memastikan kelancaran proses cut-over pada SPD1 Single Platform Day – One.
Merger ini membentuk bank keenam terbesar di Indonesia berdasarkan asset berdasarkan Surat Keputusan Gubernur BI Nomor 10 66 KEP.GBI 2008
Tanggal 15 Oktober 2008, sehingga dikeluarkanlah Surat BI Nomor 10 1091 DPIP Prz perihal pemberian izin penggabungan usaha merger, serta Surat
MenkumHam AHU-009427. AH. 01.09 Tahun 2008 Tanggal 22 Oktober 2008 perihal penerimaan pemberitahuan penggabungan perseroan. Perpaduan
keunggulan kedua bank menciptakan sebuah bank yang lebih baik dan bersaing serta tumbuh di tengah makin ketatnya persaingan sektor perbankan Indonesia.
B. Perlindungan Hukum Terhadap Kepentingan Para Pihak
Pada umumnya penggabungan, peleburan dan pengambilalihan perseroan merupakan urusan pribadi masing-masing perseroan yang melakukan penggabungan,
peleburan maupun pengambilalihan, walaupun demikian Undang-undang Peseroan Terbatas memberikan
batasan-batasan dalam rangka pelaksanaan kegiatan
penggabungan, peleburan maupun pengambilalihan perseroan terbatas. Pasal 104 Undang-undang Perseroan Terbatas menyatakan bahwa perbuatan hukum
penggabungan, peleburan maupun pengambilalihan perseroan terbatas harus memperhatikan:
59
a. Kepentingan perseroan, pemegang saham minoritas dan
karyawan perseroan, b. kepentingan masyarakat dan persaingan sehat dalam
melakukan usaha.
59
Gunawan Widjaja, Merger Dalam Perspektif Monopoli, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002, hal 55
Universitas Sumatera Utara
Dengan adanya tindakan merger dan akuisisi, ada pihak-pihak tertentu yang tergolong lemahkecil yang kedudukannya menjadi riskan. Karena itu, adalah
menjadi tugas sektor hukum untuk menjaga keadilankesebandingan, dengan melindungi pihak yang lemah tersebut. Adapun pihak lemah yang kedudukannya
krusial jika terjadi merger tersebut antara lain mereka yang lemah secara struktural, finansial dan lokalisasi.
60
1. Prinsip-prinsip umum mengenai kebijaksanaan kesejahteraan sosial yang akan diterapkan setelah merger
1. Perlindungan Pihak Yang Lemah Secara Struktural
Dalam hal ini dimaksudkan bahwa kedudukan pihak tersebut dalam struktur pembagian wewenang dari suatu perusahaan sangat lemah dibandingkan dengan
kedudukan pihak lainnya.
Sebagai contoh, menurut sistem hukum positif kita, dari segi Corporate Law, kedudukan pihak lain seperti pemegang saham, direktur atau komisaris. Para pekerja
sama sekali dilibatkan dalam hal penentuan policy maupun operasional perusahaan.
Para pekerja dalam perusahaan yang akan merger merupakan salah satu pihak yang
mesti sangat diperhatikan dan dipertimbangkan sebelum merger dilakukan.
Beberapa hal yang harus diperhatikan sehubungan dengan para pekerja ini
dalam hubungan dengan merger adalah sebagai berikut :
2. Waktu yang pantas untuk berkonsultasi dengan organisasi pekerja 3.
Cara dan saat untuk menginformasikan merger kepada pekerja
60
Munir Fuady, Hukum Tentang Merger, PT Citra Aditya Bakti , Bandung, 1999, hal 127- 135.
Universitas Sumatera Utara
4. Cara-cara untuk mencegah atau setidak-tidaknya mengeliminir
kemungkinan kerugian materiil kepada pihak pekerja, termasuk memberikan kompensasi yang bersifat materil
5. Aktivitas khusus dari organisasi pekerja dalam perusahaan 6.
Suatu garansi terhadap keamanan dan ketersediaan pekerjaan setelah merger.
