Depresi Antenatal Tinjauan Pustaka

2. Depresi Antenatal

a. Pengertian Menurut American Psychological Association 2000, memberikan definisi depresi sebagai perasaan sedih atau kosong yang disertai dengan penurunan minat terhadap aktivitas yang menyenangkan, gangguan tidur dan pola makan, penurunan kemampuan berkonsentrasi, perasaan bersalah yang berlebihan, dan munculnya pikiran tentang kematian atau bunuh diri. Depresi adalah gangguan alam perasaan mood yang ditandai dengan kemurungan dan kesedihan yang mendalam dan berkelanjutan sehingga menyebabkan hilangnya kegairahan hidup, tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas Reality Testing AbilityRTA masih baik, kepribadian yang utuh tidak mengalami keretakan kepribadian spliting of personality , perilaku dapat mengganggu tetapi masih dalam batas-batas normal Hawari, 2008. b. Tanda dan gejala Menurut National Institute of Mental Health 2009, wanita dengan depresi akan mempunyai tanda dan gejala yang berbeda-beda, selain itu, tingkat keparahan dan frekuensi gejala, serta berapa lama gejala itu terakhir muncul juga akan bervariasi tergantung pada individu dan penyakit tertentu. Berikut ini tanda dan gejala depresi meliputi : 1 Kesedihan yang menetap, cemas atau ada perasaan kosong. 2 Merasa putus asa dan atau pesimis. 3 Mudah tersinggung dan gelisah. 4 Perasaan bersalah, tidak berharga dan atau merasa tidak berdaya. 5 Penurunan ketertarikan pada aktifitas atau hobi yang menyenangkan, termasuk hubungan intim. 6 Kelelahan dan penurunan energi. 7 Kesulitan berkonsentrasi, mengingat, dan pengambilan keputusan. 8 Insomnia dan atau hipersomnia. commit to user 9 Makan berlebihan atau kehilangan nafsu makan. 10 Pikiran tentang bunuh diri atau usaha untuk bunuh diri. 11 Nyeri yang menetap, sakit kepala, kram, atau masalah pencernaan meskipun telah mendapat pengobatan. c. Klasifikasi Menurut American Psychiatric Association APA 1994, diagnosis depresi mayor dapat ditegakkan apabila seseorang mengalami lima atau lebih dari tanda dan gejala berikut minimal dalam kurun waktu dua minggu. Setidaknya salah satu gejala harus muncul yaitu merasa depresi atau anhedonia kesenangan berkurang pada kegiatan yang sebelumnya menyenangkan dan muncul beberapa gangguan dalam kehidupan. Menurut Akiskal 1999, seseorang yang memiliki dua tetapi tidak lebih dari lima gejala selama dua minggu dengan satu gejala merasa depresi atau anhedonia yang muncul dapat ditegakkan diagnosis sebagai depresi minor. Sedangkan untuk tanda dan gejala untuk depresi antenatal yang muncul sama dengan tanda dan gejala depresi lainnya Cox dan Holden, 2003. d. Mekanisme terjadinya depresi Seseorang yang mengalami stressor psikososial perkawinan, orang tua, antar pribadi, pekerjaan, lingkungan, keuangan, hukum, perkembangan, penyakit fisik, faktor keluarga, dan trauma yang ditangkap melalui panca inderanya, melalui sistem saraf panca indera akan diteruskan ke susunan saraf pusat otak, yaitu bagian saraf otak yang disebut lymbic system , melalui transmisi saraf neurotransmitter sinyal penghantar saraf. Dan selanjutnya stimulus atau rangsangan psikososial tadi melalui susunan saraf autonom simpatisparasimpatis akan diteruskan ke kelenjar-kelenjar hormonal endokrin yang merupakan sistem imunitas tubuh dan organ- organ tubuh yang dipersarafinya Hawari, 2008. perpustakaan.uns.ac.id commit to user e. Faktor Risiko 1 Umur Ibu Menurut penelitian Räisänen et al. 2014, selama kurun waktu 2002- 2010 di Finlandia, faktor yang terkait dengan terjadinya depresi pada ibu hamil diantaranya adalah usia ibu yang terlalu muda atau terlalu tua. Senada dengan hal di atas, Pearson et al. 2013 juga mengungkapkan bahwa usia muda pada ibu terkait erat dengan kejadian depresi. Penelitian yang dilakukan oleh Patel et al. 2010, usia remaja dan dewasa awal sebelum usia 25 tahun serta rentang umur 30-50 tahun pada wanita berhubungan erat dengan kejadian depresi. 