Manfaat secara teoritis Manfaat secara praktis

Pendidikan dipandang sebagai sarana yang paling strategis untuk mengangkat harkat dan martabat suatu bangsa dan membentuk karakter bangsa karena melalui pendidikan lahir generasi-generasi yang akan memegang kendali pada laju pertumbuhan sebuah negara. Melalui peningkatan pendidikan, maka seseorang dapat meningkatkan penghasilannya. Hubungan pendidikan dengan produktivitas kerja dapat tercermin dalam tingkat penghasilan. Semakin tinggi tingkat pendidikan mengakibatkan produktvitas kerja yang lebih tinggi, dan produktivitas yang tinggi memungkinkan penghasilan yang lebih tinggi pula. Penyelenggaraan pendidikan menurut UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 13 ayat 1 dapat dilaksanakan melalui tiga jalur, yaitu jalur pendidikan formal, pendidikan non-formal dan pendidikan informal. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan anak usia dini TKRA, pendidikan dasar SDMI, pendidikan menengah SMPMTs dan SMAMA dan pendidikan tinggi Universitas. Pendidikan formal terdiri dari pendidikan formal berstatus negeri dan swasta. Pendidikan non-formal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Hasil pendidikan non- formal dapat dihargai setara dengan hasil program pendidikan formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah dengan mengacu pada standar nasional pendidikan seperti Lembaga Kursus dan Pelatihan, Kelompok Belajar, Sanggar, dll. Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan yang berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. Hasil pendidikan informal diakui sama dengan pendidikan formal dan non-formal setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar nasional pendidikan seperti Pendidikan Agama, Budi Pekerti, Etika, Sopan Santun, Moral dan Sosialisasi. b. Pendidikan Tinggi Salah satu jalur pendidikan sekolah adalah pendidikan tinggi. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab VI pasal 14-19, pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Pendidikan tinggi diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan, atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi atau kesenian. Dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia, maka perguruan tinggi berfungsi untuk menyiapkan unsur-unsur yang diperlukan dalam pembangunan nasional dan terjun ke era globalisasi. Kualifikasi sumber daya manusia berkualitas yang dihasilkan oleh perguruan tinggi harus sesuai dengan tujuan pembangunan nasional Daru W, 2014: 8.

c. Masa Studi dan Batas Waktu Pendidikan Tinggi

Menurut peraturan Menteri Riset, Teknologi dan pendidikan Tinggi No. 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi SNPT, satuan kredit semester adalah takaran waktu kegiatan belajar yang dibebankan pada mahasiswa per minggu per semester dalam proses pembelajaran melalui berbagai bentuk pembelajaran atau besarnya pengakuan atas keberhasilan usaha mahasiswa dalam mengikuti kegiatan kurikuler di suatu program studi. Masa dan beban belajar penyelenggaraan program pendidikan berbeda-beda tiap jenjang programnya. Menurut Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015 pasal 16, masa dan beban belajar penyelenggaraan program pendidikan dibedakan menjadi: 1 Paling lama 2 tahun akademik untuk program diploma satu, dengan beban belajar mahasiswa paling sedikit 36 sks; 2 Paling lama 3 tahun akademik untuk program diploma dua, dengan beban belajar mahasiswa paling sedikit 72 sks; 3 Paling lama 5 tahun akademik untuk program diploma tiga, dengan beban belajar mahasiswa paling sedikit 108 sks; 4 Paling lama 7 tahun akademik untuk program sarjana, program diploma empatsarjana terapan, dengan beban belajar mahasiswa paling sedikit 144 sks; 5 Paling lama 3 tahun akademik untuk program profesi setelah menyelesaikan program sarjana, atau program diploma