4.1 Isolasi
Colletotrichum sp.
Isolat jamur yang diisolasi dari daun yang berpenyakit memiliki karakteristik makroskopis berupa koloni berwarna putih, permukaan koloni seperti beludru atau
kapas, miselium teratur, pertumbuhan koloni rata dan tebal sementara tepi koloni rata dan berwarna putih. Karakteristik mikroskopis berupa hifa tidak bersekat,
konidia tunggal atau lebih yang terdapat pada ujung hifa, bagian sel konidia kedua lebih besar dan berwarna gelap daripada bagian sel yang lainnya, konidiofor
berwarna coklat muda dan tidak bercabang. Isolat dan konidia jamur Colletotrichum sp. hasil inkubasi pada media PDA selama 48 jam dapat dilihat pada
Gambar 4.1.1
Gambar 4.1.1 a Koloni Colletotrichum sp. pada media PDA dan, b Hifa dan
konidia Colletotrichum sp. Perbesaran 40 X 10 Menurut Semangun 1989, penyakit bercak daun disebabkan oleh
Colletotrichum sp. konidium hialin, bersel satu, jorong atau bulat telur, dengan ukuran 13-19 x 4-
6 μm. konidium membentuk massa seperti lendir berwarna merah jambu. Konidium berkecambah dengan membentuk pembuluh kecambah, yang jika
kontak dengan permukaan yang kuat akan membentuk apresorium bulat dengan dinding tebal dan berwarna tua. Tubuh buah cendawan berbentuk aservulus,
mempunyai rambut-rambut kaku seta berwarna coklat, berdinding tebal, bersekat 2-3, panjangnya 90-
120 μm, jumlahnya tidak tentu.
4.2 Karakterisasi Bakteri Endofit
Universitas Sumatera Utara
Isolat bakteri endofit memiliki variasi dalam morfologi dan sifat pewarnaan. Tepi koloni isolat didominasi oleh tipe gelombang, bentuk koloni dominan tidak
beraturan, elevasi koloni memiliki tipe datar, warna koloni dominan warna kuning. Pada pewarnaan gram bakteri diperoleh 5 isolat gram positif dan 2 isolat gram
negatif, sedangkan penataan sel bakteri diperoleh 5 isolat batang basil yaitu monobasil pada isolat DS02, streptobasil pada isolat DS01, BS01, DS03, dan DS04.
Dua isolat bakteri bentuk bulat kokus yang diperoleh berupa monokokus pada isolat AS01 dan AS02 dapat dilihat pada Tabel 4.2.1
Uji biokimia isolat bakteri endofit meliputi uji hidrolisis pati dominan bakteri tidak mampu menghasilkan enzim amilase untuk menghidrolisis pati
menjadi glukosa, uji sitrat menunjukkan hasil bahwa bakteri dominan mampu menggunakan sitrat sebagai sumber karbon satu-satunya, uji pergerakan bakteri
semua isolat berbentuk pedang, uji gelatin menunjukkan hasil bahwa bakteri dominan tidak dapat menghasilkan enzim gelatinase, uji hidrogen sulfida
menunjukkan hasil bahwa bakteri mampu melakukan fermentasi dan uji katalase menunjukkan hasil bahwa bakteri mampu menghasilkan enzim katalase untuk
memecah hidrogen peroksida. Menurut Lay 1994, mikroorganisme tumbuh dan berkembang biak dengan
menggunakan berbagai bahan yang terdapat dalam lingkungannya. Zat hara yang terdapat disekelilingnya terdiri dari molekul sederhana seperti H
2
S dan NH
4 +
atau molekul organik yang kompleks seperti protein dan disakarida. Penggunaan zat
hara tergantung aktivitas metabolisme mikroba. Metabolisme seringkali menghasilkan hasil sampingan yang dapat digunakan untuk identifikasi
mikroorganisme. Pengamatan aktivitas metabolisme ini diketahui dari kemampuannya untuk menggunakan dan menguraikan molekul yang kompleks
seperti zat pati, lemak, protein, asam nukleat, asam amino dan sakarida. Hasil dari berbagai uji ini digunakan untuk pencirian dan identifikasi mikroorganisme.
Universitas Sumatera Utara
4.3 Uji Antagonis Bakteri Endofit Semangka Terhadap Colletotrichum sp.