118
penyampaian rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya. Hasil pengolahan instrumen menunjukkan bahwa butir ini
mempunyai nilai meanrata-rata terendah yaitu 2,4, yang mengindikasikan pada kategori kurang baik. Kemudian sebesar
18,5 siswa menyatakan tidak baik, dan 37,1 siswa menyatakan kurang baik. hasil pengolahan ini menunjukkan
bahwa aspek ini perlu untuk ditingkatkan.
b. Cara Penilaian
Penilaian hasil belajar adalah pengukuran tentang kemampuan atau kompetensi yang sudahbelum dikuasai oleh siswa. Dalam
penilaian hasil belajar perlu diperhatikan bagaimana cara menyusun tugasnya dan bagaimana cara penilaiannya. Penugasantes yang baik
adalah bahannya
sudah diajarkan,
sesuai dengan
tujuan pembelajarankompetensinya, dan tingkat kesulitannya sesuai dengan
tingkat kemampuan siswa. Kemudian cara penilaian yang baik adalah yang berbasis pada proses, dan hasil yang penilaiannya dilakukan
secara adil, dan objektif. Guru membuat penilaian dengan laporan tertulis, sehingga nilai hasil kemampuan siswa dan perkembangannya
dapat terpantau. Ada dua aspek yang mengukur tentang cara penilaian guru.
Berdasarkan hasil analisis dapat dilihat bahwa cara penilaian guru pada kelas TFL 1 mau pun TFL 2 secara umum ada pada kategori
sangat baik.
119
1. TFL 1
Butir no 28, sebagian besar siswa menyatakan kesesuaian penugasantes dengan materi yang sudah diberikan ada pada
kategori yang baik. Kemudian pada hasil analisis pada butir no 29 menunjukkan bahwa sebagian besar siswa menyatakan penilaian
hasil pekerjaan siswa ada pada kategori sangat baik. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa 2 aspek tersebut ada pada keadaan yang
positif. 2.
TFL 2 Pada kelas TFL 2 modus untuk butir no 28 ada pada angka 3
baik, dan modus butir no 29 ada pada angka 4 sangat baik. Kedua hasil ini memberikan penafsiran yang positif. Akan tetapi
nilai mean pada butir no 28 ada pada angka 2,8, artinya rata-rata siswa menyatakan bahwa penugasantes yang diberikan masih
kurang sesuai dengan materi yang diajarkan. Gambar teknik adalah mata pelajaran produktif yang sedikit teori dan banyak
praktek. Setelah materi selesai diajarkan, siswa kemudian diberi tugas menggambar. Siswa jarang diberi tes secara teori selain dari
UTS dan UAS. Minimnya tes teori ini membuat siswa kurang paham terhadap materi yang diajarkan dan lebih fokus pada
mengasah ketrampilan menggambar. Kemudian tidak semua siswa mempunyai buku sumber belajarnya sendiri. Buku sumber
belajar dari sekolah hanya dipinjamkan pada siswa, saat
120
pembelajaran di kelas berlangsung. Buku tersebut pun hanya digunakan
oleh siswa
sebagai panduan
dalam tugas
menggambarnya, bukan sebagai sumber belajar. Kondisi inilah yang membuat siswa merasa penugasantes yang diberikan
kurang sesuai dengan materi yang telah diajarkan. Sehingga aspek kesesuaian penugasantes dengan materi yang sudah diberikan
perlu diperhatikan untuk ditingkatkan.
c. Partisipasi Belajar Siswa