dejarfa.com Modul B Indonesia KK G

(1)

(2)

BAHASA INDONESIA

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER

DAN PENGEMBANGAN SOAL

KELOMPOK KOMPETENSI G

PEDAGOGIK

:

KOMUNIKASI EFEKTIF

PROFESIONAL

:

MENULIS PUISI DAN MENGAPRESIASI TEKS DRAMA

Penulis:

Dra. Elina Syarif, M.Pd. (inap4tkb@gmail.com) Drs. Esep (ese.muhamad@gmail.com)

Drs. Karnita (karnita.13@gmail.com) Penelaah:

Dr. Yety Mulyeti, M. Pd. (yetymulya@yahoo.com) Dr. Syam Chaniago, M.Pd. (samakalahari@yahoo.com) Desain Grafis dan Ilustrasi:

Tim Desain Grafis

Copyright © 2017

Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan


(3)

Kata Sambutan

Peran guru profesional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci keberhasilan belajar siswa. Guru profesional adalah guru yang kompeten membangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan pendidikan yang berkualitas dan berkarakter prima. Hal tersebut menjadikan guru sebagai komponen yang menjadi fokus perhatian Pemerintah maupun pemerintah daerah dalam peningkatan mutu pendidikan terutama menyangkut kompetensi guru.

Pengembangan profesionalitas guru melalui Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan merupakan upaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependikan dalam upaya peningkatan kompetensi guru. Sejalan dengan hal tersebut, pemetaan kompetensi guru telah dilakukan melalui Uji Kompetensi Guru (UKG) untuk kompetensi pedagogik dan profesional pada akhir tahun 2015. Peta profil hasil UKG menunjukkan kekuatan dan kelemahan kompetensi guru dalam penguasaan pengetahuan pedagogik dan profesional. Peta kompetensi guru tersebut dikelompokkan menjadi 10 (sepuluh) kelompok kompetensi. Tindak lanjut pelaksanaan UKG diwujudkan dalam bentuk pelatihan guru paska UKG pada tahun 2016 dan akan dilanjutkan pada tahun 2017 ini dengan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kompetensi guru sebagai agen perubahan dan sumber belajar utama bagi peserta didik. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru dilaksanakan melalui tiga moda, yaitu: 1) Moda Tatap Muka, 2) Moda Daring Murni (online), dan 3) Moda Daring Kombinasi (kombinasi antara tatap

muka dengan daring).

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK), Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kelautan Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LP3TK KPTK) dan Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LP2KS) merupakan Unit Pelaksanana Teknis di lingkungan Direktorat Jenderal


(4)

Guru dan Tenaga Kependidikan yang bertanggung jawab dalam mengembangkan perangkat dan melaksanakan peningkatan kompetensi guru sesuai bidangnya. Adapun perangkat pembelajaran yang dikembangkan tersebut adalah modul Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru moda tatap muka dan moda daring untuk semua mata pelajaran dan kelompok kompetensi. Dengan modul ini diharapkan program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan memberikan sumbangan yang sangat besar dalam peningkatan kualitas kompetensi guru.

Mari kita sukseskan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ini untuk mewujudkan Guru Mulia Karena Karya.

Jakarta, April 2017 Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan,

Sumarna Surapranata, Ph.D. NIP. 195908011985031002


(5)

Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas selesainya Modul Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru jenjang Sekolah Menengah Pertama mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Seni Budaya, serta Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Modul ini merupakan dokumen wajib untuk Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.

Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru merupakan tindak lanjut dari hasil Uji Kompetensi Guru (UKG) 2015 dan bertujuan meningkatkan kompetensi guru dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya.

Sebagai salah satu upaya untuk mendukung keberhasilan suatu program diklat, Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar pada tahun 2017 melaksanakan review, revisi, dan mengembangkan modul paska UKG 2015 yang telah terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dan Penilaian Berbasis Kelas, serta berisi materi pedagogik dan profesional yang akan dipelajari oleh peserta selama mengikuti Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.

Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru jenjang Sekolah Menengah Pertama ini diharapkan dapat menjadi bahan bacaan wajib bagi para peserta diklat untuk dapat meningkatkan pemahaman tentang kompetensi pedagogik dan profesional terkait dengan tugas pokok dan fungsinya.


(6)

Terima kasih dan penghargaan yang tinggi disampaikan kepada para pimpinan PPPPTK IPA, PPPPTK PKn/IPS, PPPPTK Bahasa, PPPPTK Matematika, PPPPTK Penjas-BK, dan PPPPTK Seni Budaya yang telah mengijinkan stafnya dalam menyelesaikan modul Pendidikan Dasar jenjang Sekolah Menengah Pertama ini. Tidak lupa saya juga sampaikan terima kasih kepada para widyaiswara, Pengembang Teknologi PePEHODMDUan (PTP), dosen perguruan tinggi, dan guru-guru hebat yang terlibat di dalam penyusunan modul ini.

Semoga Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ini dapat meningkatkan kompetensi guru sehingga mampu meningkatkan prestasi pendidikan anak didik kita.

Jakarta, April 2017 Direktur Pembinaan Guru Pendidikan Dasar

Poppy Dewi Puspitawati NIP. 196305211988032001


(7)

(8)

BAHASA INDONESIA

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER

KELOMPOK KOMPETENSI G

PEDAGOGIK

:

KOMUNIKASI EFEKTIF

Penulis:

Dra. Elina Syarif, M.Pd. (inap4tkb@gmail.com) Drs. Esep (ese.muhamad@gmail.com)

Drs. Karnita (karnita.13@gmail.com) Penelaah :

Dr. Yety Mulyeti, M. Pd. (yetymulya@yahoo.com) Dr. Syam Chaniago, M.Pd. (samakalahari@yahoo.com) Desain Grafis dan Ilustrasi:

TIM Desain Grafis

Copyright © 2017

Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan.


(9)

Daftar Isi

Hal.

Kata Sambutan ... iii 

Kata Pengantar ... v 

Daftar Isi ... ix 

Daftar Gambar ... x 

Daftar Tabel... x 

Pendahuluan ... 1 

A.  Latar Belakang ... 1 

B.  Tujuan ... 1 

C.  Peta Kompetensi ... 2 

D.  Ruang Lingkup ... 2 

E.  Cara Menggunakan Modul ... 3 

Kegiatan Pembelajaran Komunikasi Efektif ... 11 

A.  Tujuan ... 11 

B.  Indikator Ketercapaian Kompetensi ... 11 

C.  Uraian Materi ... 11 

D.  Aktivitas Pembelajaran... 36 

E.  Latihan/ Tugas/ Kasus ... 39 

F.  Rangkuman ... 42 

G.  Umpan Balik dan Tindak lanjut ... 47 

Evaluasi ... 59 

Penutup ... 63 

Daftar Pustaka ... 65 


(10)

Daftar Gambar

Hal. Gambar 1. Alur Model Pembelajaran Tatap Muka ... 3 Gambar 2. Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh ... 4 Gambar 3. Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In ... 6

Daftar Tabel

Hal. Tabel 1. Kompetensi Pedagogik ... 2 Tabel 2. Daftar Lembar Kerja Modul ... 9 Tabel 3. Indikator Kompetensi KP ... 11


(11)

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Modul ini ditujukan untuk Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bahasa Indonesia SMP pada kelompok kompetensi G Modul ini pada dasarnya adalah sarana peningkatan kompetensi pedagogik guru yang diturunkan dari Permendiknas No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kompetensi Guru.

Penyusunan modul ini bertujuan untuk memberikan referensi kepada para guru agar dapat menguasai kompetensi pedagogik terkait dengan pemahaman, sikap, dan keterampilan terhadap komunikasi efektif. Kompetensi tersebut merupakan standar minimal yang harus dikuasai oleh guru SMP untuk mendukung keberhasilan dalam menjalankan tugas pokoknya dalam pembelajaran di kelas dan di luar kelas.

Kegiatan belajar pada modul ini dirancang dengan menggunakan pendekatan andragogi dengan metode diskusi dan penugasan. Modul ini juga dilengkapi dengan latihan yang berisi masalah, kasus dan latihan pembelajaran untuk mengukur pemahaman dan melatih pedagogik peserta. Kegiatan pembelajaran tersebut terintegrasi dengan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Penguatan Pendidikan Karakter akan menjadi watak, budi pekerti, yang menjadi ruh dalam dunia pendidikan. Pengintegrasian Penguatan Pendidikan Karakter dalam modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ini dikembangkan dengan mengintegrasikan lima nilai utama yaitu; religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas. Kelima nilai utama tersebut terintegrasi dalam kegiatan-kegiatan pembelajaran yang terdapat dalam modul. Semua kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan dalam pembelajaran langsung dan tidak langsung.

B. Tujuan

Modul ini secara umum bertujuan untuk mendukung pelaksanaan diklat Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Bahasa Indonesia Sekolah Menengah Pertama kelompok kompetensi pedagogik. Tujuan khusus modul


(12)

ini diharapkan setelah menempuh proses pembelajaran peserta mampu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan khususnya kompetensi pedagogik Komunikasi Efektif dengan mengintegrasikan nilai-nilai penguatan pendidikan karakter.

C. Peta Kompetensi

Kompetensi yang akan dicapai melalui modul ini mengacu pada Permendiknas nomor 16 Tahun 2007 dengan mengembangkan kompetensi profesional Bahasa Indonesia menjadi indikator pencapaian kompetensi untuk guru Sekolah Menengah Pertama. Indikator-indikator pencapaian kompetensi tersebut disusun menjadi Kegiatan Pembelajaran yang terdiri atas:

Tabel 1. Kompetensi Pedagogik KOMPETENSI

UTAMA KOPETENSI INTI KOMPETENSI KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN

Pedagogik

7. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.

7.1 Memahami berbagai strategi berkomunikasi yang efektif, empatik dan santun, baik secara lisan maupun tulisan.

7.2 Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik dengan bahasa yang khas dalam interaksi pembelajaran yang terbangun secara siklikal

D. Ruang Lingkup

Bapak dan Ibu, ruang lingkup modul ini terdiri atas tiga kegiatan yaitu; contoh strategi komunikasi, strategi komunikasi, metode komunikasi, teknik komunikasi efektif, dan melakukan komunikasi secara efektif.

Kegiatan pembelajaran mencakup: tujuan, kompetensi dan indikator pencapaian kompetensi, uraian materi, aktivitas pembelajaran, latihan/tugas/kasus, rangkuman, umpan balik dan tindak lanjut dan, pembahasan latihan/tugas/kasus


(13)

Sebagai bahan penilaian, disajikan bahan evaluasi berupa soal pilihan ganda. Bagian akhir modul ini terdapat penutup, daftar pustaka, dan glosarium.

E. Cara Menggunakan Modul

Secara umum, cara penggunaan modul pada setiap Kegiatan Pembelajaran disesuaikan dengan skenario setiap penyajian mata diklat. Modul ini dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran guru, baik untuk moda tatap muka dengan model tatap muka penuhmaupun model tatap muka In-On-In. Alur model

pembelajaran secara umum dapat dilihat pada bagan dibawah.

