BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik dengan menggunakan model persamaan regresi linear berganda
yang bertujuan untuk mengetahui hubungan dan pengaruh dari beberapa variabel bebas independen terhadap variabel terikat dependen. Analisis data dimulai
dengan mengolah data menggunakan Microsoft Excel, kemudian selanjutnya melakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis dengan regresi
berganda menggunakan software SPSS. Prosedurnya dimulai dengan memasukkan semua variabel bebas dan variabel terikat dalam penelitian ini ke
program SPSS dan selanjutnya akan menghasilkan output sesuai dengan metode analisis data yang telah ditentukan. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan,
didapat 15 perusahaan properti dan real estat yang memenuhi kriteria untuk dijadikan sampel dalam penelitian ini dan diamati selama periode 2008 sampai
dengan 2011.
4.2. Hasil Penelitian 4.2.1. Analisis Statistik Deskriptif
Metode statistik deskriptif adalah metode statistik yang digunakan dalam penelitian yang dilakukan untuk memperoleh gambaran yang
Universitas Sumatera Utara
sebenarnya tentang kondisi perusahaan dalam analisis. Statistik deskriptif ini memberikan gambaran mengenai nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-
rata, dan standar deviasi dari variabel-variabel independen dan variabel dependen yang digunakan dalam penelitian. Variabel dalam penelitian ini
terdiri dari arus kas bebas dan leverage keuangan sebagai variabel independen dan manajemen laba sebagai variabel dependen. Statistik
deskriptif variabel-variabel tersebut dari sampel perusahaan properti dan real estat selama periode 2008 sampai dengan 2011 disajikan sebagai berikut ini :
Tabel 4.1
Sumber : Output SPSS, diolah penulis, 2012
Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat diketahui nilai maksimum, nilai minimum, rata-rata dan standar deviasi masing-masing variabel dapat
dijelaskan sebagai berikut : a Variabel Arus Kas Bebas X
1
memiliki jumlah sampel N sebanyak 68, dengan nilai minimum terkecil -0,3666, nilai maksimum
terbesar 0,2157 dan mean nilai rata-rata -0,028865. Standar Deviasi Simpangan Baku variabel ini adalah 0,1293343.
Descriptive Statistics
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation Manajemen Laba
68 -.3104
.2027 -.016834
.0768015 Arus Kas Bebas
68 -.3666
.2157 -.028865
.1293343 Leverage Keuangan
68 .0594
.7929 .444949
.1725678 Valid N listwise
68
Universitas Sumatera Utara
b Variabel Leverage Keuangan X
2
memiliki jumlah sampel N sebanyak 68, dengan nilai minimum terkecil 0,0594, nilai maksimum
terbesar 0,7929dan mean nilai rata-rata 0,444949. Standar Deviasi Simpangan Baku variabel ini adalah 0,1725678.
c Variabel Manajemen Laba Y memiliki jumlah sampel N sebanyak 68, dengan nilai minimum terkecil -0,3104, nilai maksimum
terbesar 0,2027 dan mean nilai rata-rata 0,016834. Standar Deviasi Simpangan Baku variabel ini adalah 0,0768015.
4.2.2. Uji Asumsi Klasik
Salah satu syarat yang menjadi dasar penggunaan model regresi berganda dengan metode estimasi Ordinary Least Square OLS adalah
dipenuhinya semua asumsi klasik, agar hasil pengujian bersifat tidak bias dan efisien Best Linear Unbiased Estimator. Pengujian asumsi klasik dalam
penelitian ini dilakukan dengan bantuan program statistik. Menurut Ghozali 2006 : 123, asumsi klasik yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut :
• Berdistribusi Normal. • Non-Multikolinearitas, artinya antara variabel independen dalam
model regresi tidak memiliki korelasi atau hubungan secara sempurna ataupun mendekati sempurna.
• Non-Autokorelasi, artinya kesalahan pengganggu dalam model regresi tidak saling berkorelasi.
