genera seperti Pseudomonas, Bacillus dan Azospirillum, dilaporkan mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman, menguraikan dinding sel patogen, dan
menghambat pertumbuhan patogen dengan menghasilkan senyawa antimikroba seperti siderophores.
Antibiotik Cryptocandin dihasilkan oleh mikroba endofit Cryptosporiopsis quercina yang berhasil diisolasi dari tanaman obat Tripterigeum wilfordii,
berkhasiat sebagai antijamur yang patogen terhadap manusia yaitu Candida albicans dan Trichopyton spp. Talib, 2009; Radji, 2005. Berbagai jenis endofit
telah berhasil diisolasi dari tanaman inangnya, dan telah berhasil dibiakkan dalam media tumbuh yang sesuai. Demikian pula metabolit sekunder yang diproduksi oleh
mikroba endofit tersebut telah berhasil diisolasi dan dimurnikan serta telah dielusidasi struktur molekulnya Talib, 2009
Metabolit sekunder yang dihasilkan akan lebih aktif dan spesifik jika diisolasi dari mikroba yang hidup pada biotop yang spesifik. Mikroba endofit
terutama yang hidup di lingkungan yang spesifik atau bahkan di lingkungan yang tidak umum sering digunakan sebagai sumber penemuan senyawa bioaktif baru.
Beberapa tumbuhan dapat menurunkan senyawa bioaktif yang dikandungnya kepada mikroba endofit yang tumbuh dalam jaringannya, sehingga mikroba endofit
tersebut dapat menghasilkan senyawa yang sama dengan inangnya. Sebagai contoh adalah senyawa taxol, sebagai senyawa antikanker yang dihasilkan oleh tumbuhan
Taxus brevifolia. Pada tahun 1993, senyawa ini ternyata dapat diisolasi dari Taxomyces andreanae, fungi endofit yang tumbuh pada tumbuhan T. brevifolia
Strobel, 2003. Mikroba endofit dapat ditemukan hampir di semua tumbuhan di muka bumi
ini, dan merupakan mikroba yang tumbuh di dalam jaringan tumbuhan. Mikroba endofit dapat diisolasi dari akar, batang dan daun suatu tumbuhan. Bakteri dan fungi
adalah jenis mikroba yang umum ditemukan sebagai mikroba endofit, akan tetapi yang banyak diisolasi adalah golongan fungi. Hubungan antara mikroba endofit dan
inangnya dapat berbentuk simbiosis mutualisma sampai hubungan yang patogenik Strobel, 2003.
2.2 Jamur Patogen pada Semangka
Universitas Sumatera Utara
Beberapa jenis penyakit yang menyerang Cucurbitaceae yaitu busuk daun oleh Pseudoperonospora cubensis, antraknosa atau bercak daun oleh Colletotrichum
lagenarium Gambar 2.2.1, busuk buah oleh Phytium aphinadermatum, busuk bunga oleh Choanephora cucurbitarum, bercak daun bersudut oleh Pseudomonas
lachrymans, penyakit virus oleh Cucumber mosaic virus CMV, layu bakteri oleh Erwina tracheiphila, dan penyakit tepung oleh Erysiphe cichoracearum
Semangun, 2000.
Gambar 2.2.1 Gejala bercak daun Colletotrichum lagenarium pada tanaman semangka http:deptan.go.id.
Penyakit antraknosa disebabkan oleh jamur patogen Colletotrichum lagenarium. Cendawan ini mempunyai konidium hialin, bersel satu, jorong atau
agak bulat, berukuran 13-19 x 4- 6 μm Gambar 2.2.2. Badan buah jamur berbentuk
aservulus, mempunyai rambut kaku seta berwarna coklat berdinding tebal, bersekat 2-3, panjangnya 20-
120 μm, dengan jumlah tidak menentu Semangun, 1989.
Penyakit bercak daun Colletotrichum merupakan patogen tular tanah yang biasanya menyerang pada kondisi lembab. Menurut Akinbode 2010, bercak daun
yang lama kelamaan semakin membesar akan menyebabkan kerusakan yang signifikan hingga 60 karena hilangnya sebagian besar wilayah fotosintesis
tanaman. Gangguan patogen terhadap proses fotosintesis terlihat dari klorosis yang terjadi pada tumbuhan yang terinfeksi dan luka nekrotik yang dihasilkan oleh
patogen pada bagian tumbuhan hijau dan dari menurunnya pertumbuhan serta jumlah buah yang dihasilkan pada tumbuhan yang terinfeksi Agrios, 1996.
Jamur Colletotrichum dapat menginfeksi akar, ranting, daun dan buah. Infeksi pada buah terjadi biasanya pada buah menjelang tua. Bercak berbentuk
Universitas Sumatera Utara
bundar atau cekung dan berkembang pada buah yang belum dewasa atau matang dari berbagai ukuran. Biasanya bentuk bercak beragam pada satu buah cabai. Ketika
penyakit mengeras, bercak akan bersatu. Massa spora jamur berwarna merah jambu ke orange terbentuk dalam cincin yang konsentris pada permukaan bercak. Bercak
yang sudah menua, aservuli akan kelihatan. Dengan rabaan, akan terasa titik-titik hitam kecil, di bawah mikroskop akan tampak rambut-rambut halus berwarna hitam
Ivey Miller, 2004.
Gambar 2.2.2 Konidia Colletotrichum sp. Perbesaran 40x10 http:deptan.go.id Colletotrichum sp. memiliki efek pada daun semangka yaitu terdapat bercak
dimulai dari tulang daun, yang kemudian meluas dan menjadi bercak berwarna kecoklatan, berbentuk bersudut atau agak bulat. Beberapa bercak dapat bersatu
menjadi hawar dan dapat menyebabkan matinya seluruh daun. Gejala bercak dapat mengendap ke batang, tangkai dan buah dan menjadikan batang berwarna coklat
dan tampak berair. Bila udara lembab di tengah bercak terbentuk massa spora berwarna merah muda Semangun, 1989.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 METODE PENELITIAN