Gambar 1. Alur Model Pembelajaran Tatap Muka

1. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka Penuh

Kegiatan pembelajaran diklat tatap muka penuh adalah kegiatan fasilitasi peningkatan kompetensi guru melalui model tatap muka penuh yang dilaksanakan oleh unit pelaksana teknis dilingkungan Ditjen GTK maupun lembaga diklat lainnya. Kegiatan tatap muka penuh ini dilaksanan secara terstruktur pada suatu waktu yang dipandu oleh fasilitator.


(14)

Tatap muka penuh dilaksanakan menggunakan alur pembelajaran yang dapat dilihat pada alur di bawah.

Gambar 2. Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh

Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model tatap muka penuh dapat dijelaskan sebagai berikut,

Pendahuluan

Pada kegiatan pendahuluan fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat untuk mempelajari :

1) latar belakang yang memuat gambaran materi 2) tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi

3) kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul. 4) ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran

5) langkah-langkah penggunaan modul Mengkaji Materi

Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi G Komunikasi Efektif fasilitator memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari materi yang diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar. Guru sebagai peserta dapat


(15)

mempelajari materi secara individual maupun berkelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator.

Melakukan aktivitas pembelajaran

Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan yang akan secara langsung berinteraksi di kelas pelatihan bersama fasilitator dan peserta lainnya, baik itu dengan menggunakan diskusi tentang materi, malaksanakan praktik, dan latihan kasus.

Lembar kerja pada pembelajaran tatap muka penuh adalah bagaimana menerapkan pemahaman materi-materi yang berada pada kajian materi. Pada aktivitas pembelajaranmateri ini juga peserta secara aktif menggali informasi, mengumpulkan dan mengolah data sampai pada peserta dapat membuat kesimpulan kegiatan pembelajaran.

Presentasi dan Konfirmasi

Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi hasil kegiatan sedangkan fasilitator melakukan konfirmasi terhadap materi dan dibahas bersama pada bagian ini juga peserta dan penyaji me-review materi

berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran Persiapan Tes Akhir

Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes akhir.


(16)

2. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka In-On-In

Kegiatan diklat tatap muka dengan model In-On-In adalan kegiatan fasilitasi

peningkatan kompetensi guru yang menggunakan tiga kegiatan utama, yaitu

In Service Learning 1 (In-1), on the job learning (On), dan In Service Learning2 (In-2). Secara umum, kegiatan pembelajaran diklat tatap muka In-On-In tergambar pada alur berikut ini.

Gambar 3. Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In

Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model In-On-In dapat dijelaskan


(17)

Pendahuluan

Pada kegiatan pendahuluan disampaikan bertepatan pada saat pelaksanaan IN 1 fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat

untuk mempelajari:

1) latar belakang yang memuat gambaran materi 2) tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi

3) kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul. 4) ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran

5) langkah-langkah penggunaan modul

In Service Learning 1 (IN-1) 1) Mengkaji Materi

Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi G Komunikasi Efektif, fasilitator memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari materi yang diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar.Guru sebagai peserta dapat mempelajari materi secara individual maupun berkelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator.

2) Melakukan aktivitas pembelajaran

Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan/metode yang secara langsung berinteraksi di kelas pelatihan, baik itu dengan menggunakan metode berfikir reflektif, diskusi, brainstorming,

simulasi, maupun studi kasus yang kesemuanya dapat melalui Lembar Kerja yang telah disusun sesuai dengan kegiatan pada IN1.

Pada aktivitas pembelajaran materi ini peserta secara aktif menggali informasi, mengumpulkan dan mempersiapkan rencana pembelajaran pada on the job learning.


(18)

On the Job Learning (ON) 1) Mengkaji Materi

Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi G Komunikasi Efektif, guru sebagai peserta akan mempelajari materi yang telah diuraikan pada IN 1. Guru sebagai peserta dapat

membuka dan mempelajari kembali materi sebagai bahan dalam mengerjaka tugas-tugas yang ditagihkan kepada peserta.

2) Melakukan aktivitas pembelajaran

Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran di sekolah maupun di kelompok kerja berbasis pada rencana yang telah disusun pada IN1 dan sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan/metode praktik, eksperimen, sosialisasi, implementasi, peer discussion yang

secara langsung di dilakukan di sekolah maupun kelompok kerja melalui tagihan berupa Lembar Kerja yang telah disusun sesuai dengan kegiatan pada ON.

Pada aktivitas pembelajaran materi pada ON, peserta secara aktif

menggali informasi, mengumpulkan dan mengolah data dengan melakukan pekerjaan dan menyelesaikan tagihan pada ON.

In Service Learning 2 (IN-2)

Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi produk-produk tagihan

ON yang akan di konfirmasi oleh fasilitator dan dibahas bersama. pada

bagian ini juga peserta dan penyaji me-review materi berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran


(19)

Persiapan Tes Akhir

Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes akhir.

3. Lembar Kerja

Modul pembinaan karir guru kelompok komptetansi G Komunikasi Efektif teridiri dari beberapa kegiatan pembelajaran yangdidalamnya terdapat aktivitas-aktivitas pembelajaran sebagai pendalaman dan penguatan pemahaman materi yang dipelajari.

Modul ini mempersiapkan lembar kerja yang nantinya akan dikerjakan oleh peserta, lembar kerja tersebut dapat terlihat pada table berikut.

Tabel 2. Daftar Lembar Kerja Modul

No Kode LK Nama LK Keterangan

1. LK-01. Bentuk Komunikasi TM, IN1

2. LK-02. Strategi Komunikasi TM, IN1

3. LK-03. Metode Komunikasi TM, IN1

4. LK-04. Teknik Komunikasi TM, IN1

5. LK-05. Unsur-unsur dalam Berkomunikasi TM, IN1 6. LK-06. Teori Berkomunikasi sesuai dengan

perkembangan Teori Belajar

TM, IN1

7. LK-07. Hambatan dalam Berkomuinkasi TM, IN1 8. LK-08. Cara Memperbaiki Kesalahan

Berkomunikasi dan Solusinya

TM, IN1

9. LK-09. Kasus Komunikasi Efektif TM, IN1

10. LK-10. Praktik Komunikasi TM, IN1


(20)

No Kode LK Nama LK Keterangan kemudian menentukan metode,

teknik, dan strateginya.

12. LK-12 Presentasi IN2

Keterangan:

TM : Digunakan pada Tatap Muka Penuh IN1 : Digunakan pada In service learning 1

ON : Digunakan pada on the job learning


(21)

Kegiatan Pembelajaran

Komunikasi Efektif

A. Tujuan

Setelah mempelajari modul ini Anda dapat meningkatkan pemahaman tentang strategi berkomunikasi dalam pembelajaran bahasa dengan baik dengan mengintegrasikannilai-nilai utama Penguatan Pendidikan Karakter.

B. Indikator Ketercapaian Kompetensi

Tabel 3. Indikator Kompetensi KP

Kompetensi Guru (KG) Indikator Pencapaian Kompetensi 7.1 Memahami berbagai strategi

berkomunikasi yang efektif, empatik dan santun, baik secara lisan maupun tulisan.

7,1.1 Menjelaskan bentuk komunikasi 7.1.2 Menjelaskan strategi komunikasi

berdasarkan kasus 7.2 Berkomunikasi secara efektif,

empatik, dan santun dengan peserta didik dengan bahasa yang khas dalam interaksi pembelajaran yang terbangun secara siklikal dari

7.2.1   Menjelaskan metode komunikasi   7.2.2   Menentukan teknik komunikasi efektif  7.2.3  Melakukan komunikasi secara efektif 

C. Uraian Materi

1. Konsep dan Prinsip Komunikasi

Komunikasi adalah faktor yang sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam konteks pembelajaran, komunkasi merupakan suatu proses penyampaian informasi dari guru sebagai komunikator terhadap peserta didik sebagai komunikan melalui berbagai rangsangan dengan tujuan untuk mengubah prilaku peserta didik.

Menurut Jalaluddin (2008:13) komunikasi yang efektif ditandai dengan adanya pengertian, dapat menimbulkan kesenangan, memengaruhi sikap,


(22)

meningkatkan hubungan sosial yang baik, dan pada akhirnya menimbulkan suatu tidakan. Komunikasi efektif dipandang sebagai suatu hal yang penting dan kompleks (Mingay, 2005: 2; dan Soller, Lesgold, Linton dan Goodman, 1999: 1-8). Dianggap penting karena ragam dinamika kehidupan (bisnis, politik, misalnya) yang terjadi biasanya menghadirkan situasi kritis yang perlu penanganan secara tepat, munculnya kecenderungan untuk tergantung pada teknologi komunikasi, serta beragam kepentingan yang ikut muncul.

Stephen Covey menekankan konsep kesalingtergantungan

(interdependency) untuk menjelaskan hubungan antar-manusia. Unsur yang

paling penting dalam komunikasi bukan sekadar pada apa yang kita tulis atau kita katakan, tetapi lebih pada karakter kita dan bagaimana kita menyampaikan pesan kepada penerima pesan. Jika kata-kata atau pun tulisan kita dibangun dari teknik hubungan manusia yang dangkal (etika kepribadian), bukan dari diri kita yang paling dalam (etika karakter), maka orang lain akan melihat atau membaca sikap kita. Jadi syarat utama dalam komunikasi efektif adalah karakter yang kokoh yang dibangun dari pondasi integritas pribadi yang kuat.

Menurut Stephen Covey, justru komunikasi merupakan keterampilan yang paling penting dalam hidup kita. Kita menghabiskan sebagian besar jam di saat kita sadar dan bangun untuk berkomunikasi. Sama halnya dengan pernafasan, komunikasi kita anggap sebagai hal yang otomatis terjadi begitu saja, sehingga kita tidak memiliki kesadaran untuk melakukannya dengan efektif. Kita tidak pernah dengan secara khusus mempelajari bagaimana menulis dengan efektif, bagaimana membaca dengan cepat dan efektif, bagaimana berbicara secara efektif, apalagi bagaimana menjadi pendengar yang baik. Bahkan untuk yang terakhir, yaitu ketrampilan untuk mendengar tidak pernah diajarkan atau kita pelajari dalam proses pembelajaran yang kita lakukan baik di sekolah formal maupun pendidikan informal lainnya. Bahkan menurut Covey, hanya sedikit orang yang pernah mengikuti pelatihan mendengar. Sebagian besar pelatihan tersebut adalah teknik Etika Kepribadian, yang terpotong dari dasar karakter dan dasar hubungan yang mutlak vital bagi pemahaman kita terhadap keberadaan orang lain.


