Uji Potensi Serangan Penghambatan Serangan Colletotrichum sp. Pada Benih Semangka

Aktivitas antagonis dari tujuh isolat bakteri endofit terhadap Colletotrichum sp. dapat terjadi melalui mekanisme enzimatik dan hiperparasitisme, sehingga efektif dalam menghambat pertumbuhan jamur patogen pada tanaman. Aktifitas antagonis isolat bakteri endofit yang menyebabkan hifa lisis menunjukkan bahwa isolat bakteri endofit mampu mendegradasi dinding sel Colletotrichum sp. Aktivitas antagonis yang ditunjukkan dengan hifa menggulung diduga sebagai upaya pertahanan jamur patogen terhadap serangan antagonis. Menurut Indratmi 2008, konsentrasi senyawa antimikroba mempunyai peranan yang penting. Umumnya mikroorganisme target akan mengalami penghambatan pertumbuhan pada konsentrasi senyawa antimikroba tertentu, di bawah konsentrasi tertentu senyawa antimikroba menjadi tidak efektif lagi. Berarti terdapat konsentrasi minimum yang efektif menghambat pertumbuhan suatu organisme. Belum tampaknya efek antagonisme pada pengujian ini diduga senyawa antimikroba yang dihasilkan konsentrasinya masih terlalu rendah yaitu konsentrasi minimum yang diperlukan untuk dapat menghambat pertumbuhan miselium jamur.

4.5 Uji Potensi Serangan

Colletotrichum sp. Jamur patogen dapat masuk ke dalam badan tumbuhan melalui luka, lubang alami seperti mulut kulit dan hidatoda, atau dengan langsung menembus permukaan tumbuhan yang utuh intact. Beberapa patogen hanya dapat masuk dengan satu cara, lainnya dengan dua cara atau lebih. Bagian-bagian tumbuhan kecuali bulu akar dan bagian bunga tertentu tertutup oleh lapisan pelindung, baik yang terdiri atas sel hidup, maupun sel mati, misalnya epidermis dengan kutikula pada daun dan batang hijau, periderm dan kulit gabus pada bagian yang berkayu. Gejala utama serangan jamur Colletotrichum sp. dapat timbul pada daun muda. Pada daun dan batang penyakit dapat timbul pada tanaman di pembibitan maupun pada tanaman dewasa. Pada daun terjadi bercak jorong atau tidak teratur berwarna coklat kelabu. Pada umumnya ukuran bercak tidak lebih dari 5 mm, tetapi bercak dapat menyatu sehingga membentuk bercak yang besar. Pusat bercak sering pecah sehingga bercak berlubang. Daun yang sakit keras mengering dan gugur Semangun, 1996. Reisolasi Colletotrichum sp. dilakukan dengan mengisolasi bagian daun yang terserang bercak setelah diberi perlakuan suspensi Colletotrichum sp. Pada pengamatan karakteristik makroskopis maupun mikroskopis jamur hasil isolasi menunjukkan Universitas Sumatera Utara karakteristik yang sama dengan Colletotrichum sp. yang diinfeksi sebelumnya Gambar 4.5.1. Gambar 4.5.1 a Koloni Colletotrichum sp. pada media PDA, b Bercak daun semangka pada perlakuan potensi serangan Colletotrichum sp., c Reisolasi bercak daun pada potensi serangan Colletotrichum sp.

