dejarfa.com Modul B Indonesia KK D

(1)

(2)

MODUL

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

MATA PELAJARAN

BAHASA INDONESIA

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER

DAN PENGEMBANGAN SOAL

KELOMPOK KOMPETENSI D

PEDAGOGIK:

STRATEGI PEMBELAJARAN

PROFESIONAL:

KETERAMPILAN DAN KAIDAH BAHASA

Penulis:

Dra. Elina Syarif, M.Pd. (inap4tkbahasa@gmail.com) Dr. E. Kosasih, M.Pd. (ekos_kosasih@yahoo.com) Wasit Wicaksono, S.Pd. (wasitwicaksono@gmail.com) Penelaah:

Soleh Ibrahim, M.Pd. (ibrahimasman87@gmail.com)

Desain Grafis dan Ilustrasi: Tim Desain Grafis

Copyright © 2017

Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan


(3)

 

 

 

Bahasa

 

Indonesia

 

SMP

  

KK

 

D

iii

 

Kata Sambutan

Peran guru profesional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci keberhasilan belajar siswa. Guru profesional adalah guru yang kompeten membangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan pendidikan yang berkualitas dan berkarakter prima. Hal tersebut menjadikan guru sebagai komponen yang menjadi fokus perhatian Pemerintah maupun pemerintah daerah dalam peningkatan mutu pendidikan terutama menyangkut kompetensi guru.

Pengembangan profesionalitas guru melalui Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan merupakan upaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependikan dalam upaya peningkatan kompetensi guru. Sejalan dengan hal tersebut, pemetaan kompetensi guru telah dilakukan melalui Uji Kompetensi Guru (UKG) untuk kompetensi pedagogik dan profesional pada akhir tahun 2015. Peta profil hasil UKG menunjukkan kekuatan dan kelemahan kompetensi guru dalam penguasaan pengetahuan pedagogik dan profesional. Peta kompetensi guru tersebut dikelompokkan menjadi 10 (sepuluh) kelompok kompetensi. Tindak lanjut pelaksanaan UKG diwujudkan dalam bentuk pelatihan guru paska UKG pada tahun 2016 dan akan dilanjutkan pada tahun 2017 ini dengan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kompetensi guru sebagai agen perubahan dan sumber belajar utama bagi peserta didik. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru dilaksanakan melalui tiga moda, yaitu: 1) Moda Tatap Muka, 2) Moda Daring Murni (online), dan 3) Moda Daring Kombinasi (kombinasi antara tatap muka dengan daring).

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK), Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kelautan Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LP3TK KPTK) dan Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LP2KS) merupakan Unit Pelaksanana Teknis di lingkungan Direktorat Jenderal


(4)

 

 

iv

 

Guru dan Tenaga Kependidikan yang bertanggung jawab dalam mengembangkan perangkat dan melaksanakan peningkatan kompetensi guru sesuai bidangnya. Adapun perangkat pembelajaran yang dikembangkan tersebut adalah modul Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru moda tatap muka dan moda daring untuk semua mata pelajaran dan kelompok kompetensi. Dengan modul ini diharapkan program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan memberikan sumbangan yang sangat besar dalam peningkatan kualitas kompetensi guru.

Mari kita sukseskan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ini untuk mewujudkan Guru Mulia Karena Karya.

Jakarta, April 2017 Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan,

Sumarna Surapranata, Ph.D. NIP. 195908011985031002


(5)

 

 

 

Bahasa

 

Indonesia

 

SMP

  

KK

 

D

v

 

Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas selesainya Modul Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru jenjang Sekolah Menengah Pertama mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Seni Budaya, serta Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Modul ini merupakan dokumen wajib untuk Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.

Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru merupakan tindak lanjut dari hasil Uji Kompetensi Guru (UKG) 2015 dan bertujuan meningkatkan kompetensi guru dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya.

Sebagai salah satu upaya untuk mendukung keberhasilan suatu program diklat, Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar pada tahun 2017 melaksanakan review, revisi, dan mengembangkan modul paska UKG 2015 yang telah terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dan Penilaian Berbasis Kelas, serta berisi materi pedagogik dan profesional yang akan dipelajari oleh peserta selama mengikuti Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.

Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru jenjang Sekolah Menengah Pertama ini diharapkan dapat menjadi bahan bacaan wajib bagi para peserta diklat untuk dapat meningkatkan pemahaman tentang kompetensi pedagogik dan profesional terkait dengan tugas pokok dan fungsinya.


(6)

vi

 

Terima kasih dan penghargaan yang tinggi disampaikan kepada para pimpinan PPPPTK IPA, PPPPTK PKn/IPS, PPPPTK Bahasa, PPPPTK Matematika, PPPPTK Penjas-BK, dan PPPPTK Seni Budaya yang telah mengijinkan stafnya dalam menyelesaikan modul Pendidikan Dasar jenjang Sekolah Menengah Pertama ini. Tidak lupa saya juga sampaikan terima kasih kepada para widyaiswara, Pengembang Teknologi Pembelajaran (PTP), dosen perguruan tinggi, dan guru-guru hebat yang terlibat di dalam penyusunan modul ini.

Semoga Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ini dapat meningkatkan kompetensi guru sehingga mampu meningkatkan prestasi pendidikan anak didik kita.

Jakarta, April 2017 Direktur Pembinaan Guru Pendidikan Dasar

Poppy Dewi Puspitawati NIP. 196305211988032001


(7)

(8)

MODUL

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

MATA PELAJARAN

BAHASA INDONESIA

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER

KELOMPOK KOMPETENSI D

PEDAGOGIK:

STRATEGI PEMBELAJARAN

Penulis:

Dra. Elina Syarif, M.Pd. (inap4tkbahasa@gmail.com) Dr. E. Kosasih, M.Pd. (ekos_kosasih@yahoo.com) Wasit Wicaksono, S.Pd. (wasitwicaksono@gmail.com) Penelaah:

Soleh Ibrahim, M.Pd. (ibrahimasman87@gmail.com)

Desain Grafis dan Ilustrasi: TIM Desain Grafis

Copyright © 2017

Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan.


(9)

Bahasa

 

Indonesia

 

SMP

  

KK

 

D

 

ix

 

Daftar Isi

Hal.

Kata Sambutan ... iii

Kata Pengantar ... v

Daftar Isi ... ix

Daftar Gambar ... x

Daftar Tabel... x

Pendahuluan ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan ... 3

C. Peta Kompetensi ... 3

D. Ruang Lingkup ... 3

E. Cara Penggunaan Modul ... 4

Kegiatan Pembelajaran I Strategi Pembelajaran Bahasa ... 11

A. Tujuan ... 11

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 11

C. Uraian Materi ... 12

D. Aktivitas Pembelajaran ... 27

E. Latihan/Kasus ... 29

F. Rangkuman ... 31

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 32

Pembahasan Latihan/Kasus ... 33

Evaluasi ... 35

Penutup ... 41

Daftar Pustaka ... 43


(10)

x

 

Daftar Gambar

Hal.

Gambar 1.Alur Model Pembelajaran Tatap Muka ... 4 

Gambar 2.Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh ... 5 

Gambar 3.Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In ... 7 

Gambar 4. Pendekatan Pembelajaran ... 12 

Gambar 5. Siklus Belajar Mengajar ... 18 

Daftar Tabel

Hal. Tabel 1.Peta kompetensi pedagogik ... 3 

Tabel 2. Daftar Lembar Kerja Modul ... 10 


(11)

Bahasa

 

Indonesia

 

SMP

  

KK

 

D

 

1

 

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Peningkatan mutu pendidikan akan berhasil dengan baik apabila ditunjang oleh mutu guru yang baik. Peran guru sangat dibutuhkan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, kehadiran guru profesional mampu memberikan “kesejahteraan pedagogik” kepada setiap peserta didik yang akan meningkatkan kecerdasan bangsa yang selanjutnya akan bermuara pada kesejahteraan umum. Tidaklah berlebihan kalau dikatakan bahwa masa depan masyarakat, bangsa, dan negara di dunia ini termasuk di Indonesia sebagian besar ditentukan oleh peran guru.

Salah satu upaya yang perlu dilakukan oleh para pendidik untuk menjadikan dirinya sebagai pendidik yang profesional adalah dengan meningkatkan kompetensinya, baik kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, maupun sosial. Hal ini mengacu kepada peraturan perundangan yang berlaku, yaitu: Peraturan Pemerintah (PP) nomor 74 tahun 2008 tentang Guru yang menyatakan bahwa pengembangan dan peningkatan kompetensi bagi Guru dilakukan dalam rangka memenuhi kualifikasi dan menjaga agar kompetensi keprofesiannya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya, dan/atau olah raga.

Masyarakat dan pemerintah khususnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan seluruh jajarannya memikul kewajiban untuk mewujudkan kondisi yang memungkinkan guru melaksanakan pekerjaan/jabatannya secara profesional. Oleh karena itu, sebagai aktualisasi tugas guru sebagai tenaga profesional, sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dan Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, pemerintah (Kemendikbud) akan memfasilitasi guru untuk dapat mengembangkan keprofesiannya secara berkelanjutan melalui program Pendidikan dan Pelatihan Uji Kompetensi Guru (Diklat Pasca-UKG).


(12)

Kegiatan

 

Pembelajaran

 

1

  

2

 

Program pendidikan dan pelatihan (Diklat) merupakan bagian penting dari pengembangan profesi pendidik dan tenaga kependidikan. Pelaksanaan Diklat juga tidak lepas dari tujuan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan mata pelajaran/tugas yang diampunya. Modul ini berisi materi pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Pertama (SMP), yang telah disusun sesuai dengan Standar Kompetensi Guru yang diturunkan dari Permendikbud Nomor 16 Tahun 2007. Modul ini dilengkapi dengan aktivitas pembelajaran yang terintegrasi dengan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Penguatan Pendidikan Karakter akan menjadi watak dan budi pekerti yang menjadi ruh dalam dunia pendidikan. Pengintegrasian Penguatan Pendidikan Karakter dalam modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ini dikembangkan dengan mengintegrasikan lima nilai utama yaitu; religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas. Kelima nilai utama tersebut terintegrasi dalam kegiatan-kegiatan pembelajaran yang terdapat dalam modul. Pendidikan karakter sudah menjadi sebuah gerakan pendidikan di sekolah untuk memperkuat karakter siswa melalui harmonisasi olah hati, olah rasa (estetik), olah pikir (literasi), dan olah raga (kinestetik). Implementasi Gerakan PPK ini dapat berbasis kelas, berbasis budaya sekolah, dan berbasis masyarakat (keluarga dan komunitas). Modul ini juga dilengkapi dengan latihan yang berisi masalah dan kasus pembelajaran untuk mengukur pemahaman dan melatih keterampilan peserta.

