Analisis Faktor Psikologis Pada Pengguna Produk Deterjen (Studi Pada Konsumen Deterjen Di Pasar Pekalongan Lampung Timur)

(1)

ABSTRACT

Analysis of Psychological Factors in Product User Detergents (Studies In Consumer Detergents Market Pekalongan Timur Lampung)

By

Reza Yoga Subarkah

Detergents are cleaning clothes washing soap in the form of powder or flour which can foam when mixed with water. Detergent is needed because everyone will want clothes that are used every day should always be clean.

The purpose of this research is to know To know the size of motivational factors, perceptions of factors, learning factors, beliefs and attitudes factor in detergent product users. From the dimensions of these factors are psikologis one of the most dominant factor.

This type of research used is descriptive research whose goal is verifikatif describing a phenomenon and check whether the underlying theory is still valid or not. Population in this research are all consumers of detergent in the market Pekalongan Timur Lampung totaling 85 people. Sampling techniques in this study using convenience sampling techniques. To analyze the data used factor analysis. Based on analysis of test results are known factors that make up the 17 indicators of 4 factors. The contribution factor variant of beliefs and attitudes of 15.449% with 2,626 eigen values. Contribution of variants of factor is the perception of 14.242% with 2.421 eigen values. Contributions variants of motivational factors of 11.037% with the eigen value of 1.876. Learning factor variance contribution of 10.553% with the eigen value of 1.794.


(2)

ABSTRAK

Analisis Faktor Psikologis Pada Pengguna Produk Deterjen (Studi Pada Konsumen Deterjen Di Pasar Pekalongan Lampung Timur)

Oleh

Reza Yoga Subarkah

Deterjen adalah sabun cuci pembersih pakaian yang berbentuk serbuk atau tepung yang dapat berbusa bila tercampur dengan air. Deterjen dibutuhkan karena setiap orang pasti menginginkan pakaian yang digunakan setiap hari harus selalu bersih. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya kontribusi faktor motivasi, faktor persepsi, faktor pembelajaran, faktor keyakinan dan sikap pada pengguna produk deterjen. Dari dimensi faktor psikilogis tersebut terdapat salah satu faktor yang paling dominan,

Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif verifikatif yang tujuannya adalah memaparkan suatu fenomena serta memeriksa apakah teori yang melandasinya masih berlaku atau tidak. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen deterjen di pasar Pekalongan Lampung Timur dengan jumlah sampel sebanyak 85 orang. Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan teknik convenience sampling. Untuk menganalisis data digunakan analisis faktor. Berdasarkan hasil uji analisis faktor diketahui terdapat 17 indikator yang membentuk 4 faktor karakteristik pembeli. Kontribusi varian dari faktor keyakinan dan sikap sebesar 15,449 % dengan eigen values 2,626. Kontribusi varian dari faktor persepsi adalah sebesar 14,242 % dengan eigen values 2,421. Kontribusi varian dari faktor motivasi sebesar 11,037 % dengan eigen value sebesar 1,876. Faktor pembelajaran mempunyai kontribusi varian sebesar 10,553% dengan eigen value sebesar 1,794.


(3)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan dunia usaha saat ini telah maju dan membawa para pelaku usaha kepada persaingan ketat. Selain itu perkembangan dunia usaha juga didorong oleh kebutuhan manusia yang semakin kompleks, kebutuhan-kebutuhan tersebut diantaranya adalah kebutuhan dasar, kebutuhan keamanan, kebutuhan untuk dihargai, kebutuhan beraktualisasi diri dan kebutuhan sosial. Kebutuhan itupun saat ini telah menjadi suatu gaya hidup yang harus terpenuhi oleh masyarakat modern. Salah satu kebutuhan yang yang harus terpenuhi saat ini adalah kebutuhan untuk hidup bersih.

Perkembangan kebutuhan di atas menjadi ladang bisnis dalam dunia usaha khususnya bagi industri yang bergerak di bidang produk-produk pembersih. Persaingan yang ketat membuat kemajuan teknologi berkembang cepat. Timbulnya terobosan-terobosan dan inovasi-inovasi baru secara umum merupakan hasil kerja keras para pelaku yang berusaha memahami keragaman dan kesamaan konsumen dalam berprilaku agar mampu memasarkan produknya dengan baik. Para pemasar yang mampu mengerti prilaku konsumen akan mampu memperkirakan bagaimana kecenderungan konsumen untuk bereaksi terhadap informasi yang diterimanya dan dapat mempengaruhi perilaku konsumen sesuai dengan yang diinginkan pasar.


(4)

Industri produk pembersih khususnya pembersih pakaian atau deterjen menjadi industri yang pontensial saat ini. Permintaan konsumen untuk produk deterjen sangat tinggi karena kebutuhan akan deterjen menjadikan kebutuhan rutin bagi masyarakat saat ini. Deterjen adalah sabun cuci pembersih pakaian yang berbentuk serbuk atau tepung yang dapat berbusa bila tercampur dengan air. Deterjen dibutuhkan karena setiap orang pasti menginginkan pakaian yang digunakan setiap hari harus selalu bersih.

Persaingan industri deterjen yang semakin ketat memaksa perusahaan yang bergerak di bidang ini melakukan berbagai cara untuk meningkatkan penjualan dan merebut pangsa pasar. Strategi yang dilakukan tidak hanya dari segi promosi, distribusi, harga dan tentu saja dari produk itu sendiri. Hal ini dapat dilihat dari produk-produk deterjen yang beredar di pasaran yang saat ini sangat beragam. Dari hasil survei yang dilakukan penulis pada pasar Pekalongan Lampung Timur setidaknya terdapat 9 merek produk deterjen merek-merek tersebut yaitu Rinso, Attack, Soklin, Daia, Surf, Boom, Wow, Total dan Bukrim.

Semakin meningkatnya persaingan antara produk-produk sejenis, maka perusahaan yang satu dengan yang lain saling bersaing merebutkan konsumen. Perusahaan yang mampu menciptakan dan mempertahankan pelangganlah yang akan sukses dalam persaingan. Setiap perusahaan berusaha untuk memahami perilaku konsumen pada pasar sasaran untuk kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Faktor Psikologis yang ada di dalam diri konsumen merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi pembelian suatu produk. Begitu juga dengan deterjen, konsumen tidak hanya memperhatikan harga yang ditawarkan


(5)

tetapi penilaian konsumen pada suatu produk deterjen. Bahkan ada konsumen yang tidak mementingkan harga, namun lebih memilih membeli produk deterjen berdasarkan persepsi atau kebutuhan yang akan produk tersebut.

Perilaku konsumen merupakan suatu tindakan nyata konsumen yang dipengaruhi oleh faktor kejiwaan dan faktor luar lainnya yang mengarahkan mereka untuk memilih atau menggunakan barang/jasa yang ingin digunakannya. Perilaku konsumen menurut Engel yang dikutip oleh Simamora (2001: 80) adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini.

Perilaku konsumen yang dapat timbul setelah mengetahui kelebihan atau kelemahan dari suatu produk deterjen dapat berupa pembelian (setia) atau pembelian (tidak setia). Yang penulis maksud sebagai pembelian (setia) adalah pembelian yang dilakukan oleh pelanggan setia dengan tetap menggunakan deterjen tertentu tanpa tertarik dengan merek deterjen lain, sedangkan pembelian (tidak setia) adalah pembelian merek deterjen tertentu hanya sebatas penggunaan kelebihan yang ada tanpa berniat menggunakannya secara terus-menerus.

Pada saat tertentu seseorang mempunyai banyak kebutuhan, baik yang bersifat biologis maupun psikologis. Kebutuhan biologis timbul dari suatu keadaan fisiologis tertentu seperti rasa lapar, haus, dan lain-lain. Sedangkan kebutuhan yang bersifat psikologis adalah kebutuhan yang timbul dari keadaan fisiologis tertentu seperti kebutuhan untuk diakui, harga diri, atau kebutuhan untuk diterima oleh lingkungannya. Kebutuhan-kebutuhan seperti ini yang sangat sering menjadi


(6)

faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen. Secara garis besar Kotler dan Amstrong (2001: 196) membagi faktor-faktor pengambilan keputusan pembelian oleh konsumen yaitu sebagai berikut:

1. Faktor Budaya (budaya, subkebudayaan dan kelas sosial) 2. Faktor Sosial (kelompok, keluarga, peranan dan status)

3. Faktor Pribadi (umur dan tahap siklus hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, dan kepribadian)

4. Faktor Psikologis (motivasi, persepsi, pembelajaran, keyakinan dan sikap).

Pembelian konsumen secara kuat dipengaruhi oleh karakteristik budaya, sosial, pribadi dan psikologis yang mendorong konsumen untuk memutuskan melakukan pembelian. Para pemasar tidak dapat mengendalikan faktor-faktor diatas, tetapi mereka harus memperhitungkannya dan dituntut untuk dapat memahami bagaimana konsumen berfikir, bertindak dan berperilaku serta dapat memperkirakan kencenderungan konsumen untuk bereaksi terhadap informasi yang diterimanya.

Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi perilaku pembelian bagi konsumen adalah faktor psikologis yaitu motivasi, persepsi, pembelajaran, keyakinan dan sikap. Sehingga dalam penelitian ini penulis hanya meneliti dalam dalam batasan-batasan faktor diatas. Dimana pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh empat faktor psikologis utama yaitu motivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan sikap. (Kotler 2005: 205). Bahkan Solomon (1999: 33) menyatakan bahwa faktor psikologis merupakan faktor inti dari pembelian yang dilakukan oleh konsumen.


(7)

Pasar Pekalongan Lampung Timur dipilih oleh penulis karena pasar Pekalongan Lampung Timur adalah suatu tempat yang kompleks yang berisi konsumen yang sangat bergam. Keragaman konsumen pasar Pekalongan Lampung Timur dapat dilihat dari faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi dan faktor psikologis. Selain itu pasar Pekalongan Lampung Timur dipilih karena pasar ini sangat dekat dengan kediaman dimana penulis berdomisili sehingga waktu dan biaya yang digunakan lebih efektif dan efisien.

Berkaitan dengan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul “Analisis Faktor Psikologis Pada Pengguna Produk Deterjen (Studi Pada Konsumen Deterjen Di Pasar Pekalongan Lampung Timur)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukaan oleh peneliti, maka rumusan masalah penelitian ini adalah: seberapa besar kontribusi faktor motivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan sikap sebagai faktor dari variabel psikologis pada pengguna produk deterjen.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah mengetahui kontribusi dari faktor psikologis konsumen yang meliputi: motivasi, persepsi, pembelajaran, keyakinan dan sikap sebagai faktor dari variabel psikologis pada pengguna produk deterjen. Selain itu


(8)

juga ingin untuk menentukan manakah dari variabel faktor psikologis konsumen yang mempunyai kontribusi yang paling dominan.

D. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini terbagi dua, yaitu: 1. Aspek Praktis

Sebagai sumbangan pemikiran bagi perusahaan produk deterjen untuk membuat kebijakan perusahan dan strategi dalam menarik konsumen.

2. Aspek Teoritis

a. Sebagai sarana untuk mempraktekan teori-teori perilaku konsumen khususnya pada perusahaan-perusahaan produk deterjen.

b. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan peneliti, sehubungan dengan masalah perilaku konsumen sekarang ini khususnya produk deterjen dan menambah pengetahuan mengenai ciri yang dianggap penting oleh konsumen sehubungan dengan kepuasan mereka dalam menggunakan produk deterjen.


(9)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Perilaku Konsumen

Setiap manusia dapat dikatakan konsumen apabila manusia tersebut melakukan kegiatan konsumsi terhadap suatu ataupun beragam barang atau jasa. Konsumen sendiri dapat dibagi menjadi dua yaitu konsumen individu dan konsumen organisasi. Konsumen individu adalah seorang yang membeli barang atau jasa untuk digunakan sendiri, sedangkan konsumen organisasi meliputi organisasi bisnis, yayasan, lembaga sosial, kantor pemerintah, dan lembaga lainnya yang membeli produk peralatan dan jasa untuk menjalankan sebagian maupun keseluruhan kegiatan organisasinya (Ujang Sumarwan, 2003: 24)

Pembelian konsumen secara kuat dipengaruhi oleh karakteristik budaya, sosial, pribadi dan psikologis yang mendorong konsumen untuk memutuskan melakukan pembelian. Para pemasar tidak dapat mengendalikan faktor-faktor diatas, tetapi mereka harus memperhitungkannya dan dituntut untuk dapat memahami bagai mana konsumen berfikir, bertindak dan berperilaku serta dapat memperkirakan kencenderungan konsumen untuk bereaksi terhadap informasi yang diterimanya.

Menurut Basu Swastha dan T Hani Handoko (2000: 10) Perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa, termasuk


(10)

didalamya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut.

Menurut Engel dalam Simamora (2001: 80) mendefinisikan perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa termasuk proses keputusan yang mendahului dan meyusuli tindakan ini. Menurut Kotler dan Amstrong (Bilson Simamora, 2001: 81) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai perilaku pembelian konsumen akhir, baik individu maupun rumah tangga, yang membeli produk untuk konsumsi personal. Menurut Engel dikutip oleh Ujang Sumarwan (2003: 25) mengartikan perilaku konsumen sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan barang dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini.

Berdasarkan pada definisi di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah semua kegiatan, tindakan, serta proses psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan kegiatan evaluasi.

B. Faktor-faktor Perilaku Konsumen

Secara garis besar Kotler alih bahasa Benyamin Molan (2005: 202) membagi faktor-faktor pengambilan keputusan pembelian oleh konsumen yaitu sebagai berikut:

1. Faktor budaya (budaya, subkebudayaan dan kelas sosial) 2. Faktor sosial (kelompok, keluarga, peranan dan status)


(11)

3. Faktor pribadi (umur dan tahap siklus hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, dan kepribadian)

4. Faktor psikologis (motivasi, persepsi, pembelajaran, keyakinan dan sikap, serta kepribadian dan konsep diri).

C. Faktor Psikologis yang Mempengaruhi Perilaku Pembelian oleh Konsumen

1. Faktor Motivasi

Kebanyakan dari kebutuhan-kebutuhan yang ada tidak cukup kuat untuk memotivasi seseorang untuk bertindak. Suatu kebutuhan akan berubah menjadi motif apabila kebutuhan itu telah mencapai tingkat tertentu. Motif adalah suatu kebutuhan yang cukup menekan seseorang untuk mengejar kepuasan. Menurut Suprapto dan Nandan Limakrisna (2007: 93) motivasi adalah kekuatan yang enerjik yang menggerakkan perilaku dan memberikan tujuan dan arah pada perilaku. Para ahli telah mengembangkan teori tentang motivasi, diantaranya adalah:

a. Teori Freud

Sigmeund Freud mengasumsikan bahwa kekuatan psikologis yang membentuk perilaku manusia sebagian besar tidak disadari dan bahwa seseorang tidak dapat sepenuhnya memahami motivasi dirinya. Dalam teori ini teknik yang disebut penjenjangan (ladering) dapat digunakan untuk menelusuri motivasi seseorang mulai dari motivasi yang bersifat alat sampai motivasi yang bersifat tujuan. (Kotler, 2005: 215).


(12)

b. Teori Motivasi Maslow

Abraham Maslow mencoba menjelaskan mengapa orang didorong oleh kebutuhan tertentu pada waktu tertentu. Menurutnya, kebutuhan manusia tersusun secara berjenjang, mulai dari yang paling banyak menggerakkan sampai yang paling sedikit memberikan dorongan. Pertama-tama orang akan memuaskan kebutuhan yang paling penting dahulu, baru kemudian memenuhi kebutuhan berikutnya. Berdasarkan urutan pentingnya, jenjang kebutuhan adalah kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri. Konsumen yang telah bisa memenuhi kebutuhan dasarnya, maka kebutuhan kebutuhan lainya yang lebih tinggi akan muncul dan begitu seterusnya (Kotler, 2005: 215).

c. Teori Herzberg (Teori Dua Faktor)

Ilmuwan kedua yang diakui telah memberikan kontribusi penting dalam pemahaman motivasi Herzberg. Teori yang dikembangkannya dikenal dengan ”Model Dua Faktor” dari motivasi, yaitu faktor motivasional dan faktor hygiene atau pemeliharaan. Menurut teori ini yang dimaksud faktor motivasional adalah hal-hal yang mendorong berprestasi yang sifatnya intrinsik, yang berarti bersumber dalam diri seseorang, sedangkan yang dimaksud dengan faktor hygiene atau pemeliharaan adalah faktor-faktor yang sifatnya ekstrinsik yang berarti bersumber dari luar diri yang turut menentukan perilaku seseorang dalam kehidupan seseorang.