4.6 Penghambatan Serangan Colletotrichum sp. Pada Benih Semangka

Konidia Colletotrichum sp. menginfeksi jaringan daun inang masuk melalui stomata daun dan berkembang biak di jaringan daun seperti epidermis atau palisade, sehingga menyebabkan bercak pada daun Gambar 4.6.1. Kebanyakan konidia dalam kondisi basah setelah satu sampai dua hari menginfeksi bagian daun. Produksi konidia terjadi pada bagian jaringan daun yang hidup. Spora tersebar ke daun yang sehat melalui angin, dan percikan air. Gejala bercak daun mulai terlihat 3 sampai 7 hari setelah terinfeksi. Gambar 4.6.1 a Daun dari tanaman sehat dan, b Daun terserang bercak daun Pertumbuhan awal jamur Colletotrichum capsici membentuk koloni miselium yang berwarna putih dengan miselium yang timbul di permukaan. Kemudian secara perlahan-lahan berubah menjadi hitam dan akhirnya berbentuk aservulus. Aservulus ditutupi oleh warna merah muda sampai coklat muda yang sebetulnya adalah massa konidia Rusli et.al., 1997. Universitas Sumatera Utara Tahap awal dari infeksi Colletotrichum umumnya terdiri dari konidia dan berkecambah pada permukaan tanaman, menghasilkan tabung kecambah. Hifa intra dan interseluler menyebar melalui jaringan tanaman. Spora Colletotrichum dapat disebarkan oleh air hujan dan pada inang yang cocok akan berkembang dengan cepat Dickman, 2000. Setelah dilakukan persemaian selama 30 hari tidak terlihat adanya serangan bercak daun tanaman semangka pada kontrol - yang tidak diberi perlakuan jamur Colletotrichum sp. dan bakteri. Pada kontrol + yang diberi perlakuan jamur Colletotrichum sp. semua daun terserang bercak daun, dan tanaman akhirnya mati. Kontrol yang hanya diberi perlakuan bakteri endofit BS01 dan DS01 tidak terlihat adanya serangan bercak daun tetapi terdapat tanaman yang tidak tumbuh pada akhir pengamatan masing-masing sebesar 44 dan 12. Pada perlakuan bakteri endofit BS01 dengan penambahan jamur Colletotrichum sp. pada tanah menunjukkan penurunan intensitas serangan jamur yaitu menurunnya persentase menjadi 24 tanaman yang terserang bercak daun dan persentase penurunan serangan sebesar 76, sedangkan pada perlakuan bakteri endofit DS01 dengan penambahan jamur Colletotrichum sp. pada tanah menunjukkan penurunan intensitas serangan jamur yaitu menurunnya persentase menjadi 12 tanaman yang terserang bercak daun sehingga terjadi penurunan persentase serangan bercak daun sebesar 88. Ciri-ciri tanaman yang terserang bercak daun yaitu pada hari ke-7 terdapat daun yang terserang bercak daun dan mati pada akhir pengamatan. Hasil uji in vivo dapat dilihat pada Lampiran 5 Hal 42. Menurut Hallmann et al., 1997, untuk aplikasi bakteri endofit dapat dilakukan melalui perlakuan benih, penyiraman ke tanah, injeksi batang, penyemprotan suspensi, dan perendaman akar. Keuntungan dari perlakuan benih, seperti perendaman akar tanaman kultur jaringan, perendaman bibit, atau introduksi bakteri ke dalam tanah sebelum ditanam dapat memproteksi pada awal pertumbuhan . Universitas Sumatera Utara Gambar 4.6.2 Persentase bercak daun yang telah diinokulasi Colletotrichum sp. dengan perlakuan bakteri endofit DS01 dan BS01 Menurut Hallmann 1999, bakteri endofit mampu meningkatkan ketahanan tanaman secara langsung berfungsi antagonis atau mengeluarkan senyawa tertentu pada patogen, menginduksi sistem resistensi, dan meningkatkan toleransi tanaman terhadap tekanan lingkungan biotik. Oleh karena itu, agar bakteri endofit mampu meningkatkan resistensi tanaman, maka bakteri endofit juga harus sesuai dengan tanaman inang sehingga mampu mengkolonisasi jaringan tanaman Long et al., 2008. Hasil penelitian Melliawati Ruth 2006, menunjukkan bahwa bakteri endofit dapat menghasilkan senyawa aktif yang berguna untuk memproteksi serangan jamur patogen pada tanaman, seperti Xanthomonas campestris, Pseudomonas solanacearum, Colletotrichum gloeosporioides, dan Fusarium oxysporum. Hasil analisis menunjukkan bahwa bakteri endofit ternyata menghasilkan senyawa aktif steroid yang mampu menghambat pertumbuhan jamur patogen. Selain itu, hasil penelitian dari Harni et al., 2006, menunjukkan bahwa isolat bakteri endofit dari genera Bacillus sp, dengan metode perendaman akar mempunyai kemampuan yang tinggi dalam menekan populasi nematoda peluka akar Pratylenchus brachyurus, yaitu berturut-turut sebesar 75, 63 dan 60. ; Kontrol -; 0 ; Kontrol +; 100 ; Jamur+BS 01; 24 ; Jamur+DS 01; 12 ; BS 01; 0 ; DS 01; 0 R ata -r ata tan am an tersera n g Perlakuan Universitas Sumatera Utara Bakteri endofit dapat bersifat obligat ataupun fakultatif dalam mengkolonisasi inangnya. Bakteri endofit memiliki kisaran inang yang luas, namun ada beberapa bakteri endofit yang hanya dapat berasosiasi dengan inang dari famili tertentu Bacon Hinton, 2006. Simbiosis antara tanaman dengan bakteri endofit bersifat netral, mutualisme atau komensalisme Bacon Hinton, 2006. Simbiosis mutualisme antara bakteri endofit dan tanaman, dalam hal ini bakteri endofit mendapatkan nutrisi dari hasil metabolisme tanaman dan memproteksi tanaman dalam melawan patogen Tanaka et al., 1999. Menurut Istikorini 2002, mekanisme dalam pengendalian patogen tular tanah dengan menggunakan jamur antagonis dapat terjadi melalui mikoparasit, antibiosis, yang dapat menyebabkan pengrusakan permeabilitas membran sel dan lisis pada dinding sel, kompetisi, dan interferensi hifa. Menurut Gultom 2008, pada perlakuan kontrol dapat dilihat bahwa intensitas serangan dari bakteri maupun jamur antagonis relatif lebih besar dibandingkan dengan perlakuan. Hal ini disebabkan mikroorganisme tersebut bebas menginfeksi jaringan tanaman karena tidak ada jamur antagonis yang bersifat sebagai kompetitor yang dapat menghambat perkembangannya.