Penyusunan modul ini bertujuan untuk memberikan referensi kepada para guru sekolah menengah pertama agar dapat menguasai kompetensi pedagogik terkait dengan bahasa Indonesia yang terdiri atas pemahaman, sikap, dan keterampilan terhadap: (1) Prinsip berbahasa keterampilan (berbicara, membaca, dan menulis), (2) kaidah bahasa Indonesia, dan (3) hubungan makna. Kompetensi tersebut merupakan standar minimal yang harus dikuasai oleh guru SMP agar memiliki keterampilan berbahasa dan kaidah bahasa Indonesia yang akan mendukung keberhasilannya dalam menjalankan tugas pokoknya dalam pembelajaran di dalam maupun di luar kelas.


(13)

Bahasa

 

Indonesia

 

SMP

  

KK

 

D

 

3

 

B. Tujuan

Modul ini secara umum bertujuan untuk mendukung pelaksanaan diklat Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Bahasa Indonesia Sekolah Menengah

Pertama kelompok kompetensi pedagogik. Tujuan khusus modul ini diharapkan

setelah menempuh proses pembelajaran peserta mampu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan khususnya kompetensi pedagogik strategi pembelajaran dengan mengintegrasikan nilai-nilai penguatan pendidikan karakter.

C. Peta Kompetensi

Kompetensi yang akan dicapai melalui modul ini mengacu pada Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 dengan mengembangkan kompetensi pedagogik Bahasa Indonesia menjadi indikator pencapaian kompetensi untuk guru Sekolah Menegah Pertama.

Tabel 1.Peta kompetensi pedagogik

Kompetensi

Utama Kompetensi Inti (KI) Kompetensi Guru Mapel (KG) Pedagogik 2. Menguasai teori

belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik. .

2.2. Menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif dalam mata pelajaran yang diampu

D. Ruang Lingkup

Ruang lingkup materi Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Sekolah Menengah Pertama mendukung kompetensi pedagogik. Oleh karena itu, modul ini mengkaji bidang keterampilan dan pengetahuan tentang pembelajaran bahasa Indonesia untuk guru Bahasa Indonesia Sekolah Menengah Pertama.

Berikut akan dijelaskan gambaran singkat tiap-tiap indikator dalam peta kompetensi yang dijabarkan dalam kegiatan pembelajaran.


(14)

Kegiatan

 

Pembelajaran

 

1

  

4

 

1. Menentukan berbagai pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik dalam pembelajaran bahasa.

2. Membedakan berbagai pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik dalam pembelajaran bahasa.

3. Mengklasifikasikan berbagai pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik dalam pembelajaran bahasa.

4. Menerapkan berbagai pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik dalam pembelajaran bahasa.

E. Cara Penggunaan Modul

Secara umum, cara penggunaan modul pada setiap Kegiatan Pembelajaran disesuaikan dengan skenario setiap penyajian mata diklat. Modul ini dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran guru, baik untuk moda tatap muka dengan model tatap muka penuh maupun model tatap muka In-On-In. Alur model pembelajaran secara umum dapat dilihat pada bagan di bawah.


(15)

Bahasa

 

Indonesia

 

SMP

  

KK

 

D

 

5

 

1. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka Penuh

Kegiatan pembelajaran diklat tatap muka penuh adalah kegiatan fasilitasi peningkatan kompetensi guru melalui model tatap muka penuh yang dilaksanakan oleh unit pelaksana teknis di lingkungan Ditjen GTK maupun lembaga diklat lainnya. Kegiatan tatap muka penuh ini dilaksanan secara terstruktur pada suatu waktu yang dipandu oleh fasilitator.

Tatap muka penuh dilaksanakan menggunakan alur pembelajaran yang dapat dilihat pada alur di bawah ini.

Gambar 2.Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh

Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model tatap muka penuh dapat dijelaskan sebagai berikut:

Pendahuluan

Pada kegiatan pendahuluan fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat untuk mempelajari :

1) latar belakang yang memuat gambaran materi, 2) tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi,


(16)

Kegiatan

 

Pembelajaran

 

1

  

6

 

4) ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran, dan 5) langkah-langkah penggunaan modul.

Mengkaji Materi

Pada kegiatan mengkaji materi Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan SMP Kelompok Kompetensi Pedagogik D “Strategi Pembelajaran Bahasa”, fasilitator memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari materi yang diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar. Guru sebagai peserta dapat mempelajari materi secara individual maupun berkelompok dan dapat mengonfirmasi permasalahan kepada fasilitator.

Melakukan Aktivitas Pembelajaran

Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran menggunakan pendekatan secara langsung. Artinya, peserta berinteraksi secara langsung di kelas pelatihan bersama fasilitator dan peserta lainnya. Kegiatan ini dapat dilaksanakan dengan cara diskusi, praktik, dan latihan kasus.

Lembar kerja pada pembelajaran tatap muka penuh yaitu menerapkan pemahaman materi-materi yang terdapat pada kajian materi. Pada aktivitas pembelajaran peserta secara aktif menggali informasi, mengumpulkan, dan mengolah data sampai pada membuat kesimpulan kegiatan pembelajaran. Presentasi dan Konfirmasi

Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi hasil kegiatan, sedangkan fasilitator melakukan konfirmasi terhadap materi dan dibahas bersama. Pada bagian ini juga peserta dan penyaji mereviu materi berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran.

Persiapan Tes Akhir

Pada kegiatan ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes akhir.


(17)

Bahasa

 

Indonesia

 

SMP

  

KK

 

D

 

7

 

2. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka In-On-In

Kegiatan diklat tatap muka dengan model In-On-In adalah kegiatan fasilitasi peningkatan kompetensi guru menggunakan tiga kegiatan utama, yaitu In Service

Learning 1 (In-1), on the job learning (On), dan In Service Learning 2 (In-2). Secara

umum, kegiatan pembelajaran diklat tatap muka In-On-In tergambar pada alur berikut ini.

Gambar 3.Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In

Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model In-On-In dapat dijelaskan sebagai berikut.

Pendahuluan

Pada kegiatan pendahuluan disampaikan bertepatan pada saat pelaksanaan In

service learning 1 fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat untuk


(18)

Kegiatan

 

Pembelajaran

 

1

  

8

 

1) latar belakang yang memuat gambaran materi, 2) tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi,

3) kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul, 4) ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran, dan

5) langkah-langkah penggunaan modul. In Service Learning 1 (In-1)

1) Mengkaji Materi

Pada kegiatan mengkaji materi Modul Pengembangan Keprofesian

Berkelanjutan SMP kelompok kompetensi D Pedagogik “Strategi

Pembelajaran Bahasa”, fasilitator memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari materi yang diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar. Guru sebagai peserta dapat mempelajari materi secara individual maupun berkelompok dan dapat mengonfirmasi permasalahan kepada fasilitator.

2) Melakukan aktivitas pembelajaran

Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh fasilitator. Kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan/metode yang secara langsung berinteraksi di kelas pelatihan, baik itu dengan menggunakan metode berpikir reflektif, diskusi, brainstorming, simulasi, maupun studi kasus melalui Lembar Kerja (LK) yang telah disusun sesuai dengan kegiatan pada In-1. Pada aktivitas pembelajaran peserta secara aktif menggali informasi, mengumpulkan dan mempersiapkan rencana pembelajaran pada on the job learning.

On the Job Learning (On)

1) Mengkaji Materi

Pada kegiatan mengkaji materi Modul Pengembangan Keprofesian

Berkelanjutan SMP kelompok kompetensi D Pedagogik “Strategi

Pembelajaran Bahasa”, guru sebagai peserta akan mempelajari materi yang telah diuraikan pada in service learning 1 (In-1). Guru sebagai peserta


(19)

Bahasa

 

Indonesia

 

SMP

  

KK

 

D

 

9

 

dapat membuka dan mempelajari kembali materi sebagai bahan dalam mengerjakan tugas-tugas yang ditagihkan kepada peserta.

2) Melakukan Aktivitas Pembelajaran

Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran di sekolah maupun di kelompok kerja berbasis pada rencana yang telah disusun pada In-1 dan sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul. Kegiatan pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan/metode praktik, eksperimen, sosialisasi, implementasi, peer discussion yang secara langsung dilakukan di sekolah maupun kelompok kerja melalui tagihan berupa LK yang telah disusun sesuai dengan kegiatan pada On. Pada aktivitas pembelajaran materi pada On, peserta secara aktif menggali informasi, mengumpulkan dan mengolah data dengan melakukan pekerjaan dan menyelesaikan tagihan pada On the job learning.

In Service Learning 2 (In-2)

Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi produk-produk tagihan On yang akan dikonfirmasi oleh fasilitator dan dibahas bersama. pada bagian ini juga peserta dan penyaji me-review materi berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran.

1) Persiapan Tes Akhir

Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes akhir.

2) Lembar Kerja (LK)

Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan kelompok komptetansi D Pedagogik “Strategi Pembelajaran Bahasa” teridiri atas beberapa kegiatan pembelajaran yang di dalamnya terdapat aktivitas-aktivitas pembelajaran sebagai pendalaman dan penguatan pemahaman materi yang dipelajari.


(20)

Kegiatan

 

Pembelajaran

 

1

  

10

 

Modul ini mempersiapkan LK yang nantinya akan dikerjakan oleh peserta, LK tersebut dapat terlihat pada tabel berikut.