(23)

Syarat utama agar komunikasi itu efektif adalah kredibilitas. Keterampilan komunikasi antarperorangan adalah kemampuan untuk terus menerus membangun kredibilitas dan dapat dipercayanya segala apa yang kita komunikasikan. Untuk membangun kredibilitas harus ada isi pesan yang jelas, suara/intonasi dalam menyampaikan pesan dan wahana bagaimana orang itu menyampaikan pesan. Jadi semakin seseorang tidak konsekuen dengan ketiga hal tersebut, maka akan menentukan kredibilitas sesorang, semakin tidak konsekuen akan menjadi semakin “tidak dipercaya”.

Menurut Johnson, Sutton, dan Harris (2001: 81) komunikasi efektif dapat terjadi melalui atau dengan didukung oleh aktivitas role-playing, diskusi,

aktivitas kelompok kecil dan materi-materi pengajaran yang relevan. Meskipun penelitian mereka terfokus pada komunikasi efektif untuk proses belajar-mengajar, hal yang dapat dimengerti di sini adalah bahwa suatu proses komunikasi membutuhkan aktivitas, cara, dan sarana lain agar bisa berlangsung dan mencapai hasil yang efektif.

Menurut Thomas Leech dalam bukunya "Say it like Shakespeare", ada lima

komponen atau unsur penting dalam komunikasi yang harus kita perhatikan yaitu: (1) Pengirim pesan (sender), (2) Pesan yang dikirimkan (message), (3) Bagaimana pesan tersebut dikirimkan (delivery channel atau media), (4) Penerima pesan (receiver), (5) Umpan balik (feedback). Leech

menambahkan, bahwa untuk membangun komunikasi yang efektif, setidaknya kita harus menguasai empat keterampilan dasar dalam komunikasi, yaitu membaca-menulis (bahasa tulisan) dan mendengar-berbicara (bahasa lisan). Begitu pentingnya, banyak orang menghabiskan waktunya untuk melakukan salah satu keempat keterampilan itu.

Komunikasi efektif tejadi apabila sesuatu (pesan) yang diberitahukan komunikator dapat diterima dengan baik atau sama oleh komunikan, sehingga tidak terjadi salah persepsi. Tujuan dan bentuk komunikasi efektif adalah memberi kemudahan dalam memahami pesan yang diberikan.


(24)

Bentuk komunikasi efektif: 1) Komunikasi verbal efektif:

a) Berlangsung secara timbal balik. b) Makna pesan ringkas dan jelas. c) Bahasa mudah dipahami.

d) Cara penyampaian mudah diterima. e) Disampaikan secara tulus

f) Mempunyai tujuan yang jelas.

g) Memperlihatkan norma yang berlaku. h) Disertai dengan humor

2) Komunikasi non-verbal :

a) Yang perlu diperhatikan dalam komunikasi non-verbal adalah :

(1) Penampilan fisik.

(2) Sikap tubuh dan cara berjalan. (3) Ekspresi wajah.

(4) Sentuhan

b) Unsur-unsur dalam membangun komunikasi efektif : (1) Berhadapan.

(2) Mempertahankan kontak mata. (3) Membungkuk ke arah klien. (4) Mempertahankan sikap terbuka. (5) Tetap relax.

c) Syarat-syarat untuk berkomunikasi secara efektif adalah antara lain :

(1) Menciptakan suasana yang menguntungkan. (2) menggunakan bahasa yang mudah ditangkap dan

dimengerti.

(3) pesan yang disampaikan dapat menggugah perhatian atau minat di pihak komunikan.

(4) Pesan dapat menggugah kepentingan dipihak komunikan yang dapat menguntungkannya.

(5) Pesan dapat menumbuhkan sesuatu penghargaan atau reward di pihk komunikan.


(25)

Berbicara tentag minat atau awareness di pihak komunikan, dapat

dikemukakan bahwa minat akan timbul bilamana ada unsure-unsur sebagai berikut :

1) Tersedianya suatu hal yang menarik minat.

2) Terdapat kontras, yaitu perbedaan antara hal yang satu dengan lainnya, sehingga apa yang menonjol itu menumbuhkan perhatian.

3) Terdapat harapan untuk mendapat keuntungan atau mungkin gangguan dari hal yang dimaksudkan.

Itulah beberapa hal yang dapat menimbulkan sesuatu komunikasi yang efektif. Sudah barang tentu untuk menciptakan keefektifan tidaklah semudah yang dipaparkan dalam tulisan diatas, karena faktor-faktor lain seperti kejiwaan, lingkungan dan budaya turut memainkan peranannya. Unsur-unsur komunikasi adalah sebagai berikut:

1) Komunikator,. Komunikator merupakan sumber dan pengirim pesan. 2) Pesan. harus memiliki daya tarik tersendiri, sesuai dengan kebutuhan penerima pesan, kesamaan pengalaman tentang pesan, dan ada peran pesan dalam memenuhi kebutuhan penerima pesan.

3) Media. Metode dan media yang digunakan dalam proses komunikasi harus disesuaikan dengan kondisi atau karakteristik penerima pesan. 4) Komunikan. Agar komunikasi berjalan lancar, komunikan harus mampu

menafsirkan pesan, sadar bahwa pesan sesuai dengan kebutuhannya, dan harus ada perhatian terhadap pesan yang diterima.

5) Efek. Terjadinya efek dalam suatu proses komunikasi sangat tergantung kepada cara penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan serta kebutuhan komunikan terhadap pesan yang disampaikan.

Agar transfer pengetahuan itu berjalan dengan baik, perlu diperhatikan prinsip-prinsip belajar sebagai berikut:

1) Perhatian dan Motivasi 2) Keaktifan

3) Keterlibatan Langsung/Pengalaman 4) Pengulangan


(26)

5) Tantangan

6) Balikan dan Penguatan 7) Perbedaan Individual

Secara teoretis, pada waktu seorang pelajar melakukan intra komunikasi, terjadilah proses yang terdiri atas 3 tahap:

1) Persepsi.

Persepsi adalah penginderaan terhadap suatu kesan yang timbul dalam lingkungannya. Penginderaan itu dipengaruhi oleh pengalaman, kebiasaan dan kebutuhan.

2) Ideasi

Dalam tahap ini, pelajar mengonsepsi apa yang dipersepsinya. Ini berarti bahwa dia mengadakan selesai dari sekian banyak pengetahuan, dan pengalaman yang pernah diperolehnya, mengadaan penataan dengan yang relevan dari hasil resepsinya tadi, untuk kemudian ditransmisikan secara verbal kepada lawan diskusinya.

3) Transmisi

Transmisi adalah proses penyampaian konsepsi karya penalaran sehingga, apa yang dilontarkan dari mulutnya adalah pernyataan yang manta, meyakinkan, sistematis dan logis. Dengan demikian berkat intrakomunikasi yang selalu terlatih, ia akan mengalami keberhasilan dalam proses interkomunikasi berikutnya.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menciptakan komunikasi efektif dalam pembelajaran adalah:

1) Semua komponen dalam komunikasi pembelajaran diusahakan dalam kondisi ideal atau baik:

a) Pesan (message) harus jelas, sesuai dengan kurikulum, terstruktur secara jelas, menarik dan sesuai dengan tingkat intelektual siswa.

b) Sumber (guru) harus memiliki kompetensi dalam materi ajar, media yang digunakan, mampu menyandikan dengan jelas, mampu menyampaikan tanpa pembiasan dan menarik perhatian


(27)

serta mampu memotivasi diri dan siswa dalam proses interaksi dan transaksi komunikasi.

c) Penerima (siswa) harus dalam kondisi yang baik (sehat) untuk tercapainya prasyarat pembelajaran yang baik.

d) Lingkungan (setting) mampu mendukung penuh proses

komunikasi, misalnya pencahayaan, kenyamanan ruang dan sebagainya.

e) Materi (media software) dalam kondisi baik/tidak rusak (sesuai dengan isi/pesan).

f) Alat (device) tidak rusak, sehingga tidak membiaskan arti

(audiovisual). Media uang menarik (dapat dilihat dan didengar) akan memudahkan siswa dalam retensi dan pengingatan kembali pesan yang pernah didapat.

g) Teknik/prosedur penggunaan semua komponen pembelajaran harus memiliki instruksi jelas dan terprogram dalam pengelolaan. 2) Proses encoding dan decoding tidak mengalami pembiasan arti/makna.

3) Penganalogian harus dilakukan untuk membantu membangkitkan pengertian baru dengan pengertian lama yang pernah mereka dapat. 4) Meminimalisasi tingkat gangguan (barrier/noise) dalam proses

komunikasi mulai dari proses penyandian sumber, proses penyimbolan dalam software dan hardware, dan proses penafsiran penerima.

5) Feedback dan respons harus ditingkatkan intensitasnya untuk mengukur efektivitas dan efisiensi ketercapaian.

6) Pengulangan (repetition) harus dilakukan secara kontinyu maupun

progresif.

7) Evaluasi proses dan hasil harus dilakukan untuk melihat kekurangan dan perbaikan.

8) Delapan aspek pendukung dalam komunikasi; fisik, psikologi, sosial, dan waktu harus dibentuk dan diselaraskan dengan kondisi komunikasi yang sedang berlangsung agar tidak menghambat proses komunikasi pembelajaran (M. Miftah).


(28)

Secara umum ada beberapa strategi komunikasi yang diduga dapat mendukung tercapainya komunikasi yang efektif. Komunikator sebagai personal mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap komunikan, bukan saja dilihat dari kemampuan dia menyampaikan pesan, namun juga menyangkut berbagai aspek karakteristik komunikator.

Kredibilitas, ialah kewibawaan seorang komunikator di

hadapan komunikan. Ciri guru yang berwibawa dapat dilihat dari penampilan yang tenang dan tegas.

Daya tarik, hal ini berkenaan dengan keadaan yang

menunjukkan penerima melihat komunikator sebagai seorang yang disenangi dalam bentuk peranan yang memuaskan. Dengan demikian, efektivitas komunikasi yang dilaksanakan oleh guru dalam kelas sebagai komunikator, akan dipengaruhi oleh kesan peserta didik terhadap daya tarik guru tersebut.

Satu lagi daya tarik komunikator, yaitu daya tarik fisik (physical attarctiviness). Artinya, bahwa daya tarik fisik

seorang komunikator, memudahkan tercapainya simpati dan perhatian dari komunikan.

Kemampuan intelektual, ialah tingkat kecakapan, kecerdasan dan keahlian seorang komunikator.

Integritas atau keterpaduan sikap dan perilaku dalam aktivitas kelas sehari-hari.

Keterpercayaan, kalau komunikator dipercaya oleh

komunikan maka akan lebih mudah menyampaikan pesan dan mempengaruhi sikap orang lain.

Kepekaan sosial, yaitu suatu kemampuan komunikator

untuk memahami situasi di lingkungan kelas.

Kematangan tingkat emosional, ialah kemampuan komunikator untuk mengendalikan emosinya, sehingga tetap dapat melaksanakan komunikasi dalam suasana yang menyenangkan di kedua belah pihak.

Berorientasi kepada kondisi psikologis komunikan, artinya seorang komunikator perlu memahami kondisi psikologis orang yang diajak bicara.