(13)

Menurut Herzberg, yang tergolong sebagai faktor motivasional antara lain ialah pekerjaan seseorang, keberhasilan yang diraih, kesempatan bertumbuh, kemajuan dalam karier dan pengakuan orang lain. Sedangkan faktor-faktor hygiene atau pemeliharaan mencakup antara lain status seseorang dalam organisasi, hubungan seorang individu dengan atasannya, hubungan seseorang dengan rekan-rekan sekerjanya, teknik penyeliaan yang diterapkan oleh para penyelia, kebijakan organisasi, sistem administrasi dalam organisasi, kondisi kerja dan sistem imbalan yang berlaku. Salah satu tantangan dalam memahami dan menerapkan teori Herzberg ialah memperhitungkan dengan tepat faktor mana yang lebih berpengaruh kuat dalam kehidupan seseorang, apakah yang bersifat intrinsik ataukah yang bersifat ekstrinsik. (Kotler, 2005: 216).

d. Teori Victor H. Vroom (Teori Harapan )

Victor H. Vroom, dalam bukunya yang berjudul Work And Motivation mengetengahkan suatu teori yang disebutnya sebagai Teori Harapan. Menurut teori ini, motivasi merupakan akibat suatu hasil dari yang ingin dicapai oleh seorang dan perkiraan yang bersangkutan bahwa tindakannya akan mengarah kepada hasil yang diinginkannya itu. Artinya, apabila seseorang sangat menginginkan sesuatu, dan jalan tampaknya terbuka untuk memperolehnya, yang bersangkutan akan berupaya mendapatkannya. Dinyatakan dengan cara yang sangat sederhana, teori harapan berkata bahwa jika seseorang menginginkan sesuatu dan harapan untuk memperoleh sesuatu itu cukup besar, yang bersangkutan akan sangat terdorong untuk memperoleh hal yang diinginkannya itu. Sebaliknya, jika harapan memperoleh hal yang diinginkannya itu tipis, motivasinya untuk berupaya akan menjadi rendah.


(14)

e. Teori Motivasi McClelland

David McClelland mengembangkan suatu teori motivasi yang disebut sebagai McClelland’s Theory of Learned Need. Teori ini menyatakan bahwa ada tiga kebutuhan dasar yang memotivasi seseorang individu untuk berperilaku yaitu kebutuhan akan prestasi (need for achievement), kebutuhan akan kekuasaan (need for power), dan kebutuhan akan afiliasi (need for affiliation). (Ujang Sumarwan, 2003: 40-41)

Secara sederhana Schiffman dan kanuk (Ujang Sumarman, 2003: 34) menjelaskan bahwa motivasi adalah dorongan yang memaksa individu untuk melakukan suatu tindakan, dorongan yang memaksa ini dihasilkan oleh ketegangan akibat dari kebutuhannya yang belum terpenuhi.

2. Faktor Persepsi

Menurut Kotler dan Amstrong (2005: 216) mendefinisikan persepsi sebagai proses yang digunakan oleh individu untuk memilih mengorganisasi dan mengintepretasikan masukan informasi guna menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti. Menurut Machfoedz (2005: 61) mendefinisikan persepsi ialah proses pemilihan, penyusunan, dan penafsiran informasi untuk mendapatkan arti. Menurut Wilson (2000: 156) persepsi adalah interpretasi yang tinggi terhadap lingkungan Manusia dan mengolah proses informasi tersebut Human interpret their surroundings on a higher percive their word through information processing.


(15)

Persepsi dapat didefinisikan suatu proses dengan mana individu-individu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan-kesan indra mereka agar memberikan makna bagi lingkungan mereka (Robbins, 1999: 124). Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi:

1. Pelaku Persepsi.

Bila seorang individu memandang pada suatu target dan mencoba menafsirkan apa yang dilihatnya, penafsiran itu sarat dipengaruhi oleh karkteristik-karakteristik pribadi pelaku persepsi individu itu.

2. Target.

Karkteristik-karakteristik dalam target yang akan diamati dapat mempengaruhi apa yang dipersepsikan.

3. Situasi.

Adalah penting konteks dalam mana kita melihat objek-objek atau peristiwa-peristiwa. Unsur-unsur dalam lingkungan sekitar mempengaruhi persepsi-persepsi kita.

Menurut Kotler (2005: 216) Seseorang dapat membentuk persepsi-persepsi yang berbeda-beda mengenai rangsangan yang sama karena ada tiga macam proses penerimaan indra yaitu:

a. Perhatian selektif yaitu kecenderungan seseorang untuk menyaring sebagian besar informasi yang dihadapi.

b. Distorsi selektif yaitu menguraikan kecenderungan orang untuk menginterprestasi dengan cara yang akan mendukung apa yang telah mereka yakini.


(16)

c. Retensi selektif yaitu seseorang akan melupakan sebagian besar yang telah mereka pelajari dan cendrung mempertahan kan informasi yang mendukung sikap dan kepercayaan mereka.

Menurut Wilson (2000: 89) ada faktor dari luar dan dari dalam yang mempengaruhi persepsi dintaranya sebagai berikut:

Faktor Eksternal

Concreteness, yaitu wujud atau gagasan yang abstrak yang sulit di persepsikan dibandingkan dengan yang objektif.

Novelty atau hal yang baru, biasanya lebih menarik untuk dipersepsikan dibandingkan dengan hal-hal yang lama.

Velocity atau percepatan misalnya gerak yang cepat untuk menstimulasi munculnya persepsi lebih efektif dibandingkan dengan gerakan yang lambat.

Conditioned stimuli, stimulus yang di kondisikan seperti bel pintu, deringan telepon dan lain lain.

Faktor Internal

Motivation. misalnya merasa lelah menstimulasi untuk berespon terhadap istirahat.

Interest, hal hal yang menarik lebih di perhatikan daripada yang tidak menarik.

Need, kebutuhan akan hal tertentu akan menjadi pusat perhatian.

Assumptions, juga mempengaruhi pesrsepsi sesuai dengan pengalaman melihat, merasakan dan lain-lain.


(17)

3. Faktor Pembelajaran

Pembelajaran (learning) menurut Kotler (2005: 217) didefinisikan sebagai perubahan perilaku individu yang muncul karena pengalaman. Pada dasarnya semua perilaku manusia berasal dari belajar. Proses belajar berlangsung melalui drive (dorongan), stimuli (rangsangan), cues (petunjuk), responses (tanggapan), dan reinforcement (penguatan), yang saling mempengaruhi. Menurut Kotler (2001: 198) menyatakan sebagian besar perilaku manusia adalah hasil dari belajar.

Bebarapa pengertian proses belajar dikemukakan oleh penulis buku perilaku konsumen. Menurut Solomon (1999: 17) belajar adalah perubahan perilaku yang relatif permanen yang diakibatkan oleh pengalaman. Schiffman dan Kanuk (2000: 160) dari perspektif pemasaran, proses belajar konsumen dapat diartikan sebagai sebuah proses di mana seseorang memperoleh pengetahuan dan pengalaman pembelian dan konsumsi yang akan dia terapkan pada perilaku yang terkait dimasa datang.

Engel, Blackwell dan Miniard (1995: 514) mendefinisikan belajar adalah suatu dimana pengalaman akan membawa pada perubahan pengatahuan, sikap dan atau perilaku. Loudan dan Della Bitta (1993: 89) belajar adalah dapat dipandang sebagai perubahan yang relatif permanen dari perilaku yang muncul akibat pengalaman. Dari beberapa pendapat tersebut dapatlah disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses untuk memperoleh pengatahuan dan pengalaman yang akan mengakibatkan perubahan sikap dan perilaku yang relatif permanen.