Tabel 2. Daftar Lembar Kerja Modul

No Kode LK Nama LK Keterangan

1. LK 1.1 b soal No 1

Pendekatan Pembelajaran Bahasa TM, IN1

2. LK 1.1 b soal No 2

Pendekatan Pembelajaran Bahasa TM, ON

3. LK 1.2 Jenis-jenis teknik pembelajaran berdasarkan keterampilan berbahasanya

TM, ON

4. LK 1.3 Pengembangan KD terhadap

pendekatan, metode, dan teknik yang tepat

Tm, ON

Keterangan.

TM : Digunakan pada Tatap Muka Penuh In1 : Digunakan pada In service learning 1 On : Digunakan pada on the job learning


(21)

Bahasa

 

Indonesia

 

SMP

  

KK

 

D

 

11

 

Kegiatan Pembelajaran I

Strategi Pembelajaran Bahasa

A. Tujuan

Dengan mempelajari isi modul ini, Anda dapat menjelaskan konsep-konsep pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran dengan benar. Dengan memanfaatkan berbagai pengalaman dalam pembelajaran sehari-hari, Anda dapat menunjukkan model-model pendekatan, strategi/metode, dan teknik yang sesuai dengan kompetensi tertentu dalam kaitannya dengan praktiknya di kelas dengan mengintegrasikan nilai-nilai karakter.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Tabel 3.Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Guru Indikator Pencapaian Kompetensi

2.2. Menerapkan berbagai pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif dalam mata pelajaran yang diampu.

2.2.1 Menentukan berbagai pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran yag mendidik dalam pembelajaran bahasa.

2.2.2 Membedakan berbagai pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik dalam

pembelajaran bahasa.

2.2.3 Mengklasifikasikan berbagai pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran yag mendidik dalam pembelajaran bahasa.

2.2.4 Menerapkan berbagai pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik dalam


(22)

Kegiatan

 

Pembelajaran

 

1

  

12

 

C. Uraian Materi

1. Pendekatan Pembelajaran Pengertian Pendekatan

Pendekatan (approach) diartikan sebagai seperangkat asumsi tentang pelaksanaan pengajaran. Oleh karena itu, keberadaannya berada pada tataran ide, pikiran, ataupun pandangan guru tentang suatu kegiatan pengajaran. Dengan kata lain, suatu pendekatan lahir dari adanya asumsi tertentu pada diri seorang guru. Suatu asumsi dapat melahirkan suatu pendekatan. Asumsi-asumsi tersebut misalnya sebagai berikut.

1) Asumsi yang mengatakan bahwa belajar berbahasa itu berawal dari suatu pembiasaan, maka akan melahirkan suatu pendekatan yang menekankan pada belajar melalui pembiasaan-pembiasaan.

2) Asumsi yang mengatakan bahwa belajar bahasa itu merupakan kegiatan yang harus memperhatikan struktur atau kaidah-kaidah bahasa, maka akan melahirkan pendekatan belajar yang menekankan kaidah bahasa. 3) Asumsi yang mengatakan bahwa belajar bahasa itu merupakan kegiatan

mengembangkan kecakapan berkomunikasi, maka akan melahirkan pendekatan komunikatif.


(23)

Bahasa

 

Indonesia

 

SMP

  

KK

 

D

 

13

 

Berbagai Pendekatan Pembelajaran

Pendekatan lahir dari adanya suatu asumsi. Dengan banyaknya asumsi itulah maka, di dalam dunia pengajaran di kenal bermacam-mamcam pendekatan. Hal tersebut sebagaimana yang tampak di dalam sistem pengajaran selama ini. Terdapat bermacam-macam pendekatan, antara lain, pendekatan tujuan, pendekatan proses, pendekatan sistem, pendekatan unit, pendekatan spiral, pendekatan CBSA, pendekatan tematis, pembelajaran kooperatif, dan pendekatan saintifik.

1) Pendekatan Tujuan

Pendekatan tujuan dilandasi oleh asumsi bahwa tujuan merupakan hal yang sangat penting di dalam proses belajar mengajar. Rumusan tujuan akan menentukan materi, metode, media, termasuk ke dalam alat evaluasinya. Dengan asumsi tersebut, persiapan guru di dalam mengajar sangat diutamakan, terutama di dalam rumusan tujuan pembelajarannya. Implikasinya, kajian terhadap cara guru di dalam merumuskan tujuan, menjadi perhatian utama di dalam penyusunan program pembelajaran, baik di dalam menyusun silabus ataupun rencana pembelajarannya.

2) Pendekatan Proses

Ketidakpuasan para ahli pengajaran, termasuk para guru terhadap penerapan pendekatan tujuan, melahirkan asumsi-asumsi lain tentang pengajaran. Asumsi itu antara lain bahwa belajar merupakan suatu proses untuk menguasai suatu kompetensi tertentu. Dengan demikian, yang utama bagi siswa di dalam belajar adalah menguasai caranya. Kalau caranya sudah bisa, maka secara serta-merta tujuan belajarnya pun dapat tercapai. Dengan asumsi semacam itu, lahirlah pendekatan proses, yakni pendekatan belajar yang lebih mengutamakan proses ataupun kegiatan siswa dalam memperoleh hasil belajar.

3) Pendekatan Sistem

Pendekatan sistem berdasarkan asumsi bahwa pengajaran itu merupakan suatu sistem. Sebagai suatu sistem, pengajaran terdiri atas berbagai komponen yang saling berkaitan. Komponen-komponen yang dimaksud adalah tujuan, materi, metode, media, dan evaluasi. Komponen-koomponen


(24)

Kegiatan

 

Pembelajaran

 

1

  

14

 

itu memiliki peranan yang penting terhadap keberhasilan suatu pengajaran. Dengan demikian guru harus memperhatikan dengan berimbang komponen-komponen itu, baik dalam perencanaan ataupun proses pelaksanaannya. 4) Pendekatan Unit

Pendekatan unit berdasarkan asumsi bahwa pembelajaran itu harus bertitik tolak dari kesatuan bab atau kegiatan. Dengan cara demikian, akan tampak kepaduan dan kebermaknaan dari pelajaran itu. Di dalam kurikulum 1984-lah pendekatan tersebut dikembangkan. Dalam kurikulum itu, pokok-pokok bahasannya disusun dalam satu unit pelajaran yang meliputi membaca, kosakata, struktur, menulis, pragmatik, dan apresiasi bahasa dan sastra. Dalam penyajian pengajarannya, keenam pokok bahasan tersebut saling berkaitan dengan bertitik tolak dari pokok bahasan membaca. Maksudnya, pokok bahasan kosakata, struktur, menulis, pragmatik, serta apresiasi bahasa dan sastra bukanlah pokok bahasan yang berdiri sendiri. Kelima pokok bahasan tersebut mengacu kepada materi bacaan yang ada pada pokok bahasan membaca.

5) Pendekatan Spiral

Pendekatan yang berdasarkan kedalaman dan keluasan materi pelajaran disebut dengan pendekatan spiral. Artinya, semakin tinggi kelas dan jenjang sekolah, materi pelajaran itu harus semakin mendalam dan meluas walaupun materi pokoknya tetap sama. Dengan pendekatan ini, diharapkan materi-materi kebahasaan itu tidak tampak sama sehingga siswa tidak merasa bosan dan merasa tidak ada tantangan. Apalagi dengan materi bahasa Indonesia yang secara garis besar cakupannya hanya meliputi kegiatan mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan tidak sama untuk setiap kelas ataupun jenjangnya. Kegiatan-kegiatan tersebut harus menyajikan materi dan persoalan semakin kompleks dari setiap jenjangnya.

6) Pendekatan CBSA

Pendekatan cara siswa belajar siswa aktif (CBSA) merupakan pendekatan yang mengutamakan keterlibatan siswa secara aktif di dalam proses pembelajaran. Keaktifan tersebut tidak identik dengan kegiatan fisik, tetapi juga


(25)

Bahasa

 

Indonesia

 

SMP

  

KK

 

D

 

15

 

mental, intelektual, dan emosional. Kegiatan belajar harus berupa kegiatan yang bersifat melakoni. Dengan demikian, menurut pendekatan ini pemberian materi pelajaran kepada para siswa tidak cukup dengan penjelasna-penjelasan. Tanpa ada upaya guru untuk menghadapkan siswa pada suatu pengalaman secara langsung (fisik, mental, intelektual, ataupun emosional), kegiatan belajar itu mustahil bisa memberi sesuatu yang berharga bagi para siswanya.

7) Pendekatan Tematis

Pembelajaran tematik merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang berasumsi bahwa siswa di kelas rendah masih melihat segala sesuatu itu sebagai suatu keutuhan (holistic). Oleh karena itu, di dalam pembelajarannya pun mereka belum mengenal pemisahan mata pelajaran. Pengalaman belajar perlu disajikan secara terpadu, baik dari aspek proses atau waktu, aspek kurikulum, dan aspek belajar mengajar. Pembelajaran tematis hanya diajarkan pada siswa sekolah dasar untuk kelas-kelas rendah.

8) Pendekatan Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) adalah pendekatan pembelajaran yang menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri atas dua orang atau lebih. Keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri. Dalam pendekatan ini, siswa merupakan bagian dari suatu sistem kerja sama dalam mencapai hasil yang optimal dalam belajar.

Pembelajaran kooperatif juga memandang bahwa keberhasilan dalam belajar bukan semata-mata harus diperoleh dari guru, melainkan juga bisa juga dari pihak lain yang terlibat dalam pembelajaran itu, yaitu teman sebaya. Dengan demikian, keberhasilan belajar dalam pendekatan ini bukan hanya ditentukan oleh kemampuan individu secara utuh melainkan perolehan itu akan baik jika dilakukan secara bersama-sama dalam kelompok kecil yang terstruktur dengan baik.


