4.3 Uji Antagonis Bakteri Endofit Semangka Terhadap Colletotrichum sp.
Universitas Sumatera Utara
Hasil uji antagonis tujuh isolat bakteri endofit yaitu DS01, BS01, AS01, AS02, DS02, DS03 dan DS04 terhadap Colletotrichum sp. menunjukkan bahwa bakteri
tersebut mampu menghambat pertumbuhan Colletotrichum sp. Hal ini dapat dilihat dari terbentuknya zona hambat pada pertumbuhan Colletotrichum sp. dapat dilihat
pada Gambar 4.3.1. Zona hambat mulai terlihat pada hari keempat dan jarak zona hambat terus bertambah hingga hari ketujuh.
Gambar 4.3.1 Hasil uji antagonis in vitro antara Colletotrichum sp. dengan isolat
bakteri endofit a DS01, b BS01, c AS01, d AS02, e DS02, f DS03, g DS04 Pengamatan hari ke-7.
Menurut Suryanto et al. 2011, perbedaan efektivitas penghambatan pertumbuhan jamur disebabkan oleh adanya perbedaan komposisi dinding sel
jamur, keberadaan kitin pada miselium jamur, dan perbedaan laju pertumbuhan bakteri, serta adanya senyawa metabolit selain kitinase. Kontrol biologis dari
beberapa jamur patogen tanah berhubungan dengan produksi kitinase. Menurut Yurnaliza 2001, kemampuan antagonis dalam menekan patogen secara in vitro
lebih tampak jelas, karena pada kondisi laboratorium antagonis hanya berhadapan dengan patogen dan dalam lingkungan yang kaya nutrisi, sehingga mampu
memunculkan kemampuannya dalam menghambat patogen. Pada hari ketujuh isolat bakteri endofit yang memperlihatkan efektifitas
paling tinggi dalam menghambat pertumbuhan Colletotrichum sp. adalah DS01 dengan zona hambat 1,85 cm dan BS01 dengan zona hambat 1,55 cm. Isolat bakteri
endofit yang memperlihatkan efektivitas paling rendah dalam menghambat
Universitas Sumatera Utara
pertumbuhan Colletotrichum sp. adalah isolat DS04 dengan zona hambat 1 cm yang dapat dilihat pada Tabel 4.3.1.
Tabel 4.3.1 Uji Antagonis in vitro antara tujuh isolat bakteri endofit terhadap
Colletotrichum sp.
Isolat Bakteri Zona Hambat cm Hari Ke-
2 3
4 5
6 7
DS01 0,05
0,40 0,45
0,70 1,10
1,85 BS01
0,35 0,45
0,70 0,85
1,00 1,55
AS01 0,15
0,30 0,35
0,80 0,95
1,00 AS02
0,05 0,20
0,25 0,30
0,75 1,40
DS02 0,05
0,10 0,10
0,25 0,45
1,35 DS03
0,05 0,05
0,10 0,60
0,70 1,00
DS04 0,05
0,17 0,20
0,25 0,27
0,27 Dari Tabel 4.3.1 menunjukkan bahwa tujuh isolat bakteri endofit memiliki daya
hambat yang semakin meningkat setiap hari. Hal ini disebabkan oleh senyawa yang dihasilkan oleh bakteri endofit tersebut dapat menghambat jamur patogen tanaman
pada semangka yaitu Colletotrichum sp. Melliawati et al. 2004, bakteri endofit HL.38B.83 yang berasal dari Tanam Nasional Gunung Halimun mempunyai daya
hambat yang sangat luas terhadap pertumbuhan Xanthomonas campestris. Hasil analisis Kromatografi Lapis Tipis menunjukkan ada dua spot yang berbeda dari
standar media yang berarti dihasilkan senyawa lain bioaktif yang menghambat mikroba patogen. Dalam penelitian Wiryanta 2002, isolat bakteri endofit
HL.50B.106 yang berasal dari tanaman calik angin Mallotus paniculatus menunjukkan kemampuan menghambat pertumbuhan dua jenis kapang sekaligus,
yaitu Colletotrichum gloeosporioides dan Fusarium oxysporum. Kedua jenis kapang patogen tersebut menyebabkan penyakit busuk buah dan layu pada tanaman
tomat. Variasi besarnya zona hambat pada masing-masing isolat menunjukkan
tingkat kemampuan yang berbeda-beda dari masing-masing isolat dalam menghasilkan bahan antimikroba. Ukuran zona hambat kemungkinan dipengaruhi
oleh sensitivitas organisme yang diuji, suspensi biakan dan jumlah bahan antimikroba yang dihasilkan oleh bakteri. Menurut Cappucino Sherman 1996,
faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya zona hambat berupa kemampuan
Universitas Sumatera Utara
difusi bahan antimikroba ke dalam media dan interaksinya dengan mikroba yang diuji, jumlah mikroba yang diujikan, kecepatan tumbuh mikroba uji, dan tingkat
sensitifitas mikroba terhadap bahan antimikroba.
4.4 Pengamatan Struktur Hifa Abnormal