(18)

Pembelajaran (learning) merupakan istilah yang dipergunakan untuk menguraikan proses dengan mana memori dan perilaku diubah sebagai suatu hasil dari proses informasi secara sadar dan tak sadar (Suprapto dan Nandan Limakrisna, 2007: 115). Pembelajaran bisa terjadi dalam tingkat keterlibatan tinggi dan rendah. Suatu pembelajaran termasuk dalam suasana tinggi kalau konsumen termotivasi untuk memproses atau mempelajari bahanya. Keterlibatan merupakan fungsi interaksi antar individu, stimulus, dan situasi. Pembelajaran dalam suasana katerlibatan rendah dimana konsumen tidak mempunyai motivasi untuk memproses atau mempelajari bahan-bahan.

4. Faktor Keyakinan dan Sikap

Menurut Philip Kotler dan Gary Amstrong (2001: 218) mendefinisikan keyakinan (belief) sebagai pemikiran deskriptif seseorang mengenai sesuatu, dan sikap (attitude) sebagi evaluasi, perasaan, dan kecenderungan yang relative konsisten dari seseorang terhadap suatu objek atau gagasan. Sedangkan sikap menggambarkan evaluasi, perasaan, dan kecenderungan seseorang yang secara relative konsisten terhadap suatu objek atau gagasan. Sikap menempatkan orang pada suatu kerangka berpikir tentang menyukai atau tidak menyukai sesuatu, bergerak mendekat atau menjauh dari hal itu.

Menurut Vardiansah (2008: 5) keyakinan adalah suatu sikap yang ditunjukan oleh manusia saat ia merasa cukup tahu dan menyimpulkan bahwa dirinya telah mencapai kebenaran. Karena keyakinan suatu sikap, maka keyakinan seseorang tidak selalu benar atau keyakinan semata bukanlah suatu kebenaran.


(19)

Menurut Kotler dan Amstrong (2001: 21) sikap (attitude) sebagi evaluasi, perasaan, dan kecenderungan yang relative konsisten dari seseorang terhadap suatu objek atau gagasan. Sikap menggambarkan evaluasi, perasaan, dan kecenderungan seseorang yang secara relative konsisten terhadap suatu objek atau gagasan. Dalam http://id.wikipedia.org/wiki/sikap menjelaskan sikap adalah perasaan seseorang tentang obyek, aktivitas, peristiwa dan orang lain.

Sikap menempatkan orang pada suatu kerangka berpikir tentang menyukai atau tidak menyukai sesuatu, bergerak mendekat atau menjauh dari hal itu. Sehingga sikap menjelaskan evaluasi kognitif perasaan emosional dan kecenderungan tindakan seseorang yang menguntungkan atau tidak menguntungkan terhadap suatu objek.

Menurut Azwar (2000: 23) dalam http://creasoft.files.wordpress.com/sikap menyatakan bahwa struktur sikap terdiri atas 3 komponen yang saling menunjang yaitu:

1. Komponen kognitif merupakan representasi apa yang dipercayai oleh individu pemilik sikap.

2. Komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional.

3. Komponen konatif merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentusesuai dengan sikap yang dimiliki seseorang.


(20)

E. Kerangka Pemikiran

Pembelian konsumen secara kuat dipengaruhi oleh karakteristik budaya, sosial, pribadi dan psikologis yang mendorong konsumen untuk memutuskan melakukan pembelian. Para pemasar tidak dapat mengendalikan faktor-faktor diatas, tetapi mereka harus memperhitungkannya dan dituntut untuk dapat memahami bagai mana konsumen berfikir, bertindak dan berperilaku serta dapat memperkirakan kencenderungan konsumen untuk bereaksi terhadap informasi yang diterimanya. Persaingan yang ketat antar merek menjadikan konsumen memiliki posisi tawar menawar yang kuat. Konsumen akan menggunakan karakteristik-karakteristik tertentu untuk melakukan suatu pembelian.

Suatu kebutuhan akan berubah menjadi motif apabila kebutuhan itu telah mencapai tingkat tertentu. Motif adalah suatu kebutuhan yang cukup menekan seseorang untuk mengejar kepuasan. Motivasi merupakan akibat suatu hasil dari yang ingin dicapai oleh seorang dan perkiraan yang bersangkutan bahwa tindakannya akan mengarah kepada hasil yang diinginkannya itu.

Persepsi ialah proses pemilihan, penyusunan, dan penafsiran informasi untuk mendapatkan arti. Seseorang dapat membentuk persepsi-persepsi yang berbeda-beda mengenai rangsangan yang sama karena ada tiga macam proses penerimaan indra yaitu Retensi selektif, distorsi selektif dan perhatian selektif.

Pembelajaran adalah perubahan perilaku individu yang muncul karena pengalaman. Pembelajaran bisa terjadi dalam tingkat keterlibatan tinggi dan rendah. Suatu pembelajaran termasuk dalam suasana tinggi kalau konsumen


(21)

termotivasi untuk memproses atau mempelajari bahanya. Keterlibatan merupakan fungsi interaksi antar individu, stimulus, dan situasi.

Keyakinan adalah suatu sikap yang ditunjukan oleh manusia saat ia merasa cukup tahu dan menyimpulkan bahwa dirinya telah mencapai kebenaran. Sikap menjelaskan evaluasi kognitif perasaan emosional dan kecenderungan tindakan seseorang yang menguntungkan atau tidak menguntungkan terhadap suatu objek. Sikap menempatkan orang pada suatu kerangka berpikir tentang menyukai atau tidak menyukai sesuatu, bergerak mendekat atau menjauh dari hal itu.

Konsep yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah konsep yang dikemukakan oleh Kotler yaitu motivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan sikap. Dalam penelitian ini penulis mengkhususkan pada faktor psikologis yang terdiri dari motivasi, persepsi, pembelajaran, dan keyakinan dan sikap.

Seperti dikemukakan oleh Kotler alih bahasa Benyamin Molan (2005: 205) keputusan pembelian seseorang dipengaruhi oleh empat faktor psikologis utama yaitu motivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan sikap. Bahkan Solomon (1999: 33) menyatakan bahwa faktor psikologis merupakan faktor inti dari pembelian yang dilakukan oleh konsumen.

Keputusan adalah pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif. Dimana dalam putusan mengkonsumsi akan dijumpai beberapa kegiatan sebelum melakukan keputusan pembelian.


(22)

Dalam penelitian ini penulis ingin melihat seberapa besarkah kontribusi dari faktor motivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan sikap sebagai faktor dari variabel psikologis pada pengguna produk deterjen. Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 1 berikut:

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Pembelajaran (X3)

Persepsi (X2) Motivasi (X1)

Keyakinan dan Sikap (X4)

Faktor Psikologis


(23)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif verifikatif yang tujuannya adalah memaparkan suatu fenomena serta memeriksa apakah teori yang melandasinya masih berlaku atau tidak. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain (Sugiyono, 2005: 4). Penelitian deskriptif dianggap lebih relevan karena teori-teori, konsep dan data hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan, yang pada akhirnya dapat menggambarkan atau mengungkapkan suatu kebenaran.

B. Definisi Konseptual

Menurut Singarimbun dan Effendi (1995: 33) konsep adalah istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial. Definisi konseptual menggambarkan batasan masalah-masalah terhadap variabel yang dijadikan pedoman penelitian sehingga arah dan tujuan tidak menyimpang. Melalui konsep, peneliti diharapkan akan dapat menyederhanakan pemikirannya


(24)

dengan menggunakan satu istilah untuk beberapa kejadian (events) yang berkaitan satu dengan yang lain. Definisi konseptual dalam penelitian ini adalah:

1. Motivasi merupakan akibat suatu hasil dari yang ingin dicapai oleh seorang dan perkiraan yang bersangkutan bahwa tindakannya akan mengarah kepada hasil yang diinginkannya itu.

2. Persepsi ialah proses pemilihan, penyusunan, dan penafsiran informasi untuk mendapatkan arti.

3. Pembelajaran adalah proses dengan mana memori dan perilaku diubah sebagai suatu hasil dari proses informasi secara sadar dan tak sadar.

4. Keyakinan adalah suatu sikap yang ditunjukan oleh manusia saat ia merasa cukup tahu dan menyimpulkan bahwa dirinya telah mencapai kebenaran. Sikap menjelaskan evaluasi kognitif perasaan emosional dan kecenderungan tindakan seseorang yang menguntungkan atau tidak menguntungkan terhadap suatu objek.

