1. Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil mudharabah 2. Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal musyarkah
3. Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan murabahad 4. Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan ijarah
5. Atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain ijarah wa iqtina
Sedangkan penentuan biaya-biaya jasa bank lainnya bagi bank yang berdasaarkan prinsip syariah juga sesuai dengan syariah islam. Sumber penentuan harga atau
pelaksanaan kegiatan bank prinsip syariah dasar hukumnya adalah Alquran dan Sunah Rasul. Bank berdasarkan prinsip syariah mengharamkan pengguanaan harga produknya
dengan bunga tertentu. Bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah bunga adalah riba.
C. ASAS DAN FUNGSI PERBANKAN
Untuk mempelajari norma hukum, kita harus mengetahui asas-asas hukumnya. Jadi, norma hukum itu lahir karena dilatarbelakangi oleh dasar-dasar filosofi tertentu.
Itulah yang dinamakan asas hukum. Dengan demikian, asas hukum itu merupakan dasar atau ratio logis bagi dibentuknya suatu norma hukum, demikian pula sebaliknya, norma
hukum itu harus dapat dikembalikan kepada asas hukumnya sendiri. Norma hukum itu tidak lain adalah perwujudan dari asas hukumnya.
Asas hukum ini sebagai suatu sarana yang membuat hukum itu hidup, tumbuh, dan berkembang dan ia juga menentukan bahwa hukum itu bukan sekedar kumpulan
peraturan belaka. Hal ini disebabkan asas hukum ini mengandung nilai-nilai dan tuntutan- tuntutan etis, yang merupakan jembatan antara peraturan-peraturan hukum dan cita-cita
Universitas Sumatera Utara
sosial dan pandangan etis masyarakat. Jadi
20
Dalam pelaksanaan kemitraan antara bank dan nasabahnya, untuk terciptanya sistem sistem perbankan yang sehat, kegiatan perbankan perlu dilandasi dengan beberapa
asas hukum khusus, yaitu: asas hukum inilah yang memberikan makna
etis kepada peraturan-peraturan hukum serta tata hukum yang berlaku.
21
1. Asas Demokrasi Ekonomi Asas ini ditegaskan dalam Pasal 2 Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun
1998, bahwa Perbankan Indonesia dalam melakukan usahanya berdasarkan demokrasi ekonomi yang berarti fungsi usaha perbankan didasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945. Secara eksplisit Undang-Undang mengakui bahwa hubungan antara bank dan nasabah penyimpan dana adalah hubungan kepercayaan yang membawa konsekuensi
bank tidak boleh hanya memperhatikan kepentingan nasabah penyimpan dana. 2. Asas Kerahasian
Asas kerahasian adalah asas yang mengaharuskan mewajibkan bank merahasiakan segala sesuatu yang berhubungan dengan keuangan dan dan lain-lain dari
nasabah bank menurut kelaziman dunia perbankan wajib dirahasiakan. Kerahasian ini adalah bagi kepentingan bank sendiri karena memerlukan kepercayaan masyarakat yang
menyimpan uangnya di bank. Keterikatan bank terhadap nasabah untuk merahasiakan keadaan keuangan nasabah menunjukan bahwa hubungan antara bank dan nasabah
penyimpan dana dilandasi asas kerahasiaan. 3. Asas Kepercayaan
Dalam asas ini menyatakan bahwa usaha bank dilandasi oleh hubungan kepercayaan antara bank dan nasabahnya. Bank bekerja demgan menggunakan dana dari
20
Sathipto Rahardjo, Hukum Perbankan di Indonesia, Bandung: Sumur Bandung, hal 47.
21
www. wikipedia. com ... bank sehat.php, diunggah tanggal 25 September, pukul 11.00.
