Elsa Latupeirissa, 2013 Bentuk Dan Nilai Budaya Tradisi Maso Mata Rumah Pada Masyarakat Desa Rumahkay Kecamatan
Kairatu Kabupaten Seram Bagian Barat Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
sekitar 10 menit. Jadi pada pukul 17.40 WIT mereka sudah berada di rumah pengantin perempuan.
-
Bahasa
1. Situasi Komunikasi
Bahasa yang ditemukan adalah bahasa daerah atau untuk masyarakat Rumahkay sendiri disebut dengan bahasa adat atau ucapan adat. Tuturan tersebut
dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Malam bae upu kele Corputty, haumahu Corputty, rumah upui souhuei
malam bae upu kele Corputty wari wa, a rumah upui rua kuteru malam bae upu kele lepu-lepu, uen lepu-lepu
malam bae
Artinya : selamat malam untuk keluarga Corputty, mata rumah Corputty, selamat malam keluarga Corputty, adik kakak, selamat malam semua.
Tuturan ini diucapkan oleh juru bicara atau wakil dari keluarga pengantin laki- laki pada saat hendak meninggalkan rumah kediaman laki-laki menuju ke rumah
pengantin perempuan. Ucapan salam ini merupakan bentuk penghormatan yang ditujukan kepada semua keluarga Corputty marga dari keluarga pengantin laki-laki
yang tidak pergi ke rumah pengantin perempuan.
2. Malam bae
Artinya : selamat malam
Elsa Latupeirissa, 2013 Bentuk Dan Nilai Budaya Tradisi Maso Mata Rumah Pada Masyarakat Desa Rumahkay Kecamatan
Kairatu Kabupaten Seram Bagian Barat Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Tuturan ini merupakan respons atau balasan dari keluarga pengantin laki-laki yang tidak pergi ke rumah pengantin perempuan. Ucapan ini dianggap sebagai suatu
tata krama sopan santun dalam berkomunikasi.
2. Makna Leksikal dan Makna Gramatikal
Dari tuturan di atas terdapat kata-kata yang memiliki makna leksikal sebagai berikut:
malam = waktu setelah matahari terbenam hingga matahari terbit KBBI, 2005; 704
bae = baik Mailoa, 2006:9
upu = Tuan, sebutan untuk orang laki-laki yang lebih tua Mailoa, 2006:
105 kele
= bergandengan tangan tepat di bagian siku tangan Mailoa, 2006:54; takut Sahetapy, 2013
wari = adik Sahetapy, 2013
Wa, a = kakak Sahetapy, 2013
Rua = dua Sahetapy, 2013
Lepu-lepu = banyak-banyak Sahetapy, 2013
Dari tuturan di atas terdapat pula kata yang memiliki makna gramatikal sebagai berikut :
Kata kele mengandung makna leksikal menunjukan makna bergandengan tangan dan bermakna takut, namun setelah kata kele ditempatkan dalam kalimat
tuturan “Malam bae upu kele Corputty,…”, kata kele tidak lagi mengacu pada
makna yang sebenarnya tetapi menunjuk kepada penyapaan tuan atau orang yang dihormati.
Elsa Latupeirissa, 2013 Bentuk Dan Nilai Budaya Tradisi Maso Mata Rumah Pada Masyarakat Desa Rumahkay Kecamatan
Kairatu Kabupaten Seram Bagian Barat Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
3. Makna Referensial