Dalam kasus-kasus merger dan akuisisi, seringkali dengan alasan peningkatan efisiensi dan perampingan usaha, setelah merger dan akuisisi sebagian pekerja
diputuskan untuk di PHK. Pihak pekerja menurut sistem hukum kita hampir-hampir tidak punya upaya hukum apapun menolak PHK tersebut. Karena itu, asalkan PHK
tersebut dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, maka PHK tersebut sudah sah. Namun dalam pelaksanaan merger yang
dilakukan oleh CIMB Niaga tidak bermaksud untuk melakukan pemutusan kerja dan oleh karenanya tidak akan memberikan paket pesangon, namun tetap memperhatikan
peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan mengenai kompensasi dalam hal ada karyawan yang ingin mengundurkan diri, dengan sebelumnya meminta untuk
menandatangani surat pengunduran diri bagi pihak karyawan yang tidak ingin bergabung, yang dibuat sama dengan Tanggal Efektif Penggabungan.
61
61
Hasil wawacancara dengan Asisiten Manager Bidang Legal, Bapak Jon Bert pada CIMB Niaga, tanggal 7 Oktober 2010.
Sungguhpun Undang-undang tentang Perseroan Terbatas mengisyaratkan perlindungan terhadap pihak karyawan perusahaan, disamping perlindungan pihak-
pihak lainnya, dalam hal terjadinya merger, akuisisi dan konsolidasi. Untuk hal tersebut, Pasal 104 dari Undang-Undang tentang Perseroan Terbatas selengkapnya
berbunyi :
Universitas Sumatera Utara
Perbuatan hukum penggabungan, peleburan, dan pengambilalihan perseroan harus memperhatikan :
a. Kepentingan perseroan, pemega ng saha m minoritas dan karyawan perseroan
b. Kepentingan masyarakat dan persaingan sehat dalam melakukan usaha Penggabungan, peleburan dan pengambilalihan perseroan tidak mengurangi
hak pemega ng saha m minoritas untuk menjual saha mnya dengan harga yang wajar. Dan bagi pihak CIMB, pelaksanaan merger memiliki akibat yang mana
seluruh karyawan Lippo Bank menjadi karyawan CIMB Niaga dan masa kerjanya secara tidak terputus. Selain itu, nilai upah dan manfaat yang diterima karyawan akan
tetap sama seperti sebelum penggabungan, hingga diselesaikannya proses dan tahapan harmonisasi yang tergetkan pada bulan Desember 2008 dan untuk
diimplementasikan pada tanggal 1-1-2009 satu Januari duaribu sembilan, yang mana jumlahnya tidak akan lebih rendah dari keseluruhan upah dan manfaat yang
diterima karyawan CIMB Niaga dan Lippo Bank sebelum penggabungan.
62
Benar ada peraturan di negara tertentu yang mensyaratkan beralihnya setiap kontrak kerja atas atau kesepakatan kerja bersama dari perusahaan yang dilebur
kepada perusahaan yang melakukan merger by the operation of law demi hukum. Dua hal tersebut berlaku secara otomatis, sungguhpun tidak disebut-sebut dalam
perjanjian merger dan akuisisi. Di Indonesia kita belum mempunyai aturan seperti itu. Bahkan ketentuan perburuhan kita memperbolehkan pemutusan hubungan kerja
terhadap para pekerja, asal dilakukan dengan prosedur dan syarat-syarat yang sesuai
62
Hasil wawacancara dengan Asisiten Manager Bidang Legal, Bapak Jon Bert pada CIMB Niaga, tanggal 08 Oktober 2010.
Universitas Sumatera Utara
dengan hukum yang berlaku. Alasannya bisa saja misalnya untuk meningkatkan efisiensi perusahaan.
