Pengaturan Pengangkutan Melalui Darat

Dalam hal perjanjian pengangkutan orang, penyerahan kepada pengangkut tidak ada.Tugas pengangkut hanyalah membawa atau mengangkut orang sampai pada tempat tujuan dengan selamat. 36

C. Pengaturan Pengangkutan Melalui Darat

Pengangkutan sebagai sarana untuk mempermudah sampainya seseorang atau barang dari suatu tempat ke tempat lain dan dilakukan dengan cara yang berbeda. Dan untuk terlaksananya pengangkutan itu secara tertib dan tentram, maka pelaksanaan serta sesuatu yang berhubungan dengan pengangkutan diatur dalam peraturan perundang-undangan. Dimana peraturan-peraturan itu adalah : a. Pengangkutan melalui Jalan Raya Peraturan yang mengatur tentang pengangkutan melalui jalan raya yaitu : a. Undang-Undang No. 3 tahun 1965 tentang “Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya” b. Undang-undang No. 14 tahun 1992 tentang “Lalu Lintas dan Angkutan Jalan” c. Undang-Undang No. 22 tahun 2009 tentang “Lalu Lintas dan Angkutan Jalan” d. Undang-undang No. 33 Tahun 1964 tentang “Dana Pertanggung Wajib Kecelakaan Penumpang” e. Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 1965 tentang “Ketentuan pelaksanaan Dana pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang” 36 Ibid., hal. 51. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA f. Undang-undang No. 34 Tahun 1964 tentang “Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan” g. Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1965 tentang “Ketentuan-ketentuan Pelaksanaan Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan” b. Pengangkutan dengan Kereta Api Pengangkutan darat dengan kereta api diatur dengan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang perkeretaapian, lembaran Negara Nomor 65 Tahun 2007. Menurut ketentuan Pasal 1 ayat 2, pengertian kereta api adalah sarana perkeretaapian dengan tenaga gerak, baik berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan sarana perkeretaapian lainnya, yang akan ataupun sedang bergerak dijalan rel yang terkait dengan perjalanan kereta api. Pada saat undang-undang ini mulai berlaku, Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1992 tentang perkeretaapian Lembaran Negara Nomor 47 Tahun 1992, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3479 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 mulai berlaku pada tanggal diundangkan, yaitu 25 April 2007. 37 37 Abdulkadir Muhammad, Op. Cit., hal. 9. Pengangkutan darat dengan kereta api diadakan berdasarkan perjanjian antara Badan Penyelenggara Pengangkutan dan penumpang atau pemilik barang. dimana seperti yang disebutkan dalam Pasal 132 dan Pasal 141 Undang-undang No 23 Tahun 2007 yang berbunyi : “ Karcis penumpang dan surat pengangkutan barang merupakan tanda bukti telah terjadi perjanjian pengangkutan antara pengangkut dan penumpang atau pengirim. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Karcis penumpang diterbitkan atas nama on name, artinya setiap pemegang karcis yang namanya tercantum dalam karcis itu berhak untuk diangkut. Dengan demikian, surat pengangkutan barang diterbitkan atas nama on name, artinya setiap pemegang yang namanya tercantum pada surat pengangkutan barang adalah pemilik dan berhak untuk menerima barang. Karcis penumpang dan surat pengangkutan barang atas nama tidak dapat dialihkan kepada pihak lain karena ada kaitannya dengan asuransi yang melindungi dalam hal terjadi musibah. 38 c. Pengangkutan dengan Pos, Telegrap dan Telepon Dulu pengangkutan pos, telegraph, dan telepon dilakukan oleh jawatan pos, telegraph, dan telepon, disingkat dengan Jawatan PTT.Dengan peraturan Pemerintah Nomor 240 Tahun 1961 Lembaran Negara 1961-306 telah didirikan Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi.Pada akhir-akhir ini Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi ini berkembang pesat, sehingga kemudian dipisah menjadi dua perusahaan yang mandiri yaitu PT. Pos dan PT. Telkom.

D. Dokumen Pada Pengangkutan Daratan

Dokumen yang terkait

Aspek Hukum Pelaksanaan Perjanjian Baku oleh Developer Properties (Studi pada PT. Multi Cipta Property)

0 53 112

Pelaksanaan Perjanjian Baku Dalam Perjanjian Pengangkutan Barang Melalui Perusahaan Angkutan Darat Di Kota Medan (Studi Di Perusahaan Pengangkutan Barang CV. Asi Murni)

1 37 159

Aspek Hukum Pembebanan Jaminan Fidusia Antara Perusahaan Pembiayaan Dengan Nasabah (Studi Pada PT. Dipo Star Finance Cabang Medan)

20 330 122

Kajian Aspek Hukum Perjanjian Pengangkutan Barang Melalui Angkutan Laut (Studi Pt. Samudera Indonesia Cab. Belawan)

1 61 93

Aspek Hukum Perjanjian Kerjasama Pengangkutan Barang Melalui Darat Antara PT. Rahmat Jaya Transport dengan PT. Indofood (studi pada PT. Rahmat Jaya Transport)

1 13 95

Kajian Aspek Hukum Perjanjian Pengangkutan Barang Melalui Angkutan Laut (Studi Pt. Samudera Indonesia Cab. Belawan)

0 0 2

Aspek Hukum Perjanjian Kerjasama Pengangkutan Barang Melalui Darat Antara PT. Rahmat Jaya Transport dengan PT. Indofood (studi pada PT. Rahmat Jaya Transport)

0 0 6

Aspek Hukum Perjanjian Kerjasama Pengangkutan Barang Melalui Darat Antara PT. Rahmat Jaya Transport dengan PT. Indofood (studi pada PT. Rahmat Jaya Transport)

0 0 1

BAB II PENGATURAN HUKUM TENTANG PERJANJIANDALAM KUH PERDATA A. Pengertian dan Dasar Hukum Perjanjian - Aspek Hukum Perjanjian Pengangkutan Barang Dalam Penyelenggaraan Angkutan Darat (Studi Pada PT Bintang Rezeki Utama Jakarta)

0 0 23

ASPEK HUKUM PERJANJIAN PENGANGKUTAN BARANG DALAM PENYELENGGARAAN ANGKUTAN DARAT (

0 2 9