Silabus:

rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata ppelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar.

Simulasi:

rangsangan.

Sistem:

susunan teratur berpola yang membentuk suatu keseluruhan yang sistematis

Tematis :

teratur menurut sistem; memakai sistem; dengan cara yang diatur baik baik

Standar Isi:

ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.

Standar Kompetensi:

kemampuan yang dapat dilakukan atau ditampilkan untuk suatu mata pelajaran; kompetensi dalam mata pelajaran tertentu yang harus dimiliki oleh siswa; kemampuan yang harus dimiliki oleh lulusan dalam suatu mata pelajaran


(5)

(6)