Jenis-Jenis Pengangkutan dan Objek Hukum Pengangkutan 1. Jenis-Jenis Pengangkutan

Pihak-pihak dalam perjanjian pengangkutan ialah pengangkut dan pengirim.Adapun sifat perjanjian pengangkutan adalah timbal-balik, artinya kedua belah pihak, baik pengangkut maupun pengirim masing-masing mempunyai kewajiban sendiri-sendiri. Kewjiban pengangkut ialah : menyelenggarakan pengangkutan barang danatau orang dari suatu tempat ketempat tujuan tertentu dengan selamat, sedangkan kewajiban pengirim ialah membayar uang angkutan. 27 “Sebuah perjanjian timbal-balik, dimana pihak pengangkut mengikatkan diri untuk menyelenggarakan pengangkutan ketempat tujuan tertentu, sedangkan pihak lain, berkewajiban untuk membayar biaya tertentu pekerjaan pengangkutan itu. Selanjutnya menurut Soekardono, bahwa perjanjian pengangkutan itu adalah : 28

B. Jenis-Jenis Pengangkutan dan Objek Hukum Pengangkutan 1. Jenis-Jenis Pengangkutan

Dengan kemajuan teknologi serta bertambahnya jumlah penduduk dunia, hal ini disertai dengan peningkatan permintaan jasa angkutan oleh masyarakat harus diimbangi dengan sistem penyelenggaraan angkutan yang dapat memenuhi seluruh jenis kebutuhan masyarakat secara terpadu. Sebagai akibat berhasilnya pembangunan nasional, kebutuhan jasa angkutan tidak terbatas pada kebutuhan untuk memindahkan orang, barang dari suatu tempat ke tempat lain, melainkan kebutuhan angkutan barang maupun orang untuk menunjang bidang usaha yang lain. 27 H.M.N. Purwosutjipto, Op.Cit.,hal.2. 28 Mr. R. Soekardono, SH., “ Hukum Dagang Indonesia”. Jilid II, Bagian Pertama, “Hukum di Darat”., Penerbit Soerang, Jakarta, 1961, hal. 10. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Dalam pembahasan ini penulis akan menguraikan jenis-jenis pengangkutan yang dikenal pada umumnya. Dimana jenis-jenis pengangkutan menurut Purwosutjipto, dalam bukunya Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia membagi atas 4 jenis pengangkutan yaitu : 29 1. Pengangkutan Darat 2. Pengangkutan Udara 3. Pengangkutan Perairan Darat 4. Pengangkutan Laut Dalam pelaksanaannya sehari-hari orang lebih banyak menggunakan pengangkutan melalui darat terutama bagi pedagang yang akan menjual barang dagangannya ke daerah lain, karena ongkos angkutan pada pengangkutan darat lebih murah jika dibandingkan dengan pengangkutan udara dan pengangkutan laut. Pengangkutan darat merupakan sarana transportasiangkutan yang melalui jalan darat.Dalam sistem transportasiangkutan darat ada beberapa pihak yang terkait dalam penyelenggaraan angkutan barang. Pihak-pihak yang terkait adalah : 1. Pengirim Barang Consigner, Shipper Kitab Undang-undang Hukum Dagang Indonesia tidak ada mengatur defenisi pengirim secara umum.Akan tetapi, dilihat dari pihak dalam perjanjian pengangkutan, pengirim adalah pihak yang mengikatkan diri untuk membayar biaya pengangkutan barang dan atas dasar itu dia berhak memperoleh pelayanan pengangkutan barang dari 29 H.M.N. Purwosutjipto, Op. Cit., hal. 2-3. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA pengangkut.Dalam bahasa inggris, pengirim disebut consigner, khususnya pada pengangkutan perairan pengangkut disebut shipper. 30 2. Pengangkut Carrier Mengenai pengangkut pada umunya tidak ada defenisinya dalam KUHD.Pasal 466 dan pasal 521 KUHD menetapkan defenisi pengangkut laut dan bukan pengangkut pada umumnya, dalam hal ini pengangkut pada umumnya adalah orang yang mengikatkan diri untuk menyelenggarakan pengangkutan barang dan atau orang dari suatu tempat ke tempat tujuan tertentu dengan selamat.Pengangkut mengikatkan diri untuk mengangkut muatan yang diserahkan kepadanya, selanjutnya menyerahkan kepada orang yang ditunjuk sebagai penerima dan menjaga keselamatan barang muatan itu. 31 Purwosutjipto, didalam bukunya Pengerian Pokok Hukum Dagang Indonesia mengatakan, peraturan-peraturan yang berlaku bagi pengangkutan darat adalah sebagai berikut 32 a. KUHD Buku I, Bab V, bagian 2 dan 3, pasal 90 sampai pasal 98 yang mengatur sekaligus pengangkutan darat dan perairan darat, tetapi hanya khusus mengenai pengangkutan barang : b. Undang-Undang Nomor 3 tahun 1965 tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan Raya. c. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan Raya. 30 Abdulkadir Muhammad, “Hukum Pengangkutan Niaga”, Penerbit PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 2008, hal. 72. 31 H.M.N. Purwosutjipto, Op. Cit., hal. 3-4. 32 Ibid., hal. 2. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA d. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan. e. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian. f. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi g. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2009 tentang Pos. Menurut pelaksanaannya, jenis-jenis pengangkutan darat dapat dibagi atas: 1. Pengangkutan dengan Kereta Api Sebelum penulis membahas lebih jauh mengenai pengangkutan dengan Kereta api, sebaiknya lebih dahulu mengetahui apa itu perkereta apian dan apa itu kereta api. Mengenai perkereta apian dapat kita jumpai pada pasal 1 angka 1 Undang- undang No. 23 tahun 2007 tentang perkereta apian yang berbunyi : perkereta apian adalah sesuatu yang berkaitan dengan saranan dan fasilitas penunjang kereta api untuk menyelenggarakan angkutan kereta api yang disusun dalam suatu sistem. Menurut ketentuan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian Lembaran Negara Nomor 65 Tahun 2007, diundangkan tanggal 25 April 2007 bahwa pengangkut adalah penyelenggara sarana perkeretaapian, yaitu badan usaha yang menyelenggarakan sarana perkeretaapian umum, wajib memiliki izin usaha dan izin operasi dari pemerintah. 33 PT Kereta Api Indonesia menyelenggarakan pengangkutan penumpang dengan kereta api dengan cara : 34 a. Mengutamakan keselamatan dan keamanan penumpang 33 Abdulkadir Muhammad, Op. Cit., hal. 62. 34 Ibid, hal. 63. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA b. Mengutamakan pelayanan kepentingan umum c. Menjaga kelangsungan pelayanan pada lintas yang ditetapkan d. Mengumumkan jadwal perjalanan kereta api dan tariff pengangkutan kepada masyarakat e. Mematuhi jadwal keberangkatan kereta api f. Pembatalan, penundaan keberangkatan, keterlambatan kedatangan, atau pengalihan pelayanan lintas kereta api disertai dengan alasan yang jelas. 2. Pengangkutan dengan Jalan Raya atau Jalan Umum Pengangkutan jalan rayajalan umum yaitu kendaraan yang digerakkan oleh peralatan teknik yang ada pada kendaraan itu yang digunakan untuk pengangkutan barang dan orang yang dijalankan di jalan umum selain dari pada kendaraan yang berjalan diatas rel. Peraturan pokok yang mengatur pengangkutan melalui jalan rayajalan umum adalah undang-undang No. 3 tahun 1965 tentang lalu lintas dan angkutan jalan raya.Dan kemudian mengalami perubahan yakni undang-undang No.14 tahun 1992.Dan terakhir pemerintah telah mengeluarkan undang-undang No. 22 tahun 2009. Menurut undang-undang No. 22 tahun 2009 yang dimaksud dengan jalan umum adalah : seluruh bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum, yang berada pada permukaan tanah, diatas permukaan tanah, dibawah permukaan tanah danatau air, serta diatas permukaan air, kecuali jalan rel dan jalan kabel. Untuk terjadinya pengangkutan melalui darat dengan kendaraan bermotor, perlu diadakan perjanjian pengangkutan terlebih dahulu yang dibuktikan dengan karcis penumpang atau surat angkutan barang. Pengusaha angkutan umum wajib UNIVERSITAS SUMATERA UTARA mengangkut orang atau barang setelah disepakatinya perjanjian pengangkutan atau dilakukan pembayaran biaya angkutan oleh penumpang atau pengiriman barang. Tujuan pengangkutan dengan kendaraan bermotor secara khusus diatur dalam Pasal 3 Undang-Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Dalam pasal tersebut dinyatakan pengangkutan dengan kendaraan bermotor bertujuan untuk : 1. Terwujudnya pelayanan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang aman, selamat, tertib, lancar, dan terpadu dengan moda angkutan lain untuk mendorong perekonomian nasional, memajukan kesejahteraan umum, memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa, serta mampu menjunjung tinggi martabat bangsa. 