Elsa Latupeirissa, 2013 Bentuk Dan Nilai Budaya Tradisi Maso Mata Rumah Pada Masyarakat Desa Rumahkay Kecamatan
Kairatu Kabupaten Seram Bagian Barat Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
saudara sepupu dari pihak ayah dan ibu mengadakan kumpul keluarga. Keluarga perempuan membicarakan persiapan-persiapan mereka dan juga
menentukan harta yang harus diberikan oleh keluarga laki-laki. Sedangkan keluarga laki-laki membicarakan berbagai persiapan dan tanggung jawab
mereka dalam pelaksanaan tradisi Maso Mata Rumah, selain itu juga mereka menentukan siapa saja yang akan mewakili untuk bertamu di rumah
keluarga perempuan. Dalam membicarakan persiapan-persiapan tersebut masih menggunakan bahasa Melayu Ambon sebagai sarana berkomunikasi
antar anggota keluarga. Keluarga yang berkumpul di kedua keluarga tersebut pada umumnya berusia antara 37
– 70 tahun.
a. Aspek Bentuk
-
Latar
Latar yang ditemukan pada peristiwa di atas adalah yang pertama di rumah pengantin perempuan pada saat kumpul keluarga. Ruangan yang dipakai untuk
berkumpul adalah di ruang keluarga, dimana ruang itu merupakan ruang tempat pertemuan khusus bagi keluarga dalam membicarakan sesuatu maksud. Pada
umumnya rumah penduduk di desa Rumahkay walaupun kecil ukurannya selalu terdapat salah satu ruangan yang dikhususkan untuk pertemuan keluarga karena
sering terjadi kegiatan kumpul bersama keluarga baik keluarga inti maupun keluarga besar. Latar yang kedua adalah di rumah pengantin laki-laki dalam suasana kumpul
keluarga untuk menentukan persiapan-persiapan mereka dalam pelamaran nantinya.
-
Bahasa
1. Situasi Komunikasi
Dalam membicarakan hal tersebut tuturan yang dipakai adalah bahasa Melayu Ambon. Di sini terjadi komunikasi secara kekeluargaan dalam menentukan waktu
bagi keluarga laki-laki bertamu serta persiapan dari pihak laki-laki untuk pelamaran
Elsa Latupeirissa, 2013 Bentuk Dan Nilai Budaya Tradisi Maso Mata Rumah Pada Masyarakat Desa Rumahkay Kecamatan
Kairatu Kabupaten Seram Bagian Barat Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
nantinya. Pada umumnya bahasa Melayu Ambon ini dipakai dalam komunikasi antar anggota keluarga di rumah.
-
Pelaku
Pelaku utama dalam peristiwa ini adalah ayah dari pengantin perempuan sebagai orang yang mengundang keluarga besarnya untuk kumpul keluarga dan juga
sebagai penulis surat balasan kepada pihak keluarga laki-laki, pelaku yang kedua adalah saudara kandung dan saudara sepupu dari ayah pengantin perempuan sebagai
orang yang diundang untuk menghadiri acara kumpul keluarga, pelaku yang ketiga adalah ayah dari pengantin laki-laki sebagai penerima surat dari pihak perempuan,
pelaku keempat adalah saudara kandung dan saudara sepupu dari pengantin laki-laki, dan pelaku yang kelima adalah salah seorang kerabat dekat dari keluarga pengantin
perempuan yang bertugas mengantarkan surat balasan kepada pihak laki-laki. Saudara kandung dan saudara sepupu yang diundang oleh ayah pengantin perempuan
maupun ayah dari pengantin laki-laki semuanya merupakan saudara yang dianggap memahami tradisi pelamaran ini dan tradisi perkawinan nantinya, jadi tidak semua
orang terlibat dalam kegiatan kumpul keluarga tersebut dan berdasarkan data di atas maka yang hadir itu pada umumnya berusia 37-70 tahun. Usia yang demikian
dianggap sudah memiliki banyak pengalaman khusus pada acara pelamaran maupun acara perkawinan adat nantinya.
-
Tindakan gerak-gerik
Ada kegiatan kumpul keluarga atau bagi masyarakat Rumahkay sering disebut „kumpul orang sudara‟. Tradisi ini sering dilakukan oleh masyarakat Rumahkay
ketika hendak melakukan sesuatu hal seperti pada proses pelamaran dan tradisi Maso Mata Rumah ini. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk membicarakan segala sesuatu
yang berhubungan dengan proses pelamaran tersebut. Kumpul keluarga ini selalu
Elsa Latupeirissa, 2013 Bentuk Dan Nilai Budaya Tradisi Maso Mata Rumah Pada Masyarakat Desa Rumahkay Kecamatan
Kairatu Kabupaten Seram Bagian Barat Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
melibatkan kerabat baik yang berada di desa Rumahkay maupun keluarga yang berada di luar desa tersebut.
Kegiatan yang kedua adalah proses pengiriman surat balasan dari ayah pengantin perempuan ke ayah pengantin laki-laki. Tindakan ini merupakan suatu
bentuk penghormatan kepada keluarga laki-laki. Hal ini ditunjukan pula lewat surat yang ditulis di atas kertas putih dan dimasukan ke dalam amplop putih yang bersih.Isi
surat yang ditulis itu merupakan hasil dari kesepakatan bersama dengan keluarga dalam acara kumpul keluarga tersebut.
-
Peralatan atau benda yang digunakan
Karena baru merupakan acara kumpul keluarga maka pakaian yang dipakai tidaklah terlalu resmi, pelaku-pelaku yang hadir semuanya menggunakan baju kaos
ataupun kemeja tapi yang tidak bersifat formal layaknya cara berpakaian orang yang berumur antara 37-70 tahun.
Di samping itu ditemukan juga tikar sebagai tempat duduk mereka dalam melakukan kegiatan kumpul keluarga. Walaupun tersedia kursi dan sejenisnya tapi
mereka lebih memilih menggunakan tikar, hal ini sudah menjadi tradisi mereka masyarakat Rumahkay bahwa dengan tikar mereka akan merasa seperti adanya suatu
pereskutuan yang kuat. Jadi tikar ini melambangkan adanya persekutuan dan persaudaraan.
Peralatan atau benda yang ditemukan dalam peristiwa ini pula adalah surat yang ditulis oleh ayah pengantin perempuan kepada ayah pengantin laki-laki, surat ini
dimasukan ke dalam sebuah amplop yang berwarna putih. Dalam proses pelamaran di desa Rumahkay, surat dianggap sebagai suatu komunikasi yang sah dan resmi.
Elsa Latupeirissa, 2013 Bentuk Dan Nilai Budaya Tradisi Maso Mata Rumah Pada Masyarakat Desa Rumahkay Kecamatan
Kairatu Kabupaten Seram Bagian Barat Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
b. Aspek pesan