Selain itu, juga benar di negara-negara tertentu diperkenankan partisipasi serikat kerja di perusahaan yang bersangkutan dalam proses merger dan akuisisi.
Dan itu sudah selangkah lebih maju. Namun demikian, keputusan akhir tentu tetap berada pada pihak pemegang saham, sebagai pemegang kekuasaan tertinggi
2. Perlindungan Pihak Yang Lemah Secara Finansial
Ada juga pihak tertentu yang sebenarnya dalam struktur kedudukannya kuat secara yuridis, misalnya para pemegang saham. Tetapi karena ikatan finansial yang
lemah antara yang bersangkutan dengan perusahaan, misalnya karena sahamnya minoritas, maka konsekuensinya posisi yang bersangkutan juga akhirnya menjadi
lemah. Dalam hal ini kembali sektor hukum dimintakan perannya untuk menjaga keadilan dan kesebandingan hukum dengan memberi perlindungan kepada pemegang
saham minoritas sampai batas-batas tertentu.
Perlindungan terhadap pemegang saham, terutama pemegang saham minoritas sangat penting dalam hukum merger, di samping perlindungan pihak-pihak
lainnya seperti pihak karyawan perusahaan. Dalam merger Code Belanda misalnya,
bahkan di dalamnya diatur tiga pokok permasalahan sebagai berikut :
Bab I : Mengatur tentang perlindungan pemegang saham berlaku khusus
untuk pena waran umu m saha m Bab II : Mengatur tentang perlindunga n karya wa n. Ba hkan untuk
perusahaan ya ng mempunyai minimal 100 seratus ora ng karya wa n, usaha untuk mer ger haruslah berkonsultasi denga n trade
union
Universitas Sumatera Utara
Bab III : Mengatur t entang infor masi tentang mer ger yang diperlukan oleh Ment eri Ekonomi di sana.
Sistem pengaturan Unda ng-Unda ng No. 4 Tahun 1971, yang menguba h Pasal 54 KUHD, memberla kuka n prinsip one share one vote,
suatu prinsip yang menempat kan pihak pemegang saha m minoritas seba gai pihak ya ng ra wan eksploitasi. Hanya dala m hal-hal t ert entu saja, yakni dala m
hal-hal yang t er masuk ke dala m dangerous area, diberika n perhatian khusus oleh hukum untuk melindungi piha k pemega ng saha m minor itas.
Perlindunga n pemega ng saha m minoritas dala m hal seperti ini dila kuka n denga n memper kena lka n prinsip special vote, yang operasionalisasinya
mini ma l dila kukan denga n dua cara sebagai berikut :
1 Prinsip Silent Majority
Dala m hal ini pemega ng saha m ma yoritas diwa jibka n abstain dala m voting.
Salah satu versi dari prinsip silent majority ini adalah “sistem pemilihan berlapis”, yang misalnya diper kenalka n oleh Keputusan Ketua Bapepa m
No. Kep-01PM1993, tanggal 29 Januari 1993, yang telah diga nti denga n Peraturan Bapepa m No. 04PM1994, tangga l 7 Januari 1994.
Prinsip pemilihan berlapis ini dioperasionalisasikan denga n cara pela ksanaan dua kali voting. Pada voting perta ma hanya pemega ng
saha m tida k berbenturan kepentinga npemega ng saham minoritas yang boleh melakukan voting, sementara pemegang ya ng berbenturan
kepentinga npemega ng sa ha m ma yoritas ha nya boleh meneruskan rapat jika keputusa n pemega ng saha m tida k berbenturan
kepentinga npemega ng sa ha m minor itas meneri ma usula n ya ng
Universitas Sumatera Utara
bersangkutan yaitu usulan untuk mela kuka n transa ksi ya ng berbentura n kepentinga n. Cont oh dari transaksi ya ng berbenturan kepentinga n
adalah apa ya ng populer denga n istila h “akuisisi int ernal”.
