Jenis-Jenis Perjanjian PENGATURAN HUKUM TENTANG PERJANJIANDALAM KUH

segala sesuatu yang menurut sifat perjanjian diharuskan oleh kepatutan, kebiasaan, undang-undang.

D. Jenis-Jenis Perjanjian

Jenis-jenis perjanjian dalam pengertian umum menurut Mariam Darus, dapat dibedakan sebagai berikut: 19 1. Perjanjian sepihak dan perjanjian timbal balik Perjanjian sepihak adalah perjanjian yang memberikan kewajiban pada satu pihak saja, dan hak pada pihak lain, misalnya: perjanjian hibah, hadiah dan sebagainya. Sedangkan perjanjian timbal balik adalah perjanjian yang memberikan hak dan kewajiban kepada kedua belah pihak.Perjanjian timbal balik adalah perjanjian yang paling umum terjadi dalam kehidupan masyarakat, misalnya perjanjian jual beli, sewa-menyewa dan sebagainya. 2. Perjanjian dengan cuma-cuma dan atas beban Perjanjian cuma-cuma adalah perjanjian dimana salah satu pihak mendapatkan keuntungan dari pihak yang lain secara cuma-cuma. Sedangkan perjanjian atas beban adalah perjanjian atas prestasi pihak yang satu terdapat prestasi pihak yang lainnya. Antara kedua prestasi tersebut terdapat hubungan hukum satu dengan yang lain, misalnya jual beli, sewa menyewa. 3. Perjanjian konsensual, riil dan formil Perjanjian konsensual adalah perjanjian yang terjadi dengan kata sepakat.Perjanjian riil adalah perjanjian selain diperlukan kata sepakat juga diperlukan penyerahan barang. Misalnya: penitipan barang, pijam pakai dan pinjam mengganti. 19 Mariam Darus., Hukum Perikatan, Alumni Bandung, 1987, hal 15. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 4. Perjanjian kebendaan zakelijk dan perjanjian obligatoir. Perjanjian kebendaan adalah perjanjian dengan mana seorang menyerahkan haknya atas sesuatu benda kepada pihak lain. Sedangkan perjanjian obligatoir adalah perjanjian dimana pihak-pihak mengikatkan diri untuk melakukan penyerahan kepada pihak lain perjanjian yang menimbulkan perikatan. Menurut KUH Perdata perjanjian saja belum lagi mengakibatkan beralihnya hak milik atas benda yang diperjual belikan, masih diperlukan satu lembaga lain yaitu penyerahan. Perjanjian jual belinya sendiri itu dinamakan perjanjian obligatoir, karena membebankan kewajiban oblige kepada para pihak untuk melakukan penyerahan levering.Penyerahan sendiri adalah merupakan perjanjian kebendaan untuk perjanjian benda-benda bergerak maka perjanjian obligatoir dan perjanjian kebendaannya jatuh bersamaan. 5. Perjanjian bernama dan tidak bernama. Perjanjian-perjanjian bernama adalah perjanjian-perjanjian dimana oleh undang-undang telah diatur secara khusus. Diatur dalam KUH Perdata bab V sd XVIII ditambah titel VII A, dalam KUHD perjanjian asuransi dan pengngkutan. Baik untuk perjanjian bernama atau tidak bernama pada azasnya berlaku ketentuan-ketentuan dari pada bab I, II dan IV buku III KUH Perdata, sedangkan perjanjian tidak bernama adalah perjanjian yang tidak diatur secara khusus didalam KUH Perdata. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

E. Berakhirnya Perjanjian

Dokumen yang terkait

Aspek Hukum Pelaksanaan Perjanjian Baku oleh Developer Properties (Studi pada PT. Multi Cipta Property)

0 53 112

Pelaksanaan Perjanjian Baku Dalam Perjanjian Pengangkutan Barang Melalui Perusahaan Angkutan Darat Di Kota Medan (Studi Di Perusahaan Pengangkutan Barang CV. Asi Murni)

1 37 159

Aspek Hukum Pembebanan Jaminan Fidusia Antara Perusahaan Pembiayaan Dengan Nasabah (Studi Pada PT. Dipo Star Finance Cabang Medan)

20 330 122

Kajian Aspek Hukum Perjanjian Pengangkutan Barang Melalui Angkutan Laut (Studi Pt. Samudera Indonesia Cab. Belawan)

1 61 93

Aspek Hukum Perjanjian Kerjasama Pengangkutan Barang Melalui Darat Antara PT. Rahmat Jaya Transport dengan PT. Indofood (studi pada PT. Rahmat Jaya Transport)

1 13 95

Kajian Aspek Hukum Perjanjian Pengangkutan Barang Melalui Angkutan Laut (Studi Pt. Samudera Indonesia Cab. Belawan)

0 0 2

Aspek Hukum Perjanjian Kerjasama Pengangkutan Barang Melalui Darat Antara PT. Rahmat Jaya Transport dengan PT. Indofood (studi pada PT. Rahmat Jaya Transport)

0 0 6

Aspek Hukum Perjanjian Kerjasama Pengangkutan Barang Melalui Darat Antara PT. Rahmat Jaya Transport dengan PT. Indofood (studi pada PT. Rahmat Jaya Transport)

0 0 1

BAB II PENGATURAN HUKUM TENTANG PERJANJIANDALAM KUH PERDATA A. Pengertian dan Dasar Hukum Perjanjian - Aspek Hukum Perjanjian Pengangkutan Barang Dalam Penyelenggaraan Angkutan Darat (Studi Pada PT Bintang Rezeki Utama Jakarta)

0 0 23

ASPEK HUKUM PERJANJIAN PENGANGKUTAN BARANG DALAM PENYELENGGARAAN ANGKUTAN DARAT (

0 2 9