1 Diare sekresi
a Disebabkan oleh infeksi dari golongan bakteri seperti Shingella, Salmonella,
E.coli, Golongan Vibrio, Bacillus Cereus, Clostridium, Golongan virus seperti: Protozoa, Entamoeba histolicia, Giardia lamblia, Cacing perut,
Ascaris, Jamur. b
Hiperperistaltik usus halus yang berasal dari bahan-bahan makanan, kimia misalnya keracunan makanan, makanan yang pedas, terlalu asam, gangguan
psikik, gangguan syaraf, hawa dingin, alergi. 2
Diare osmotik yaitu malabsorbi makanan, kekurangan kalori protein dan berat badan lahir rendah Suharyono, 2008.
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare, yaitu: 1
Gangguan osmotik Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga
timbul diare. 2
Gangguan sekresi Akibat rangsangan tertentu pada dinding usus akan terjadi peningkatan
sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
3 Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan, sehingga timbul diare. Jika peristaltik usus menurun akan
mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan yang selanjutnya dapat menyebabkan diare Suharyono, 2008.
c. Gejala Diare
Gejala diare yang encer dengan frekuensi tiga kali atau lebih dalam sehari, yang kadang disertai: muntah, badan lesu atau lemah, panas, tidak nafsu
makan, terdapat darah atau lender dalam kotoran. Gejala diare yang umumnya terjadi pada anak-anak adalah sebagai berikut: bayi atau anak menjadi cengeng
atau gelisah, suhu badannya tinggi, tinja bayi encer dan berlendir, warna tinja
kehijauan akibat bercampur dengan cairan empedu, anus dan sekitarnya lecet, asupan makanan berkurang, terjadi muntah baik sebelum atau sesudah diare,
hipoglikemia, dehidrasi yang ditandai dengan: berkurangnya berat badan, ubun- ubun besar cekung, tonus dan turgor kulit berkurang, dan selaput lender, mulut,
dan bibir kering Djunarko Hendrawati, 2011.
d. Penyebab Diare
Penyebab diare, sebagai berikut: 1
Alergi terhadap makanan, susu, atau obat-obatan, dapat juga karena makan- makanan yang tercemar kuman, umumnya diare yang ditimbulkan bersifat
akut. 2
Infeksi organisme, seperti parasit, virus, dan bakteri, diare yang ditimbulkan dapat akut maupun kronis.
3 Pertumbuhan flora normal bakteri yang normal berada diusus yang tidak
terkendali, umumnya menyebabkan diare kronis. 4
Gangguan fungsi pencernaan dan penyerapan makanan, umumnya menyebabkan diare kronis.
5 Beberapa penyakit seperti irritable bowel syndrome, inflammatory bowel
disease, AIDS Acquired Immuno Deficiensy Syndrome, dan kanker kolon, umumnya menyebabkan diare kronis Djunarko Hendrawati, 2011.
e. Faktor Resiko Diare
1 Faktor gizi: Semakin buruk gizi seorang anak, ternyata semakin banyak
peluang diare yang dialami. 2
Faktor makanan yang terkontaminasi pada masa sapih: diare dalam golongan berpendapatan rendah dan kurang pendidikan mulai bertambah pada saat anak
untuk pertama kali mengenal makanan tambahan dan frekuensi ini akan semakin lama semakin meningkat saat anak disapih.
3 Faktor sosial ekonomi: kebanyakan anak yang mudah terkena diare berasal
dari keluarga yang besar dengan daya beli yang rendah, kondisi rumah yang buruk, tidak punya penyediaan air bersih, pendidikan orang tua yang rendah
dan sikap serta kebiasaan yang tidak menguntungkan.
4 Faktor lingkungan: kurangnya penyediaan air minum yang bersih, kurangnya
pembuangan kotoran yang sehat, keadaan rumah yang kurang sehat, usaha higene dan sanitasi belum menyeluruh, banyaknya faktor penyakit,
pencemaran lingkungan, dan pembuangan limbah kurang baik Suharyono, 2008.
f. Pencegahan Diare