Universitas Sumatera Utara
masyrakat yang disimpan padanya atas dasar kepercayaan, sehingga setiap bank perlu terus menjaga kesehatannya dengan tetap memelihara dan mempertahankan kepercayaan
masyarakat padanya. Kemauan masyarakat untuk menyimpan sebagian uangnya di bank, semata-mata dilandasi kepercayaan bahwa uangnya akan dapat diperolah kembali pada
waktu yang diinginkan atau sesuai dengan yang diperjanjikan dan disertai dengan imbalan. Banyak faktor yang dapat menyebabkan ketidakpercayaan nasabah terhadap
suatu bank, yang dapat memungkinkan terjadinya rush terhadap dana yang disimpannya. Dengan kata lain, menurut Undang-Undang, hubungan antara bank dengan nasabahnya
bukan hanya hubungan kontaktual biasa antara debitor dengan kreditor, namun diliputi dengan asas kepercayaan.
4. Asas Kehati-hatian Pasal 2 dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 menyebutkan bahwa
Perbankan Indonesia dalam melakukan usahanya berasaskan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian. Kemudian disebutkan pada Pasal 29, bahwasanya
bank-bank wajib melakukan kegiatan usaha sesuai dengan prisip kehati-hatian ayat 2 dan bank dalam memberikan kredit pembiayaan berdasarkan prinsip syariah dan
melakukan kegiatan usaha lainnya wajib menempuh cara-cara yang tidak merugikan bank dan nasabah yang mempercayakan dananya kepada bank ayat 3.
Prinsip kehati-hatian ini harus dijalankan oleh bank bukan hanya karena dihubungkan dengan kewajiban bank agar tidak merugikan nasabah yang
mempercayakan dananya kepada masyarakat, yaitu
22
22
Sutan Remy Sjahdeini, Sejarah dan Perkembangan Kredit, Bandung: Alumni, 1980, hal 175.
sebagai bagian dari sistem moneter yang menyangkut kepentingan semua anggota masyarakat yang bukan hanya nasabah
penyimpan dana dari bank itu saja. Tujuan dari diberlakukannya prinsip kehati-hatian ini adalah agar bank menjalankan usahanya secara baik-baik dan benar dengan memenuhi
Universitas Sumatera Utara
ketentuan-ketentuan dan norma-norma hukum yang berlaku dalam dunia perbankan, yang mana hal tersebut berdampak pada terjaganya kesehatan bank yang bersangkutan dan
peningkatan efisiensinya. Untuk itulah dalam beberapa ketentuan perbankan dijabarkan rambu-rambu penerapan pelaksanaan prinsip kehati-hatian dalam dunia perbankan, yang
merupakan suatu kewajiban atau keharusan bagi bank untuk memperhatikan, mengindahkan, dan melaksanakannya.
Dalam melaksanakan kegiataannya, lembaga keuangan bank di Indonesia
23
Fungsi perbankan memiliki misi dan fungsi yang khusus, jadi lemabaga perbankan Indonesia selain
mempunyai fungsi yang lazim yaitu menghimpun dana dari masyarakat serta menyalurkannya, juga bertujuan guna mendukung pelaksanaan pembangunan nasional
dalam rangka meningkatkan pemerataan pembangunan dn hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional, ke arah peningkatan taraf hidup orang banyak.
24
Tujuan Perbankan sendiri menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
25
1. Sebagai ā€¯financial intermediaryā€¯ dengan kegiatan usaha pokok menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat atau pemindahan dana
adalah menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan mobilitas
nasional kearah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak. Dengan demikian, perbankan nasional di Indonesia, mempunyai fungsi dan
tujuan antara lain:
23
Muhhamad Djumhana, Rahasia Bank Ketentuan dan {Penerapanny di Indonesia, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1996, hal 56.
24
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, Pasal 1 ayat 2.
25
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Bank Umum Menimbang, bagian a.
Universitas Sumatera Utara
masyarakat dari unit surplus kepada unit defisit atau pemindahan uang dari penabung kepada peminjam.
