commit to user
adalah kelompok
yang memberikan penilaian terhadap suatu produk, dibedakan menjadi lima yaitu panelis perorangan, panelis terbatas, panelis terlatih 7-15
orang, panelis setengah terlatih 15-25 orang dan panelis tidak terlatih 25 orang Kume, 2002. Dalam praktek produksi ini dilakukan uji organoleptik secara
skoring yaitu untuk menentukan tingkat kesukaan pada tiga macam sirup belimbing yang dibedakan berdasarkan formulasinya. Dalam tipe uji skoring
panelis diminta untuk menilai penampilan sampel berdasarkan intensitas atribut atau sifat yang dinilai. Panelis harus paham mengurutkan intensitas sifat yang
dinilai. Tipe pengujian ini sering digunakan untuk menilai mutu bahan dan intensitas sifat tertentu Pada uji ini mengambil 25 panelis dan diberikan borang
untuk menilai dan mengemukakan pendapatnya secara spontan dari ketiga formulasi sampel sirup tersebut. Hasil uji sensoris tersebut kemudian dianalisis
dengan metode Analysis of Variance ANOVA pada
α
= 0,05 dan dilanjutkan dengan uji Duncan Multiple Range Test DMRT pada titik
α
yang sama dengan software SPSS. Uji ini dilakukan untuk memilih formulasi yang terbaik dari
ketiga formulasi itu. Formulasi terpilih selanjutnya diuji kadar vitamin C dari sirup itu.
2. Analisis Kandungan Fungsional Produk
Dalam praktek produksi juga dilakukan analisis kandungan vitamin C. Analisa ini bertujuan untuk mengetahui keunggulan dari produk akhir praktek
produksi yang dilakukan. Dalam praktek ini menggunakan uji vitamin C karena dalam kandungan gizi belimbing yang dominan yaitu vitamin C. Dalam praktek
ini menggunakan metode menurut Sudarmadji, dkk 1981 yaitu titrasi iodimemetri. Untuk kadar vitamin C bahan yang diperlukan yaitu larutan
Amilum, aquades dan larutan iod.
D. Analisis Ekonomi
Analisis kelayakan ekonomi dimaksudkan untuk mengetahui harga pokok, harga jual dan keuntungan produk maka dilakukan analisis kelayakan
commit to user
ekonomi meliputi biaya produksi biaya tetap, biaya variabel, Break Event Point BEP, Benefit Cost BC, Payback Period PP, dan Return of Investment
ROI. Biaya produksi merupakan biaya yang dikeluarkan selama usaha
dijalankan, yang dibedakan atas biaya tetap dan biaya tidak tetap. Total biaya produksi = total fixed cost + total variable cost
1. Biaya Perawatan Dan Perbaikan BPP
alat umur
x perbulan
ja ker
jam x
perhari ja
ker jam
perbulan ja
ker jam
x perhari
ja ker
jam x
FPP Px
BPP =
= harga awal
FPP = faktor perawatan dan perbaikan
2. PenyusutanDepresiasi
N NS
P Depresiasi
− =
Keterangan:
P : Harga peralatan awal
NS : Biaya penyusutan N : Jumlah bulan
3. Pajak Usaha
Pajak Usaha = 10 x laba kotor 4.
Harga Pokok Penjualan HPP=
produksi kapasitas
produksi Biaya
5. Perhitungan Penjualan
Penjualan = Hargaunit x jumlah unit
commit to user
6. Perhitungan Rugi Laba
Laba keuntungan merupakan selisih antara pendapatan dan pengeluaran atau selisih antara harga jual dengan harga pokok. Laba
perusahaan meliputi laba kotor dan laba bersih. Laba kotor
= Penjualan-Biaya Pokok Produksi Laba bersih
= Laba Operasi – Pajak Usaha 7.
Break Even Point BEP BEP yaitu titik keseimbangan dimana pada titik tersebut pendapatan
sama dengan biaya yang dikeluarkan, artinya titik impas perusahaan tidak mengalami kerugian dan tidak mendapatkan keuntungan.
Q
BEP
=
produksi kapasitas
VC Jual
a arg
H FC
−
FC : Fixed Cost Biaya Tetap VC : Variabel Cost biaya tidak tetap
8. Return on Investment ROI
ROI merupakan kemampuan modal untuk mendapatkan keuntungan atau persentase keuntungan yang diperoleh dari besarnya modal yang
dikeluarkan. ROI sebelum pajak =
100 x
produksi biaya
Total kotor
laba
ROI sesudah pajak =
100 x
produksi biaya
Total bersih
Laba
commit to user
9. POT
POT merupakan waktu yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk mendapatkan pengembalian modal dan mendapatkan keuntungan bersih.
kotor Laba
produksi Biaya
POT =
10. Benefit Cost Ratio BC Ratio
Benefit Cost Ratio merupakan perbandingan antara pendapatan yang diperoleh dengan biaya produksi yang dikeluarkan. Jika niali BC lebih kecil
dari 1, maka proses produksi tidak layak untuk dilakukan karena perusahaan mengalami kerugian. Sebaliknya jika BC lebih dari 1, maka proses produksi
usaha tetap dapat dijalankan karena perusahaan mendapatkan keuntungan. Jika BC sama dengan 1 maka perusahaan mengalami titik impas tidak
untung dan tidak rugi, artinya perlu mempertimbangkan beberapa faktor
untuk tetap menjalankan usaha.
produksi Biaya
tan Pendapa
CRatio B
=
commit to user
24
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Produk
Sirup adalah sejenis minuman ringan berupa larutan kental dengan cita rasa beraneka ragam. Berbeda dengan sari buah, sirup
penggunaannya tidak langsung diminum tetapi harus diencerkan terlebih dahulu. Pengenceran diperlukan karena kandungan gulanya tinggi, yakni
sekitar 65 . Pada dasarnya sirup terbuat dari larutan gula yang kental. Untuk menambah rasa dan aroma, sering disertai penambah rasa, pewarna,
asam sitrat, asam tartrat, asam laktat Satuhu, 2004. Praktek produksi ini dibuat sirup belimbing dengan tiga
formulasi dengan bahan baku belimbing buah. Pembuatan sirup tersebut menggunakan tiga formulasi dengan perbandingan buah dan gula Untuk
formulasi yang pertama yaitu buah 300 gram dengan gula 700 gram, yang kedua yaitu buah 500 gram dengan gula 500 gram dan yang ketiga yaitu
buah 700 gram dengan gula 300 gram. Proses produksi dalam pembuatan sirup belimbing manis
adalah sebagai berikut : 1.
Sortasi Perlakuan persiapan dalam pembuatan sirup belimbing
dilakukan dengan cara sortasi belimbing untuk memisahkan belimbing yang bermutu jelek dan yang bermutu bagus layak untuk diproses.
Selain sortasi buah belimbing juga dilakukan pemilihan bahan-bahan tambahan yang bermutu baik. Sebelum melakukan proses pengolahan
terlebih dahulu melakukan penimbangan berat belimbing dan bahan tambahan yang akan digunakan dalam proses pengolahan.