Terapi obat untuk Diare Pemberian informasi obat

lebih dari 4 bulan, makanan tambahan sementara dihentikan, dan diberikan kembali mulai hari ketiga. 3 Anak-anak berumur lebih dari 1 tahun Anak dengan gizi buruk berat badan kurang dari 7 kg, cara pemberian sama dengan bayi. Sedangkan anak dengan gizi baik pemberiannya sebagai berikut: a Hari 1 : oralit ditambah bubur tanpa sayur dan ditambah pisang b Hari 2 : bubur dengan sayur c Hari 3 : makanan biasa Suraatmaja, 2007.

j. Terapi obat untuk Diare

Untuk pasien diare dapat digunakan terapi obat seperti berikut : 1 Larutan rehidrasi oral untuk mencegah dan mengatasi kehilangan cairan atau elektrolit yang berlebihan, terutama pada bayi dan lansia. Oralit, alphratrolit, aqualyte, bioralit, corsalit, cupalyte, cymatrolit, diasalt, diatrolit ,eltolit, eltolit m, hydrite, interolite, oramex, orasolit, ottolit 200, pharolit. 2 Adsorben dan pembentukan masa, terbuat dari partikel-partikel yang akan membesar sesudah menyerap cairan, sehingga membuat feses lebih padat. Namun obat ini tidak dapat diberikan lebih dua hari dan tidak dianjurkan untuk diare disertai demam. Jenisnya sebagai berikut: kaolin, attapulgit, karbo adsorben. 3 Antimotilitas untuk mengatasi diare pada orang dewasa tanpa komplikasi tetapi bukan untuk anak dibawah 12 tahun. Jenisnya yaitu: co-fenotrop, kodein fosfat, loperamid hidroklorida, morfin BadanPOM, 2008.

k. Pemberian informasi obat

Obat yang dianjurkan untuk mengatasi diare adalah oralit untuk mencegahkekurangan cairan tubuh dan adsorben untuk membuat feses lebih padat. 1 Oralit, kegunaan oralitsebagai berikut: a Oralit tidak menghentikan diare, tetapi mengganti cairan tubuh yangkeluar bersama tinja. b Oralit 200 adalah campuran gula, garam natrium dan kalium. Pemakaian oralit terdapat takaran untuk setiap penderita diare dengan derajat dehidrasi penderita diare. Aturan pemakaian oralit pada bayi dan balita sesuai dengan derajat dehidrasi yang dialami penderita penyakit diare dilihat pada tabel 3. Tabel 3. Aturan pemakaian oralit pada bayi dan balita Keadaan diare Umur 11 bulan 1-4 tahun 5 tahun Tidak ada dehidrasi Setiap selesai BAB diberikan oralit Terapi A: mencegah dehidrasi 100 mL 0,5 gelas 200 mL 1 gelas 300 mL 1,5 gelas Dengan dehidrasi 3 jam pertama diberikan oralit Terapi B: mengobati dehidrasi 300 mL 1,5 gelas 600 mL 3 gelas 1,2 L 6 gelas 2,4 L 12 gelas Selanjutnya setiap BAB diberikan oralit 100 mL 0,5 gelas 200 mL 1 gelas 300 mL 1,5 gelas 400 mL 2 gelas Depkes, 2006. Pemberikan oralit menggunakan sendok untuk anak kurang dari 2 tahun sedikit-sedikit terus menerus sampai habis. Bila muntah tunggu 10 menit, kemudian dapat diulangi tetes demi tetes agar anak tidak menolakpemberian oralit Depkes, 2006. Jika tidak tersedia oralit dapat dibuat larutan sendiri dengan mencampur satu sendok teh gula dan seperempat sendok teh garam, dimasukan kedalam gelas dan ditambahkan air ±200 cc lalu diaduk hingga melarut semua Wijoyo, 2013. 2 Adsorben dan obat pembentuk massa Yang termasuk dalam kelompok ini adalah norit karbo adsorben, kombinasi kaolin-pektin dan attapulgit Depkes, 2006. Kegunaan obat, yaitu: a Mengurangi frekuensi buang air besar b Memadatkan tinja c Menyerap racun pada penderita diare Hal yang harus diperhatikan, yaitu: a Obat bukan sebagai pengganti oralit b Penderita harus minum oralit c Tidak boleh diberikan pada anak di bawah 5 tahun Bentuk sediaan yang digunakan, yaitu tablet norit 250 mg dan kombinasi kaolin-pektin dan attapulgit Aturan pakai obat, yaitu: a Tablet norit 250 mg Dewasa: 3-4 tablet 750 – 1000 mg, 3 kali sehari setiap 8 jam b Kombinasi kaolin-pektin dan attapulgit setiap tablet mengandung 600 mg atapulgit Dewasa dan anak lebih dari 12 tahun: 1 tablet setiap habis buang air besar, maksimal 12 tablet selama 24 jam. Anak-anak 6-12 tahun: 1 tablet setiap habis buang air besar, maksimal 6 tablet selama 24 jam Depkes, 2006.