2. Penghimpun dan penyaluran dana masyarakat tersebut bertujuan menunjang sebagai tugas penyelenggaraan negara yakni:
a. Menunjang pembangunan nasional, termasuk pembangunan daerah; bukan melaksanakan misi pembangunan suatu golongan apalagi
perseorangan. Jadi perbankan Indonesia diarahkan untuk menjadi agen pembangunan agent of development
b. Dalam rangka mewujudkan trilogi pembangunan nasional, yakni: i. Meningkatkan pemerataaan kesejahteraan rakyat banyak, bukan
kesejahteraan segolongan orang atau orang perseorangan saja melainkan kesejahteraan rakyat Indonesia, tanpa kecuali
ii. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional, bukan pertumbuhan ekonomi segolongan orang atau orang
perseorangan saja, melainkan pertumbuhan ekonomi yang diserasikan
iii. Meningkatkan stabilitas nasional yang sehat dan dinamis iv. Meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan rakyat banyak,
artinya tujuan yang hendak dicapai oleh peerbankan nasional adalah meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan rakyat
Indonesia, bukan segolongan orang atau perseorangan saja. 3. Dalam menjalankan fungsi tersebut, perbankan Indonesia harus mampu
melindungi secara baik apa yang dititipkan masyarakat kepadanya dengan menerapkan prinsip kehati-hatian prudential banking, dengan
cara:
Universitas Sumatera Utara
a. Efisiensi, sehat, wajar dalam persaingan yang sehat yang semakin mengglobal atau mendunia
b. Menyalurkan dana masyarakat tersebut kebidang-bidang yag produktif, bukan konsumtif.
4. Peningkatan perlindungan dana masyarakat yang dipercayakan pada
bank, selain melalui penerapan prinsip kehati-hatian, juga pemenuhan ketentuan persyaratan kesehatan bank.
Manfaat perbankan pada kenyataannya
26
Praktek perbankan di Indonesia
tidak lagi terbatas hanya pada fungsi umum saja, melainkan dijuruskan kepada fungsi suatu lembaga untuk digunakan sebagai
aparatur khusus yang melayani secara khusus pula kebutuhan permodalan untuk pembangunan.
27
oleh pemerintah bisa ditugaskan untuk melaksanakan program pemerintah guna mengembangkan sektor-sektor
perekonomian tertentu, atau memberikan perhatian yang lebih besar pada koperasi dan pengusaha golongan ekonomi lemah atau pengusaha kecil dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Jasa bank sangat penting dalam pembangunan ekonomi suatu negara. Jasa perbankan pada umumnya terbagi atas
dua tujuan.
28
uang tunai Pertama, sebagai penyedia mekanisme dan alat pembayaran yang
efesien bagi nasabah. Untuk ini, bank menyediakan , tabungan, dan
kartu kredit Ini adalah peran bank yang paling penting dalam kehidupan ekonomi. Tanpa adanya penyediaan alat pembayaran yang efesien ini, maka barang hanya
dapat diperdagangkan dengan cara barter yang memakan waktu Kedua, dengan
26
Mustafaa Siregar, Op.Cit, hal 9.
27
Muhamad Djumhana, Op.cit 56-57.
28
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, 6th Ed, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, hal 25-27, 2002
Universitas Sumatera Utara
menerima tabungan dari nasabah dan meminjamkannya kepada pihak yang membutuhkan dana, berarti bank meningkatkan arus dana untuk investasi dan
pemanfaatan yang lebih produktif. Bila peran ini berjalan dengan baik, ekonomi suatu negara akan menngkat. Tanpa adanya arus dana ini, uang hanya berdiam di
saku seseorang, orang tidak dapat memperoleh pinjaman dan bisnis tidak dapat dibangun karena mereka tidak memiliki dana pinjaman.
Dapat disimpulkan bahwa perbankan di Indonesia, secara ekonomi makro mempunyai fungsi mendayagunakan dana masyarakat, meningkatkan taraf hidup rakyat,
pemerataan penghasilan equilibrium of income, serta peningkatan lapangan kerja, peningkatan potensi masyarakat dan sebagainya. Dalam hal sosial budaya pun
pertumbuhan perbankan Indonesia berhasil menjalankan fungsinya dengan meningkatkan pola berpikir masyarakat, yaitu berupa peningkatan pola kehidupan masyarakat dengan
mendekatkan diri pada lembaga perbankan. Keberhasilan perbankan dalam memainkan peranannya dalam pembangunan nasional tentu akan dapat mewujudkan kehidupan
rakyat yang lebih baik dari sebelumnya.
D. CIRI-CIRI BANK SEHAT