C. Definisi operasional Variabel

Menurut Singarimbun dan Effendi (1995: 46), definisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana mengukur suatu variabel. Definisi operasional adalah suatu informasi ilmiah yang amat membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang sama. Untuk menghindari terjadinya kesalahan pemahaman terhadap variabel penelitian, maka batasan-batasan yang digunakan mengenai faktor-faktor psikologis pada pengguna produk deterjen dapat dilihat dari tabel berikut:


(25)

Tabel 1. Definisi Operasional

Variabel Sub variabel Definisi konsep Indikator Faktor Psikologis Motivasi (X1) Persepsi (X2) Pembelajaran (X3) Keyakinan dan sikap (X4)

Akibat suatu hasil dari yang ingin dicapai dan perkiraan yang bersangkutan bahwa tindakannya akan mengarah kepada hasil yang

diinginkan

Proses pemilihan,

penyusunan, dan penafsiran informasi untuk

mendapatkan arti

Perubahan perilaku individu karena pengalaman

Suatu sikap yang ditunjukan oleh manusia saat ia merasa cukup tahu dan

menyimpulkan bahwa dirinya telah mencapai kebenaran

Evaluasi, perasaan dan kecenderungan yang relatif konsisten dari seseorang terhadap suatu objek atau gagasan

 Lembut di tangan  Pakaian bersih  Busa melimpah

 Informasi terhadap produk  Informasi terhadap harga  Informasi terhadap kualitas  Citra produk  Citra harga  Citra kualitas

 Pengalaman dari orang lain  Pengalaman dari

diri sendiri

 Keyakinan pada Produk

 Keyakinan pada Harga

 Keyakinan pada kualitas

 Suka atau tidak suka terhadap Produk

 Suka atau tidak suka terhadap Harga

 Suka atau tidak suka terhadap kualitas


(26)

D. Pengujian Validitas

Validitas merupakan suatu ketepatan alat ukur penelitian tentang isi atau arti sebenarnya yang diukur. Paling tidak yang dapat kita lakukan dalam menentukan validitas suatu instrumen pengukuran adalah mengasilkan derajat yang tinggi dari kedekatan data yang diperoleh dengan apa yang kita yakini dalam pengukuran. (Husein Umar, 2001: 58) atau validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dianggap valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan (Bilson Simamora, 2002: 58). Salah satu cara yang dapat digunakan adalah dengan menghitung korelasi antar masing-masing pertanyaan dengan skor total adalah menggunakan rumus korelasi product moment, yang rumusnya sebagai berikut:

 

 

2 2 2 2

.

Y

Y

N

X

X

N

Y

X

XY

N

r

Keterangan : r = Korelasi

X = Skor setiap item Y = Skor total

N = Jumlah responden Tabei. 2 Pengujian Validitas

No. Nilai r hitung r tabel Keterangan

1. 0.434 0.213 Valid

2. 0.514 0.213 Valid

3. 0.437 0.213 Valid

4. 0.463 0.213 Valid

5. 0.438 0.213 Valid

6. 0.491 0.213 Valid

7. 0.471 0.213 Valid


(27)

No. Nilai r hitung r tabel Keterangan

9. 0.565 0.213 Valid

10. 0.408 0.213 Valid

11. 0.500 0.213 Valid

12. 0.412 0.213 Valid

13. 0.437 0.213 Valid

14. 0.470 0.213 Valid

15. 0.441 0.213 Valid

16. 0.582 0.213 Valid

17. 0.440 0.213 Valid

Sumber: Hasil Penelitian, 2009

E. Pengujian Reliabilitas

Menurut Singarimbun (1995: 140) reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana ketepatan atau tingkat presisi suatu ukuran atau alat ukur. Reliabilitas menunjukan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama. Dalam penelitian ini pengujian reliabilitas menggunakan teknik Alfa Cronbach dengan rumus:

2

2

1

1

i i

k

k

Keterangan:

α = Nilai Reliabilitas

k = Jumlah item pertanyaan

2

i

 = Nilai varians masing-masing item

2

i


(28)

Selanjutnya untuk menginterpretasikan besarnya nilai reliabilitas adalah: Tabel 3. Interprestasi Reliabilitas Instrumen

Besarnya nilai r Kriteria 0,800 - 1,000

0,600 - 0,799 0,400 - 0,599 0,200 - 0,399 0,000 - 0,199

Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah

Sangat rendah (tidak valid) (Riduwan, 2006: 110).

Tabel 4. Uji Reliabilitas

Variabel Reliabilitas Tingkat Reliabilitas Faktor psikologis 0,776 Tinggi

Sumber: Hasil Penelitian, 2009

F. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Menurut Singarimbun dan Effendi (1995: 152), populasi atau universe adalah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya akan diduga. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen yang membeli deterjen di pasar Pekalongan Lampung Timur.

2. Sampel

Menurut Sugiyono (1999: 73) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi. Ferdinand (2006: 191) menyatakan bila peneliti tidak mengetahui secara pasti jumlah populasi yang akan


(29)

diteliti maka peneliti dapat mengetahui sampel dari 5 kali jumlah indikator atau item pertanyaan pada kuesioner. Karena peneliti tidak mengetahui jumlah populasi secara pasti maka sampel dalam penelitian ini adalah 5 kali jumlah variabel indikator yaitu 5 kali 17 pertanyaan, sehingga didapat jumlah 85 sampel.

3. Teknik Sampling

Menurut Sugiyono (1999: 73) teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan teknik convenience sampling. Menurut Ferdinand (2006: 196) pada teknik convenience sampling peneliti hanya sekedar menghentikan seseorang di pinggir jalan yang sedang akan ke toko atau kita sedang jalan-jalan ke toko restoran atau gedung bioskop menghentikan orang lalu bertanya apakah ia bersedia untuk menjawab pertanyaan kita. Dengan kata lain disini sampel terdiri dari orang yang tersedia dan mudah bagi peneliti. Karena teknik sampling yang digunakan adalah convenience sampling sehingga sebelum responden menjawab pertanyaan yang ada di kuesioner, peneliti terlebih dahulu bertanya kepada calon responden dengan beberapa pertanyaan, yaitu:

1. apakah responden selalu berbelanja di pasar Pekalongan Lampung Timur? 2. apakah responden membeli deterjen?

3. apakah responden bersedia mengisi kuesioner pada penelitian ini?

Jika responden telah memenuhi syarat-syarat di atas, maka responden tersebut dapat mengisi kuesioner dalam penelitian ini.


(30)

G. Objek dan Subjek Penelitian 1. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah faktor psikologis yang terdiri dari motivasi, persepsi, pembelajaran, keyakinan dan sikap pada pengguna produk deterjen.

2. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen yang berbelanja deterjen pada pasar Pekalongan Lampung Timur.

H. Sumber Data Data Primer

Sumber data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh di lapangan berdasarkan survey dengan memberikan kuisioner kepada konsumen pembeli deterjen dalam kaitan terhadap hal motivasi, persepsi, pembelajaran, dan keyakinan dan sikap.

I. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pengumpulan data survei dengan menggunakan kuisioner dan untuk memperoleh data primer dengan menyebarkan pertayaan tertulis kepada responden. Setiap jawaban yang diberikan responden akan diberi skor. Pemberian skor pada setiap pertanyaan adalah sebagai berikut:

- Sangat setuju diberi skor 5 - Setuju diberi skor 4


(31)

- Ragu-ragu diberi skor 3 - Tidak setuju diberi skor 2

- Sangat tidak setuju diberi skor 1

Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert. Skala merupakan suatu prosedur pemberian skor atau angka atau simbol lain kepada sejumlah ciri atau obyek.

J. Teknik Pengolahan data

Tahap pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Editing

Proses pemeriksaan dan penyelesaian kembali data yang telah terkumpul dari lapangan untuk mengetahui apakah terdapat kesalahan atau kekeliruan dalam pengisianya.

2. Koding

Pemberian tanda atau simbol skor dari data yang sudah diedit, sehingga dapat mengklasifikasikan ke dalam masing-masing variabel yang ditentukan.

3. Tabulasi

Tahap pemasukan data yang telah dikategorikan dengan skor ke dalam tabel, sehingga dapat dihitung dengan jelas dan tetap. Tahap tabulasi ini akan menentukan dalam perhitungan.


