Rawat Gabung TINJAUAN PUSTAKA
memungkinkan sewaktu-waktu atau setiap saat ibu tersebut dapat menyusui anaknya Rochmah, dkk, 2012
2.3.2 Tujuan Menurut Rochmah, dkk 2012 tujuan dari rawat gabung yaitu:
a. Bantuan emosional Rawat gabung memfasilitasi terjalinnya hubungan antara ibu dan
bayinya dikarenakan sejak awal bayi akan memperoleh kehangantan tubuh ibu, kelembutan dan kasih sayang. Ibu pun akan sangat senang
dan bahagia jika berada di dekat bayinya meskipun telah melewati proses kehamilan dan persalinan yang lama dan melelahkan.
b. Penggunaan ASI Dengan rawat gabung penggunaan ASI akan lebih efektif karena
produksi ASI makin cepat dan banyak karena proses menyusui dilakukan segera dan sesering.
c. Pencegahan Infeksi Dengan melakukan rawat gabung, infeksi silang dapat dihindari
karena kolostrum yang mengandung antibodi dalam jumlah tinggi dapat segera diberikan kepada bayi. Kolostrum tersebut akan
melapisi seluruh permukaan mukosa saluran cerna dan diserap oleh bayi sehingga bayi mempunyai kekebalan yang tinggi. Kekebalan ini
akan mencegah infeksi, terutama diare.
d. Pendidikan Kesehatan Sesi rawat gabung dapat dimanfaatkan untuk memberikan
pendidikan kesehatan pada ibu, terutama primipara. Keinginan ibu untuk bangun dari tempat tidur, menggendong bayi, dan merawat diri
akan mempercepat mobilisasi sehingga ia akan cepat pulih dari persalinan. Pendidikan kesehatan di rawat gabung sangat penting
dilakukan, apabila tidak dilakukan maka ibu tidak akan menganggap positif setiap intervensi yang dilakukan dan hal ini telah dibenarkan
oleh Rice 2000 yang mewawancarai 43 wanita Asia yang tinggal di Melbourne, Victoriadan menyimpulkan bahwa dalam pelaksanaan
rawat gabung terdapat konflik antara ibu dan petugas kesehatan. Didapatkan hasil bahwa ibu lebih mengutamakan istirahat dan ada
ibu yang tidak mengerti mengapa perawat memintanya untuk melakukan rawat gabung dan merawat bayinya sendiri.
2.3.3 Syarat Syarat dilakukannya rawat gabung adalah sebagai berikut Dewi,
2011 a. Bayi lahir spontan, jika bayi lahir dengan tindakan maka rawat
gabung bisa dilakukan setelah bayi cukup sehat b. Bayi yang lahir secara sectio caesaria SC dengan anastesi
umum, rawat gabungnya pun dilakukan setelah ibu dan bayi sadar penuh
c. Bayi tidak asfiksia setelah 5 menit pertama dengan nilai APGAR minimal 7
d. Usia kehamilan 37 minggu atau lebih e. Berat lahir 2.000-2.500 gram atau lebih
f. Tidak terdapat tanda-tanda infeksi intrapartum g. Bayi dan ibu sehat
2.3.4 Kontraindikasi Kontraindikasi rawat gabung bagi ibu adalah Kosim,dkk, 2010
a. Ibu dengan kelainan jantung yang ditakutkan menjadi gagal jantung
b. Ibu dengan eklampsia atau preeklampsia berat c. Ibu dengan penyakit akut yang berat
d. Ibu dengan karsinoma payudara e. Ibu dengan psikosis
Kontraindikasi rawat gabung bagi bayi Kosim,dkk, 2010 a. Bayi dengan berat lahir sangat rendah
b. Bayi dengan kelainan kongenital yang berat c. Bayi yang memerlukan observasi atau terapi khusus bayi
kejang, sakit berat 2.3.5 Manfaat
Manfaat yang bisa didapatkan jika dilakukan rawat gabung ibu dan bayi menurut Dewi 2011 adalah sebagai berikut.
a. Fisik Bila ibu dekat dengan bayinya, maka ibu akan mudah untuk
melakukan perawatan sendiri. Dengan perawatan sendiri dan pemberian ASI sedini mungkin, maka akan mengurangi kemungkinan
terjadinya infeksi silang dari pasien lain atau petugas kesehatan. Hal tersebut dibuktikan oleh penelitian Asparin,dkk 1996 yang
mendapatkan tidak dijumpainya episode gastroenteritis pada kelompok bayi rawat gabung.