2. Pengetahuan

Dokumen yang terkait

Efektifitas Pendidikan Kesehatan Dengan Metode Ceramah Terhadap Tingkat Pengetahuan Ibu Dalam Penanganan Diare Balita di Sekitar UPT TPA Cipayung, Depok

2 12 128

Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Ibu Pengunjung POSYANDU Desa Sukasari Mengenai Penanganan Diare Akut Pada Balita Tahun 2012

0 3 72

EFEKTIFITAS AUDIOVISUAL DENGAN CERAMAH DAN LEAFLET TERHADAP PENGETAHUAN Efektifitas Audiovisual Dengan Ceramah Dan Leaflet Terhadap Pengetahuan Kontrasepsi Mow.

2 21 14

EFEKTIFITAS AUDIOVISUAL DENGAN CERAMAH DAN LEAFLET TERHADAP PENGETAHUAN Efektifitas Audiovisual Dengan Ceramah Dan Leaflet Terhadap Pengetahuan Kontrasepsi Mow.

0 2 14

PENDAHULUAN Efektifitas Audiovisual Dengan Ceramah Dan Leaflet Terhadap Pengetahuan Kontrasepsi Mow.

0 3 6

EVALUASI PENGETAHUAN IBU-IBU PKK TENTANG PENYAKIT ISPA SEBELUM DAN SESUDAH DIBERI EDUKASI DENGAN Evaluasi Pengetahuan Ibu-Ibu Pkk Tentang Penyakit Ispa Sebelum Dan Sesudah Diberi Edukasi Dengan Ceramah Dan Leaflet Di Kabupaten Grobogan.

0 3 17

EVALUASI PENGETAHUAN IBU-IBU PKK TENTANG PENYAKIT ISPA SEBELUM DAN SESUDAH DIBERI Evaluasi Pengetahuan Ibu-Ibu Pkk Tentang Penyakit Ispa Sebelum Dan Sesudah Diberi Edukasi Dengan Ceramah Dan Leaflet Di Kabupaten Grobogan.

0 3 12

PENDAHULUAN Evaluasi Pengetahuan Ibu-Ibu Pkk Tentang Penyakit Ispa Sebelum Dan Sesudah Diberi Edukasi Dengan Ceramah Dan Leaflet Di Kabupaten Grobogan.

0 2 11

EFEKTIFITAS PEMBERIAN INFORMASI DENGAN CERAMAH DAN LEAFLET TERHADAP PENGETAHUAN PENANGANAN Efektifitas Pemberian Informasi Dengan Ceramah Dan Leaflet Terhadap Pengetahuan Penanganan Penyakit Diare Kepada Ibu-Ibu Di Kabupaten Rembang.

0 3 16

EFEKTIFITAS PEMBERIAN INFORMASI DENGAN CERAMAH DAN LEAFLET TERHADAP PENGETAHUAN PENANGANAN Efektifitas Pemberian Informasi Dengan Ceramah Dan Leaflet Terhadap Pengetahuan Penanganan Penyakit Diare Kepada Ibu-Ibu Di Kabupaten Rembang.

0 2 12