• Non-Heterokedastisitas, artinya variance variabel independen dari satu pengamatan ke pengamatan lain adalah konstan atau
sama.
Universitas Sumatera Utara
4.2.2.1. Uji Normalitas Data
Uji data statistik dengan model Kolmogorov-Smirnov dilakukan untuk mengetahui apakah data sudah terdistribusi secara
normal atau tidak. Ghozali 2006 : 115, memberikan pedoman pengambilan keputusan rentang data mendekati atau merupakan
distribusi normal berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov yang dapat dilihat dari :
a Nilai sig. atau signifikan atau probabilitas 0,05, maka distribusi data adalah tidak normal,
b Nilai sig. atau signifikan atau probabilitas 0,05, maka distribusi data adalah normal.
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas 1
Sumber : Output SPSS, diolah penulis, 2012
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 68
Normal Parameters
a,,b
Mean .0000000
Std. Deviation .07270593
Most Extreme Differences Absolute
.132 Positive
.083 Negative
-.132 Kolmogorov-Smirnov Z
1.092 Asymp. Sig. 2-tailed
.184 a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil pengolahan pengujian data dengan model Kolmogorov-smirnov yang dapat dilihat pada tabel 4.2 diatas tersebut
yaitu nilai dari Asymp. Sig. 2-tailed adalah 0,184 yang mana 0,184 0,05, hal ini menunjukkan bahwa data telah terdistribusi secara normal
atau asumsi normalitas sudah terpenuhi. Selain itu juga untuk mengetahui apakah data telah terdistribusi secara normal atau tidak
dengan melihat grafik histogram dan normal probability plot sebagai berikut :
Gambar 4.1 Uji Normalitas Data 2
Sumber : Output SPSS, diolah penulis, 2012
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.2 Uji Normalitas 3
Sumber : Output SPSS, diolah penulis, 2012
Berdasarkan kedua grafik diatas dapat disimpilkan bahwa distribusi data adalah normal karena pada grafik histogram gambar
4.1, gambarnya menunjukkan bahwa distribusi data dengan berbentuk lonceng, yang artinya data telah terdistribusi dengan normal. Demikian
pula pada grafik P-P Plot gambar 4.2 terlihat bahwa titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebaran tidak menjauhi
garis diagonalnya. Sehingga dapat dikatakan kedua grafik
Universitas Sumatera Utara
menunjukkan data dalam model regresi tersebut tidak menyalahi asumsi normalitas atau terdistribusi secara normal.
4.2.2.2. Uji Multikolinearitas
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya gejala multikolinearitas ini dapat dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflation Factor
VIF. Apabila nilai tolerance 0,1 atau VIF 10, maka terjadi multikolinearitas. Sedangkan apabila nilai tolerance 0,1 atau VIF
10, maka tidak terjadi multikolinearitas. Hasil pengujian terhadap multikolinearitas pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinearitas
Sumber : Output SPSS, diolah penulis, 2012
Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat dilihat bahwa variabel independen memiliki nilai tolerance 0,1 yaitu nilai tolerance untuk
arus kas bebas 0,978 dan leverage keuangan 0,978. Kemudian nilai VIF kedua variabel tersebut 10 yaitu untuk arus kas bebas 1,022 dan
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Collinearity
Statistics B
Std. Error
Beta Tolerance
VIF 1 Constant
-.005 .025
-.214 .831
Arus Kas Bebas -.192
.070 -.323 -2.724
.008 .978
1.022 Leverage Keuangan
-.038 .053
-.086 -.725
.471 .978
1.022 a. Dependent Variable: Manajemen Laba
Universitas Sumatera Utara
leverage keuangan 1,022. Jadi dapat disimpulkan bahwa antara variabel independen dalam penelitian ini tidak ada terjadinya gejala
multikolinearitas.