(26)

Kegiatan

 

Pembelajaran

 

1

  

16

 

9) Pendekatan Saintifik

Pendekatan ini memadankan proses pembelajaran sebagai suatu kegiatan ilmiah yang lebih mengedepankan pelararan induktif dibandingkan dengan penalaran deduktif. Penalaran induktif memandang fenomena atau situasi spesifik untuk kemudian menarik simpulan secara keseluruhan. Pendekatan ini merujuk pada teknik-teknik investigasi atas suatu atau beberapa fenomena atau gejala, memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan pengetahuan sebelumnya. Proses pembelajaran terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu:

1) mengamati; 2) menanya; 3) menalar;

4) mengasosiasi; dan 5) mengomunikasikan.

Selain pendekatan pembelajaran yang bersifat umum, dikenal pula pendekatan yang khusus untuk pelajaran bahasa. Berikut pendekatan-pendekatan yang dimaksudkan itu.

10) Pendekatan Struktural

Pendekatan struktural merupakan salah satu pendekatan dalam pembelajaran bahasa yang dilandasi oleh asumsi bahwa bahasa sebagai seperangkat kaidah, norma, dan aturan. Atas dasar anggapan tersebut timbul pemikiran bahwa pembelajaran bahasa harus mengutamakan penguasaan kaidah-kaidah bahasa atau tata bahasa. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa perlu dititikberatkan pada pengetahuan tentang struktur bahasa yang tercakup dalam fonologi, morfologi, dan sintaksis; dalam hal ini pengetahuan tentang pola-pola kalimat, pola kata, dan suku kata menjadi sangat penting.

11) Pendekatan Komunikatif

Pendekatan ini menekankan siswa agar dapat berkomunikasi dengan bahasa yang dipelajari dan bukan mengetahui tentang bahasa yang menonjolkan kaidah-kaidah kebahasaan. Dengan pendekatan komunikatif, pengajaran


(27)

Bahasa

 

Indonesia

 

SMP

  

KK

 

D

 

17

 

bahasa diharapkan dapat dikembangkan secara menarik bagi siswa. Belajar bahasa di kelas menjadi kegiatan yang memang benar-benar bergumul dengan bahasa sebagaimana yang digunakan di dalam berkomunikasi. Pembelajaran bahasa tidak lagi dipandang hanya sebagai penguasaan fitur-fitur fonologi, gramatikal, dan leksikal belaka yang sering dilakukan secara terpisah.

12) Pendekatan Genre (Teks)

Genre merupakan pengelompokkan dari suatu peristiwa komunikasi. Setiap peristiwa komunikasi memiliki tujuan komunikatif yang khas dan wujud komunikasinya berbeda-beda. Wujud komunikasi ini ditentukan oleh masyarakat yang menghasilkan genre tersebut. Ada beberapa prinsip yang bisa disepakati, yaitu (1) teks terbentuk karena tuntutan kegiatan sosial; (2) teks itu memiliki tujuan sosial; (3) bentuk teks merupakan hasil konvensi; (4) kebahasaan (tata bahasa) suatu teks bersifat fungsional sesuai tujuan sosial; dan (5) bahasa teks, seperti kosa kata, tata bahasa, atau ciri lainnya tidak boleh diajarkan terpisah dari pertimbangan struktur teksnya. Hal yang perlu diingat adalah bahwa genre merupakan makna dan tujuan sosial, tipe teks adalah bentuk fisiknya. Oleh sebab itu pendekatan berbasis genre juga terkadang disebut berbasis teks.

Teks dalam pendekatan berbasis genre bukan diartikan istilah umum sebagai tulisan berbentuk artikel. Teks merupakan kegiatan sosial, tujuan sosial. Ada tujuh jenis teks sebagai tujuan sosial, yaitu laporan (report), rekon (recount), eksplanasi (explanation), eksposisi (exposition: discussion, response or

review), deskripsi (description), prosedur (procedure), dan narasi (narrative).

Penerapan pendekatan gendre terkait dengan pengembangan tentang struktur teks dan kaidah kebahasaan yang menandai teks tersebut. Pendekatan itu juga berkaitan dengan keterampilan berpikir berkenaan dengan topik pembelajarannya, misalnya mengidentifikasi, mengklasifikasi, menyusun, menyunting. Selain itu, teks yang dimaksud hendaknya berkaitan dengan muatan lokal lingkungan sekitar yang berkaitan dengan topik, misalnya kekhasan tumbuhan yang ada di wilayah tempat siswa belajar, termasuk juga persoalan karakter dan sikap berbahasa.


(28)

Kegiatan

 

Pembelajaran

 

1

  

18

 

Pembelajaran berbasis genre didasarkan pada siklus belajar-mengajar “belajar melalui bimbingan dan interaksi” yang mengutamakan strategi pemodelan teks dan membangun teks secara terbimbing bersama (joint construction) sebelum membuat teks secara mandiri. Bimbingan dan interaksi menjadi penting dalam kegiatan belajar di kelas. Hubungan guru dan siswa berada pada pola kolaborasi interaktif. Adapun pembelajaran mandiri bukanlah berarti siswa belajar secara mandiri tanpa bantuan (guru, teman sejawat). Dukungan dapat dimaknai sebagai suatu situasi anak mencapai keberhasilan suatu tugas di bawah bimbingan. Dukungan yang secara bertahap dihilangkan saat siswa mampu melaksanakan tugas secara mandiri.

Gambar 5. Siklus Belajar Mengajar

Proses utama pembelajaran berbasis genre dikenal sebagai siklus belajar mengajar yang terdiri atas empat tahap, yaitu: (1) penyiapan konteks dan membangun pembelajaran; (2) pemodelan dan dekonstruksi; (3) konstruksi terbimbing; dan (4) konstruksi mandiri. Dalam penyiapan konteks dan membangun pembelajaran, siswa dipajankan kepada pembahasan atau kegiatan yang membantu siswa memaknai konteks situasional dan kultural tipe teks yang sedang dipelajari. Pemodelan teks, fokus pada analisis teks, yang menarik perhatian siswa untuk mengidentifikasi tujuan dan struktur generik (skematik) dan fitur bahasa teks. Kegiatan ini semacam membongkar dan merakit kembali bangunan teks. Konstruksi terbimbing, guru dan siswa membangun kompetensi teks bersama-sama. Guru sebagai penulis atau pengarang, menulis kontribusi siswa di papan tulis. Guru juga mungkin harus memperbaiki kalimat siswa agar lebih tepat. Guru melatih subkompetensi yang dibutuhkan, seperti melatih kata emotif untuk membuat teks persuasif. Jika


(29)

Bahasa

 

Indonesia

 

SMP

  

KK

 

D

 

19

 

siswa cukup percaya diri, siswa bergerak menuju konstruksi mandiri. Siswa menulis tulisan mereka sendiri. Kompetensi dasar dikembangkan berdasarkan tiga hal yang saling berhubungan dan saling mendukung, yaitu bahasa (pengetahuan tentang Bahasa Indonesia); sastra (memahami, mengapresiasi, menanggapi, menganalisis, dan menciptakan karya sastra); literasi (memperluas kompetensi berbahasa Indonesia dalam berbagai tujuan khususnya yang berkaitan dengan membaca dan menulis).

2. Metode Pembelajaran

Pengertian metode pembelajaran

Metode pembelajaran merupakan cara melakukan atau menyajikan, menguraikan, memberi contoh, dan memberi latihan isi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu. Dapat dikatakan pula bahwa metode pembelajaran merupakan bagian dari strategi instruksional. Adapun yang dimaksud dengan strategi itu sendiri merupakan usaha untuk memperoleh kesuksesan dan keberhasilan dalam mencapai tujuan. Dalam dunia pendidikan strategi dapat diartikan sebagai a plan, method, or series of activities designed to achieves a particular educational goal.

Selain itu, dikenal pula istilah strategi pembelajaran sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan tertenu. Strategi pembelajaran merupakan hal yang perlu diperhatikan oleh seorang guru dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini ada tiga jenis strategi yang berkaitan dengan pembelajaran, yaitu: (a) strategi peng-organisasian pembelajaran, (b) strategi penyampaian pembelajaran, dan (c) strategi pengelolaan pembelajaran.

Pertimbangan Pemilihan Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran merupakan bagian dari strategi pembelajaran. Metode pembelajaran berfungsi sebagai cara untuk menyajikan, menguraikan, memberi contoh, dan memberi latihan kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu, tetapi tidak setiap metode pembelajaran sesuai digunakan untuk


(30)

Kegiatan

 

Pembelajaran

 

1

  

20

 

mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan guru dalam menetapkan metode pembelajatran, antara lain sebagai berikut:

1) tujuan pembelajaran;

2) aktivitas dan pengetahuan awal siswa; 3) karakteristik mata pelajaran/pokok bahasan; 4) alokasi waktu;

5) sarana pengajaran; 6) jumlah siswa; dan 7) pengalaman pengajar.

Macam-macam Metode Pembelajaran

Terdapat bermacam-macam metode yang dapat diterapkan guru di dalam pembelajarannya di kelas. Metode-metode tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan-kekurangan. Beberapa di antara metode tersebut adalah sebagai berikut.

1) Ceramah

Ceramah adalah penuturan bahan pelajaran secara lisan. Metode ini senantiasa bagus bila pengunaannya betul-betul disiapkan dengan baik, didukung oleh penampilan yang prima, serta media yang tepat. Media yang tepat dalam metode ini misalnya, dengan dibantu oleh bagan, gambar, atau proyektor. Agar lebih efektif, metode ini sebaiknya disertai dengan penerapan metode lainnya seperti tanya jawab.

2) Demonstrasi

Metode demontrasi adalah suatu cara mengajar dengan mempertunjukkan cara kerja suatu kegiatan. Kegiatan itu, misalnya, cara bermain drama, membacakan puisi, membacakan berita. Dengan metode ini, dapat dikembangkan kemampuan siswa untuk mengamati, menggolongkan, menarik kesimpulan, menerapkan konsep, prinsip atau prosedur, dan mengomunikasikannya kepada siswa lain. Demonstrasi dapat dilakukan oleh guru atau siswa yang sudah dilatih sebelumnya.


