Elsa Latupeirissa, 2013 Bentuk Dan Nilai Budaya Tradisi Maso Mata Rumah Pada Masyarakat Desa Rumahkay Kecamatan
Kairatu Kabupaten Seram Bagian Barat Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
a. Aspek bentuk
-
Latar
Peristiwa ini terjadi di rumah keluarga pengantin laki-laki dalam suasana ritual Maso Mata Rumah, khususnya dalam tahap penyerahan barang-barang pribadi milik
pengantin perempuan. Tempat yang dipakai untuk meletakan barang-barang adalah di teras depan rumah pengantin laki-laki, kemudian mereka masuk ke ruang tamu
untuk mencicipi makanan yang telah disajikan.
-
Bahasa
Dalam peristiwa ini tidak ditemukan tuturan yang diucapkan lebih banyak mengarah kepada tindakan.
-
Pelaku
Dalam peristiwa ini ada beberapa orang yang terlibat yaitu keluarga pengantin perempuan lebih khusus beberapa ibu-ibu yang berumur 28-35 tahun yang membawa
barang-barang yang menjadi milik perempuan, dan keluarga pengantin laki-laki yang bertindak sebagai penerima barang-barang tersebut.
-
Tindakan
Tindakan yang terjadi dari peristiwa di atas ialah penyerahan barang-barang milik pengantin perempuan kepada keluarga laki-laki. Hal ini terjadi karena
pengantin perempuan sudah masuk ke dalam mata rumah atau rumah tua dari keluarga pengantin laki-laki dan selanjutnya akan hidup bersama dengan keluarga
Elsa Latupeirissa, 2013 Bentuk Dan Nilai Budaya Tradisi Maso Mata Rumah Pada Masyarakat Desa Rumahkay Kecamatan
Kairatu Kabupaten Seram Bagian Barat Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
tersebut. Oleh sebab itu perlu untuk membawa barang-barang kepunyaannya pengantin perempuan.
Tindakan yang kedua adalah pemberian uang dari keluarga pengantin laki-laki kepada anggota keluarga pengantin perempuan yang telah membawa barang-barang
kepunyaan pengantin perempuan. Pembayaran uang ini hanya merupakan sebuah simbol penghargaan kepada keluarga pengantin perempuan.
Tindakan yang ketiga adalah jamuan makan dan minum yang dilakukan oleh keluarga pengantin laki-laki kepada pengantin perempuan, hal ini pun merupakan
suatu sikap saling menghormati dan menghargai diantara kedua belah pihak. Jamuan makan dan minum ini pun merupakan suatu usaha untuk membangun suatu relasi
persekutuan antara dua keluarga yang pada awalnya tidak saling mengenal.
-
Peralatan
Ada beberapa benda yang ditemukan dalam peristiwa ini yaitu yang pertama tempat sirih pinang. Tempat sirih pinang ini oleh masyarakat Rumahkay disebut
“Seri-Seri Kota”. Tempat ini adalah lambang pelaksanaan upacara adat, yang terbuat dari tembaga untuk meletakan sirih dan pinang. Ini berarti setiap pelaksanaan
upacara adat tempat sirih pinang ini harus selalu ada, hal ini juga menunjukan pada suatu ikatan persaudaraan yang kuat antara keluarga laki-laki dan keluarga
perempuan. Benda yang terdapat dalam perisitiwa ini juga adalah Kain Anahesu. Kain
Anahesu ini adalah kain sarung yang merupakan lambang penghargaan yang nantinya akan diberikan oleh pengantin perempuan kepada saudara pengantin laki-
laki khusus perempuan dan juga kepada istri dari saudara laki-laki pengantin laki- laki. Selain itu juga kain ini dapat diberikan kepada ibu kandung dan ibu baptis dari
pengantin laki-laki. Kain ini jumlahnya disesuaikan dengan jumlah orang yang akan mendapat kain dalam keluarga pengantin laki-laki. Kain Anahesu ini memiliki arti
Elsa Latupeirissa, 2013 Bentuk Dan Nilai Budaya Tradisi Maso Mata Rumah Pada Masyarakat Desa Rumahkay Kecamatan
Kairatu Kabupaten Seram Bagian Barat Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
yang sangat besar sehingga kain ini dilambangkan sebagai sebuah penghargaan kepada keluarga laki-laki.
Uang yang diberikan kepada anggota keluarga pengantin perempuan yang telah membawa barang-barang milik pengantin perempuan merupakan sebuah lambang
penghargaan, dan hal ini harus dilakukan sesuai dengan tuntutan adat walaupun jumlahnya tidak terlalu besar.
b. Aspek pesan