4.2.2.3. Uji Heteroskedastisitas
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya terjadi gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik scatterplot yang
dihasilkan dari pengolahan data menggunakan program SPSS. Grafik scatterplot dari hasil pengolahan data SPSS dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
Gambar 4.3 Grafik Scatterplot
Sumber : Output SPSS, diolah penulis, 2012
Universitas Sumatera Utara
Dari grafik scatterplot dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu serta tersebar
baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Dengan demikian, pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
heteroskedastisitas sehingga model ini layak dipakai untuk memprediksi praktik manajemen laba pada perusahaan-perusahaan
properti dan real estat di Indonesia berdasarkan masukan variabel independen yaitu arus kas bebas dan leverage keuangan.
4.2.2.4. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pada periode t-1. Adanya autokorelasi dikarenakan observasi yang berurutan panjang sepanjang tahun yang berkaitan dengan yang
lainnya. Uji autokorelasi yang baik adalah bebas dari uji autokorelasi tersebut.
Uji ini menggunakan uji Durbin-Watson DW dengan hipotesis sebagai berikut :
Ho : tidak ada autokorelasi
Ha : ada autokorelasi
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.4 Hasil Uji Durbin-Watson
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .322
a
.104 .076
.0738160 2.058
a. Predictors: Constant, Leverage Keuangan, Arus Kas Bebas b. Dependent Variable: Manajemen Laba
Sumber : Output SPSS, diolah penulis, 2012
Dari tabel Durbin-Watson dengan menggunakan nilai signifikan 5 dapat dilihat untuk jumlah sampel sebanyak N 68 dan
jumlah variabel independen 2 k=2, maka akan didapat nilai dl = 1.554dan nilai du = 1.672. Dari uji tersebut didapat nilai DW 2.058
lebih besar dari batas atas du 1.672 dan kurang dari 4 – 1.672 4 – du, maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima yang menyatakan
bahwa tidak ada autokorelasi baik autokorelasi positif maupun autokorelasi negatif karena nilai DW diantara du d 4 – du 1.672
2.058 2.328.
4.2.3. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi R
2
menunjukkan seberapa besar variabel independen menjelaskan variabel dependennya. Nilai R
2
semakin mendekati 1 berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi
yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen. Sedangkan semakin kecil R
2
berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan
Universitas Sumatera Utara
variabel dependen amat terbatas. Namun nilai R
2
ini memiliki kelemahan yaitu nilai R
2
akan meningkat setiap ada penambahan satu variabel independen meskipun variabel independen tersebut tidak bepengaruh
signifikan terhadap variabel dependennya.
Tabel 4.5 Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .322
a
.104 .076
.0738160 a. Predictors: Constant, Leverage Keuangan, Arus Kas Bebas
b. Dependent Variable: Manajemen Laba
Sumber : Output SPSS, diolah penulis, 2012 Berdasarkan tabel 4.5 di atas dapat dijelaskan bahwa nilai R
2
pada penelitian ini sebesar 0,104 atau sebesar 10,4 yang mengindikasikan
bahwa variasi dari kedua variabel independen tersebut dapat menjelaskan variabel dependen sebesar 10,4 dan sisanya 89,6 dijelaskan oleh
variabel-variabel lain yang tidak dimasukkan dalam persamaan pada penelitian ini.
4.2.4. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian
hipotesis ini menggunakan uji parsial t-test dan uji simultan F-test.
Universitas Sumatera Utara
a. Uji Signifikan Simultan F-test Untuk melihat pengaruh arus kas bebas dan leverage keuangan
terhadap manajemen laba secara simultan dapat dihitung dengan menggunakan F-test.