(29)

Syarat-syarat untuk berkomunikasi secara efektif adalah antara lain : 1) Menciptakan suasana yang menguntungkan.

2) Menggunakan bahasa yang mudah ditangkap dan dimengerti.

3) Pesan yang disampaikan dapat menggugah perhatian atau minat di pihak komunikan.

4) Pesan dapat menggugah kepentingan dipihak komunikan yang dapat menguntungkannya.

5) Pesan dapat menumbuhkan sesuatu penghargaan atau reward di pihak komunikasikan.

Berbicara tentang minat di pihak komunikan, dapat dikemukakan bahwa minat akan timbul bilamana ada unsur-unsur sebagai berikut :

1) Tersedianya suatu hal yang menarik minat.

2) Terdapat kontras, yaitu perbedaan antara hal yang satu dengan lainnya, sehingga apa yang menonjol itu menumbuhkan perhatian.

3) Terdapat harapan untuk mendapat keuntungan atau mungkin gangguan dari hal yang dimaksud. Itulah beberapa hal saja yang dapat menimbulkan sesuatu komunikasi yang efektif. Sudah barang tentu untuk menciptakan keefektifan tidaklah semudah yang dipaparkan dalam tulisan diatas, karena factor-faktor lain seperti kejiwaan, lingkungan dan budaya turut memainkan peranannya.

Komunikasi efektif dipandang sebagai suatu hal yang penting dan kompleks (Mingay, 2005: 2; dan Soller, Lesgold, Linton dan Goodman, 1999: 1 – 8). Dianggap penting karena ragam dinamika kehidupan (bisnis dan politik) misalnya yang terjadi biasanya menghadirkan situasi kritis yang perlu penanganan secara tepat, munculnya kecenderungan untuk tergantung pada teknologi komunikasi, serta beragam kepentingan yang ikut muncul.

Stephen Covey menekankan konsep kesalingtergantungan (interdependency)

untuk menjelaskan hubungan antarmanusia. Unsur yang paling penting dalam komunikasi bukan sekadar pada apa yang kita tulis atau kita katakan, tetapi lebih pada karakter kita dan bagaimana kita menyampaikan pesan kepada penerima pesan. Jika kata-kata atau pun tulisan kita dibangun dari teknik


(30)

hubungan manusia yang dangkal (etika kepribadian), bukan dari diri kita yang paling dalam (etika karakter), maka orang lain akan melihat atau membaca sikap kita. Jadi syarat utama dalam komunikasi efektif adalah karakter yang kokoh yang dibangun dari pondasi integritas pribadi yang kuat.

Syarat utama agar komunikasi itu efektif adalah kredibilitas. Keterampilan komunikasi antar perorangan adalah kemampuan untuk terus menerus membangun kredibilitas dan dapat dipercayanya segala apa yang kita komunikasikan. Untuk membangun kredibilitas harus ada isi pesan yang jelas, suara/intonasi dalam menyampaikan pesan dan wahana bagaimana orang itu menyampaikan pesan. Jadi semakin seseorang tidak konsekuen dengan ketiga hal tersebut, maka akan menentukan kredibilitas sesorang, semakin tidak konsekuen akan menjadi semakin “tidak dipercaya”.

 

3. Metode Komunikasi

Johnson, Sutton dan Harris (2001: 81) menunjukkan metode atau cara agar komunikasi efektif dapat dicapai. Menurut mereka, komunikasi efektif dapat terjadi melalui atau dengan didukung oleh aktivitas role-playing, diskusi,

aktivitas kelompok kecil dan materi-materi pengajaran yang relevan. Meskipun penelitian mereka terfokus pada komunikasi efektif untuk proses belajar-mengajar, hal yang dapat dimengerti di sini adalah bahwa suatu proses komunikasi membutuhkan aktivitas, cara dan sarana lain agar bisa berlangsung dan mencapai hasil yang efektif.

Menurut Thomas Leech dalam bukunya Say it like Shakepeare, ada lima komponen atau unsur penting dalam komunikasi yang harus kita perhatikan yaitu: (1) Pengirim pesan (sender), (2) Pesan yang dikirimkan (message), (3) Bagaimana pesan tersebut dikirimkan (delivery channel atau media), (4) Penerima pesan (receiver), (5) Umpan balik (feedback). Leech menambahkan, bahwa untuk membangun komunikasi yang efektif, setidaknya kita harus menguasai empat keterampilan dasar dalam komunikasi, yaitu membaca-menulis (bahasa tulisan) dan mendengar-berbicara (bahasa lisan). Begitu pentingmya, banyak orang menghabiskan waktunya untuk melakukan,paling tidak,salah satu keempat keterampilan itu.


(31)

Komunikasi efektif tejadi apabila sesuatu (pesan) yang diberitahukan komunikator dapat diterima dengan baik atau sama oleh komunikan, sehingga tidak terjadi salah persepsi.

Berikut ini diuraikan tentang sejumah teori komunikasi sesuai dengan perkembangan teori belajar.

Model mekanistik

Model komunikasi mekanistis terdiri atas one way communication dan two way communication. Salah satu contoh model komunikasi mekanistis

tipe pertama adalah metode ceramah di dalam proses pembelajaran, yaitu guru menyampaikan materi dan peserta didik menyimaknya dengan baik

Model interaksional

Ciri utama model interaksional adalah terjadinya feedback atau umpan

balik antara komunikator dan komunikan. Komunikasi yang berlangsung bersifat dua arah karena terjadi dialog. Setiap partisipan memiliki peran ganda, dalam arti pada satu saat bertindak sebagai komunikator, pada saat yang lain bertindak sebagai komunikan.

Model psikologis

Model komunikasi psikologis mempelajari perilaku individu, termasuk perilaku belajar, merupakan totalitas penghayatan dan aktivitas yang lahir sebagai hasil akhir saling pengaruh antara berbagai gejala, seperti perhatian, pengamatan, ingatan, pikiran dan motif.

Model pragmatis

Model pragmatis ini berkaitan dengan kompleksitas waktu. Model pragmatis memiliki dua arah unsur yang dipandang amat penting, yaitu pertama, tindakan atau perilaku individu. Kedua, Unsur waktu, yang dipandang sebagai dimensi tersendiri, yang muncul akibat dari kedua unsur itu sendiri.


(32)

Bila anda mencoba untuk terhubung dengan lingkaran orang-orang yang lebih besar, anda perlu menanyakan 5 pertanyaan ini pada diri anda sendiri:

Apakah anda menemukan kesamaan antara anda berdua? Apakah anda membuat mereka merasa nyaman?

Apakah anda membuat mereka merasa dimengerti? Apakah hubungan anda dengan jelas didefinisikan?

Apakah mereka merasakan emosi yang positif akibat berinteraksi dengan Anda?

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, anda harus mempertimbangkan penjelasan di bawah ini.

4. Kemampuan Komunikasi yang Efektif

Berikan kesan bahwa anda antusias berbicara dengan mereka

Beri mereka kesan bahwa anda lebih suka berbicara dengan mereka daripada orang lain di muka bumi ini. Ketika anda memberi mereka kesan bahwa anda sangat antusias berbicara dengan mereka dan bahwa anda peduli kepada mereka, anda membuat perasaan mereka lebih positif dan percaya diri. Mereka akan lebih terbuka kepada anda dan sangat mungkin memiliki percakapan yang mendalam dengan anda. Ajukan pertanyaan tentang minat mereka

Ajukan pertanyaan terbuka perspektif baru tentang diri mereka sendiri dan tujuan hidup mereka.

Beradaptasi dengan bahasa tubuh dan perasaan mereka

Rasakan bagaimana perasaan mereka pada saat ini dengan mengamati bahasa tubuh dan nada suara. Dari sudut pandang ini, anda dapat yang akan membuat mereka berbicara tentang minat dan kehidupan mereka. Galilah sedetail mungkin sehingga akan membantu mereka memperoleh perspektif baru tentang diri mereka sendiri dan tujuan hidup mereka.

Beradaptasi dengan bahasa tubuh dan perasaan mereka

Rasakan bagaimana perasaan mereka pada saat ini dengan mengamati bahasa tubuh dan nada suara. Dari sudut pandang ini, anda dapat


(33)

menyesuaikan kata-kata, bahasa tubuh, dan nada suara anda sehingga mereka akan merespon lebih positif.

Tunjukkan rasa persetujuan: Katakan kepada mereka apa yang anda kagumi tentang mereka dan mengapa. Salah satu cara terbaik untuk segera berhubungan dengan orang adalah dengan menjadi jujur dan memberitahu mereka mengapa anda menyukai atau mengagumi mereka. Jika menyatakan secara langsung dirasakan kurang tepat, cobalah dengan pernyataan tidak langsung. Kedua pendekatan tersebut bisa sama-sama efektif.

Dengarkan dengan penuh perhatian semua yang mereka katakan. Jangan terlalu berfokus pada apa yang akan Anda katakan selanjutnya selagi mereka berbicara. Sebaliknya, dengarkan setiap kata yang mereka katakan dan responlah serelevan mungkin. Hal ini menunjukkan bahwa anda benar-benar mendengarkan apa yang mereka katakan dan anda sepenuhnya terlibat di dalam suasana bersama dengan mereka. Juga pastikan untuk bertanya setiap kali ada sesuatu yang tidak mengerti pada hal-hal yang mereka katakan. Anda tentu saja ingin menghindari semua penyimpangan yang mungkin terjadi dalam komunikasi jika anda ingin mengembangkan hubungan yang sepenuhnya dengan orang tersebut.

Beri mereka kontak mata yang lama. Kontak mata yang kuat mengkomunikasikan kepada orang lain bahwa anda tidak hanya terpikat oleh mereka dan apa yang mereka katakan tetapi juga menunjukkan bahwa anda dapat dipercaya. Ketika dilakukan dengan tidak berlebihan, mereka juga akan menganggap anda yakin pada diri anda sendiri karena kesediaan anda untuk bertemu mereka secara langsung. Akibatnya, orang secara alami akan lebih memperhatikan anda dan apa yang anda katakan.

Ungkapkan diri anda sebanyak mungkin. Salah satu cara terbaik untuk mendapatkan kepercayaan seseorang adalah dengan mengungkapkan diri seterbuka mungkin. Bercerita tentang kejadian yang menarik dari hidup anda atau hanya menggambarkan contoh lucu dari kehidupan normal sehari-hari. Ketika anda bercerita tentang diri anda, pastikan


(34)

untuk tidak menyebutkan hal-hal yang menyimpang terlalu jauh dari minat mereka atau bahkan berlebihan. Anda dapat membiarkan mereka mengetahui lebih jauh tentang diri anda seiring berjalannya waktu.

Berikan kesan bahwa anda berdua berada di tim yang sama. Gunakan kata-kata seperti “kami, kita ” untuk segera membangun sebuah ikatan. Bila anda menggunakan kata-kata tersebut, anda membuatnya tampak seperti anda dan mereka berada di tim yang sama, sementara orang lain berada di tim yang berbeda.

