Lembar Kerja LK Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan kelompok komptetansi F

Kegiatan Pembelajaran 1 14 suatu cerita, umpamanya roman ateis Anda sudah mengenal Bandung merasa nikmat ketika pengarang melukiskan bagaimana indahnya kota Bandung pada masa itu dengan delman, gadis-gadis yang berkebaya dan berpayung, serta latar yang sejuk dan rimbun dengan pepohonan. Selain rasa kagum, Anda merasa terlepas dari beban, merasa ada teman, karena nilai-nilai yang ditemukan sebagai penikmatan tersebut. Penerapan, penerapan merupakan wujud perubahan sikap yang timbul sebagai temuan nilai. Apresiator yang telah menemukanmerasakan kenikmatan, memanfaatkan temuan tersebut dalam wujud nyata perubahan sikap dalam dunia nyata, perubahan sikap dalam kehidupan. Apresiator mendapat manfaat langsung dari bacaan tersebut. Contoh Atheis, menemukan betapa goyahnya seorang pemeluk agama yang tidak disertai penguasaan ilmu. Dari temuan ini, pembaca menemukan manfaat bagi dirinya. Ia berusaha melengkapi agamanya dengan ilmu. Terjadi proses pengenalan, pemahaman, penghayatan, dan setelah itu penerapan . Rusyana, menyebutnya dengan istilah tingkat-tingkat apresiasi, sementara Sumarjo 1986 menyebut dengan langkah-langkah apresiasi. Langkah-langkah dan tingkat apresiasi itu antara lain. a. Tingkat pertama terjadi apabila seseorang mengalami pengalaman yang ada dalam sebuah karya. Ia terlibat secara intelektual, emosional, imajinatif dengan karya sastra. b. Tingkat kedua terjadi apabila daya intelektual pembaca bekerja lebih giat. Tingkat ketiga terjadi, apabila pembaca telah mampu menemukan ada tidaknya hubungan antara karya yang dibacanya dengan kehidupan. Menurut S. Efendi 1978: 12 yang dimaksud dengan apresiasi sastra adalah kegiatan menggauli cipta sastra secara sungguh-sungguh sehingga muncul penghargaan terhadap cipta sastra sekaligus memperoleh nilai-nilai dari karya sastra tersebut. Dengan pengertian ini, diharapkan setelah melakukan kegiatan apresiasi, seorang apresiator atau pembaca sastra dapat menghargai dan menerima kehadiran sebuah karya sastra sebagai sesuatu yang indah, menarik, berguna, dan bermanfaat. Bahasa Indonesia SMP KK F 15 Karena pengertian apresiasi merujuk pada “menggauli sastra secara sungguh-sungguh” maka hal ini berarti dalam kegiatan apresiasi mensyaratkan sebuah sikap yang serius dan sungguh-sungguh. Dalam hal inilah dibedakan antara kegiatan membaca sastra sebagai kegiatan apresiasi dan kegiatan membaca biasa. Kalau kegiatan membaca hanya terbatas pada kegiatan membaca sepintas lalu dengan tujuan hanya untuk memperoleh hiburan atau kenikmatan saja, maka dalam membaca sebagai kegiatan apresiasi tidak saja sebatas untuk memperoleh kenikmatan dan hiburan namun membaca secara lebih serius dengan upaya menggali nilai- nilai keindahan estetika dan nilai-nilai kehidupan yang terkandung di dalamnya. Misalnya, bila seorang apresiator sastra membaca puisi “Ibu” karya D. Zawawi Imron, sang apresiator akan dapat menggali nilai keindahan bahasanya, menemukan pemakai simbol dan metaforanya, merasakan musikalitas iramanya dan juga dapat menggali aspek-aspek kehidupan di dalamnya. Kata apresiasi berasal dari bahasa Inggris appreciation yang berarti penghargaan. Kata ini dapat pula dikembalikan pada kata berbahasa Prancis appresier atau appreatiare yang berakar dari kata bahasa Latin pretium yang berarti price atau harga. Dengan berdasarkan kata-kata itu secara harafiah apresiasi puisi dapat diartikan sebagai memberi penghargaan terhadap puisi. Pemberian penghargaan ini dapat muncul dari proses yang lebih dari sekadar membaca biasa tetapi membaca dengan intens dibarengi dengan upaya yang sungguh-sungguh untuk mencintai dengan memandang puisi sebagai sesuatu yang bernilai.

2. Manfaat Apresiasi Sastra

Dalam sebuah pertemuan sastra, seorang yang biasa bergelut di bidang eksak menyatakan bahwa orang yang membaca karya prosa sedang melakukan pekerjaan yang sia-sia dan tak ada artinya karena menghabiskan waktu hanya untuk membaca khayalan. Benar, karya berupa prosa-fiksi memang merupakan cerita rekaan, khayalan. Tentu saja pendapat ini tidak benar sebab jika mau disadari, kehidupan dunia berkembang karena imajinasi orang-orang jenius. Sebagai contoh