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan SPSS diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 4.6 Hasil Uji Simultan F-test
ANOVA
b
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
1 Regression
.041 2
.021 3.765
.028
a
Residual .354
65 .005
Total .395
67 a. Predictors: Constant, Leverage Keuangan, Arus Kas Bebas
b. Dependent Variable: Manajemen Laba
Sumber : Output SPSS, diolah penulis, 2012 Hasil dari uji F tersebut menunjukkan nilai F
hitung
sebesar 3,765 atau 3,77 dengan tingkat signifikan sebesar 0,028, sedangkan F
tabel
sebesar 3,14 dengan signifikan 0,05. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa arus kas bebas dan leverage keuangan secara
simultan berpengaruh terhadap manajemen laba karena F
hitung
F
tabel
3,77 3,14 dengan tingkat signifikan 0,028 0,05. Hal ini berarti H ditolak dan H
a
diterima.
Universitas Sumatera Utara
b. Uji Signifikan Parsial t-test Untuk melihat pengaruh arus kas bebas dan leverage keuangan
terhadap manajemen laba secara parsial sekaligus guna mengetahui variabel independen mana yang berpengaruh dominan terhadap
variabel dependennya. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan SPSS diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 4.7 Hasil Uji Parsial t-test
Sumber : Output SPSS, diolah penulis, 2012
Dari tabel 4.6 diatas dapat ditentukan persamaan regresi sebagai berikut :
DA = -0,005 – 0,192 AKB – 0,038 LK
Keterangan : 1. Nilai B constant = -0,005 menunjukkan bahwa apabila tidak ada
nilai variabel independen yaitu arus kas bebas dan leverage
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
-.005 .025
-.214 .831
Arus Kas Bebas -.192
.070 -.323
-2.724 .008
Leverage Keuangan -.038
.053 -.086
-.725 .471
Universitas Sumatera Utara
keuangan, maka perubahan nilai manajemen laba yang dilihat dari nilai Y adalah tetap sebesar -0,005.
2. Nilai B
1
= - 0,192 menunjukkan bahwa setiap kenaikkan arus kas bebas sebesar 1 , maka perubahan manajemen laba yang dapat
dilihat dari nilai Y akan turun sebesar 0,192 dengan asumsi variabel lain tetap.
3. Nilai B
2
= - 0,038 menunjukkan bahwa setiap kenaikkan leverage keuangan sebesar 1 , maka perubahan manajemen laba yang
dilihat dari nilai Y akan mengalami penurunan sebesar 0,038 dengan asumsi variabel lain dianggap tetap.
Dari tabel 4.6 diatas juga akan dijelaskan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial yaitu :
1. Pengaruh arus kas bebas terhadap manajemen laba Hasil analisis uji t untuk variabel arus kas bebas X
1
dapat dijelaskan bahwa arus kas bebas menunjukkan nilai t sebesar –
2,724 dengan nilai signifikannya 0,008, karena nilai signifikan t lebih kecil dari 0,05 P 0,05 maka H
a
diterima dan H ditolak,
yang artinya arus kas bebas secara individual parsial berpengaruh
signifikan terhadap manajemen laba pada
perusahaan-perusahaan properti dan real estat yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
2. Pengaruh leverage keuangan terhadap manajemen laba Hasil analisis uji t terhadap leverage keuangan X
2
menunjukkan nilai t sebesar -0,725 dengan nilai signifikannya 0,471, dengan
demikian karena nilai signifikannya lebih besar dari 0,05 P 0,05 maka H
diterima dan H
a
ditolak. Ini berarti leverage keuangan secara parsial tidak berpengaruh terhadap manajemen
laba.