(31)

Bahasa

 

Indonesia

 

SMP

  

KK

 

D

 

21

 

3) Diskusi

Diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa, serta membuat suatu keputusan. Diskusi bukanlah debat yang bersifat mengadu argumentasi. Diskusi lebih bersifat bertukar pengalaman untuk menentukan keputusan tertentu secara bersama-sama. 4) Metode Simulasi

Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya berpura-pura atau berbuat seakan-akan. Sebagai metode mengajar, simulasi dapat diartikan cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu. Simulasi dapat digunakan sebagai metode mengajar dengan asumsi tidak semua proses pembelajaran dapat dilakukan secara langsung pada objek yang sebenarnya. Gladi resik merupakan salah satu contoh simulasi, yakni memperagakan proses terjadinya suatu upacara tertentu sebagai latihan untuk upacara sebenarnya supaya tidak gagal dalam waktunya nanti. Demikian juga untuk mengembangkan pemahaman dan penghayatan terhadap suatu peristiwa, penggunaan simulasi akan sangat bermanfaat. 5) Metode Penugasan

Metode penugasan (resitasi) tidak sama dengan pekerjaan rumah, tetapi lebih luas dari itu. Tugas dan resitasi merangsang anak untuk aktif belajar baik secara individu atau kelompok. Tugas itu bisa dilaksanakan di rumah, di sekolah, di perpustakaan dan tempat lainnya. Jenis-jenis tugas yang diberikan bisa bervariasi bergantung pada tujuan yang akan dicapai, seperti tugas meneliti, menyusun laporan, dan tugas di laboratorium. 6) Metode Tanya Jawab

Metode tanya jawab adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat two way traffic sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa. Guru bertanya siswa menjawab atau siswa bertanya guru menjawab. Dalam komunikasi ini terlihat adanya hubungan timbal balik secara langsung antara guru. Metode tanya jawab sering digunakan dalam proses belajar mengajar


(32)

Kegiatan

 

Pembelajaran

 

1

  

22

 

bersama-sama dengan metode lain. Tanya jawab ini dapat dilakukan pada awal, di tengah-tengah, atau pada akhir kegiatan belajar mengajar. Tanya jawab ini sering dilakukan pada untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap bahan pelajaran yang sedang atau telah dibahas. Dari hasil tanya-jawab, guru dapat memperjelas atau meluruskan pemahaman siswa mengenai suatu bahan pelajaran tertentu.

7) Metode Ekspositori

Metode ekspositori adalah metode pembelajaran yang menekankan proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Dalam strategi ini materi pelajaran disampaikan langsung oleh guru. Siswa tidak dituntut untuk menemukan materi itu. Materi pelajaran seakan-akan sudah jadi.

8) Metode Inquiri

Metode inquiri menekankan kepada kemampuan siswa dalam proses mencari dan menemukan sesuatu, entah itu yang berupa konsep, karakteristik suatu materi pelajaran, contoh, dan sebagainya. Dalam metode ini materi pelajaran tidak diberikan secara langsung. Siswa berperan mencari dan menemukan sendiri materi itu. Adapun guru sebagai fasilitator dan pembimbing di dalam proses pelaksanaan metode tersebut. 9) Metode Eksperimen

Metode eksperimen merupakan metode yang memberikan kesempatan kepada siswa secara perseorangan atau kelompok untuk berlatih melakukan suatu proses percobaan secara mandiri. Melalui metode ini, siswa sepenuhnya terlibat, antara lain dalam merencanakan eksperimen, menemukan fakta, mengumpulkan data, dan menarik kesimpulan. Metode ini sangat bermanfaat untuk mengembangkan sikap ilmiah pada diri siswa.


(33)

Bahasa

 

Indonesia

 

SMP

  

KK

 

D

 

23

 

10) Metode Proyek

Metode proyek merupakan metode yang memberikan kesempatan kepada siswa yang seluas-luasnya untuk mengamati, membaca, meneliti, menghubungkan dan mengembangkan pengetahuan yang telah diperoleh dari berbagai mata pelajaran. Metode proyek membahas suatu tema atau unit pelajaran tertentu. Kemudian, siswa diminta untuk membuat laporan atas suatu tugas yang diberikan kepadanya.

Melalui metode ini diharapkan siswa dapat dilatih baik secara individual maupun kelompok untuk menelaah suatu materi pelajaran dengan wawasan yang lebih luas. Siswa pun dapat memantapkan pengetahuan yang telah diperolehnya, memahami dan berupaya memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari, serta bisa menyalurkan penguasaan atas berbagai materi pelajaran ke dalam suatu bentuk kegiatan yang bermanfaat.

11) Metode Widyawisata

Metode widyawisata ialah suatu cara penguasaan bahan pelajaran dengan membawa siswa langsung kepada objek yang akan dipelajari di luar kelas atau di lingkungan kehidupan nyata. Metode widyawisata antara lain diterapakan karena objek yang akan dipelajari hanya terdapat di tempat tertentu. Selain itu, pengalaman langsung dapat membuat siswa lebih tertarik kepada pelajaran yang disajikan. Dengan demikian, siswa bisa lebih mendalami hal yang diminatinya dengan mencari informasi dari buku-buku sumber lainnya serla dapat pula menumbuhkan rasa cinta kepada Iingkungan alam dan lingkungan budaya.

12) Permainan

Permainan (games), populer dengan berbagai sebutan pemanasan (

ice-breaker) atau penyegaran (energizer). Arti harfiah ice-breaker adalah

‘pemecah es’. Jadi, arti pemanasan dalam proses belajar adalah pemecah situasi kebekuan pikiran atau fisik peserta. Permainan juga dimaksudkan untuk membangun suasana belajar yang dinamis, penuh semangat, dan antusiasme.


(34)

Kegiatan

 

Pembelajaran

 

1

  

24

 

13) Metode Sistem Regu (Team Teaching)

Team Teaching pada dasarnya ialah metode mengajar dua orang guru

atau lebih bekerja sama mengajar sebuah kelompok siswa, jadi kelas dihadapi beberapa guru. Sistem regu banyak macamnya, sebab untuk satu regu tidak senantiasa guru secara formal saja, tetapi dapat melibatkan orang luar yang dianggap perlu sesuai dengan keahlian yang dibutuhkan.

3. Teknik Pembelajaran

a.

Pengertian

Teknik pembelajaran adalah cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalnya, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian pula dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama.

Berdasarkan ilustrasi di atas teknik pembelajaran dapat pula diartikan sebagai siasat atau cara yang dilakukan oleh guru dalam kondisi-kondisi tertentu. Teknik pembelajaran bisa bersifat kondisional bergantung kepada kondisi siswa, keadaan fasilitas belajar, dan keadaan kelas. Bisa pula ditentukan oleh gaya atau karakter guru itu sendiri. Metode inquiri untuk menemukan definisi pantun, misalnya metode tersebut bisa bermacam-macam praktik penerapannya, ada yang menggunakan media ada juga yang tidak menggunakan media dalam pembacaan pantun. Metode demonstrasi pembacaan berita juga akan berbeda tekniknya apabila yang mendemonstrasikan itu pembaca berita yang asli dengan oleh guru.

b. Macam-macam Teknik Pembelajaran

Teknik-teknik pembelajaran yang dimaksud dapat dikelompokkan berdasarkan keterampilan beraahasanya sehingga tampak lebih jelas dalam praktik penerapanannya.


(35)

Bahasa

 

Indonesia

 

SMP

  

KK

 

D

 

25

 

1) Teknik pembelajaran menyimak, sebagai berikut. a) Simak-ulang ucap

b) Simak-tulis (dikte) c) Simak-kerjakan d) Simak-terka e) Pesan berantai f) Menyelesaikan cerita g) Membuat rangkuman h) Parafrase

2) Teknik pembelajaran berbicara, sebagai berikut. a) Ulang-ucap

b) Lihat-ucapkan

c) Mengidentifikasi gambar d) Menganalisis cerita e) Bercerita

f) Mengonstruksi pengalaman g) Bertanya dan menjawab h) Menyampaikan kembali i) Menyampaikan tanggapan j) Bercerita

3) Teknik pembelajaran membaca, sebagai berikut. a) Membaca nyaring

b) Membaca memindai c) Membaca pemahaman d) Membaca gambar e) Membaca survei

4) Teknik pembelajaran menulis, sebagai berikut. a) Melengkapi karangan

b) Menulis berdasarkan gambar c) Menulis benda-benda alam

d) Menulis berdasarkan sumber-sumber bacaan e) Menulis ekspresif


(36)

Kegiatan

 

Pembelajaran

 

1

  

26

 

Perbedaan antara Strategi, Pendekatan, Metode, dan Teknik

Menurut Zain dan Bahri (2008) bahwa strategi pembelajaran merupakan suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan.

Iskandarwasid dan Sunendar (2008) menyatakaan bahwa pendekatan merupakan sikap atau pandangan tentang sesuatu, yang biasanya berupa asumsi atau seperangkat asumsi yang saling berkaitan. Pendekatan bersifat aksiomatik (suatu asumsi yang kebenarannya tidak perlu dibuktikan lagi).

Metode adalah prosedur untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Metode digunakan untuk menyatakan kerangka menyeluruh tentang proses pembelajaran. Teknik adalah cara yang khas dan operasional yang digunakan untuk mencapai tujuan berdasarkan proses sistematis yang terdapat dalam metode. Oleh karena itu, teknik bersifat implementasi atau tindakan nyata yang dilakukan guru di dalam kelas sebagai usaha untuk mencapai tujuan.

Pengertian model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Model pembelajaran merupakan bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.


(37)

Bahasa

 

Indonesia

 

SMP

  

KK

 

D

 

27

 

D. Aktivitas Pembelajaran

1. Langkah-langkah aktivitas pembelajaran Kegiatan 1: Pendahuluan

Sebelum melakukan aktivitas pembelajaran peserta dan fasilitator melakukan doa bersama sesuai dengan agama masing-masing. Selanjutnya fasilitator menjelaskan tujuan pembelajaran, indikator pembelajaran, kegiatan pembelajaran, cakupan materi, dan langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Fasilitator mengadakan tanya jawab dengan peserta tentang berbagai masalah tentang strategi pembelajaran bahasa.