2 Prinsip Super Majority
Dala m hal ini voting yang dilakukan dalam Rapat Umu m Pemegang Saha m mensyaratka n lebih dari seka dar simple majority
51 untuk dapat memena ngka n voting. Misalnya pemberlakuan prinsip super majority ini mensyaratka n voting dua pertiga suara, 75,
bahkan persentasenya bisa lebih dari itu. Keputusan dari rapat tidak dapat dia mbil jika suara ya ng setuju kurang dari jumla h persentase
tersebut. Dala m prakt ek, Anggaran dasar Perseroa n Terbatas yang standar umu mnya memberla kuka n prinsip super majority dala m hal-hal
tert entu yang mungkin menja di krusial bagi seluruh pemega ng saha m, ter masuk yang minoritas. Unda ng-Unda ng t entang P erser oan Terbatas
member lakuka n prinsip super majority, baik terha dap hal-hal ya ng ditentuka n sendiri dala m anggaran dasar perseroan Pasal 74 ayat 2,
ataupun t erha dap kegiatan-kegiata n yang t elah dit entukan sendir i oleh unda ng-unda ng, misalnya jika perseroa n melakukan perubaha n
anggaran dasar Pasal 75, mer ger, akuisisi, konsolidasi, kepailitan, likuidasi Pasal 76, atau pembelia n kembali saha m Pasal 31.
Di sa mping perlindunga n pemega ng sa ha m minoritas dala m hubunga n denga n pranata mer ger da n a kuisisi, yaitu berupa pember lakua n prinsip
special vote da n prinsip super majority, masih ada usa ha-usa ha lain dala m ilmu huku m perusahaan untuk melindungi pemega ng saha m minoritas,
Universitas Sumatera Utara
misalnya apa yang disebut dengan hak appraisal, derivative suit, fair dealing, dan sebagainya. Pada CIMB Niaga, dila kukan penerapa n appraisal right,
yaitu a dalah hak dari pemega ng saha m minorit as yang tidak setuju ter hadap mer ger t etapi dia kalah suara atau t erhada p tinda ka n-tindaka n korporat
lainnya, untuk menjual sa ha m yang dipega ngnya itu kepa da perusahaan ya ng bersangkutan, di ma na piha k perusahaan ya ng mengisukan saha m t ersebut
wa jib membeli kembali saha m-sa ha mnya itu denga n harga ya ng pantas. Dala m pengaplikasiannya, piha k CIMB menghitung nilai konversi saha m
Lippo Ba nk denga n hasil penilaian atas nilai pasar yang wajar yang dibuat oleh penilai independen.
63
Ada juga para pihak ya ng tersangkut denga n perusahaan tetapi mempunyai keduduka n yang lema h secara lokalisasi. Ma ksudnya, piha k
tersebut berada jauh dari perusahaan atau bahka n orang luar perusa haa n it u sendiri, t etapi mempunyai hubungan denga n perusahaan. Hubunga n tersebut
dapat berupa : Hal t ersebut sesuai denga n Unda ng-unda ng t entang Perseroa n Terbatas
ya ng memberika n ha k kepa da pemega ng saha m minoritas untuk menjual saha mnya denga n harga ya ng wajar jika terja di mer ger, akuisisi da n
konsolidasi Pasal 104 ayat 2 jo. Pasal 55 ayat 1. Di sa mping itu, pemega ng saha m minor itas dapat juga mengajuka n ke penga dilan piha k
perseroa n Pasal 54 ayat 2, anggota dir eksi Pasal 85 ayat 3, da n komisaris Pasal 98 ayat 1, atau meminta pengadila n untuk mela kuka n
pemeriksaan ke dala m perseroa n Pasal 110, 111 da n 112.
3. Perlindungan Pihak Yang Lemah Secara Lokalisasi
63
Hasil wawacancara dengan Asisiten Manager Bidang Legal, Bapak Jon Bert pada CIMB Niaga, tanggal 08 Oktober 2010.
