nyeri kepala selama menstruasi, sedangkan 3,9 mengalami nyeri kepala hanya selama menstrusi. Dengan analisa regresi logistik mengungkapkan
bahwa menstruasi adalah pemicu yang signifikan untuk migren dibandingkan pada tension type headache TTH . Di sisi lain, hampir dua kali lipat jumlah
penderita TTH dilaporkan mengalami ‘‘pure menstrual headache’’ dibandingkan dengan migren p = 0,02. Sepertiga dari penderita migren melaporkan
mengalami perbaikan selama kehamilan dan penggunaan kontrasepsi oral secara signifikan memperburuk migren. Menopause memiliki pengaruh lebih
sedikit meningkatkan migren dibandingkan pada TTH Karli, 2012. Menstrual migraine dan menstrually related migraine telah ada pada
the International Headache Society classification system Ailani,2010, yang menjelaskan bahwa p
erubahan hormon seks berdampak besar terutama pada migren, namun efek dari fluktuasi hormon pada TTH tidak boleh diabaikan
Karli, 2012. Pada penelitian yang dilakukan pada 165 subjek yang mengalami
nyeri kepala, terdapat 21 orang memiliki kriteria menstrual tension type headache dengan 6 orang pure menstrual tension type headache dan 15 orang
dengan menstrually tension type headache. Dengan demikian menstrual tension type headache mungkin dapat diajukan dalam
International Classification of Headache Dissorder Arjona,2007.
I.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian-penelitian terdahulu seperti yang telah diuraikan di atas, dirumuskan masalah sebagai berikut:
Apakah terdapat perbedaan kadar hormon seksual antara wanita penderita migren dengan wanita penderita tension type headache ?
Universitas Sumatera Utara
I.3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan: 1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui perbedaan kadar hormon seksual antara wanita penderita migren dengan wanita penderita tension type headache.
1.3.2. Tujuan Khusus. 1. Untuk mengetahui perbedaan kadar hormon estradiol antara
wanita penderita migren dengan wanita penderita tension type headache.
2. Untuk mengetahui perbedaan kadar hormon progesteron antara wanita penderita migren dengan wanita penderita
tension type headache. 3. Untuk mengetahui perbedaan kadar kolesterol total antara
wanita penderita migren dengan wanita penderita tension type headache.
4. Untuk mengetahui perbedaan kadar trigliserida antara wanita penderita migren dengan wanita penderita tension type
headache. 5. Untuk mengetahui perbedaan kadar HDL antara wanita
penderita migren dengan wanita penderita tension type headache.
6. Untuk mengetahui perbedaan kadar LDL antara wanita penderita migren dengan wanita penderita tension type
headache. 7. Untuk mengetahui perbedaan BMI body mass index antara
wanita penderita migren dengan wanita penderita tension type headache.
Universitas Sumatera Utara
8. Untuk mengetahui hubungan antara BMI dan VAS visual analog scale dengan kadar hormon estradiol pada penderita
migren dan tension type headache. 9. Untuk mengetahui hubungan antara BMI dan VAS dengan
kadar hormon progesteron pada penderita migren dan tension type headache.
10. Untuk mengetahui hubungan kadar profil lipid dengan kadar hormon estradiol pada penderita migren dan tension type
headache. 11. Untuk mengetahui hubungan kadar profil lipid dengan kadar
hormon progesteron pada penderita migren dan tension type headache.
12. Untuk mengetahui hubungan fase menstruasi dengan kadar estradiol dan kadar progesteron pada penderita migren dan
tension type headache.
I.4. Hipotesis