(32)

K. Teknik Analisis

Menurut Sugiyono (1999: 142) analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden terkumpul. Adapun kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dari jenis responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti dan melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah. Dalam analisis data proses pengumpulan dan penyajian data sangat penting untuk dapat menginformasikan hasil penelitian yang telah dilakukan. Pengolahan data yang baik dapat menghasilkan hasil penelitian yang baik apabila dilakukan dengan baik dan teliti.

1. Analisis faktor

Menurut Kinear dan Taylor, analisis faktor adalah:

a procedure that takes a large number of variables or objects and searches to see whether they have a small number of factors in common which account for their intercorrelation”.

Untuk menganalisis data, penelitian ini menggunakan analisis faktor konfirmatori. Analisis ini bertujuan untuk mengadakan konfirmasi berdasarkan teori dan konsep yang sudah ada sehingga dapat diketahui keakuratan instrumen yang dibuat. Analisis ini menggunakan program SPSS 12.0.

Prinsip dasar dari analisis faktor adalah mengekstrasi sejumlah faktor bersama (common factors) dari gugusan variabel asal X1, X2,..., Xp, sehingga banyaknya

faktor lebih sedikit dibandingkan dengan banyaknya variabel asal X dan sebagian informasi (ragam) variabel asal X tersimpan dalam sejumlah faktor. Sedangkan


(33)

salah satu tujuan dari analisis faktor adalah mereduksi jumlah variabel dengan cara mirip seperti pengelompokkan variabel. Dalam analisis ini, variabel-variabel dikelompokkan berdasrkan korelasinya. Dimana variabel yang berkorelasi tinggi akan berada dalam kelompok tertentu membentuk suatu faktor, sedangkan dengan variabel dalam kelompok (faktor) lain mempunyai korelasi yang relatif kecil.

Analisis faktor dapat dirumuskan dalam model matematis sebagai berikut:

X1 = C11F1 + C12F2 +...+ C1pFp +

1

X2 = C21F1 + C22F2 +...+ C2pFp +

2

Xp = Cp1F1 + Cp2F2 +...+ Cp1F1 +

p

Keterangan : Xj = variabel

Fj = faktor persamaan ke j

Cij = bobot loading dari variabel ke i pada faktor ke j yang menunjukkan

pentingnya faktor ke j dalam komposisi dari variabel ke i.

p = galat eror faktor spesifik

Untuk menentukan suatu kelompok variabel layak atau tidak layak sebagai faktor akan digunakan Eigen Value, yaitu jika nilai eigen value tersebut lebih besar atau sama dengan satu (1) maka dinyatakan layak atau dapat diterima. Sedangkan untuk mengetahui besarnya sumbangan masing-masing faktor akan dilihat dari total varian masing faktor. Kemudian untuk melihat peranan masing-masing variabel dalam suatu faktor dilihat dari besarnya loading variabel bersangkutan, dimana loading terbesar mempunyai peranan utama. Untuk menentukan faktor minimum guna mencapai varian maksimum digunakan


(34)

principle component analysis. Bila terdapat loading yang berbeda maka hipotesis dapat diterima.

Pada dasarnya analisis faktor dilaksanakan melalui tiga langkah utama sebagai berikut:

a. Matrik Korelasi

Data yang telah terkumpul akan diproses dalam komputer dan akan menghasilkan matrik korelasi. Berdasarkan koefisien korelasi dapat diidentifikasikan variabel-variabel tertentu yang hampir tidak memiliki korelasi lain, sehingga dapat dikeluarkan analisis lebih lanjut.

b. Ekstraksi Faktor

Setelah variabel disusun kembali berdasarkan korelasi hasil langkah pertama, maka program komputer akan menentukan jumlah faktor yang diperlukan untuk mewakili data. Untuk menentukan jumlah faktor yang dapat diterima atau layak, secara empirik data dapat dilihat pada eigen value suatu faktor yang besarnya lebih atau sama dengan 1 (≥1).

c. Rotasi

Hasil ekstraksi faktor yang sering kali masih sulit untuk menentukan pola atau pengelompokan variabel-variabel secara bermakna, dengan rotasi dapat diidentifikasikan dengan memilih nilai loading lebih besar. Statistik yang terkait dengan analisis faktor adalah sebagai berikut:

1. Barlett test of spericity merupakan test statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis bahwa antar variabel tidak berkorelasi.


(35)

2. Correlation matrik F merupakan korelasi antar semua variabel yang diteliti dan elemen diagonal dihilangkan.

3. Communality yaitu jumlah variance yang dimiliki semua variabel yang dianalisis atau yang dapat dikatakan sebagai proporsi variance yang dapat dijelaskan oleh faktor umum.

4. Eigen Value yaitu nilai yang mewakili total variance yang dijelaskan oleh setiap faktor.

5. Factor loading plot yaitu titik potong dari variabel-variabel asli yang menggunakan faktor loading sebagai koordinat.

6. Faktor matrik F memuat faktor-faktor loading dari seluruh variabel pada faktor-faktor yang telah terpilih.

7. Factor score merupakan estimasi nilai skor bagi setiap responden dari suatu faktor.

8. Kaiser-Meyer-Olkin- measure of sampling adequency. Indeks yang digunakan untuk menguji ketepatan analisis faktor. Nilai yang tinggi (0,4-1,0) menunjukkan bahwa analisis tersebut tepat dan tidak tepat bila di bawah 0,4.


(36)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil analisis faktor mengenai terdapat 17 indikator yang membentuk 4 faktor karakteristik pembeli yang berkontribusi dalam pembentukan faktor psikologis yaitu keyakinan dan sikap, persepsi, motivasi, dan pembelajaran dengan total varian (komulatif persentasi) sebesar 51,281 %. Sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut:

1. Faktor keyakinan dan sikap yang terdiri dari 6 indikator yaitu keyakinan pada produk, keyakinan pada harga, keyakinan pada kualitas, suka atau tidak suka terhadap produk, suka atau tidak suka terhadap harga, suka atau tidak suka terhadap kualitas merupakan faktor yang dominan dan menjadi faktor pertama yang dipertimbangkan oleh pengguna produk deterjen. Kontribusi varian dari faktor keyakinan dan sikap sebesar 15,449 % dengan eigen values 2,626.

2. Faktor persepsi menjadi faktor kedua yang dipertimbangkan oleh pengguna produk deterjen. Faktor ini terdiri dari informasi terhadap produk, informasi terhadap harga, informasi terhadap kualitas, citra produk, citra harga dan citra kualitas. Kontribusi varian dari faktor persepsi adalah sebesar 14,242 % dengan eigen values 2,421


(37)

3. Faktor motivasi merupakan faktor dengan urutan ketiga yang dipertimbangan oleh pengguna produk deterjen. Faktor ini terdiri dari kelembutan ditangan, busa melimpah dan pakaian bersih. Dimana kontribusi varian dari faktor motivasi sebesar 11,037 % dengan eigen value sebesar 1,876

4. Faktor terakhir yang dipertimbangkan oleh pengguna produk deterjen adalah faktor pembelajaran. Dimana terdiri dari pengalaman orang lain dan pengalaman diri sendiri dalam menggunakan deterjen. Faktor pembelajaran mempunyai kontribusi varian sebesar 10,553 % dengan eigen value sebesar 1,794.

B. Saran

1. Para pengguna produk deterjen di pasar Pekalongan Lampung Timur menjadikan faktor keyakinan dan sikap sebagai faktor yang dominan, sehingga produsen deterjen lebih memperhatikan faktor keyakinan dan sikap sehingga produk deterjen lebih diterima oleh konsumen. Dari sisi harga produsen hendaknya lebih mempertimbangkannya dimana terdapat beberapa orang pengguna yang mengeluhkan harga yang sama namun dengan kuantitas yang lebih sedikit.

2. Sebelum menggunakan produk deterjen handaknya konsumen memperhatikan faktor-faktor lain yang sebenarnya tidak kalah penting dari faktor keyakinan dan sikap. Terutama terhadap produk baru atau yang baru konsumen ketahui, sehingga tidak terjadi dikemudian hari suatu bentuk kekecewaan terhadap produk deterjen.