Berikan mereka senyuman terbaik anda. Ketika anda tersenyum pada orang, anda menyampaikan pesan bahwa anda menyukai mereka dan kehadiran mereka membawa anda kebahagiaan. Tersenyum pada mereka akan menyebabkan mereka sadar ingin tersenyum kembali pada anda yang secara langsung akan membangun hubungan antara anda berdua.

Menawarkan saran yang bermanfaat. Kenalkan tempat makan yang pernah anda kunjungi, film yang anda tonton, orang-orang baik yang mereka ingin temui, buku yang anda baca, peluang karir atau apa pun yang terpikirkan oleh anda. Jelaskan apa yang menarik dari orang-orang, tempat atau hal-hal tersebut. Jika anda memberi ide yang cukup menarik perhatian mereka, mereka akan mencari anda ketika mereka memerlukan seseorang untuk membantu membuat keputusan tentang apa yang harus dilakukan selanjutnya.

Beri mereka motivasi. Jika orang yang anda hadapi lebih muda atau dalam posisi yang lebih sulit dari anda, mereka mungkin ingin mendengar beberapa kata motivasi dari anda karena anda lebih berpengalaman atau anda tampaknya menjalani kehidupan dengan baik . Jika anda ingin memiliki hubungan yang sehat dengan orang tersebut, anda tentu saja tidak ingin tampak seperti anda memiliki semuanya sementara mereka tidak. Yakinkan mereka bahwa mereka dapat melampaui masalah dan keterbatasan mereka, sehingga mereka akan berharap menjadikan anda sebagai teman yang enak untuk diajak bicara.

Tampil dengan tingkat energi yang sedikit lebih tinggi dibanding orang lain. Umumnya, orang ingin berada di sekitar orang-orang yang akan


(35)

mengangkat mereka, bukannya membawa mereka ke bawah. Jika anda secara konsisten memiliki tingkat energi yang lebih rendah daripada orang lain, mereka secara alami akan menjauh dari Anda menuju seseorang yang lebih energik. Untuk mencegah hal ini terjadi, secara konsisten tunjukkan dengan suara dan bahasa tubuh anda bahwa anda memiliki tingkat energi yang sedikit lebih tinggi sehingga mereka akan merasa lebih bersemangat dan positif berada di sekitar Anda. Namun jangan juga anda terlalu berlebihan berenergik sehingga menyebabkan orang-orang tampak seperti tidak berdaya. Energi dan gairah yang tepat akan membangun antusiasme mereka.

Sebut nama mereka dengan cara yang menyenangkan telinga mereka Nama seseorang adalah salah satu kata yang memiliki emosional yang sangat kuat bagi mereka. Tapi hal itu belum tentu seberapa sering anda katakan nama seseorang, namun lebih pada bagaimana anda mengatakannya. Hal ini dapat terbantu dengan cara anda berlatih mengatakan nama seseorang untuk satu atau dua menit sampai anda merasakan adanya emosional yang kuat. Ketika anda menyebutkan nama mereka lebih menyentuh dibanding orang lain yang mereka kenal, mereka akan menemukan bahwa anda lah yang paling berkesan.

Tawarkan untuk menjalani hubungan selangkah lebih maju. Ada beberapa hal yang dapat anda lakukan untuk memajukan persahabatan anda dengan seseorang: tawaran untuk makan dengan mereka, berbicara sambil minum kopi, melihat pertandingan olahraga, dan lain-lain. Meskipun jika orang tersebut tidak menerima tawaran anda, mereka akan tetap tersanjung bahwa anda ingin mereka menjalani persahabatan ke tingkat yang lebih dalam. Di satu sisi, mereka akan memandang anda karena anda memiliki keberanian untuk membangun persahabatan bukan mengharapkan persahabatan yang instan.

5. Teknik yang dapat Meningkatkan Komunikasi Aktif Diskusi

Pada saat peserta didik melakukan komunikasi intrapersonal, terjadilah suatu proses bertahap dari persepsi ideasi, dan berakhir pada transmisi.


(36)

Pada tahap persepsi, peserta didik melakukan penginderaan terhadap mata pelajaran yang disajikan gurunya, sehingga timbul kesan pada pusat sarafnya.

Demonstrasi

Peserta didik umumnya cepat menerima dan tertarik pada maksud demonstrasi yang ada hubungannya dengan bakat mereka, hal-hal yang aneh, dan atau luar biasa. Guru yang cerdik akan meminta peserta didiknya untuk melakukan sendiri apa yang ia kehendaki dalam demonstrasi itu, serta memikirkan hasilnya.

Teknik komunikasi dalam proses belajar mengajar dapat dikategorikan dalam dua kelompok besar, yaitu teknik komunikasi berdasarkan nosinya dan teknik keomunikasi berdasarkan saluran yang digunakan.Teknik komunikasi berdasarkan nosinya, disajikan berikut ini:

Komunikasi informatif (informatif communication)

Teknik suatu pesan yang disampaikan kepada seseorang atau sejumlah orang tentang hal-hal baru yang diketahuinya

Komunikasi persuasif (persuasive communication)

Proses mempengaruhi sikap, pandangan atau perilaku seseorang dalam bentuk kegiatan membujuk, mengajak, sehingga ia melakukan dengan kesadaran sendiri.

Komunikasi instruktif/koersif (instructive/coersive communication)

Komunikasi yang mengandung ancaman, sangsi dan lain-lain yang bersifat paksaan, sehingga orang-orang yang dijadikan sasaran melakukan sesuatu secara terpaksa, karena takut akibatnya.

Selain teknik komunikasi yang diuraikan di atas, teknik komunikasi berikutnya yang perlu pula mendapatkan perhatian guru ketika melakukan pembelajaran adalah teknik komunikasi berdasarkan saluran yang digunakan. Teknik ini diuraikan di bawah ini:


(37)

Seorang guru memberikan pelajaran secara langsung dengan bertatap muka dengan para peserta didik dalam suatu ruangan ataupun di luar ruangan dalam konteks pembelajaran.

1) Dengarkan seutuhnya apa yang peserta didik inginkan 2) Berikan waktu untuk merespons

3) Lakukan komunikasi lebih sederhana dan jelas

4) Hargai prestasi apa pun yang ditunjukkan peserta didik 5) Senantiasalah Memotivasi peserta didik

6) Katakan sesuatu dengan cara yang lebih positif 7) Menanggapi sesuatu dengan sabar

8) Tunjukkan senyum yang terbaik

9) Beri tanggapan dengan cara memparaphrase kata-kata yang diucapkan, menggambarkan perilaku khusus yang diperlihatkan, dan tanggapan mengenai kedua hal tersebut.

10) Jaga nada suara, jangan sampai berteriak, menghakimi, atau seperti memusuhi.

Teknik Komunikasi Tidak Langsung

Komunikasi secara tidak langsung dilakukan melalui perantaraan saluran media. Ada beberapa fungsi lain yang dapat dilakukan oleh media. Fungsi-fungsi tersebut antara lain:

1) Memberikan pengetahuan tentang tujuan belajar 2) Memotivasi peserta didik

3) Menyajikan informasi 4) Merangsang diskusi

5) Mengarahkan kegiatan peserta didik 6) Menguatkan belajar

6. Hambatan Komunikasi Efektif

Secara umum hambatan yang terjadi dalam proses komunikasi dapat berasal dari dalam (internal) maupun dari luar (eksternal).

Hambatan internal, berasal dari diri peserta didik atau pembelajar itu sendiri. Dapat berupa hambatan psikologis (minat, sikap, pendapat, kepercayaan,


(38)

intelegensi, pengetahuan, dll) dan hambatan fisik (kelelahan, sakit, keterbatasan daya indera, dan cacat tubuh). Hambatan eksternal, berasal dari lungkungan pembelajar. Dapat berupa hambatan kultural (adat-istiadat, kepercayaan, norma sosial, dan niali-nilai panutan) dan hambatan lingkungan (suasana yang panas, bising, dan berjubel).

Marhaeni Fajar mengklasifikasikan hambatan komunikasi sebagai berikut: 1) Hambatan dari proses komunikasi

Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan belum jelas bagi dirinya atau pengirim pesan. Hal ini dipengaruhi oleh perasaan atau situasi emosional, sehingga mempengaruhi motivasi yaitu mendorong seseorang untuk bertindak sesuai dengan keinginan, kebutuhan, atau kepentingan.

2) Hambatan dalam penyandian atau symbol, hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga memiliki arti lebih dari satu, symbol yang dipergunakan antara si pengirim dengan penerima tidak sama atau bahasa yang dipergunakan terlalu sulit. Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan media komunikasi.Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya pe hatian pada saat menerima atau mendengarkan pesan, atau tidak mencari informasi lebih lanjut. Hambatan dalam memberikan balikan. Balikan yang diberikan tidak menggambarkan apa adanya, akan tetapi interpretatif, tidak tepat waktu, atau tidak jelas, dan sebagainya. Hambatan fisik. Hambatan ini dapat mengganggu komunikasi yang efektif, misalnya: gangguan kesehatan dan gangguan pada alat-alat komunikasi dan jaringan listrik.

3) Hambatan semantik

Kata-kata yang digunakan dalam komunikasi kadang-kadang mempunyai arti mendua yag berbeda, tidak jelas, atau berbelit-belit antara komunikator dengan komunikan.


(39)

4) Hambatan psikologis

Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu komunikasi.Selain itu juga karena masalah prasangka, yang merupakan penilaian sejak awal dalam diri komunikan terhadap komunikator.

7. Penerapan Komunikasi Efektif dalam Pembelajaran

Komunikasi dalam pembelajaran dikatakan efektif jika pesan yang dalam hal ini adalah materi pelajaran dapat diterima dan dipahami, serta menimbulkan umpan balik yang positif oleh peserta didik.Komunikasi efektif dalam pembelajaran harus didukung dengan keterampilan komunikasi antar pribadi yang harus dimiliki oleh seorang guru.

Berikut ini disajikan sejumlah praktik komunikasi efektif dalam pembelajaran. 1) Disajikan sejumlah dialog yang dipandang efektif dalam melakukan

komunikasi dengan peserta didik. 2) Memuji dan memotivasi.

Pujian dan motivasi yang diberikan guru dapat membuat peserta didik merasa istimew dan diterima segala kelebihan dan kekurangannya 3) Penguatan.

Dalam interaksi yang terjadi antara guru dan murid, diperlukan penguatan yang menunjang proses pembelajaran di dalam kelas.

4) Penutup/ refleksi.

Setelah materi ajar selesai disampaikan, guru merangkum materi yang telah dipelajari pada pertemuan hari itu, memberikan latihan untuk dikerjakan secara mandiri, memberikan akan kesempatan kepada murid untuk menanyakan kembali materi yang tidak mereka kuasai

Sembilan Tips Cara Komunikasi yang Baik dan Efektif dalam Percakapan: Pada artikel sembilan tips cara komunikasi yang baik dan efektif dalam percakapan ini, kita akan belajar bagaimana agar menjadi orang yang lebih baik dalam menjalin hubungan antar manusia. Mengapa ini penting?

