11
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERBANKAN
A . Pengertian Bank dan Hukum Perbankan
Bagi masyarakat yang hidup di negara-negara maju, seperti negara-negara di Eropa, Amerika, dan Jepang, apabila mendengar kata bank sudah bukan barang
yang asing, melainkan bank sudah merupakan mitra dalam memenuhi semua kebutuhan keuangan mereka, lain halnya di negara-negara berkembang, seperti
Indonesia, pemahaman tentang bank masih sepotong-sepotong, sebagian masyarakat hanya memahami bank sebatas tempat meminjam dan menyimpan
uang, bahkan sebagian masyarakat belum memahami bank sama sekali, hal ini di di dorong oleh pengetahuan mengenai perbankan yang sangat minim. Oleh karena
itu, sebaiknya kita melihat dulu apa arti dari bank itu sendiri. Secara sederhana bank diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan
usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana itu ke masyarakat, serta memberikan jasa-jasa bank lainnya. sedangkan
lembaga keuangan adalah setiap perusahaan yang bergerak dibidang keuangan di mana kegiatannya apakah hanya menghimpun dana atau hanya menyalurkan dana
atau kedua-duanya.
7
Apabila menelusuri terminologi “bank” maka kita ketemukan bahwa kata bank berasal dari kata “banca” yang berarti bence yaitu suatu bangku tempat
duduk. Sebab, pada zaman pertengahan, pihak bankir Italy yang memberikan
7
Kasmir, Dasar-dasar Perbankan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003, hal 2.
Universitas Sumatera Utara
pinjaman-pinjaman melakukan usahanya tersebut dengan duduk di bangku- bangku di halaman pasar Abdurrachman, A, 1991: 80.
8
Menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998, dalam ketentuan umum Pasal 1 ayat 2 menyebutkan bahwa bank adalah, badan usaha yang menghimpun
dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Pada ayat 3 menyebutkan “bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional dan atau
berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lau lintas pembayaran. Adapun bentuk umum dari bank menurut pasal ini adalah,
perseroan terbatas, koperasi ataupun perusahaan daerah.
9
Menurut kamus istilah hukum Fockema Andreae, yang dimaksud dengan bank adalah suatu lembaga atao orang pribadiyang menjalankan perusahaan dalam
menerima dan memberikan uang dari dan kepada pihak ketiga berhubungan dengan adanya cek yang hanya dapat diberikan kepada bankir sebagai tertarik,
maka bank dalam arti luas adalah orang atau lembaga yang dalam pekerjaannya secara teratur menyediakan uang kepada pihak ketiga. Untuk memahami
pengertian tentang bank dapat dilakukan denga tiga cara, yaitu:
10
1. Mendasarkan pada peraturan perUndang-Undangan 2. Pelayanan pada masyarakat
3. Fungsi ekonomi
8
Munir Fuady, Hukum Perbankan Modren Berdasarkan Undang-Undang Tahun 1998, Buku
Kesatu, hal 13.
9
Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998, Pasal 21 ayat 1.
10
www. e.print.undip.ac.id. diunggah tanggal 20 September 2010, pukul 14.00 WIB
Universitas Sumatera Utara
Jika dijabarkan maka pengertian bank dari sudut hukum berdasarkan ketentuan perUndang-Undangan, diatur dalam Pasal 1 angka 2 Undang-Undang
Perbankan: ”Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit
dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”, defenisi ini masih menyimpan pertanyaan karena banyak lembaga lain
yang juga menghimpun dana seperti itu, tapi tidak disebut bank, misalnya asuransi, pension funds dana pensiun, dan lain-lain.
Dari sudut pelayanan bank kepada konsumen, bank adalah instansi yang menerima simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk
pinjaman. Jika didefenisikan seperti itu, masih kurang jelas juga karena banyak lembaga lain yang juga berfungsi demikian tetapi tidak disebut bank. Dan apabila
mengacu kepada fungsi ekonomi, bank adalah lembaga yang menyimpan simpanan, menawarkan rekening dengan hak istimewa dan membuat pinjaman
sebagai bagian yang tak terpisahkan dan peran yang ditawarkan atau disediakan bank sebagai financial intermediares atas jasa-jasa transaksi kepada konsumen.