(38)

DAFTAR GAMBAR


(39)

DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK HALAMAN JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN RIWAYAT HIDUP PERSEMBAHAN MOTTO KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN

I. PENDAHULUAN

A. . Latar Belakang ... .. 1

B. Raumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Kegunaan Penelitian ... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Perilaku Konsumen ... 7

B. Faktor-Faktor Perilaku Konsumen ... 8

C. Faktor Psikologis ... 9

1. Faktor Motivasi ... 9

2. Faktor Persepsi ... 12

3. Faktor Pembelajaran ... 15

4. Faktor Keyakinan dan Sikap ... 16

D.Kerangka Pemikiraan ... 18

III.METODOLOGI PENELITIAN A. Tipe Penelitian ... 21

B. Definisi Konseptual ... 21

C. Definisi Operasional Variabel ... 22

D. Pengujian Validitas ... 24

E. Pengujian Reliabilitas ... 25

F. Populasi dan Sampel ... 26

1. Populasi ... 26

2. Sampel ... 26

3. Teknik Sampling ... 27

G. Objek dan Subjek Penelitian ... 28


(40)

2. Subjek Penelitian ... 28

H. Sumber Data... 28

1. Data Primer ... 28

I. Teknik Pengumpulan Data ... 28

J. Jenis Pengolahan Data ... 29

K. Teknik Analisis ... 30

1. Analisi Faktor ... 30

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identitas Responden ... 34

1. Distribusi responden berdasarkan usia ... 34

2. Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin ... 35

3. Distribusi responden berdasarkan pekerjaan ... 35

B. Deskripsi pernyataan Responden ... 36

1. Faktor Motivasi ... 37

2. Faktor Persepsi ... 39

3. Faktor Pembelajaran ... 43

4. Faktor Keyakinan dan Sikap ... 44

C. Analisis Faktor ... 48

1. Uji Interdependensi Variabel-variabel ... 48

2. Ekstraksi Faktor ... 50

3. Faktor Sebelum Rotasi ... 50

4. Rotasi Faktor ... 53

D.Pembahasan Hasil Analisis Faktor ... 54

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 61

B. Saran ... 62 DAFTAR PUSTAKA


(41)

DAFTAR PUSTAKA

Adi. 2004. Pengolahan data Statitistik Dengan SPSS 12. Wahana komputer. Semarang.

Engel F. James, Blackwell D. Roger dan Winiard W. Paul. 1994. Perilaku Konsumen. Binarupa Aksara. Jakarta

Ferdinand. Augusty. 2006. Metode Penelitian Manajemen. Badan Penerbitan Universitas Diponegoro. Semarang.

Hair, Joseph F, Jr., Ralph E. Anderson, Ronald L. Tatham, and William C. Black. (2006), Multivariate Data Analisis, 7th ed., New Jersey : Prentice.Hail.Inc Kotler, Philip dan Gary Amstrong. 2001. Prinsip-prinsip Pemasaran. Jilid 2.

Edisi kedelapan. Prenhallindo. Jakarta.

Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran. Jilid I. Edisi kesebelas. Alih bahasa: Benyamin Molan. PT. INDEKS kelompok Gramedia. Jakarta.

Mahfoeds, Muhammad. 2005 Pengantar Bisnis Modern. Andi. Yogyakarta. Prabu, Anwar. 2002. Perilaku Konsumen. PT. Refika Aditama. Bandung

Robbins, Stephen, P. 1999. Perilaku Organisasi. Konsep, Kontroversi, Aplikasi. Jilid 1. Edisi Bahasa Indonesia. Prenhallindo. Jakarta.

Santoso, Singgih dan Fandy Tjiptono. 2002. Riset Pemasaran (Konsep dan Aplikasi dengan SPSS). Elek MEDIA Komputindo. Jakarta.

Simamora, Bilson.2001. Memenangkan Pasar Dengan Pemasran efektif dan Profitabel. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Simamora, Bilson. 2002. Panduan Riset Perilaku Konsumen. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Simamora, Bilson. 2003. Membongkar Kotak Hitam Konsumen. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.


(42)

Sugiyono. 1999. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan kedelapan, Alfabeta. Bandung.

Sumarwan, Ujang. 2003. Perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran. Ghalia Indonesia. Bogor

Sutisna dan Pawitra Teddy. 2001. Prilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung

Triton. 2005. SPSS 13.0 Terapan : Riset Statistik Terapan, ANDI. Yogyakarta. Umar, Husein. 2005. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. PT. Gramedia

Pustaka Utama. Jakarta.

Vardiansyah, Dani. 2008. Filsafat Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Indeks. Jakarta.

Sumber lain

http://id.wikipedia.org/wiki/sikap diakses pada 3 September 2009


(43)

DAFTAR TABEL

Hal.

Tabel 1 : Definisi Operasional ... 23

Tabel 2 : Hasil Uji Validitas ... 24

Tabel 3 : Interpretasi Realibilitas instrumen ... 26

Tabel 4 : Hasil Uji Reliabilitas ... 26

Tabel 5 : Distribusi Responden Berdasarkan Usia ... 34

Tabel 6 : Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 35

Tabel 7 : Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan ... 35

Tabel 8 : Distribusi Pernyataan Responden Mengenai Kelembutan Deterjen Di Tangan ... 37

Tabel 9 : Distribusi Pernyataan Responden Mengenai Kebutuhan akan Pakaian Yang Bersih ... 37

Tabel 10: Distribusi Pernyataan Responden Mengenai Busa yang Melimpah ... 38

Tabel 11: Distribusi Pernyataan Responden Mengenai Informasi Produk ... 39

Tabel 12: Distribusi Pernyataan Responden Mengenai Informasi Harga ... 40

Tabel 13: Distribusi Pernyataan Responden Mengenai Informasi Kualitas .... 40

Tabel 14: Distribusi Pernyataan Responden Mengenai Citra Produk ... 41

Tabel 15: Distribusi Pernyataan Responden Mengenai Citra Harga ... 42

Tabel 16: Distribusi Pernyataan Responden Mengenai Citra Kualitas ... 42

Tabel 17: Distribusi Pernyataan Responden Mengenai Pengalaman Dari Orang Lain ... 43


(44)

Tabel 19: Distribusi Pernyataan Responden Mengenai Keyakinan

Akan Produk ... 44

Tabel 20: Distribusi Pernyataan Responden Mengenai Keyakinan Akan Harga ... 45

Tabel 21: Distribusi Pernyataan Responden Mengenai Keyakinan Akan Kualitas ... 46

Tabel 22: Distribusi Pernyataan Responden Mengenai Suka Terhadap Produk ... 46

Tabel 23: Distribusi Pernyataan Responden Mengenai Suka Terhadap Harga ... 47

Tabel 24: Distribusi Pernyataan Responden Mengenai Suka Terhadap Kualitas ... 47

Tabel 25: Anti Image Matrik... 48

Tabel 26: Penentuan faktor untuk analisis selanjutnya ... 50

Tabel 27: Distribusi Indikator Kepada Faktor Sebelum Rotasi ... 51

Tabel 28: Nilai Komunalitas Setelah Mengalami Perubahan ... 52


(45)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmannirrahim,

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya kepada semesta alam yang memberikan kekuatan, kehidupan dan nikmat yang tidak terkira. Atas izin-Nya jugalah yang memberikan kekuatan pada peneliti untuk dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Analisis Faktor Psikologis Pada Pengguna Produk Deterjen (Studi Pada Konsumen Deterjen Di Pasar

Pekalongan Lampung Timur)” Penelitian yang dilakukan peneliti adalah sebuah proses dalam menempuh gelar sarjana yang memberikan banyak sekali pengetahuan dalam dunia kerja nyata. Semoga apa yang didapat dalam penulisan karya ilmiah ini dapat memberikan manfaat kepada peneliti pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.

Penulis juga menyadari, bahwa tanpa bantuan dan dukungan serta bimbingan dari berbagai pihak dal hal materiil maupun spiritual, penulisan skripsi ini tidak akan terlaksana dengan baik. Oleh karena itu dalam kesempatan ini, penulis dengan segala hormat mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. H. Agus Hadiawan, M.SI selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

2. Bapak Nur Effendi, S.Sos, M.Si. selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.


(46)

3. Bapak Suripto Dr. Suripto, S.Sos. M.AB selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan arahan kepada penulis

4. Bapak Arif Sugiono, S.Sos, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Pembantu yang telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan arahan kepada penulis.

5. Bapak A. Effendi, M.M selaku Pembahas Dosen, yang bersedia meluangkan waktu, pikiran, dan tenaga untuk memberikan arahan sehingga skripsi ini dapat selesai.