Universitas Sumatera Utara
1 Hubungan Kontraktual, misalnya antara kreditur dengan perusahaan yang
bersangkutan. 2
Hubungan non kontraktual, misalnya denga n si tersaing secara tida k fair.
Jadi, kreditur merupaka n salah satu dangerous party yang mest i selalu waspada jika suatu perusahaan mela kukan mer ger da n akuisisi. Aka n
lebih a ma n bagi kr editur dari suatu perusa haan publik, mengingat adanya kewajiban melaporkan kepa da Bapepa m da n mengu mu mka n kepa da publik
terha dap transa ksi-transaksi spesial seperti merger dan akuisisi ini. Karena itu pula, demi melindungi semua piha k, teruta ma piha k kreditur, mestinya
terha dap perusa haa n non publik pun mela kuka n hal ya ng sa ma, berupa seberapa dapat membuat pengu muma n kepa da publik jika aka n dila kuka n
mer ger da n akuisisi, dan CIMB Niaga tela h melakuka n pengu muma n terlebi h da hulu mela lui surat kabar da n penempa tan pa mflet yang t erleta k
dipersimpa ngan jalan Ja min Ginting.
64
1 Peralihan Aset Kruisalnya keduduka n piha k kreditur, karena denga n mer ger da n
akuisisi antara lain dapat terjadi dua hal seba gai berikut :
Jika terjadi peraliha n aset perusahaan ya ng mela kuka n mer ger, yang dala m hal mempunyai kedudukan seba gai debitur, ma ka hutangnya
kepada debitur dapat menja di hutang tanpa dukunga n aset ya ng merupa kan ja mina n pelunasan hutang.
2 Non Eksist ensi Legal Entity
64
Hasil wawacancara dengan Asisiten Manager Bidang Legal, Bapak Jon Bert pada CIMB Niaga, tanggal 08 Oktober 2010.
Universitas Sumatera Utara
Jika ekistensi dari debitur justru bubar setelah mela kuka n mer ger, lalu siapa yang harus bertanggung jawab terhadap hutang-hutangnya kepada
kr editur? Dala m hal peralihan aset karena mer ger da n akuisisi, upaya hukum ba gi
kr editur ha nya ada terha dap special case saja. Upa ya hukum t ersebut dapat berupa :
a Actio Pauliana Jika debitur mela kukan pengaliha n aset untuk mengela k
pembayaran hutang-hutangnya, maka jika terpenuhi syarat-syarat tert entu seperti tersebut dala m Pasal 1341 KUHP erdata, penga liha n
aset tersebut dapat dibatalka n lewat konstruksi hukum ya ng populer denga n sebutan actio pauliana. Transa ksi mer ger dapat
dipanda ng seba gai transaksi objek pra nata actio pauliana, kar ena denga n mer ger ada aset perusahaan ya ng beralih. S edangka n denga n
transaksi akuisisi, saha m ya ng dialihka n tersebut merupa kan aset nya pihak pemega ng saha m, karena itu actio pauliana dapat
diberlakuka n. b Negative Convenant
Jika ada Negative Convenant dala m perja njian kr edit ya ng melarang atau harus minta izin kreditur jika aset ingin dialihkan.
Dalam hal ini pun, jika dilanggar oleh debitur, hanya menyebabkan debitur default ter hadap perjanjia n kr edit yang bersangkutan. Ja di
tida k sa mpai batalnya transaksi pengaliha n aset, ya ng kemungkina n t ela h sah dila kuka n oleh debitur denga n piha k ket iga.
Kecuali piha k ketiga beritika d tidak baik untuk itu.