Kegiatan 2: Curah Pendapat

Pada kegiatan ini Anda diminta untuk menyebutkan berbagai masalah yang dihadapi dalam pembelajaran, khususnya strategi, metode, dan teknik pembelajaran. Sebagai langkah awal agar kegiatan curah pendapat berjalan dengan baik, Anda dapat mengisi pertanyaan berikut ini.

1) Strategi, metode, dan teknik pembelajaran apa yang pernah Bapak/Ibu lakukan ketika mengajar di kelas? Materi apa yang Bapak/Ibu sampaikan dan mengapa memilih strategi, metode, dan teknik tersebut?

2) Apa kendala yang Bapak/Ibu alami ketika menerapkam strategi, metode, dan teknik tersebut?

Kegiatan 3: Uraian Materi 1) Mendiskusikan Tayangan

Bapak/Ibu diminta untuk mengamati suatu tayangan video yang berupa model penerapan suatu metode/taknik pembelajaran (Bahasa Indonesia). Langkah ini dapat pula diisi dengan suatu pemodelan (simulasi) atas penerapan metode/teknik pembelajaran tertentu. Kemudian Anda diminta membuat 4 kelompok untuk mendiskusikan tayangan video tersebut. Peserta mengajukan sejumlah pertanyaan berkenaan dengan pendekatan, metode/strategi, dan yang digunakan dalam model-model pembelajaran tersebut.


(38)

Kegiatan

 

Pembelajaran

 

1

  

28

 

2) Membaca Referensi/Modul

Secara berkelompok, peserta membaca referensi-referensi untuk mencari jawaban berkenaan dengan pertanyaan yang diajukan, terutama berkenaan dengan ihwal pendekatan, metode/strategi, dan teknik pembelajaran.

Kegiatan 4: Diskusi Kasus

1) Peserta menjawab persoalan-persoalan lain yang terdapat dalam modul ini, yang meliputi latihan dan kasus sesuai Lk yang telah disediakan. 2) Peserta mendiskusikan jawaban atas latihan dan kasus yang terdapat

dalam modul dan peserta mempresentasikan jawaban untuk mendapat tanggapan dari kelompok lain.

3) hasil akhir kegiatan ini berupa draft dan diharapkan ditindaklanjuti secara profesioanl dengan penuh tanggung jawab,disiplin, dan jujur.

Kegiatan 5: Penutup

Setelah mengerjakan semua LK, Anda dapat mencocokan jawaban dengan kunci jawaban yang tersedia untuk mengukur dan menilai ketuntasan pembelajaran. Langkah terakhir silakan Anda melakukan kegiatan refleksi.


(39)

Bahasa

 

Indonesia

 

SMP

  

KK

 

D

 

29

 

E. Latihan/Kasus

Jawablah soal-soal di bawah ini dengan benar dan jelas! LK 1.1 Pendekatan Pembelajaran

1. Secara berdiskusi, lengkapilah tabel berikut dengan benar!

Jenis Pendekatan Kelebihan Kelemahan

a. Struktural b. Komunikatif

2. Bu Nining Yunaningsih dan Pak Asep Juanda berkolaborasi dalam mengajarkan teks menulis laporan. Mereka banyak melibatkan aktivitas siswa dalam memecahkan persoalan untuk menentukan struktur dan kaidah bahasa teks tersebut. Para siswanya belajar secara kelompok untuk melakukan observasi lapangan terhadap hal-hal menarik yang terdapat di lingkungan sekolah. Hasil observasi tersebut mereka tulis dalam sebuah laporan kemudian mereka mempresentasikannya di depan kelas untuk ditanggapi oleh kelompok lain.

Pendekatan apakah yang digunakan oleh Ibu Nining dan Pak Asep dalam pembelajaran itu? Jelaskan dengan disertai alasan-alasan secara berkelompok!

Jenis Pendekatan


(40)

Kegiatan

 

Pembelajaran

 

1

  

30

 

LK 1.2 Teknik Pembelajaran

Lengkapi pula tabel berikut dengan jenis-jenis teknik pembelajaran yang tepat!

Keterampilan

Berbahasa Mendengarkan Berbicara Membaca Menulis

Teknik Pembelajaran

LK 1.3 Kesesuaian KD dengan Strategi Pembelajaran

a. Tentukanlah sebuah KD yang ada di dalam Kurikulum 2013.

b. Dari sekian pendekatan, metode, dan teknik yang telah Anda pelajari, pilihlah strategi pembelajaran yang terpat untuk KD tersebut.

c. Sajikanlah hasil analisis Anda itu dalam rubrik seperti berikut.

KD Strategi Pembelajaran


(41)

Bahasa

 

Indonesia

 

SMP

  

KK

 

D

 

31

 

F. Rangkuman

1. Pendekatan adalah seperangkat asumsi tentang pelaksanaan pembelajaran. Asumsi-asumsi tersebut misalnya sebagai berikut.

a. Asumsi yang mengatakan bahwa belajar berbahasa itu berawal dari suatu pembiasaan, maka akan melahirkan suatu pendekatan yang menekankan pada belajar melalui pembiasaan-pembiasaan.

b. Asumsi yang mengatakan bahwa belajar bahasa itu merupakan kegiatan yang harus memperhatikan struktur atau kaidah-kaidah bahas, maka akan melahirkan pendekatan belajar yang menekankan kaidah bahasa.

c. Asumsi yang mengatakan bahwa belajar bahasa itu merupakan kegiatan mengembangkan kecakapan berkomunikasi, maka akan melahirkan pendekatan komunikatif.

4) Jenis-jenis pendekatan, di antaranya, pendekatan tujuan, pendekatan proses, pendekatan sistem, pendekatan unit, pendekatan spiral, pendekatan CBSA, pendekatan tematis, pendekatan kooperatif, pendekatan struktural, pendekatan komunikatif, pendekatan terrpadu, dan pendekatan saintifik.

5) Strategi merupakan perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya dalam pembelajaran yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Jenis-jenis strategi pembelajaran bahasa meliputi strategi pengorganisasian pembelajaran, strategi penyampaian pembelajaran, dan strategi pengelolaan pembelajaran.

6) Metode adalah cara untuk menyajikan, menguraikan, memberi contoh, dan memberi latihan kepada siswa untuk mencapai tujuan tertent. Jenis-Jenis metode pembelajaran bahasa meliput metode ceramah, metode demonstrasi, metode diskusi, metode simulasi, metode penugasan, metode ekspositori, metode inquiri, metode eksperimen, metode proyek, metode widyawisata, metode permainan, dan metode team teaching. 7) Teknik pembelajaran adalah cara yang dilakukan seseorang dalam

mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Oleh karena itu, penerapannya disesuaikan dengan jenis keterampilan berbahasaataupun kompetensi dasar (KD) yang sedang dikembangkan. Teknik pembelajaran


(42)

Kegiatan

 

Pembelajaran

 

1

  

32

 

untuk keterampilan membaca, misalnya, berbeda dengan teknik untuk keterampilan berbicara, menulis, dan yang lainnya.

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Isilah umpan balik/refleksi dan tindak lanjut pembelajaran pada tabel berikut! 1. Apakah manfaat yang Anda peroleh dalam membahas tentang strategi

pembelajaran bahasa?

2. Adakah nilai karakter yang dapat Anda terapkan kepada peserta didik setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran?

3. Hal apa saja yang mampu Anda praktikan berkaitan dengan teknik-teknik pembelajaran bahasa?


(43)

Bahasa

 

Indonesia

 

SMP

  

KK

 

D

 

33

 

Pembahasan Latihan/Kasus

LK 1.1 Pendekatan Pembelajaran Bahasa

1. Kelebihan dan kelemahan pendekatan struktural dan komunikatif.

Jenis Pendekatan Kelebihan Kelemahan

a. Struktural Mengutamakan

pengetahuan tentang

ketertiban berbahasa

Mengabaikan praktik (kemahiran)

penggunaan berbahasa

b. Komunikatif Mengutamakan

kecakapan keterampilan berbahasa

Pengetahuan

ketatabahaasaan relatif terabaikan.

2. Penjelasan ilustrasi/kasus pembelajaran

Jenis Pendekatan

Pembelajaran Alasan

Pendekatan saintifik Kedua guru itu mengawali pembelajarannya

dengan langkah pengamatan. Disusul dengan menanya (siswa yang bertanya) atas tayangan yang ditayangkan.

LK 1.2 Jenis-jenis teknik pembelajaran berdasarkan keterampilan berbahasanya

Keterampil an

Berbahasa

Mendengarka

n Berbicara Membaca Menulis

Teknik Pembelajar an Simak-ulang ucap Simak-tulis (dikte) Ulang-ucap Lihat-ucapkan Menganalisis cerita Bercerita Membaca nyaring Membaca memindai Melengkapi karangan Menulis berdasarkan gambar


(44)

Pembahasan

 

Latihan/Kasus

  

34

 

Simak-kerjakan Simak-terka Pesan berantai Menyelesai-kan cerita Membuat rangkuman Parafrase Mengkonstruksi pengalaman

Bertanya dan

menjawab Menyampaikan kembali Menyampaikan tanggapan Bercerita Membaca pemahaman Membaca gambar Membaca survey Menulis benda-benda alam Menulis berdasarkan sumber-sumber bacaan Menulis ekspresif Menulis dengan curah gagasan

LK 1.3 Pengembangan KD terhadap pendekatan, metode, dan teknik yang tepat

KD Strategi Pembelajaran

Pendekatan Metode Teknik

Meringkas teks hasil

observasi. Pendekatan teks Pemodelan Observasi lapangan Diskusi kelompok. Menulis berdasarkan hasil pengamatan Menulis dengan curah gagasan.

Jenis Pendekatan

Pembelajaran Alasan

Pendekatan saintifik Kedua guru itu mengawali pembelajarannya dengan

langkah pengamatan. Disusul dengan menanya (siswa yang bertanya) atas tayangan yang ditayangkan.