4.3. Pembahasan Hasil Penelitian
Dalam penelitian ini, manajemen laba diukur dengan menggunakan discretionary accruals. Tindakan perusahaan untuk memanajemen laba ini akan
menyebabkan ketertarikan investor pada suatu perusahaan karenakinerja keuangan perusahaan yang baik. Dari hasil pengujian secara simultan F-test diketahui
bahwa arus kas bebas dan leverage keuangan mempunyai pengaruh secara simultan yang signifikan terhadap manajemen laba. Hal ini ditunjukkan oleh
F
hitung
sebesar 3,765 yang mana nilainya lebih besar dari F
tabel
3,14. Nilai koefisien determinasi R
2
dalam penelitian ini adalah sebesar 0,104 atau 10,4 . Hal ini berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam penelitian ini arus kas
bebas dan leverage keuangan sangat terbatas dalam menjelaskan variabel dependennya manajemen laba. Sedangkan sisanya 89,6 dijelaskan oleh
variabel lain yang tidak dimasukkan dalam persamaan penelitian ini. Hasil penelitian ini yang menyatakan bahwa arus kas bebas dan leverage keuangan
secara simultan berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba sejalan dengan
Universitas Sumatera Utara
penelitian Faradhilla 2010 bahwa secara simultan free cash flow, ukuran perusahaan, leverage keuangan dan IOS mempunyai pengaruh signifikan terhadap
manajemen laba. Hasil uji signifikan parsial t-test menyatakan bahwa arus kas bebas
mempunyai nilai t
hitung
sebesar –2,724 dengan nilai signifikannya 0,008. Karena tingkat signifikannya lebih kecil dari 0,05 0,008 0,05 maka dapat diartikan
bahwa arus kas bebas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap manajemen laba yang artinya H
a
diterima. Hasil uji terhadap arus kas bebas ini sejalan dengan hasil penelitian dari Manurung 2010, Sugiri dan Abdullah 2003, Jones dan
Sharma 2001 juga Faradhilla 2010 bahwa free cash flow mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap manajemen laba.
Sedangkan uji signifikan parsial t-test pada leverage keuangan menghasilkan t
hitung
sebesar -0,725 dengan nilai signifikannya 0,471. Karena nilai signifikannya lebih besar dari 0,05 0,471 0,05 maka dapat diartikan bahwa
leverage keuangan tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Hal ini mengindikasikan bahwabesar kecilnya manajemen laba yang dilakukan pihak
manajemen perusahaantidak berpengaruh signifikan pada kenaikan leverage keuangan perusahaan. Hal ini sejalan dengan penelitian dari Ma’ruf 2006 bahwa
leverage keuangan tidak berpengaruh terhadap manajemen laba, namun bertentangan dengan hasil penelitian dari Manurung 2010, Sugiri dan Abdullah
2003, Jones dan Sharma 2001 dan Faradhilla 2010 yang menyatakan bahwa leverage keuangan mempunyai pengaruh signifikan terhadap manajemen laba.
Universitas Sumatera Utara
Perbedaan hasil pengujian dalam penelitian ini dengan penelitian terdahulu terjadi dikarenakan perusahaan yang diteliti berbeda dengan penelitian-penelitian
terdahulunya yaitu dalam penelitian ini mengambil sampel dari perusahaan properti dan real estat yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan tahun
pengamatan yang juga berbeda yang mana dalam penelitian ini menggunakan tahun pengamatan dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2011.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Penelitian ini menguji pengaruh arus kas bebas dan leverage keuangan terhadap manajemen laba pada perusahaan-perusahaan properti dan real estat di
Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 17 perusahaan yang listing pada periode 2008 sampai dengan 2011.
Berdasarkan hasil penelitian dari bab IV, maka kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Sesuai dengan hipotesis karena arus kas bebas dan leverage keuangan berpengaruh signifikan secara simultan terhadap manajemen laba pada
perusahaan properti dan real estat yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dengan nilai probability uji simultan F-test adalah 0,028 lebih kecil dari
0,05 dan F
hitung
lebih besar F
tabel
yaitu 3,765 3,14. 2. Hasil pengujian menunjukkan tidak sesuai dengan hipotesis karena arus kas
bebas secara individu atau parsial berpengaruh negatif yang signifikan terhadap manajemen laba. Nilai t
hitung
dari arus kas bebas dalam penelitian ini adalahsebesar –2,724 dengan nilai signifikannya 0,008. Karena nilai
signifikannya lebih kecil dari 0,05 0,008 0,05 maka arus kas bebas ini berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba.
Universitas Sumatera Utara