Universitas Sumatera Utara
Jika sebagai a kibat dari mer ger, para debitur kemudia n membubar kan diri, berbagai kemungkina n dapat t erjadi ter hadap
keduduka n kr editurnya, yaitu sebagai berikut : a
Perusahaan yang masih exist akan mena nggung hutang-hutang lewat konstruksi hukum novasi vide Pasal 1417 KUHPer data. Ini t entunya
dapat dilakuka n jika : i
ada izin dari kr editur, ii
didisclose huta ng t ersebut kepada calon debitur baru, iii
calon debitur baru “ mengasumsi” meneri ma pengaliha n tanggung ja wab hukum ya ng bersangkutan.
b Jika piha k debitur perusa haa n yang tela h lenyap tida k aware aka n adanya hutang t ersebut sehingga tida k didisclose, ma ka
kemungkina n ya ng t erjadi adalah sebagai berikut : i
Di negara-negara Common Law, dir ektur pribadi aka n bertanggung ja wab, karena dia telah mela kukan breach
terha dap fiduciary duty duty of Care terhadap perusahaannya. Unda ng-unda ng t entang P erseroan Terbatas
juga mengintrodusir semaca m tugas fiduciar y t erhadap direksi Pasal 85 ayat 1 dan t erha dap komisaris Pasa l
98 ayat 1. ii
Ada negara-negara ya ng la ngsung membebanka n tanggung ja wab atas huta ng t ersebut by the operation of law demi
hukum kepa da perusahaan yang exist set ela h mer ger. Hal ya ng demikian juga dianut oleh Unda ng-unda ng t entang
Perseroan Terbatas lewat Pasal 107 ayat 3a.
Universitas Sumatera Utara
iii Seperti yang berlaku di Indonesia, jika direkturnya tida k
dala m kea daan “lalai” atau mendisclosenya, ma ka tidak ada ket entua n huku m yang membeba nka n tanggung ja wab hutang
tersebut kepada piha k t ert entu. S ehingga, hal t ersebut menja di tanggung ja wab kr editur sendiri.
iv Seperti ya ng berlaku di Indonesia, jika direkturnya diangga p
dala m kea daan “lalai”, sehingga tidak mendisclose hutang kepada pihak yang mela kuka n mer ger merupaka n
“ket eledora n” direktur sendiri, ma ka dala m hal ini direktur sendirila h secara pribadi ya ng berta nggung jawab. Satu da n
lain hal dikar ena kan direktur t ela h mela kukan perbuatan ya ng mela nggar hukum, ya ng seharsunya selaku direktur tida k
boleh dila kuka nnya. Cont oh lain dari piha k ya ng kedudukannya krusial secara lokalisasi
tetapi hanya mempunyai hubungan non kontraktural terhadap perusahaan ya ng mela kuka n mer ger, adala h piha k ya ng tersaing secara curang. Mema ng sering
dipersoalka n di ma na-ma na, bahwa denga n mer ger, dapat berarti pa ngsa pasar sema kin berta mba h besar danatau mata rantai produksi sema ki n
panja ng dari hulu ke hilir. Ini aka n menyebabka n timbulnya prakt ek bisnis tida k sehat da n tidak fair terha dap si t ersaing, yang sering disebut denga n
“persainga n curang”. Konsekuensinya, pasar tida k aka n berfungsi denga n baik.
Di beberapa negara, sekt or huku m dala m ka sus persainga n curang karena mer ger t ersebut aka n turut ikut ca mpur, ya kni denga n cara melarang
mer ger yang menga kibatka n penguasaan pangsa pasar secara berlebiha n, karena dala m hal ini telah menja di monopoli yang illegal. Sementara mer ger
Universitas Sumatera Utara
ya ng tida k menyebabkan monopoli, tida k dilarang oleh hukum. Unda ng- Unda ng tentang P erseroa n Terbatas denga n tegas melara ng mer ger akuisisi
da n konsolidasi ya ng mer ugika n kepentinga n perseroa n, pemega ng saha m minor itas, para karya wa n, kepentinga n masyarakat da n persainga n sehat
Pasal 104 ayat 1.
C. Pembagian Kewenangan Setelah Penggabungan