(45)

Bahasa

 

Indonesia

 

SMP

 

KK

 

D

 

35

 

Evaluasi

1. Siswa kelas IX SMP Bangsa telah menentukan “Budidaya Buah”

sebagai topik yang akan dikembangkan menjadi teks eksposisi. Peserta

didik mendiskusikan dan merencanakan proyek berupa penentuan fase

penanaman sampai panen. Kemudian, membuat jadwal atau waktu

pelaksanaan penyelesaian setiap fase tersebut dalam teks eksposisi

yang akan ditulisnya.

Kegiatan pembelajaran tersebut merupakan bagian dari langkah

pembelajaran pada model ….

A.

Discovery Learning

B.

Inquiry learning

C.

Project based learning

D.

Problem based learning

2. Pada saat peserta didik melakukan eksperimen atau eksplorasi, guru

memberi kesempatan kepada para peserta didik untuk mengumpulkan

informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar

atau tidaknya hipotesis. Data dapat diperoleh melalui membaca literatur,

mengamati objek, wawancara dengan nara sumber, melakukan uji coba

sendiri dan sebagainya. Langkah terakhir, peserta didik

menggeneralisasi atau menarik kesimpulan.

Kegiatan pembelajaran tersebut merupakan langkah pembelajaran

pada model pembelajaran ….

A.

Problem based learning

B.

Project based learning

C.

Inquiry learning


(46)

Evaluasi

 

36

 

3. Peserta didik merekonstruksi pemikiran dan aktivitas yang telah

dilakukan selama proses kegiatan belajarnya. Hal tersebut merupakan

fase terakhir dari kegiatan pembelajaran dengan metode ….

A. pembelajaran penemuan

B. pembelajaran inkuiri

C. pembelajaran berbasis masalah

D. pembelajaran berbasis proyek

4. Bu Nadia akan membelajarkan siswa SMP keterampilan menulis puisi bebas. Dia berharap setelah pembelajaran, siswa dapat menulis puisi dengan pilihan kata yang tepat. Metode yang tepat yang akan digunakan Bu Nadia berdasarkan tema tersebut adalah ….

A.

pembelajaran

 

penemuan

  

B.

pembelajaran

 

inkuiri

 

C.

pembelajaran

 

widyawisata

 

D.

pembelajaran

 

berbasis

 

proyek

 

5. Perhatikan ilustrasi berikut ini!

Bu Intan mengajar bahasa Indonesia kelas XII SMP Budi Mulia Jakarta. Ia mempunyai permasalahan dalam pembelajaran menulis. Berulang kali ia mencoba melakukan perubahan pembelajaran di kelas tersebut namun belum berhasil. Setelah ia mendapat pelatihan dan diskusi dengan teman-teman pada pertemuan MGMP akhirnya ia mencoba mengubah kegiatan belajar mengajarnya dengan strategi yang lebih tepat sesuai dengan permasalahan yang dihadapi. Pada pertemuan pertama hasil yang dicapai belum maksimal. Kemudian ia mengevaluasi kesulitan yang masih dialami oleh siswanya, dan ditemukan permasalahannya. Lalu ia mendiskusikan masalah tersebut dengan teman guru bahasa Indonesia. Ia pun melakukan kegiatan pembelajaran kembali dengan menekankan pada permasalahan yang dihadapi siswa. Akhirnya, ia dapat menarik nafas lega dan bersyukur karena apa yang selama


(47)

Bahasa

 

Indonesia

 

SMP

 

KK

 

D

 

37

 

ini menjadi kendala dan beban pikirannya dapat diselesaikan dengan hasil yang sangat baik.

Berdasarkan ilustrasi di atas langkah apa yang dilakukan oleh Bu Intan? A. Memilih media relevan dengan pembelajaran menulis

B. Memberi tugas kepada siswa untuk menulis C. Melakukan diskusi dengan teman sejawat D. Mengubah metode pembelajaran menulis

6. Bu Anggraini mengajar di kelas IX dengan materi "Memproduksi teks laporan hasil observasi baik melalui lisan maupun tulis" dengan langkah-langkah; 1) siswa mengamati objek dan mendata objek yang akan dijadikan bahan tulis, 2) siswa menuliskan hasil pengamatan ke dalam beberapa paragraf.

Langkah yang tepat untuk melengkapi langkah ke dua pada langkah-langkah pembelajaran di atas adalah ....

A. Sebelum langkah terakhir, siswa diberi kesempatan untuk bertanya kepada guru mengenai hasil tulisannya. Setelah itu, siswa memperbaiki hasil tulisannya berdasarkan masukan dari guru dan kelompok lain.

B. Sebelum langkah kedua, siswa menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan menulis hasil observasi dan teknik menulis hasil observasi dalam bentuk paragraf deskriptif.

C. Sebelum langkah pertama, siswa mengamati contoh teks hasil observasi dan menanyakan hal-hal yang berhubungan dengan menulis hasil observasi

D. Sebelum langkah ketiga, siswa menanyakan apakah hasil pekerjaannya sudah benar atau salah. Kemudian, siswa diberi kesempatan untuk memperbaiki.

7. Pak Baim akan mengajar dengan materi "Memahami struktur dan kaidah teks cerita ulang baik melalui lisan maupun tulis” dengan fase sebagai berikut. 1) siswa mendengarkan rekaman yang berisi dialog interaktif pada tayangan

televisi/siaran radio,

2) siswa menyimpulkan isi informasi dari dialog tersebut dan melaporkannya. Metode yang tepat sesuai dengan kegiatan pembelajaran tersebut adalah ....

A. Problem based learning


(48)

Evaluasi

 

38

 

C.

Inquiry learning

D.

Discovery learning

8. "Perhatikan langkah-langkah pembelajaran berikut! 1) Siswa mendengarkan informasi mengenai rencana kegiatan pada

pertemuan berikutnya.

2) Siswa mendapatkan umpan balik dari guru. 3) Siswa mendengarkan rekaman yang berisi dialog interaktif pada tayangan

televisi/siaran radio

4) Siswa menyimpulkan pembelajaran, 5) Siswa menyimpulkan isi informasi dari dialog tersebut dan melaporkannya.

Susunlah langkah-langkah pembelajaran di atas menjadi sistematis. A. (3)-(4)-(2)-(5)-(1)

B. (1)-(3)-(5)-(2)-(4) C. (1)-(3)-(5)-(4)-(2) D. (3)-(5)-(2)-(4)-(1)

9. Kompetensi Dasar : Menulis karangan berdasarkan topik tertentu dengan pola pengembangan deduktif dan induktif.

Langkah-Langkah Pembelajaran:

1) Siswa membentuk kelompok yang anggotanya 4 – 5 orang secara acak. 2) Siswa diberi tugas untuk mengobservasi perpustakaan, kantin, lapangan,

tempat parkir, ruang UKS, dan taman sekolah.

3) Sesuai dengan kelompoknya, siswa mengamati dan mendata informasi berdasarkan hasil pengalaman.

4) Siswa menulis kerangka karangan dan mengembangkannya berdasarkan data observasi.

5) Siswa saling menukarkan karangan dan mengoreksi berdasarkan rubrik penilaian yang disediakan guru.

Pendekatan yang tepat untuk pembelajaran sesuai Kompetensi Dasar dan langkah-langkah pembelajaran di atas adalah ....

A. kontekstual B. konstruktivisme

C. whole language


(49)

Bahasa

 

Indonesia

 

SMP

 

KK

 

D

 

39

 

10. Bu Villa akan membelajarkan siswa SMP keterampilan menulis bebas dengan tema “Kebersihan Lingkungan”. Dia berharap setelah pembelajaran, siswa dapat menulis teks Narasi dengan pilihan kata yang tepat. Materi-materi pembelajaran berikut ini yang dapat dikatakan kreatif sesuai tingkat perkembangan siswanya adalah ....

A. Gambar dan teks lingkungan kota yang hijau B. Gambar dan teks tentang lingkungan sungai C. Gambar dan teks tentang potret sosial di desa D. Gambar dan teks tentang situasi di jalan raya


(50)

(51)

Bahasa

 

Indonesia

 

SMP

 

KK

 

D

 

41

 

Penutup

Dengan mempelajari materi Strategi Pembelajaran dalam Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi D

Pedagogik ini, Bapak/Ibu diharapkan dapat menambah wawasan dan

pengetahuan tentang Strategi Pembelajaran. Di samping itu, Bapak/Ibu juga memiliki keterampilan menerapkan berbagai strategi, pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Mudah-mudahan materi yang disajikan ini dapat memotivasi Bapak/Ibu untuk meningkatkan kompetensi sebagai guru yang profesional. Dengan tuntasnya mempelajari materi dalam Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi D Pedagogik ini, Anda diharapkan tidak lagi mengalami kesulitan dalam mengembangan pembelajaran efektif di kelas. Guru sepatutnya mendapatkan pemahaman terhadap kompetensi pedagogik dengan komposisi yang ideal. Kompetensi pedagogik yang ideal merupakan sesuatu yang sangat penting dan tidak bisa dilewatkan pada setiap pertemuan.

Materi yang dipaparkan dalam kegiatan pembelajaran ini diharapkan bisa menambah wawasan bagi Bapak/Ibu yang tentu saja hal itu bisa berimplikasi pada pembelajaran efektif di dalam kelas. Oleh karena masih bersifat umum, paparan tentang pendekatan, metode/strategi, dan teknik-tekniknya bisa dikembangkan lagi sesuai dengan KD yang akan Anda sampaikan kepada para siswa.


(52)

(53)

Bahasa

 

Indonesia

 

SMP

 

KK

 

D

 

43

 

Daftar Pustaka

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjamin Mutu Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Materi Pelatihan Kurikulum 2013 Tahun Ajaran 2014/2015. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Depdikbud. 1997. Pokok-pokok Pengertian dan Pelaksanaan Kurikulum Muatan

Lokal. Jakarta: Depdiknas.

Depdikbud. 2013. Permendikbud 81A. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Faizah, Dewi Utama. 2003. Belajar Mengajar yang Menyenangkan. Solo: Tiga Serangkai.

Given, Barbara K. 2007. Brain-Based Teaching (terjemahan). Bandung: Kaifa.

Gulo, W..2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Gramedia.

Iskandarwasid dan Sunendar, D. 2008. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT Rosda Karya.