2. Terwujudnya etika berlalu lintas dan budaya bangsa. 3. Terwujudnya penegakkan hukum dan kepastian hukum bagi masyarakat. 3. Pengangkutan dengan Pos, Telegrap dan Telepon. Pos memiliki arti yakni pengantaran surat-surat.Dulu pengantaran surat- surat itu dilakukan dengan kereta kuda, yang disebut “kereta pos” dan kudanya disebut “kuda pos”.karena dari jauhnya perjalanan, maka kudanya itu harus sering diganti, dan tempat pemberhentian untuk mengganti kuda pos itu dinamai “pemberhentian pos ada”. pengantaran surat-surat itu tidak hanya dilakukan oleh kereta pos saja, juga dapat dilakukan oleh orang, burung merpati, anjing dan lain- lain. Dilaut sering dilakukan, bilamana ada keadaan darurat, misalnya ada kecelakaan, surat dikirimkan dengan sebuah botol yang diberi pasir sedikit lalu dilempar dilaut. Sekarang “Pos” itu merupakan lembaga umum, yang bertugas UNIVERSITAS SUMATERA UTARA mengurus pengantaran dan pengangkutan surat-surat.Termasuk surat-surat juga barang-barang kecil, yang dibungkus dan disebut “paket”. 35 a. Pengangkutan Barang Lembaran Negara yang mendapat tugas untuk melaksanakan undang- undang ini ialah PN Pos dan Giro. Di Indonesia dinas pos dikuasai oleh Negara dan diselenggarakan oleh PT Pos dan Giro. Pada waktu undang-undang ini mulai berlaku, dinas Pos dan Telekomunikasi diselenggarakan oleh jawatan Pos, Telegrap dan Telepon disingkat: Jawatan PTT. Sekarang Jawatan PTT itu sudah dipecah menjadi dua, yakni: PN Pos dan Giro serta Perum Telekomunikasi. PN ini mempunyai monopoli pada penyelenggaraan pengangkutan pos. Jadi, badan lain tidak boleh menyelenggarakan pengangkutan pos ini, kecuali kalau diizinkan berdasarkan kuasa suatu Peraturan Pemerintah. 2.Objek Hukum Pengangkutan Sebagaimana yang telah diuraikan pada pembahasan sebelumnya bahwa pengangkutan adalah : Agar terlaksananya pengangkutan tersebut dengan baik sesuai dengan tujuannya, maka sebelum dilaksanakan pengangkutan itu harus diadakan perjanjian antara pihak pengangkut dengan pihak pengirim barang. Dalam melaksanakan perjanjian pengangkutan harus ada objek dari pengangkutan itu sendiri dimana objek pengangkutan itu antara lain : Dalam hal pengangkutan barang yang menjadi objek pengangkutan adalah “barang”.Barang yang dimaksud disini adalah barang yang sah dan dilindungi 35 H.M.N. Purwosutjipto, Op. Cit., hal. 82. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA oleh undang-undang. Dalam pengangkutan darat dengan kendaraan bermotor berupa bus, jenis barang muatan yang dapat diangkut dapat berupa : 1. Barang sandang, seperti kain dan baju 2. Barang pangan seperti beras, gula dan sayur-sayuran 3. Barang rumah tangga seperti kursi dan alat-alat dapur Dalam menyelenggarakan pengangkutan dari suatu tempat ketempat tujuan tertentu. Kedua belah pihak mempunyai kewajiban masing-masing yaitu : 1. Pihak pengangkut mempunyai kewajiban untuk mengangkut barang ataupun orang dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan selamat 2. Pihak pengirim mempunyai kewajiban untuk membayar ongkos sesuai dengan kesepakatan yang telah disepakati dan menyerahkan barang tersebut dan untuk diserah terimakan kepada penerima yang mana alamatnya sesuai dengan yang tercantum pada surat angkutan. b. Pengangkutan Orang Dalam perjanjian pengangkutan orang, yang menjadi menjadi objek adalah orang.Dalam hal objek perjanjian pengangkutan barang, mulai pada saat diserahkannya barang pada pihak pengangkut, maka pengawasan terhadap barang- barang tersebut menjadi tanggung jawab pihak pengangkut.Pengangkut wajib mempertanggung jawabkan apabila barang-barang yang diangkutnya tersebut terlambat sampai di tempat tujuan maupun karna rusak atau musnahnya barang- barang tersebut. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Dalam hal perjanjian pengangkutan orang, penyerahan kepada pengangkut tidak ada.Tugas pengangkut hanyalah membawa atau mengangkut orang sampai pada tempat tujuan dengan selamat. 36