Apabila ada yang bertanya lebih “sejahtera” mana antara orang yang


(40)

Tentunya jawabannya bisa beragam tapi orang yang bergerak di bidang pemasaranlah yang bisa lebih cepat sejahtera secara finasial.

Sebuah perusahaan yang memiliki produk bagus tapi tidak ditunjang oleh pemasaran yang baik, produk itu tidak akan laku di pasaran. Intinya bila bicara tentang pemasaran, pasti berhubungan dengan manusia. Walaupun pada artikel ini tidak membahas detail tentang bagaimana pemasaran itu dilakukan tapi di sini kita akan belajar ilmu dasar bagaimana berkomunikasi dengan baik dan efektif.

Dengan menjadi orang yang menyenangkan dalam berbicara tentu kita akan punya banyak teman. Punya banyak teman juga berarti punya banyak jaringan / koneksi. Dengan banyaknya koneksi yang kita miliki, terbuka juga banyak peluang dan kesempatan.

Cara kita berkomunikasi dengan orang lain adalah sebuah kebiasaan. Karenanya, seringkali kita tidak mengetahui apakah pola percakapan yang kita lakukan sudah baik atau belum baik.

Di bawah ini adalah beberapa kesalahan umum dilakukan oleh orang-orang dalam percakapan beserta beberapa solusi untuk memperbaikinya

Sembilan Tips Cara Memperbaiki Kesalahan dalam Komunikasi yang Baik dan Efektif

Tidak Mendengarkan

Sebagian besar orang bukanlah tipekal pendengar yang baik. Ini tentu saja berhubungan dengan ego mereka yang tinggi, yang justru ingin lebih didengarkan dibanding mendengarkan. Dalam setiap percakapan mereka sepertinya tidak tahan menunggu giliran untuk berbicara.

Solusi

Belajarlah menekan ego anda untuk mendengarkan secara sungguh-sungguh apa yang orang lain katakan.


(41)

Ketika anda mengambil sikap untuk mulai mendengarkan, anda sedang membuka jalan untuk terciptanya suatu hubungan (apapun) yang sangat potensial.

Namun tetap hindari jawaban singkat “ya” atau “tidak”, karena jika anda seperti itu lawan bicara anda akan memberikan informasi setengah-setengah kepada anda.

Antusiaslah terhadap topik yang sedang mereka bicarakan, sebagai contoh, jika lawan bicara anda sedang bercerita tentang pengalamannya mendaki gunung pada akhir minggu lalu, anda dapat bertanya kepadanya :

Gunung apa yang anda daki?

Apa yang ada sukai dari mendaki gunung? Apa saja yang anda lakukan di atas gunung?

Pertanyaan-pertanyaan semacam itu akan membuat topik percakapan menjadi lebih mendalam, lebih menarik, serta memancing lebih banyak lagi topik untuk didiskusikan. (gunakan kombinasi rumus 5W + 1 H) Tidak kalah pentingnya lawan bicara anda mengetahui bahwa anda sungguh-sungguh sedang mendengarkannya. Hal ini tentu saja akan membuat tingkat respek lawan bicara anda bertambah pada anda. Terlalu Banyak Bertanya

Beberapa pertanyaan dapat berarti anda antusias dengan lawan bicara anda, namun terlalu banyak bertanya pun akhirnya menjadi tidak baik karena sepertinya anda sedang menginterogerasi lawan bicara anda, dan dapat membuat mereka menjadi tidak nyaman.

Solusi

Cobalah gabungkan antara pernyataan dan pertanyaan, misalkan : Saya pun minggu lalu berakhir pekan dengan memancing bersama teman-teman kerja saya. Apakah anda suka memancing?


(42)

Kehabisan Topik Untuk Dibicarakan

Dalam percakapan mungkin anda sering merasa kehabisan topik untuk dibicarakan dengan lawan bicara anda, terutama jika anda berbicara dengan seseorang yang baru saja anda kenal.

Solusi

Untuk mencegah hal ini terjadi, ada beberapa saran mengenai topik yang bisa anda bicarakan :

Seorang bijak pernah berkata

“Jangan tinggalkan rumah tanpa membaca surat kabar terlebih dahulu. Jika anda kehabisan topik untuk dibicarakan, anda bisa memulai berbicara tentang berita yang sedang hangat saat ini.”

Bicarakan tentang sesuatu yang berada disekeliling anda. Mungkin tentang aquarium yang berada dibelakang anda, anak-anak yang sedang bermain di samping anda, atau apapun saja yang memungkinkan untuk dibicarakan di sekeliling anda.

Penyampaian yang Buruk

Salah satu hal yang paling penting dalam percakapan bukanlah apa yang anda katakan, melainkan bagaimana anda menyampaikannya.

Solusi

Perubahan dalam kebiasaan ini akan membuat perbedaan besar, karena suara dan bahasa tubuh adalah bagian yang sangat vital dalam percakapan. Beberapa hal dibawah ini untuk anda pertimbangkan : 1) Sampaikan dengan perlahan

Ketika anda berbicara tentang suatu hal yang sangat menyenangkan, mudah sekali bagi anda untuk memulai percakapan tersebut dan bahkan anda dapat berbicara dengan sangat cepat.


(43)

Usahakan anda memperlambat kecepatan bicara anda, karena akan lebih mudah bagi lawan bicara anda untuk mendengarkan dan menangkap maksud yang ingin anda sampaikan.

2) Bicaralah dengan suara lantang.

Tidak perlu ragu, karena lawan bicara anda memang ingin mendengarkan anda.

3) Bicaralah dengan jelas. Jangan seperti bergumam.

4) Bicaralah dengan suara yang tidak monoton. 5) Libatkan emosi dalam suara anda.

6) Gunakan jeda.

Penyampaian dengan perlahan ditambah dengan jeda akan membuat lawan bicara anda lebih perhatian dalam mendengarkan dan suasana pun menjadi lebih rileks.

7) Body language.

Gunakan bahasa tubuh yang baik.

Menginterupsi

Apakah yang anda rasakan jika pembicaraan anda dipotong oleh lawan bicara anda? … Ya, lawan bicara anda pun akan merasakan hal yang sama jika anda memotong pembicaraannya.

Solusi

Biarkan lawan bicara anda menghabiskan terlebih dahulu apa yang ingin disampaikan. Itu adalah salah satu bentuk penghargaan anda pada lawan bicara anda. Carilah keseimbangan antara mendengarkan dan berbicara.


(44)

Keinginan “Selalu Benar”

Orang tidak akan terkesan kepada anda jika anda selalu ingin merasa benar dalam setiap percakapan. Seringkali pembicaraan bukan betul-betul sebuah diskusi.

Kadang-kadang kita ingin menjaga mood tetap baik dengan berbicara dengan seseorang. Sebagai contoh : salah satu teman anda ingin bercerita kepada anda mengenai serunya pengalaman berarung jeram sampai-sampai perahu karetnya terbalik. Namun anda malah berbicara bagaimana berarung jeram yang baik. Saya yakin mood teman anda akan langsung berubah.

Solusi

Duduklah santai, berbicara dan tidak berdebat Berbicara Tentang Hal-Hal Aneh atau Negatif

Pernahkan anda berkenalan dengan seseorang dan setelah itu ia berbicara tentang hal-hal aneh atau negatif, seperti kesehatannya yang memburuk, cerita pembunuhan, atasannya yang menyebalkan, atau menggunakan bahasa aneh yang hanya ia dan temannya yang mengetahui artinya.

Solusi

Saya rasa tidak ada manfaatnya berbicara hal-hal aneh atau negatif seperti itu. Orang-orang akan senang berbicara kepada anda jika anda selalu memberikan energi positif dalam setiap kata-kata yang anda keluarkan.


(45)

Membosankan

Jangan bercerita berlebihan mengenai mengenai apa yang baru dilakukan. Misalnya, “mempunyai mobil ferrari 458, Capacity : 4449cc, Engine : V 8 direct fuel injection, Max Power : 560 hp @ 9000rpm, Max Torque : 540 nm @ 6000rpm, Standart option : F1 Transmission,F1 Traction Control,Dual Clutch, 0-100 in 3,2 seconds,Topspeed over 325 km/h, dan bla..bla…bla….:

Widiiiiiih mantaap.! lengkap sudah yang dibahas. Nah.! ini, ini yang buat orang jengkel dan tambah bosan tentang mobil.

Maklum belum mampu beli.. Tapi tahu gak? rata-rata orang tidak terlalu tertarik dengan cerita semacam itu, yang mengekspose kemampuan diri. Solusi

Carilah topik yang mengarah pada hal-hal yang bergairah atau hal-hal yang lucu misalkan. Bisa juga anda menceritakan tentang pengalaman anda berakhir pekan di puncak kemarin atau rencana anda pada liburan Lebaran mendatang. Intinya adalah sesuatu yang positif. Bukan juga mengeluh tentang atasan atau pekerjaan anda.

Dale Carnegie pernah berkata :

“Dalam 2 bulan anda akan mempunyai lebih banyak teman dengan cara antusias terhadap cerita-cerita mereka dibandingkan 2 tahun anda mencari teman dengan cara berusaha memancing mereka tertarik pada cerita-cerita anda.”

Cobalah memberi peran lebih dalam berbicara untuk lawan bicara anda. Kelak anda akan membangun sebuah hubungan yang berkualitas. Mungkin anda sudah sering mendengar istilah “mengapa Tuhan menciptakan 2 telinga dan 1 mulut? … agar kita lebih banyak mendengarkan dibanding berbicara.


(46)

Tidak Merespon dengan Baik

Jika seseorang bercerita tentang pengalamannya, jangan sekedar mengangguk atau menjawab dengan kalimat singkat.

Solusi

Terbukalah dan katakan apa yang anda pikirkan. Ekspresikan perasaan anda. Sebagai penutup, anda tidak harus memperbaiki ke-9 langkah diatas secara sekaligus. Pilihlah kira-kira 3 hal terpenting yang menurut anda perlu diperbaiki dan selama 3-4 minggu anda berusaha melakukan hal tersebut secara terus menerus sampai akhirnya menjadi suatu kebiasaan. Mudah-mudahan tips percakapan ini bermanfaat bagi anda sehingga kelak anda dapat menjadi teman bicara yang baik bagi teman-teman atau pasangan anda.