Jansen, Eric. 2008. Brain-Based Learning, Pembelajaran Berbasis Kemampuan Otak. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Pedoman Mata Pelajaran Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiah (SMP/MTs) Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Puskurbuk.


(54)

Daftar

 

Pustaka

 

44

 

Kosasih, E. 2014. Strategi Belajar dan Pembelajaran, Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Yrama Widya.

Kosasih, E. 2015. Mandiri Bahasa Indonesia 1-3 untuk SMP. Jakarta: Erlangga.

Mulyasa, E. 2006. Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik, dan

Implementasi. Bandung: Rosdakarya.

Nasution, S. 1988. Asas-asas Kurikulum. Bandung: Jemmars.


(55)

Bahasa

 

Indonesia

 

SMP

 

KK

 

D

 

45

 

Glosarium

Ceramah = penuturan bahan pelajaran secara lisan

Demontrasi = metode mengajar dengan mempertunjukkan cara kerja suatu kegiatan

Diskusi = suatu pertukaran pikiran, gagasan, pendapat antara dua orang atau lebih secara lisan dengan tujuan mencari kesepakatan atau kesepahaman gagasan atau pendapat

Efek = dampak atau pengaruh

Eksperimen = metode mengajar yang memberikan kesempatan kepada siswa secara perseorangan atau kelompok untuk berlatih melakukan suatu proses percobaan secara mandiri

Ekspositori = metode pembelajaran yang menekankan proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal

Metode = cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dng yg dikehendaki; cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan

Pembelajaran = proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar

Portofolio = kumpulan hasil karya seorang siswa; sejumlah hasil karya siswa yang sengaja dikumpulkan untuk digunakan sebagai bukti prestasi siswa, perkembangan siswa dalam kemampuan berpikir, pemahaman siswa atas materi pembelajaran, kemampuan siswa dalam mengungkapkan gagasan, dan mengungkapkan sikap siswa terhadap mata pelajaran tertentu, laporan singkat yang dibuat seseorang sesudah melaksanakan kegiatan

Produktif = bersifat menghasilkan produk dalam hal keterampilan berbahasa, contohnya keteampilan berbicara dan menulis


(56)

Glosarium

 

46

 

Proyek = metode (model) yang memberikan kesempatan kepada siswa yang seluas-luasnya untuk mengamati, membaca, meneliti, menghubungkan dan mengembangkan pengetahuan yang telah diperoleh dari berbagai mata pelajaran

Psikomotor = gerak

Ringkasan = bentuk tulisan singkat yang disusun dengan alur dan sudut pandang yang sama seperti karangan aslinya

Strategi = suatu rencana yang berisi rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan (pelajaran) tertentu

Team Teaching = metode mengajar dua orang guru atau lebih bekerja sama

mengajar sebuah kelompok siswa, jadi kelas dihadapi beberapa guru

Teknik = cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik

Tutorial = bimbingan oleh seorang pengajar

Unik = setiap bahasa mempunyai ciri khas sendiri yang tidak dimiliki oleh bahasa

Universal = ciri-ciri yang sama yang dimiliki oleh setiap bahasa yang ada di dunia

Widyawisata = cuatu cara penguasaan bahan pelajran dengan membawa siswa langsung kepada objek yang akan dipelajari yang terdapat di luar kelas atau di lingkungan kehidupan nyata


(57)

 

 

 

 

 

 

Bahasa

 

Indonesia

 

SMP

 

KK

 

D

 

 


(58)

 

MODUL

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

MATA PELAJARAN

BAHASA INDONESIA

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER

DAN PENGEMBANGAN SOAL

KELOMPOK KOMPETENSI D

PROFESIONAL:

KETERAMPILAN DAN KAIDAH BAHASA

Penulis:

Dra. Elina Syarif, M.Pd. (inap4tkbahasa@gmail.com) Dr. E. Kosasih, M.Pd. (ekos_kosasih@yahoo.com) Wasit Wicaksono, S.Pd. (wasitwicaksono@gmail.com) Penelaah:

Soleh Ibrahim, M.Pd. (ibrahimasman87@gmail.com)

Desain Grafis dan Ilustrasi: TIM Desain Grafis

Copyright © 2017

Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan.


(59)

 

 

 

Bahasa

 

Indonesia

 

SMP

 

KK

 

D

 

   

iii

Daftar Isi

Hal. Daftar Isi ... iii Daftar Gambar ... iv Daftar Tabel... iv Pendahuluan ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Tujuan ... 3 C. Peta Kompetensi ... 3 D. Ruang Lingkup ... 4 E. Cara Penggunaan Modul ... 4 Kegiatan Pembelajaran 1 ... 13 A. Tujuan ... 13 B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 13 C. Uraian Materi ... 14 D. Aktivitas Pembelajaran ... 23 E. Latihan/ Kasus /Tugas ... 26 A. Rangkuman ... 29 B. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 30 Kegiatan Pembelajaran 2 Keterampilan Membaca ... 31 A. Tujuan ... 31 B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 31 C. Uraian Materi ... 32 D. Aktivitas Pembelajaran ... 38 E. Latihan/Kasus/Tugas ... 40 F. Rangkuman ... 43 G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 44 Kegiatan Pembelajaran 3 ... 45 A. Tujuan ... 45 B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 45 C. Uraian Materi ... 45 B. Aktivitas Pembelajaran ... 76 C. Latihan/ Kasus/Tugas ... 78 D. Rangkuman ... 82 E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 83 Kegiatan Pembelajaran 4 Kaidah Bahasa Indonesia ... 85 A. Tujuan Pembelajaran... 85 B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 85 C. Uraian Materi ... 86 D. Aktivitas Pembelajaran ... 99 E. Latihan/Kasus/Tugas ... 102 F. Rangkuman ... 107


(1)

Glosarium

Abstraks = pernyataan, pendahuluan, atau konsep dasar

Agumentasi = alasan untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan

Akting = memerankan

Aktual = terbaru, mutakhir

Alur = jalan cerita

Argumen = alasan yang dapat dipakai untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan.

Berbicara = keterampilan berbahasa yang bersifat produktif, yakni dengan menyatakan perasaan, pendapat, ataupun pengalaman melalui ujaran (tuturan, lisan)

Berita = informasi, warta, pengetahuan terbaru tentang suatu kejadian/peristiwa.

Ceramah = pidato oleh seseorang di hadapan banyak pendengar, mengenai suatu hal pengetahuan.

Cerpen = cerita pendek

Deduksi = uraian (paragraf) yang gagasan umumnya terletak pada bagian awal.

Deduktif = bersifat deduksi.

Denotasi = makna dasar dari suatu kata atau kelompok kata; makna yang beum mengalami penambahan atau pergeseran. Denotatif = berkaitan dengan denotasi

Deskrit = terpisah atau tersendiri


(2)

Glosarium

 

132

 

Ejaan = melafalkan (menyebutkan) huruf-huruf satu demi satu. Eksplanasi = menjelaskan proses terjadinya suatu fenomena atau

kejadian/peristiwa.

Eksposisi = teks yang meyampaikan sejumlah argumentasi ataupun pendapat untuk meyakinkan orang lain, yang kadang-kadang disertai dengan bujukan (persuasi).

Faktual = berdasarkan kenyataan; mengandung kebenaran.

Fenomena = hal-hal yang dapat disaksikan dng pancaindra dan dapat diterangkan serta; kegiatan, peristiwa.

Fiksi = cerita rekaan (novel, cerpen, dongeng)

Fiktif = khayal, bersifat imajinasi, sesuatu yang hasil dari mengkhayal.

Format = bentuk dan ukuran (buku, surat kabar)

Frasa = gabungan dua kata atau lebih yang tidak mengandung unsur subjek dan predikat).

Iklan = teks yang berisi tawaran barang/jasa; bujukan kepada khlayak untuk berbuat sesuatu.

Induktif = bersifat (secara) induksi, uraian yang gagasan umumnya terletak pada bagian akhir.

Interpretasi = pemberian kesan, pendapat, atau pandangan teoretis terhadap sesuatu; tafsiran;

Kaidah = rumusan asas yang menjadi hukum; aturan yang sudah pasti; patokan.

Karya Ilmiah = hasil perbuatan; buatan; ciptaan (terutama hasil tulisan) yang disusun berdasarkan fakta dan mengutamakan kelogisan


(3)

Kompetensi = kewenangan (kekuasaan) untuk menentukan (memutuskan:

kemampuan menguasai gramatika suatu bahasa secara abstrak atau batiniah

Konflik = percekcokan; perselisihan

Konotasi = tautan pikiran yang menimbulkan nilai rasa pada seseorang ketika berhadapan dengan sebuah kata; makna yang ditambahkan pada makna denotasi

Koreksi = pembetulan; perbaikan; pemeriksaan.

Kreatif = memiliki daya cipta; memiliki kemampuan untuk menciptakan.

Logis = sesuai dengan logika; benar menurut penalaran; masuk akal Membaca = keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif, yakni berupa

proses pemaknaan terhadap lambang-lambang tulisan. Menganalisis = penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan,

perbuatan, dsb.) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya

Mengkritik = kecaman atau tanggapan, kadang-kadang disertai uraian dan pertimbangan baik buruk terhadap suatu hasil karya, pendapat, dsb.

Menulis = keterampilan berbahasa yang bersifat produktif, yakni dengan menuangkan perasaan, pikiran, ataupun pengalaman berupa lambang-lambang tulisan.

Persuasi = teks yang berisi bujukan, himbauan, ajakan pada khlayak untuk berbuat sesuatu.

Populer = dikenal dan disukai orang banyak (umum):

Prosedur = tahap kegiatan untuk menyelesaikan suatu aktivitas.


(4)

Glosarium

 

134

 

Relevan = kait-mengait; bersangkut-paut; berguna secara langsung. Resensi = nilai baik buruknya karya sastra.

Struktur = cara sesuatu disusun atau dibangun; susunan; bangunan. Ulasan = teks yang mengulas kelebihan dan kelemahan suatu karya;

resensi.

Verba(l) = kata kerja; secara lisan (bukan tertulis)


(5)

(6)