2 Paritas Menurut Dibaba et al. 2010 dan da Silva 2010 menyebutkan hasil yang sama yaitu multiparitas meningkatkan risiko terjadinya depresi pada ibu. 3 Pendidikan Menurut juga Pearson et al. 2013, da Silva 2010 dan Fall et al. 2013 menyatakan bahwa pendidikan terkait erat dengan kejadian depresi. Pendidikan yang rendah merupakan faktor risiko yang terkait dengan depresi antenatal. 4 Pendapatan Menurut Räisänen et al. 2014, Fall et al. 2013 dan Patel et al. 2010, status ekonomi rendah secara signifikan terkait dengan gejala depresi mayor. Berbeda dengan Saleh et al. 2012, status sosial ekonomi hanya mempunyai hubungan yang lemah terhadap kejadian depresi. Fall et al. 2013 juga membandingkan antara status pekerjaan ibu hamil dengan gejala depresi memperoleh hasil yang signifikan pada ibu yang telah berhenti bekerja, ibu rumah tangga, tetapi tidak untuk mahasiswa. Ibu hamil yang bekerja memperoleh proporsi gejala depresi terendah dibanding lainnya. perpustakaan.uns.ac.id commit to user 5 Dukungan Sosial Menurut Fall et al. 2013, dukungan sosial yang rendah secara signifikan terkait dengan munculnya gejala depresi mayor. Saleh et al. 2012 mengungkapkan hal yang sama, dukungan sosial yang rendah mempunyai hubungan yang kuat dengan kejadian depresi pada wanita di Mesir. Peer et al. 2013 mengungkapkan 17 dari sampel penelitiaannya yaitu imigran asal Kanada yang mempunyai dukungan sosial yang rendah menunjukkan banyak gejala depresi antenatal. f. Komplikasi 1 Pada Ibu Depresi yang tidak tertangani dengan baik akan menimbulkan psikosis, prevalensi psikosis pada kehamilan tidak dilaporkan akan tetapi hal ini diyakini sebagai kasus yang langka Kornstein dan Clayton, 2002. Marinescu et al. 2014 mengungkapkan bahwa komplikasi terkait dengan adanya stres dan depresi antenatal pada ibu diantaranya adalah perdarahan, terjadinya abortus spontan, ditemukannya kelainan pada plasenta dan adanya nekrosis pada villi dan desidua, serta disfungsi endothelial. Ibu dengan depresi antenatal dapat menyebabkan kegagalan inisiasi menyusu dan berkurangnya durasi laktasi. Akan tetapi, sifat kausal belum jelas, hal ini kemungkinan terkait dengan neuroendokrin pada ibu Meltzer-Brody dan Stuebe, 2014. 2 Pada Bayi Bayi yang ibunya mengalami stres, cemas, atau bahkan depresi antenatal mempunyai peningkatan risiko untuk terjadi kelahiran prematur Loomans et al. , 2013, menyebabkan berat bayi lahir rendah Wado et al. , 2014; Loomans et al. , 2013, serta dapat mengganggu sirkulasi maternal-fetal Fu et al. , 2014. Stres dan adanya depresi selama kehamilan erat kaitannya dengan munculnya gangguan commit to user perkembangan saraf janin, kelainan plasenta, abortus yang spontan, dan kelahiran preterm Marinescu et al. , 2014. Anak-anak yang lahir dari ibu yang mengalami depresi antenatal lebih mungkin mengalami penyimpangan perilaku dan masalah psikologis misalnya depresi serta gangguan pertumbuhan dan perkembangan Weissman et al. , 2014.

3. Hubungan antara Kejadian Preeklampsia dan Risiko Depresi Antenatal