4.7 Pengukuran Tinggi Tanaman, Jumlah Daun, Berat Basah dan Berat Kering Tanaman

Dokumen yang terkait

Pemanfaatan Bakteri Kitinolitik dalam Menghambat Pertumbuhan Curvularia sp. Penyebab Penyakit Bercak Daun pada Tanaman Mentimun

0 78 54

Pemanfaatan Bakteri Kitinolitik Dalam Menghambat Pertumbuhan Curvularia sp. Penyebab Penyakit Bercak Daun Pada Tanaman Mentimun

1 51 54

Uji Efektifitas Chitosan Untuk Mengendalikan Penyakit Jamur Upas (Upasia salmonicolor (B. et Br.) Tjokr.,) Pada Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg.)

5 58 60

Isolasi Dan Uji Kemampuan Antifungal Fungi Endofit Dari Tanaman Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.) Terhadap Fungi Perusak Makanan

5 91 51

Isolasi Dan Uji Kemampuan Bakteri Endofit Penghasil Hormon Iaa (Indole Acetic Acid) Dari Akar Tanaman Padi (Oryza sativa L.)

3 51 43

Isolasi Dan Uji Kemampuan Antifungal Bakteri Endofit Dari Andaliman (Zanthozylum Acanthopodium dc.) Terhadap Fungi Perusak Makanan

4 74 42

Isolasi Dan Uji Kemampuan Bakteri Endofit Penghasil Hormon IAA (Indole Acetic Acid) Dari Akar Tanaman Jagung (Zea mays L.)

3 56 50

Kata Kunci: Antraknosa, cabe, Colletotrichum sp, minyak camplong PENDAHULUAN - UJI AKTIVITAS MINYAK CAMPLONG (Callophyllum inophyllum) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Colletotrichum sp. PENYEBAB PENYAKIT ANTRAKNOSA PADA TANAMAN CABE

0 0 5

Penapisan dan potensi bakteri endofit asal tanaman Arecaceae sebagai agens pengendali hayati cendawan Pestalotiopsis sp. penyebab penyakit bercak daun pada kelapa kopyor (Cocos nucifera)

0 0 10

Antagonisme beberapa bakteri endofit Arecaceae terhadap Curvularia sp. patogen penyebab bercak daun yang diisolasi dari tanaman kelapa kopyor

0 0 9