Latar Belakang Masalah TESIS S021308085 TIARA FATMA KUMALA

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kehamilan merupakan anugerah Tuhan yang Maha Kuasa. Setiap wanita menginginkan kehamilan berjalan sesuai harapan, akan tetapi pada beberapa kasus kehamilan mengalami komplikasi, baik dari sisi ibu maupun bayi. Pada usia kehamilan lanjut, sering dijumpai kasus terkait tekanan darah pada ibu hamil diantaranya adalah preeklampsia. Pada kasus preeklampsia ini insidensi pada primigravida sebesar 3-5 dan merupakan salah satu penyumbang sebab langsung angka kematian ibu AKI Saifuddin 2008; Allenwilcox, 2010. Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2012, Angka Kematian Ibu AKI mencapai 359 per 100.000 kelahiran hidup. Hal ini terjadi peningkatan sebesar 57 dibandingkan dengan kondisi pada tahun 2007 yang hanya sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup. Kehamilan, persalinan, dan mengasuh anak merupakan peristiwa penting bagi kehidupan seorang wanita. Hal ini melibatkan banyak perasaan atau emosi bagi ibu ataupun calon ibu. Masa kehamilan merupakan waktu yang rentan beresiko terjadi gangguan psikologis bagi seorang wanita hamil, bahkan dapat meningkat beberapa kali Pięta et al. , 2014. Gangguan psikologis yang dialami seorang wanita diantaranya adalah depresi. Depresi ini dapat muncul pada wanita yang tidak hamil, wanita hamil, dan pasca melahirkan. Prevalensi terjadinya depresi antenatal lebih tinggi dibandingkan pada masa lainnya, terlebih di negara berpenghasilan rendah dan menengah Rochat et al. , 2011. Kurki et al. 2000 melaporkan bahwa depresi dan kecemasan antenatal terkait dengan ekskresi vasoaktif hormon atau neuroendokrin lainnya, yang pada gilirannya meningkatkan risiko hipertensi. Hal ini juga mungkin bahwa depresi antenatal juga memicu perubahan pembuluh darah dan peningkatan resistensi arteri uterina yang sama halnya terjadi pada kasus preeklampsia. Berdasarkan studi di Finlandia pada Ibu hamil dengan preeklampsia 2,5 kali lebih berisiko terjadi depresi antenatal OR=2,5; CI=95. perpustakaan.uns.ac.id commit to user Wanita hamil yang mengalami depresi antenatal 2,4 kali lebih mungkin terjadi depresi postpartum daripada wanita yang tidak mengalami depresi antenatal Faisal- Cury Menezes, 2012. Dampak depresi antenatal bukan hanya bagi ibu, tetapi juga bagi bayi yang dilahirkan oleh ibu dengan depresi antenatal antara lain menyebabkan berat bayi lahir rendah Grote et al. , 2010; Loomans et al. , 2013; Wado et al. , 2014, kelahiran prematur Grote et al. , 2010; Loomans et al. , 2013, retardasi mental dan kelainan kongenital yang serius Gidai et al. , 2010. Penelitian sejenis terkait preeklampsia dan depresi telah dilakukan oleh Qiu et al. 2007 di Peru memperoleh kesimpulan bahwa depresi sedang 2,3 kali lebih banyak dialami oleh kelompok ibu hamil dengan preeklampsia dibandingkan dengan kelompok ibu hamil normal, serta depresi berat meningkat 3,2 kali lipat. Adapun perbedaan dengan penelitian ini adalah desain penelitian dan kuesioner yang digunakan. Desain penelitian yang digunakan oleh Qiu et al. 2007 adalah case control dan menggunakan Patient Health Questionnaire PHQ-9, sedangkan pada penelitian ini akan menggunakan desain kohort retrospektif dan menggunakan kuesioner The Edinburgh Postnatal Depression Scale EPDS. Penggunaan EPDS ini dapat diberikan pada ibu nifas maupun ibu hamil, karena pernyataan kuesioner ini bersifat umum, tidak spesifik hanya untuk ibu nifas. Selain hal di atas, oleh karena keadaan demografi antara di Peru dan di Indonesia yang berbeda, maka penelitian terkait preeklampsia dan depresi antenatal perlu dilakukan juga di Indonesia. Di Indonesia terdapat penelitian sejenis yang telah dilakukan dengan berjudul Hubungan antara Kecemasan dengan Kejadian Preeklampsia di Kabupaten Banyumas Jawa Tengah dengan kesimpulan kecemasan berhubungan dengan preeklampsia, riwayat hipertensi adalah perancu, riwayat preeklampsia, hipertensi, keturunan memberikan efek modifikasi. Pada analisis multivariat yang berhubungan dengan preeklampsia adalah kecemasan, riwayat preeklampsia, riwayat keturunan, riwayat hipertensi dan riwayat antenatal care Isworo, 2011. Berdasarkan laporan dari Provinsi Jawa Tengah periode Januari sampai Juni 2014 terdapat hasil angka kematian sejumlah 357 kasus, dan di Karesidenan Pati terdapat 49 kasus. Kabupaten Kudus merupakan salah satu kabupaten di Karesidenan Pati yang commit to user terdapat angka kematian tertinggi. Studi pendahuluan telah dilakukan penulis yang memperoleh hasil angka kematian di Kabupaten Kudus periode bulan Januari sampai bulan Nopember 2014 telah mencapai 25 kasus. Hal ini terjadi peningkatan dibanding tahun sebelumnya yaitu pada tahun 2013 sebanyak 21 kasus, dan pada tahun 2012 sebanyak 15 kasus. Penyebab penyumbang kematian ibu dibagi menjadi dua yaitu penyebab langsung perdarahan, infeksi, dan preeklampsia dan penyebab tidak langsung penyakit penyerta. Pada tahun 2014, preeklampsia menyumbangkan 25 penyebab angka kematian ibu di Kabupaten Kudus. Rumah Sakit Islam Sunan Kudus merupakan salah satu rumah sakit swasta yang berada di Kabupaten Kudus. Pelayanan terkait kegawatdaruratan obstetrik dan ginekologi dapat dilakukan di sini, serta sebagai pelayanan rujukan bagi fasilitas kesehatan yang belum memadai. Salah satu kasus yang ditangani adalah preeklampsia. Berdasarkan studi pendahuluan di RSI Sunan Kudus angka kejadian preeklampsia periode bulan Januari sampai bulan Nopember 2014 sebesar 71 kasus rawat inap dan dua kali lipat pada pasien rawat jalan serta semuanya tidak dilakukan pengukuran depresi. Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih mendalam untuk mengetahui hubungan antara kejadian preeklampsia dan risiko depresi antenatal di Kudus dan sekitarnya.

B. Rumusan Masalah