Diunduh dari https://justmyhobby.wordpress.com/2014/07/08/9-tips-cara-komunikasi-yang-efektif

D. Aktivitas Pembelajaran

Pendahuluan Langkah-langkah

1. Dalam aktivitas pembelajaran peserta dan fasilitator melakukan doa bersama sesuai dengan agama masing-masing.

2. Selanjutnya fasilitator menjelaskan tujuan pembelajaran, indikator pembelajaran, kegiatan pembelajaran, cakupan materi, dan langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

3. Mulailah aktivitas belajar dengan menuliskan hal-hal yang Bapak dan Ibu ketahui tentang komunikasi efektif dalam pembelajaran


(47)

Kegiatan Inti Kegiatan 1:

1. Bapak dan Ibu dipersilakan secara berkelompok mendiskusikan bentuk komunikasi 1.1), strategi komunikasi 1.2), metode komunikasi (LK-1.3), dan teknik komunikasi (LK-1.4). Pada saat berdiskusi, lakukanlah secara tekun dengan cara bekerja sama, tanggung jawab dan saling menghargai.

2. Materi yang sudah didiskusikan ditindaklanjuti dengan melaporkannya yang diwakili oleh satu orang dari masing-masing kelompok dengan keberanian, toleransi, dan penuh tanggung jawab.

3. Kegiatan satu diakhiri narasumber memberi penguatan dengan menyimpulkannya.

Kegiatan 2:

1. Pada kegiatan ke- 2, Bapak dan Ibu dipersilakan melanjutkan diskusinya yaitu mengenai unsur-unsur dalam berkomunikasi (LK-1.5), teori berkomunikasi sesuai dengan perkembangan teori belajar(LK-1.6), hambatan dalam berkomunikasi (LK-1.7), cara memperbaiki kesalahan berkomunikasi dan solusinya (LK-1.8). Ingat, dalam berdiskusi silakan menolong teman yang belum paham dengan kerja sama yang baik, saling menghargai, dan toleransi.

2. Untuk menyatukan pemahaman, wakil dari masing-masing kelompok dipersilakan menyampaikan hasil diskusinya dengan berani, toleransi, dan penuh tanggung jawab. Kelompok lain menanggapi dengan sopan, toleransi, dan menghargai.

2. Fasilitator dan peserta menyimpulkannya.

Kegiatan 3:

1. Untuk memperdalam pemahaman Bapak dan Ibu, selanjutnya silakan baca kasus, kemudian jawablah pertanyaan yang berkaitan dengan kasus tersebut secara berkelompok (LK-1.9). Tentu sajadalam aktivitas berdiskusi Bapak dan Ibu tetap mengedepankan sikap menghargai perbedaan pendapat dan kerjasama yang konstruktif.


(48)

2. Hasil pekerjaan silakan ditempelkan di papan pajang.

3. Dalam mengoreksi hasil pekerjaan, masing-masing kelompok dibagi tugas. Ada yang menjaga stan dan ada yang berkunjung ke stan kelompok lainnya untuk menilai hasil kelompok lainnya. Utamakan dalam pelaksanaannya kerja sama, tanggung jawab, saling menghargai, dan tidak memaksakan kehendak.

2. Fasilitator dan peserta menyimpulkan metode komunikasi.

Kegiatan 4:

1. Pada kegiatan komunikasi efektif ini, Bapak dan Ibu dipersilakan secara bergiliran berbicara sesuai tema yaitu” Pembelajaran yang Menyenangkan” (LK-10). Pada saat berkomunikasi perhatikan percaya diri, berani, dan kreatif.

2. Untuk mendapatkan kesepakatan, maka silakan ditanggapi dengan mengedepankan rasa menghormati, menghargai, dan tidak memaksakan kehendak.

3. Fasilitator memberi penguatan dan menyimpulkan cara berkomunikasi yang efektif.

Penutup

1. Fasilitator bertanya mengenai hambatan atau kendala saat melaksanakan diskusi materi.

2. Fasiitator secara umum memberi penguatan mengenai komunikasi efektif. 3. Kegiatan diakhiri dengan doa bersama.


(49)

E. Latihan/ Tugas/ Kasus

Untuk mengukur pemahaman Bapak dan Ibu mengenai isi modul, silakan kerjakan LK berikut ini.

Isilah tabel LK berikut sesuai pembedahan bab pada Komunikasi Efektif dalam pembelajaran.

LK-1.1 Bentuk komunikasi Sebutkanlah bentuk komunikasi!

LK-1.2 Strategi komunikasi

Dalam berkomunikasi ada beberapa strategi komunikasi yang dapat dilakukan. Sebutkanlah strategi tersebut!

LK-1.3 Metode komunikasi

Sebutkanlah metode yang dapat dilakukan dalam berkomunikasi!

LK-1.4 Teknik komunikasi

Agar berkomunikasi berhasil dengan baik, ada beberapa teknik komunikasi yang harus diperhatikan, sebutkan!


(50)

LK-1.5 Unsur-unsur dalam berkomunikasi

Dalam berkomunikasi ada beberapa unsur yang harus dipenuhi. Sebutkan unsur-unsur tersebut!

LK-1.6 Teori komunikasi sesuai dengan perkembangan teori belajar Ada beberapa teori dalam komunikasi, sebutkan!

LK-1.7 Hambatan dalam berkomunikasi efektif

Beberapa hambatan yang sering ditemui dalam komunikasi, sebutkan!

LK-1.8 Cara memperbaiki kesalahan berkomunikasi dan solusinya Cara memperbaiki kesalam dalam berkomunikasi dan solusinya!

LK-1.9 Kasus Komunikasi Efektif Cermati kasus berikut!

Anis Malihah, seorang siswi Kelas 4 Sekolah Dasar Mekasari sedang murung ketika pelajaran berlangsung. Menurut laporan Arie Yuliana, teman dekatnya, temannya tersebut sudah lebih dari dua minggu sulit diajak bercanda dan bermain. Diperoleh keterangan juga bahwa, anak itu terkadang berangkat ke sekolah tanpa dibekali uang saku, sesekali dia mendapat suguhan jajan dari


(51)

temannya. Laporan Pak Mulyana, wali kelas kelas 3, anak tersebut sering tidak mengerjakan soal dan pekerjaan rumahnya. Seragam yang dipakainya pun kumal dan lusuh. Endah Puspitasari sering diolok-olok temannya. Menurut ketua kelas di kelas sebelumnya, anak ini termasuk anak yang pintar dan cerdas serta periang.

http://silabus.org/studi-kasus-strategi-komunikasi/

1. Bagaimanakah cara atau strategi komunikasi yang akan Anda gunakan untuk menangani atau membimbing anak tersebut sehingga dapat kembali pada kondisi sebelumnya ?

2. Berdasarkan kasus di atas, metode komunikasi apakah yang dapat digunakan?

3. Bentuk komunikasi apakah yang sesuai berdasarkan kasus di atas?

LK-10 Praktik komunikasi

Tema komunikasi: pembelajaranyang menyenangkan

Lakukanlah komunikasi yang efektif berdasarkan tema di atas

LK-11 Carilah kasus “Komunikasi Efektif”, kemudian tentukanlah

metode, teknik, dan strategi dari

kasus

tersebut!


(52)

F. Rangkuman

Komunikasi yang efektif ditandai dengan adanya pengertian, dapat menimbulkan kesenanggan, mempengaruhi sikap, meningkatkan hubungan sosial yang baik, dan pada akhirnya menimbulkan suatu tidakan.

Syarat-syarat untuk berkomunikasi secara efektif adalah antara lain : 1. Menciptakan suasana yang menguntungkan.

2. menggunakan bahasa yang mudah ditangkap dan dimengerti.

3. pesan yang disampaikan dapat menggugah perhatian atau minat di pihak komunikan.

4. Pesan dapat menggugah kepentingan dipihak komunikan yang dapat menguntungkannya.

5. Pesan dapat menumbuhkan sesuatu penghargaan atau reward di pihak

komunikan.

Ada lima komponen atau unsur penting dalam komunikasi yang harus kita perhatikan yaitu:

1. Pengirim pesan (sender),

2. Pesan yang dikirimkan (message),

3. Bagaimana pesan tersebut dikirimkan (delivery channel atau media),

4. Penerima pesan (receiver),

5. Umpan balik (feedback).

Komunikasi efektif tejadi apabila sesuatu (pesan) yang diberitahukan komunikator dapat diterima dengan baik atau sama oleh komunikan, sehingga tidak terjadi salah persepsi. Komunikasi adalah sebuah kegiatan mentransfer sebuah informasi baik secara lisan maupun tulisan.

Untuk dapat melakukan komunikasi efektif ada beberapa hal yang tidak boleh dilakukan yaitu:

1. Menganalisa 2. Menyalahkan 3. Menghakimi 4. Menasehati 5. Menginterogasi


(53)

Kemampuan dalam komunikasi efektif:

1. Berikan kesan bahwa Bapak dan Ibu antusias berbicara dengan mereka. 2. Ajukan pertanyaan tentang minat mereka

3. Beradaptasi dengan bahasa tubuh dan perasaan mereka 4. Tunjukkan rasa persetujuan.

5. Dengarkan dengan penuh perhatian semua yang mereka katakan 6. Beri mereka kontak mata yang lama.

7. Ungkapkan diri Bapak dan Ibu sebanyak mungkin 8. Berikan mereka senyuman terbaik Bapak dan Ibu 9. Menawarkan saran yang bermanfaat.

10. Beri merekamotivasi.

11. Tampil dengan tingkat energi yang sedikit lebih tinggi dibanding orang lain 12. Sebut nama mereka dengan cara yang menyeyanggkan telinga mereka. 13. Tawarkan untuk menjalani hubungan selangkah lebih maju.

Ciri-ciri komunikasi yang efektif 1. Tersusun Baik.

2. Pesan harus berkembang secara logis dan tidak boleh terpotong-potong. 3. Objektif, akurat, dan aktual.

4. Pengirim informasi harus berusaha menyampaikan pesan seobjektif mungkin.

5. Efisien.

6. Pesan di sampaikan seringkas dan seoriginal mungkin serta harus berusaha untuk menghilangkan kata yang tidak relavan.

Metode yang dapat digunakan dalam komunikasi adalah: 1. Metode Redundan atau Repetisi

2. Metode Kanalisasi; penggunaan metode Kanalisasi (Canalizing)

mengharuskan kita betul-betul mengenal khalayak sasaran.

3. Metode Informatif; metode ini mungkin yang paling sederhana, yaitu cukup memberi penerangan sejelas-jelasnya tentang maksud pesan kepada khalayak

4. Metode Persuasif; mempengaruhi dengan bujukan. Sasaran utama metode ini adalah perasaan khalayak, bukan pikirannya.


(54)

5. Metode Edukatif; metode ini pada dasarnya mirip dengan metode informatif. Keduanya sama-sama berlBapak dan Ibuskan data, fakta dan pengalaman-pengalaman yang sebenar-benarnya.

6. Metode Kurs; Kursif (coorsive) berarti memaksimalkan.

Beberapa teknik dalam komunikasi :

1. Ucapan yang jelas dan idenya tidak ada makna gBapak dan Ibu, utuh. 2. Berbicara dengan tegas, tidak berbelit-belit

3. Memahami betul siapa yang diajak bicara, hadapkan wajah dan badan, pahami pikiran lawan bicara.

4. Menyampaikan tidak berbelit-belit, tulus dan terbuka. 5. Sampaikan informasi dengan bahasa penerima informasi.

6. Menyampaikan dengan kemampuan dan kadar akal penerima informasi 7. Sampaikan informasi dengan global dan tujuannya baru detailnya.