6. Seluruh staf pengajar dan karyawan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. 7. Para Mahasiswa FISIP Universitas Lampung yang telah bersedia

meluangkan waktu untuk menjadi responden dan memberikan berbagai informasi terkait dengan penelitian.

8. Papa dan Mama tercinta Muhajir dan Tri winarni yang telah melahirkan, membimbing, mendidik, membesarkan dan memberikan kasih sayang yang tak pernah habis.

9. Kakaku tercinta Jauhari Bayu Aji makasih atas pinjaman kuda besi BE 6185 PK.

10.Mbak Lisa dan mas Siswanto serta keponakanku Nadila terimakasih atas perhatian yang telah diberikan.

11.Sobatku Tb, lisa, Mank adi semoga bantuan yang telah kalian perbuat padaku mendapat balasan dari yang kuasa.

12.Teman-teman ankatan 2002 yang telah lama mendahului aku (wisuda) : Majid, Nita, Restu, Tika, Rena, Jeni, Fahmi, Yan , Yusuf, Agus, Ira, Indah,


(47)

Feni, Erwin, Dwi, Indra, Vina, Mahfud, Reni, Siti, Suryo, Wulan. Semoga kita menjadi orang yang berguna.

13.Teman-teman MANIAC Aden, Ardi, Gilang, Risky, Jo, Jebew, Alam, Rangga, Eko , Tono, Baim atas pinjaman laptopnya

14.Teman-teman Administrasi Bisnis : Ata makasih atas pinjaman seragam komprenya, yudi makasih atas bantuanya. Kakak-kakak dan adik-adik tingkat Jurusan Administrasi Bisnis yang tidak bisa disebutkan satu- persatu

15.Seluruh teman, rekan, dan orang-orang yang pernah bersama dalam menyelesaikan pendidikan yang belum disebutkan.

Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak, Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak, harapan peneliti atas skripsi ini agar dapat dimanfaatkan dalam keilmuan dengan baik dan sekali lagi terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu

Bandar Lampung, Januari 2010 Peneliti,


(48)

ANALISIS FAKTOR PSIKOLOGIS PADA PENGGUNA

PRODUK DETERJEN

(STUDI PADA KONSUMEN DETERJEN DI PASAR PEKALONGAN LAMPUNG TIMUR)

(Skripsi)

Oleh

Reza Yoga Subarkah

UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG


(49)

ANALISIS FAKTOR PSIKOLOGIS PADA PENGGUNA

PRODUK DETERJEN

(STUDI PADA KONSUMEN DETERJEN DI PASAR PEKALONGAN LAMPUNG TIMUR)

Oleh

Reza Yoga Subarkah

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA ADMINISTRASI BISNIS

Pada

Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG


(50)

Judul Skripsi : ANALISIS FAKTOR PSIKOLOGIS PADA PENGGUNA PRODUK DETERJEN

(STUDI PADA KONSUMEN DETERJEN DI PASAR PEKALONGAN LAMPUNG TIMUR)

Nama mahasiswa : Reza Yoga Subarkah Nomor Pokok Mahasiswa : 0216051032

Program Studi : Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Dr. Suripto, S.Sos., M.AB. Arif Sugiono, S,Sos., M.Si. NIP. 19800518 2001 12 1 001 NIP. 19690226 1999 03 1 001

2. Ketua Jurusan

Nur Efendi, S.Sos., M.Si. NIP. 19691012 1995 12 1 001


(51)

MENGESAHKAN

1. Tim penguji

Ketua : Dr. Suripto, S.Sos. M.AB ……….

Sekretaris : Arif Sugiono, S.Sos. M.Si ……….

Penguji : Drs. A.Efendi, M.M ……….

2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Drs. H. Agus Hadiawan, M.SI. NIP.19580109 198603 1 002


(52)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Reza Yoga Subarkah dilahirkan di Metro pada 30 Mei 1984. Merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara pasangan Bapak Muhajir dan Ibu Tri Winarni.

Penulis menyelesaikan jenjang pendidikan dasar pada Sekolah Dasar Negeri 1 Pekalongan Pada tahun 1996. Kemudian melanjutkan pendidikan menengah pada Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Metro dan menyelesaikanya pada tahun 1999. Pada tahun 1999 penulis tercatat sebagai siswa pada Sekolah Menengah Umum Negeri 1 Metro dan menyelesaikanya pada tahun 2002. Melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) penulis tercatat menjadi mahasiswa pada Universitas Lampung Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik pada tahun 2002

Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam Himania (Himpunan Mahasiswa Administrasi Niaga) dan menjabat sebagai ketua bidang kretifitas teknispeeriode kepengurusan 2004-2005. Menjadi pengurus BEM FISIP pada 2004-2005.

Penulis mengikuti PKL di PT. Semen Batu raja site panjang dan ditempatkan sebagai staff pada bagian keuangan selama periode Agustus sampai dengan September 2006.


(53)

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap puji syukur kehadirat

Allah SWT. Kupersembahkan karya

kecilku Ini untuk :

Papaku dan Mamaku yang kucintai

Mbak dan Kakakku


(54)

MOTTO

”Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum hingga

mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”.

(Al-Quran, 13 : 11)

”Berusahalah demi cita dan cinta”

”Tuhan memberikan apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita

inginkan”

”Hidup adalah perjuangan, hidup adalah pilihan, berusahalah


(1)

ANALISIS FAKTOR PSIKOLOGIS PADA PENGGUNA

PRODUK DETERJEN

(STUDI PADA KONSUMEN DETERJEN DI PASAR PEKALONGAN LAMPUNG TIMUR)

Oleh

Reza Yoga Subarkah

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA ADMINISTRASI BISNIS

Pada

Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG


(2)

Judul Skripsi : ANALISIS FAKTOR PSIKOLOGIS PADA PENGGUNA PRODUK DETERJEN

(STUDI PADA KONSUMEN DETERJEN DI PASAR PEKALONGAN LAMPUNG TIMUR)

Nama mahasiswa :

Reza Yoga Subarkah

Nomor Pokok Mahasiswa : 0216051032

Program Studi : Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Dr. Suripto, S.Sos., M.AB. Arif Sugiono, S,Sos., M.Si. NIP. 19800518 2001 12 1 001 NIP. 19690226 1999 03 1 001

2. Ketua Jurusan

Nur Efendi, S.Sos., M.Si. NIP. 19691012 1995 12 1 001


(3)

MENGESAHKAN

1. Tim penguji

Ketua : Dr. Suripto, S.Sos. M.AB ……….

Sekretaris : Arif Sugiono, S.Sos. M.Si ……….

Penguji : Drs. A.Efendi, M.M ……….

2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Drs. H. Agus Hadiawan, M.SI. NIP.19580109 198603 1 002


(4)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Reza Yoga Subarkah dilahirkan di Metro pada 30 Mei 1984. Merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara pasangan Bapak Muhajir dan Ibu Tri Winarni.

Penulis menyelesaikan jenjang pendidikan dasar pada Sekolah Dasar Negeri 1 Pekalongan Pada tahun 1996. Kemudian melanjutkan pendidikan menengah pada Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Metro dan menyelesaikanya pada tahun 1999. Pada tahun 1999 penulis tercatat sebagai siswa pada Sekolah Menengah Umum Negeri 1 Metro dan menyelesaikanya pada tahun 2002. Melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) penulis tercatat menjadi mahasiswa pada Universitas Lampung Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik pada tahun 2002

Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam Himania (Himpunan Mahasiswa Administrasi Niaga) dan menjabat sebagai ketua bidang kretifitas teknispeeriode kepengurusan 2004-2005. Menjadi pengurus BEM FISIP pada 2004-2005.

Penulis mengikuti PKL di PT. Semen Batu raja site panjang dan ditempatkan sebagai staff pada bagian keuangan selama periode Agustus sampai dengan September 2006.


(5)

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap puji syukur kehadirat

Allah SWT. Kupersembahkan karya

kecilku Ini untuk :

Papaku dan Mamaku yang kucintai

Mbak dan Kakakku


(6)

MOTTO

”Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum hingga

mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”.

(Al-Quran, 13 : 11)

”Berusahalah demi cita dan cinta”

”Tuhan memberikan apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita

inginkan”

”Hidup adalah perjuangan, hidup adalah pilihan, berusahalah