3.6 Uji Antagonisme Isolat Bakteri Endofit Terhadap
Colletotrichum sp. Uji antagonisme in vitro dalam cawan Petri menggunakan metode difusi
cakram. Pertama-tama biakan jamur ditumbuhkan di tengah media PDA + 3 ekstrak khamir dengan jarak 3,5 cm dari tempat inokulum bakteri, diinkubasi
selama 48 jam. Suspensi isolat bakteri endofit diambil secukupnya dengan menggunakan ose bengkok, lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi 10
ml larutan NaCl. Suspensi dituang ke dalam cuvet tabung spektrofotometer kemudian diukur absorbansinya untuk mendapatkan OD
600
≈ 0,5
≈ 10
8
CFUml pada spektrofotometer. Setelah itu suspensi bakteri endofit tersebut diinokulasikan
pada sisi berdampingan dengan jamur dengan diameter 0,6 cm dari bagian tepi media PDA + 3 ekstrak khamir dengan cara merendam kertas cakram dan
diletakkan di atas media Gambar 3.6.1. Aktivitas penghambatan ditentukan berdasarkan zona hambat yang terbentuk di sekitar koloni. Pengamatan dimulai dari
hari ke-2 sampai hari ke-7, dengan rumus uji antagonis sebagai berikut:
Zona Hambat mm =
Y- X 2
A B
C
Gambar 3.6.1 Skema penempatan jamur patogen dengan isolat bakteri endofit dengan metode difusi cakram. A. koloni jamur patogen; B. koloni
bakteri endofit; C. Titik tengah pertumbuhan jamur patogen; X. Diameter koloni jamur patogen yang terhambat pertumbuhannya; Y.
Diameter koloni jamur patogen normal
3.7 Pengamatan Struktur Hifa Abnormal
Pengamatan struktur hifa secara mikroskopis dilakukan dengan cara mengamati ujung miselium pada daerah zona hambat jamur patogen. Ujung
X
Y
Y
X
Universitas Sumatera Utara
miselium Colletotrichum sp., yang tumbuh pada permukaan media dipotong dengan bentuk block square, kemudian diletakkan pada gelas objek. Abnormalitas pada
miselium jamur patogen diamati. Miselium abnormal ditandai dengan ujung miselium membengkok, miselium pecah, miselium bengkak, miselium bercabang,
miselium lisis, dan miselium tumbuh kerdil Lorito et al., 1993.
3.8 Uji Potensi Serangan Colletotrichum sp., Pada Benih Semangka
Biakan jamur Colletotrichum sp., diremajakan pada cawan Petri selama 7 hari. Biakan jamur diinokulasikan pada 120 ml media GYB di dalam labu erlenmeyer
250 ml dan diinkubasi pada suhu ambien selama 10 hari. Suspensi biakan jamur dihitung konidianya dengan menggunakan hemositometer. Suspensi biakan jamur
sebanyak 120 ml dicampurkan dengan 500 g campuran tanah dan kompos steril nisbah 3:1 di dalam polybag. Benih semangka 5 benih ditanam ke dalam tiap
polybag. Benih yang ditanam ke dalam media tanam yang tidak dicampurkan dengan suspensi jamur digunakan sebagai kontrol. Ulangan dilakukan sebanyak 5
kali pada perlakuan uji potensi serangan jamur patogen. Peubah yang diamati adalah tanaman yang terserang bercak daun selama masa persemaian 30 hari.
Persentase bercak daun dihitung dari jumlah kecambah yang terserang bercak daun dibagi jumlah seluruh kecambah yang tumbuh Suryanto et al., 2010.
Reisolasi terhadap Colletotrichum sp., dilakukan dengan memotong jaringan pada bagian daun yang menunjukkan gejala bercak daun pada semangka.
Jaringan tersebut kemudian didesinfeksi dengan menggunakan larutan 2 NaClO selama kurang lebih 10 detik dan dicuci dengan akuades steril sebanyak 3 kali lalu
ditanam pada media PDA. Isolat yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan isolat jamur yang diperoleh pada saat isolasi awal sesuai dengan Postulat Koch
Pelczar Chan, 2005.
3.9 Penghambatan Serangan Colletotrichum sp., Pada Benih Semangka