Pendekatan yang ketiga ini dianggap paling memuaskan. Sebagai finansial intermediares, bank akan mengambil uang dari investor, mengumpulkannya dan
menanamkannya kembali pada perusahaan lain, misalnya kredit, saham, pasar modal dan sebagainya. Bank adalah institusi yang berada diantara kepentingan
investor penabung dengan investor yang paling akhir yaitu nasabah penerima kredit.
Bank adalah bagian dari sistem keuangan dan sistem pembayaran suatu negara, bahkan
di
era globalisasi sekarang ini, bank juga telah menjadi bagian dari
Universitas Sumatera Utara
sistem pembayaran dunia.
11
Perkembangan sektor perbankan di Indonesia sangat dipengaruhi oleh kebijakan- kebijakan yang dijalankan pemerintah yang menjadi landasan bagi dunia perbankan
dalam menjalankan kegiatannya yang memiliki program-program tertentu sesuai dengan era pembangunan yang telah dijalani maupun situasi perekonomian kita yang tidak
terlepas daripada perubahan-perubahan situasi perdagangan internasional yang memungkinkan berkembangnya industri perbankan dengan baik. Seperti yang dikatakan
oleh R. Tjiptodinugroho mengenai batasan pengertian bank yaitu suatu lembaga keuangan yang harus dapat memanfaatkan dana-dana dari sumber maupun dengan aktivitas
perkreditan dan atau aktivitas lainnya dalam bidang kegaitan ekonomis, untuk peredaran uang dan modal sebagai sarana pembangunan kesejahtraan umat manusia pada
khususnya, dan negara pada umumnya sesuai dengan kebijaksanaan policy ekonomi dan moneter yang digariskan oleh pemerintah.
Dalam dunia modern sekarang ini, peranan perbankan dalam hal memajukan perekonomian suatu negara sangatlah besar karena hampir
semua sektor yang berhubungan dengan berbagai kegiatan keuangan selalu membutuhkan jasa bank.
Anggapan ini tentunya tidak salah, karena fungsi bank sebagai lembaga keuangan sangatlah vital, misalnya dalam hal penciptaan uang, mengedarkan
uang, menyediakan uang untuk menunjang kegiatan usaha, tempat mengamankan uang, tempat melakukan investasi dan jasa keuangan lainnya.
12
11
Adrian Sutedi, Hukum Perbankan Suatu Tinjauan Pencucian Uang, Merger, Likuidasi, dan
Kepailitan, Jakarta: Sinar Grafika, 2007, hal 1.
12
Munir Fuady, Hukum Perbankan Modren Berdasarkan Undang-Undang Tahun 1998, Buku
Kesatu, hal 14.
Universitas Sumatera Utara
Dengan adanya berbagai ragam kepentingan dalam masalah perekonomian itulah dibutuhkan adanya suatu kepastian hukum yang mendasarinya. Mengenai hokum
13
mempunyai suatu masalah yang mempunyai ruang lingkup cukup luas, sehingga diantara para ahli hokum dan sarjana hokum tidak terdapat suatu kesamaan pendapat, namun yang
penting bagi kita bahwa hokum itu tidak dapat dipisahkan dari masyarakat. Jadi yang dimaksud hokum disini adalah: “Segala ketentuan yang mengatur tingkah laku orang di
dalam pergaulan masyarakat”. Sedangkan hokum yang kita bicarakan
14
Hukum perbankan adalah tentang
perbankan sehingga bahan uraian ini diutamakan hanya berdasarkan hukum positif yang berlaku di negara kita secara nasional, yang di dalam perbankan di Indonesia mempunyai
pengertian historis tersendiri.
15
adalah serangkaian hukum positif yang mengatur segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, kelembagaan kegiatan usaha, serta cara dan
proses pelaksanaan kegiatan usaha. Djuhmana mengatakan dalam bukunya yang berjudul “Hukum Perbankan di Indonesia” bahwa hukum perbankan ialah sebgai sekumpulan
peraturan yang mengatur kegiatan lembaga keuangan bank yang meliputi segala aspek, dilihat dari segi esensi, dan eksistensinya, serta hubunga n dengan bidang kehidupan yang
lain.