8. Berikan contoh nyata, lebih baik jadikan Bapak dan Ibu sebagai model langsung.

9. Sampaikan informasi dengah lembut, agar berkesan, membuat sadar dan menimbulkan kecemasan yang mengcerahkan.

10. Kendalikan noise dan carilah umpan balik untuk meyakinkan informasi Bapak dan Ibu diterima. Contoh dengan bertanya atau menyuruh mengulanginya. Model-model komunikasi adalah sebagai berikut.

1. Model Stimulus – Respons; Model ini menunjukan komunikasi sebagai sebuah proses aksi reaksi

2. Model Komunikasi Linear; . Dalam konteks komunikasi proses secara linear adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan sebagai titik terminal.

3. Model Interaksional; seseorang hanyalah berperan sebagai pengirim atau penerima, maka pada model komunikasi interaksional ini juga mengamati hubungan antara seorang pengirim dan penerima.

4. Model transaksional; pengiriman dan penerimaan pesan yang berlangsung secara terus menerus dalam sebuah episode komunikasi.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menciptakan komunikasi efektif dalam pembelajaran adalah:


(55)

1. Semua komponen dalam komunikasi pembelajaran diusahakan dalam kondisi ideal/baik:

2. Pesan (message) harus jelas, sesuai dengan kurikulum, terstruktur secara

jelas, menarik dan sesuai dengan tingkat intelektual siswa.

3. Sumber (guru) harus memiliki kompetensi dalam materi ajar, media yang digunakan, mampu menyandikan dengan jelas, mampu menyampaikan tanpa pembiasan dan menarik perhatian serta mampu memotivasi diri dan siswa dalam proses interaksi dan transaksi komunikasi.

4. Penerima (siswa) harus dalam kondisi yang baik (sehat) untuk tercapainya prasyarat pembelajaran yang baik.

5. Lingkungan (setting) mampu mendukung penuh proses komunikasi,

misalnya pencahayaan, kenyamayang ruang dan sebagainya.

6. Materi (media software) dalam kondisi baik/tidak rusak (sesuai dengan isi/pesan).

7. Alat (Device) tidak rusak, sehingga tidak membiaskan arti (audiovisual).

Media uang menarik (dapat dilihat dan didengar) akan memudahkan siswa dalam retensi dan pengingatan kembali pesan yang pernah didapat.

8. Teknik/prosedur penggunaan semua komponen pembelajaran harus memiliki instruksi jelas dan terprogram dalam pengelolaan.

9. Proses encoding dan decoding tidak mengalami pembiasan arti/makna.

10. Penganalogian harus dilakukan untuk membantu membangkitkan pengertian baru dengan pengertian lama yang pernah mereka dapat.

11. Meminimalisasi tingkat gangguan (barrier/noise) dalam proses komunikasi

mulai dari proses penyandian sumber, proses penyimbolan dalam software

dan hardware, dan proses penafsiran penerima.

12. Feedback dan respons harus ditingkatkan intensitasnya untuk mengukur efektifitas dan efisiensi ketercapaian.

13. Pengulangan (repetition) harus dilakukan secara kontinyu maupun progresif.

14. Evaluasi proses dan hasil harus dilakukan untuk melihat kekurangan dan perbaikan.

15. Delapan aspek pendukung dalam komunikasi; fisik, psikologi, sosial dan waktu harus dibentuk dan diselaraskan dengan kondisi komunikasi yang sedang berlangsung agar tidak menghambat proses komunikasi pembelajaran.


(56)

Ada lima komponen atau unsur penting dalam komunikasi yang harus kita perhatikan yaitu: (1) Pengirim pesan (sender), (2) Pesan yang dikirimkan

(message), (3) Bagaimana pesan tersebut dikirimkan (delivery channel atau

media), (4) Penerima pesan (receiver), (5) Umpan balik (feedback).

Teori komunikasi sesuai dengan perkembangan teori belajar!

1. Model komunikasi mekanistis terdiri atas one way communication dan two way communication

2. Model interaksional: Komunikasi yang berlangsung bersifat dua arah karena terjadi dialog

3. Model komunikasi psikologis mempelajari perilaku individu, termasuk perilaku belajar,

4. Model pragmatis ini berkaitan dengan kompleksitas waktu. Model pragmatis memiliki dua arah unsur yang dipBapak dan Ibung amat penting, yaitu pertama, tindakan atau perilaku individu.

Beberapa kemampuan dalam komunikasi efektif

1. Berikan kesan bahwa Bapak dan Ibu antusias berbicara dengan mereka 2. Ajukan pertanyaan tentang minat mereka

3. Beradaptasi dengan bahasa tubuh dan perasaan mereka

4. Tunjukkan rasa persetujuan: Katakan kepada mereka apa yang Bapak dan Ibu kagumi tentang mereka dan mengapa

5. Dengarkan dengan penuh perhatian semua yang mereka katakan 6. Beri mereka kontak mata yang lama

7. Ungkapkan diri Bapak dan Ibu sebanyak mungkin

8. Berikan kesan bahwa Bapak dan Ibu berdua berada di tim yang sama 9. Berikan mereka senyuman terbaik Bapak dan Ibu

10. Menawarkan saran yang bermanfaat 11. Beri mereka motivasi

12. Tampil dengan tingkat energi yang sedikit lebih tinggi dibanding orang lain 13. Sebut nama mereka dengan cara yang menyeyanggkan telinga mereka 14. Tawarkan untuk menjalani hubungan selangkah lebih maju


(57)

Hambatan yang terjadi dalam komunikasi! 1. Hambatan dari proses komunikasi

a. Dari pengirim pesan

b. Dalam penyandian atau symbol c. Media

d. Dari penerima pesan

e. Dalam memberikan balikan.

2. Hambatan fisik. Hambatan ini dapat mengganggu komunikasi yang efektif, misalnya: gangguan kesehatan dan gangguan pada alat-alat komunikasi dan jaringan listrik.

3. Hambatan semantik

Kata-kata yang digunakan dalam komunikasi kadang-kadang mempunyai arti mendua yag berbeda, tidak jelas, atau berbelit-belit antara komunikator dengan komunikan.

4. Hambatan psikologis

5. Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu komunikasi.Selain itu juga karena masalah prasangka, yang merupakan penilaian sejak awal dalam diri komunikan terhadap komunikator.

G. Umpan Balik dan Tindak lanjut

a. Apa manfaat yang Bapak dan Ibu pelajari dalam kegiatan pembelajaran komunikasi efektif dalam pembelajaran?

b. Adakah nilai karakter yang dapat Bapak dan Ibu terapkan kepada peserta didik setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran komunikasi efektif dalam pembelajaran?


(1)

101

Dafftar Pustaka

Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi

Dasar. Jakarta: BNSP.

Broto, A. S. 1978. Pengajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Bulan Bintang.

Departemen Pendidikan Nasional. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi. Mata Pelejaran Bahasa Indonesia Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. 2004.

Depdikbud. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Effendi, S. 1982. Bimbingan Apresiasi Puisi. Jakarta: Tangga Mustika Alam.

Ismail, Taufik.. 2000. Tentang Cerita Anak-Anak dan Karya Sastra sebagai Bahan

Ajar di Sekolah (SD,SLTP,SLA) :sebuah pembicaraan pendahuluan.

Seminar Kebahasaan Mabbim.

Kosasih, E. 2004. Kompetensi Ketatabahasaan dan Kesusastraan, Cermat

Berbahasa Indonesia. Bandung: Yrama Widya.

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1985. Pedoman Pengajaran

Apresiasi Puisi. Jakaarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Rusyana, Y. 1984. Bahasa dan Sastra dalam Gamitan Pendidikan. Bandung: Dipenogoro.

Wardani, I.G.A.K. 1981. Pengajaran Apresiasi Sastra. Penlok PPPG. Jakarta: Depdikbud.

Safari. 1997. Pengujian dan Penilaian Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: Kartanegara.

Zulfahnur, Z.F. 1999. Makalah Pembelajaran Apresiasi Sastra Berdasarkan


(2)

(3)

103

Glosarium

ambivert : kepribadian manusia yang memiliki dua kepribadian aphasia : gejala kehilangan kemampuan menggunakan bahasa

lisan baik sebagian baik sebagian maupun seluruhnya, sebagai akibat perkembangan yang salah.

arbitrer : sewenang-wenang, berubah-ubah, tidak tetap, mana

suka.

asosiasi : kegiatan menautkan gagasan-gagasan

audible : tanda yang dapat didengar pada keterampilan

berbicara.

demontrasi : suatu cara mengajar dengan mempertunjukkan cara

kerja suatu kegiatan. drama

heroik

: jenis tragedi berlebihan dalam model Inggris

ekspositori : metode pembelajaran yang menekankan proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal.

ekspresi mengungkapan atau proses menyatakan (yaitu

memperlihatkan atau menyatakan maksud, gagasan, perasaan, dsb)

ekspresif : mengungkapkan (gagasan, maksud, perasaan) dengan

baik dan gerak anggota badan sesuai.vokasional : Berkaitan dengan kejuruan atau bidang tertentu

ekstrovert : lebih cenderung membuka diri dengan kehidupan luar.

fakta : sesuatu yang nyata berdasarkan data-data yang

terlihat dan merupakan peristiwa yang ada dan benar-benar telah terjadi berdasarkan bukti-bukti yang kuat.


(4)

implisit : termasuk (terkandung) di dalamnya (meskipun tidak dinyatakan secara jelas atau terang-terangan); tersimpul di dalamnya; terkandung halus; tersirat

interpretasi : pemberian kesan, pendapat, atau pandangan teoretis terhadap sesuatu; tafsiran

karakter : ciri, sifat diri, akhlak atau budi pekerti, kepribadian dari seseorang yang dalam hal ini adalah peserta didik.

point of

view

: cara dan atau pandangan yang dipergunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca

puisi alegori

: puisi yang sering-sering mengungkapkan cerita puisi

deskriptif

: penyair bertindak sebagai pemberi kesan terhadap keadaan/peristiwa, benda, atau suasana yang dipandang menarik perhatian penyair.

puisi fisikal : bersifat realistis artinya menggambarkan kenyataan apa adanya.

puisi inspiratif

: diciptakan berdasarkan mood atau passion puisi

konkret

: puisi yang bersifat visual puisi lirik

: puisi yang berisi luapan batin individual penyairnya dengan segala macam endapan pengalaman, sikap, maupun suasana batin yang melingkupinya.

puisi

metafisikal

: puisi yang bersifat filosofis dan mengajak pembaca merenungkan kehidupan dan merenungkan Tuhan. puisi naratif : puisi yang di dalamnya mengandung suatu cerita,


(5)

(6)