C. Pengaturan Pengangkutan Melalui Darat

Dokumen yang terkait

Aspek Hukum Pelaksanaan Perjanjian Baku oleh Developer Properties (Studi pada PT. Multi Cipta Property)

0 53 112

Pelaksanaan Perjanjian Baku Dalam Perjanjian Pengangkutan Barang Melalui Perusahaan Angkutan Darat Di Kota Medan (Studi Di Perusahaan Pengangkutan Barang CV. Asi Murni)

1 37 159

Aspek Hukum Pembebanan Jaminan Fidusia Antara Perusahaan Pembiayaan Dengan Nasabah (Studi Pada PT. Dipo Star Finance Cabang Medan)

20 330 122

Kajian Aspek Hukum Perjanjian Pengangkutan Barang Melalui Angkutan Laut (Studi Pt. Samudera Indonesia Cab. Belawan)

1 61 93

Aspek Hukum Perjanjian Kerjasama Pengangkutan Barang Melalui Darat Antara PT. Rahmat Jaya Transport dengan PT. Indofood (studi pada PT. Rahmat Jaya Transport)

1 13 95

Kajian Aspek Hukum Perjanjian Pengangkutan Barang Melalui Angkutan Laut (Studi Pt. Samudera Indonesia Cab. Belawan)

0 0 2

Aspek Hukum Perjanjian Kerjasama Pengangkutan Barang Melalui Darat Antara PT. Rahmat Jaya Transport dengan PT. Indofood (studi pada PT. Rahmat Jaya Transport)

0 0 6

Aspek Hukum Perjanjian Kerjasama Pengangkutan Barang Melalui Darat Antara PT. Rahmat Jaya Transport dengan PT. Indofood (studi pada PT. Rahmat Jaya Transport)

0 0 1

BAB II PENGATURAN HUKUM TENTANG PERJANJIANDALAM KUH PERDATA A. Pengertian dan Dasar Hukum Perjanjian - Aspek Hukum Perjanjian Pengangkutan Barang Dalam Penyelenggaraan Angkutan Darat (Studi Pada PT Bintang Rezeki Utama Jakarta)

0 0 23

ASPEK HUKUM PERJANJIAN PENGANGKUTAN BARANG DALAM PENYELENGGARAAN ANGKUTAN DARAT (

0 2 9