16
Adapun peraturan yang digunakan dalam proses pelaksanaan kegiatan perbankan harus melihat aspek kepentingan umum, dan tidak bertentangan dengan kaidah-kaidah
yang tercantum dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, demi mewujudkan cita-cita bangsa dan bernegara. Hukum yang mengatur masalah perbankan disebut dengan
hukum perbankan Bankin Law. Yakni merupakan seperangkat kaidah hukum dalam
13
Marhainis Abdul Hay, Hukum Perbankan di Indonesia, buku pertama, Jakarta: Pradnya Paramita, 1997, hal 1.
14
Mustafa Siregar, Op. Cit. hal 10
15
Rachmadi Usman, Op.Cit, hal 2
16
Muhhamad Djuhmana, Rahasia Bank Ketentuan dan Penerapannya di Indonesia, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti,1996, hal 1.
Universitas Sumatera Utara
bentuk perUndang-Undangan, yurisprudensi, doktrin, dan lain-lain sumber hukum, yang mengatur masalah-masalah perbankan sebagai lembaga, dan aspek kegiatannya sehari-
hari, rambu-rambu yang harus dipenuhi oleh suatu bank, perilaku petugas-petugasnya, hak, kewajiban, tugas dan tanggung jawab para pihak yang tersangkut dengan bisnis
perbankan, dan hal lainnya yang berkenaan dengan dunia perbankan tersebut.
Adapun yang merupakan ruang lingkup dari pengaturan hukum perbankan adalah sebagai berikut: Djumhana, Muhamad, 1993: 10.
1. Asas-asas perbankan, seperti norma efisiensi, keefektivan, kesehatan bank, professional pelaku perbankan, maksud dan tujuan
lembaga perbankan, hubungan, hak, dan kewajiban bank;
2. Para pelaku bidang perbankan, seperti dewan komisaris, direksi dan karyawan, maupun pihak terafiliasi. Mengenai bentuk badan
hukum pengelola, seperti PT Persero, Perusahaan Daerah, koperasi atau perseroan terbatas. Mengenai bentuk kepemilikan, seperti
milik pemerintah, swasta, patung dengan asing, atau bank asing.
3. Kaidah-kaidah perbankan yang khusus diperuntukan untuk mengatur perlindungan kepentingan umum darn diperuntukkan
untuk mengatur perlindungan kepentingan umum dari tindakan perbankan, seperti pencegahan persaingan yang tidak sehat, anti
trust, perlindungan nasabah, dan lain-lain.
4. Yang menyangkut dengan struktur organisasi yang berhubungan dengan bidang perbankan, seperti eksistensi dari Dewan Moneter,
Bank Sentral, dan lain-lain.
Universitas Sumatera Utara
5. Yang mengarah kepada pengamanan tujuan-tujuan yang hendak dicapai oleh bisnisnya bank tersebut, seperti pengadilan, sanksi,
insentif, pengawasan, prudential banking, dan lain-lain.
17
6. Peraturan-peraturan yang ada di dalamnya itu satu sama lain ada hubungannya, jadi tidak mungkin berdiri sendiri, malah
keterkaitannya merupakan hubungan logis dari bagian-bagian lainnya.
Demikian pentingnya faktor hukum atau perUndang-Undangan ini bagi perkembangan bidang perbankan
18
dapat dimengerti karena bila dibandingkan dengan industri jenis lain maka bidang perbankan ini merupakan bidang yang
paling banyak peraturannnya sehingga disebut sebagai “the most higly regulated industry”. Sifat hukum perbankan di Indonesia merupakan hukum memaksa
19
17
Muhhamad Djumhana, Op.cit hal 2-3
18
Ibid, hal 4.
19
Ibid , hal 6.
artinya bank dalam menjalankan usaha harus tunduk dan patuh terhadap Undang- Undang. Apabila rambu-rambu perbankan dilanggar, Bank Indonesia berwenang
menindak bank yang bersangkutan dengan menjatuhkan sanksi administratif, seperti mencabut izin usahanya. Walaupun demikian dalam rangka pengawasan
intern, bank diperkenankan membuat ketentuan internal bank sendiri self regulation dengsn berpedoman kepada kebijakan umum yang ditetapkan Bank
Indonesia yang dimaksudkan sebagai standart atau ukuran yang jelas dan tegas dalam pengawasan internal bank, sehingga bank diharapkan dapat melaksanakan
kebijakannya sendiri dengan baik dan penuh tanggungjawab.
Universitas Sumatera Utara
B. JENIS-JENIS PERBANKAN