b. Fisiologis Rawat gabung memungkinkan ibu untuk lebih dekat dengan bayinya,
sehingga bayi akan segera disusui dan frekuensinya lebih sering. Proses fisiologis yang terjadi tersebut akan memungkinkan bayi
mendapat nutrisi alami yang paling sesuai dan baik serta dapat membantu proses involusi rahim dikarenakan refleks oksitosin yang
timbul karena menyusui. c. Psikologis
Dari segi psikologis akan segera terjalin proses lekat akibat sentuhan badan antara ibu dan bayi. Hal tersebut akan berpengaruh besar
terhadap pertumbuhan psikologis bayi. Selain itu, kehangatan tubuh ibu merupakan stimulasi mental yang mutlak dibutuhkan oleh bayi.
Penelitian kualitatif Bennett Sheridan 2005 menyimpulkan bahwa secara umum ibu yang mendapatkan perawatan rooming-in
menganggap hal tersebut merupakan pengalaman yang positif. Salah
satu partisipan mengungkapkan bahwa rooming-in
dapat meningkatkan kedekatan kepada bayinya dan rooming-in sangat
penting untuk meningkatkan kepercayaan diri ibu saat membawa bayinya pulang ke rumah. Sedangkan hal yang sebaliknya dirasakan
oleh ibu yang bayinya dirawat di NICU Neonatal Intensive Care Unit, tiga ibu dalam penelitian ini merasa bahwa bayinya seperti
bukan milik mereka, mereka merasa diintimidasi oleh staf klinik dan beberapa ibu merasa bahwa mereka perlu izin untuk menyentuh bayi
mereka. d. Edukatif
Ibu akan mempunyai pengalaman yang berguna sehingga mampu menyusui serta merawat bayinya bila pulang dari rumah sakit. Selama
di RS ibu akan melihat, belajar dan mendapat bimbingan mengenai cara menyusui secara benar, cara merawat payudara, tali pusat,
memandikan bayi dan sebagainya. Keterampilan ini diharapkan dapat menjadi modal bagi ibu untuk merawat bayi dan dirinya setelah
pulang dari RS. e. Ekonomi
Pemberian ASI dapat dilakukan sedini mungkin. Bagi rumah sakit, terutama RS pemerintah, hal tersebut merupakan suatu penghematan
terhadap anggaran pengeluaran untuk pembelian susu formula, botol susu, dot, serta peralatan lainnya yang dibutuhkan. Beban perawat
menjadi lebih ringan karean ibu berperan besar dalam merawat
bayinya sendiri sehingga waktu luang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan lain. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan
Rachman, Hariyanti dan Riskiyani 2009 yang dari hasil wawancaranya terkait kebijakan Rumah Bersalin di Makassar
mendapatkan rawat gabung sangat membantu meringankan pekerjaan, tidak membutuhkan tenaga tambahan untuk merawat dan mengontrol
bayi pada ruangan terpisah apalagi kondisi di rumah bersalin tersebut memang kekurangan bidan.
f. Medis Secara medis, pelaksanaan rawat gabung dapat menurunkan terjadinya
infeksi nosokomial pada bayi, serta menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu maupun bayinya.
Teori diatas didukung oleh penelitian Ahn, dkk 2008 didapatkan bahwa bayi yang dirawat gabung memiliki stabilitas emosi yang lebih
baik dibandingkan dengan yang tidak dirawat gabung. Hal tersebut terlihat dari:
i. Iritability Bayi yang tidak dirawat gabung lebih mudah terganggu
bahkan hanya karna sedikit rangsangan dibandingkan bayi di rawat gabung.
ii. Self quieting activity Bayi yang di rawat gabung secara signifikan lebih berusaha
sendiri untuk mengembalikan stabilitasnya dari situasi yang
mengganggu dan mereka lebih berhasil dibandingkan bayi yang tidak rawat gabung.
iii. Duration of crying Bayi yang tidak dirawat gabung memiliki durasi menangis
yang lebih lama dibandingkan bayi yang di rawat gabung. 2.3.6 Model Pengaturan Ruangan Rawat Gabung
Menurut Rochmah, dkk 2012 model pengaturan ruangan rawat gabung yaitu:
a. Model perawatan kelas yaitu satu kamar dengan satu ibu dan anaknya.
b. Model yang ibu dan bayi tidur di atas tempat tidur kasur yang sama.
c. Bayi tidur di tempat tidur yang letaknya di samping ibu.