Pengamatan Observation Perenungan Reflektion

Cucu Kurnia,2013 PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Tindakan Action

Tindakan Action yaitu apa yang dilakukan peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang diinginkan. Pelaksanaan tersebut yaitu implementasi atau penerapan isi rencana tindakan di kelas yang diteliti. Hal yang perlu diingat adalah bahwa dalam tahap ini pelaksana atau dengan kata lain guru harus ingat dan berusaha mentaati apa yang sudah dirumuskan dalam rencana tindakan, guru juga harus berlaku wajar, tidak kaku dan tidak dibuat-buat. Dalam refleksi, keterkaitan antara pelaksanaan dengan perencanaan perlu diperhatikan.

c. Pengamatan Observation

Pengamatan Observation adalah pengamatan atas hasil atau dampak dari tindakan-tindakan yang dilaksanakan oleh peneliti terhadap kinerja siswa. Kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat baik oleh orang lain maupun guru sendiri seperti sudah dijelaskan sebelumnya bahwa kegiatan pengamatan ini tidak akan terpisah dengan pelaksanaan tindakan karena pengamatan dilakukan pada waktu tindakan berlangsung. Jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. Sebutan tahap 2 dan 3 dimaksudkan untuk memberikan peluang kepada guru pelaksana yang berstatus juga sebagai pengamat, yang mana ketika guru tersebut sedang melakukan tindakan tertentu tidak dapat menganalisis peristiwanya ketika sedang terjadi. Oleh karena itu kepada guru pelaksanaan yang berstatus sebagai pengamat ini untuk melakukan “pengamatan balik” terhadap apa yang terjadi ketika Cucu Kurnia,2013 PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu tindakan berlangsung. Sambil melakukan pengamatan balik ini guru pelaksana mencatat sedikit demi sedikit apa yang terjadi.

d. Perenungan Reflektion

Perenungan Reflektion yaitu tahap pengkajian, melihat dan mempertimbangkan atas hasil dan proses dari setiap tindakan dan selanjutnya menyusun perencanaan selanjutnya. Kegiatan ini merupakan kegiatan untuk mengumukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Istilah “refleksi” yang berasal dari bahasa Inggris yaitu reflektion yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia yaitu pemantulan. Kegiatan refleksi ini sebetulnya lebih tepat digunakan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi rencana tindakan. Inilah inti dari penelitian tindakan, yaitu ketika guru pelaku tindakan mengatakan kepada peneliti pengamat tentang hal-hal yang dirasakan sudah berjalan baik dan bagian mana yang kurang baik. Apabila guru pelaksana berstatus sebagai pengamat, maka refleksi dilakukan terhadap diri sendiri. Dengan kata lain guru tersebut melihat dirinya kembali, melakukan “dialog” untuk menemukan hal-hal yang sudah dirasakan memuaskan hati karena sudah sesuai dengan rancangan dan mengenali hal-hal yang masih perlu diperbaiki. Dalam hal seperti ini maka guru melakukan “self evaluation” yang diharapkan dilakukan secara objektif. Untuk menjaga objektifitas tersebut seringkali hasil refleksi diperiksa ulang atau divalidasi oleh orang lain, misalnya guru atau teman sejawat yang diminta untuk mengamati, ketua jurusan, kepala sekolah atau Cucu Kurnia,2013 PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu narasumber yang menguasai bidang tersebut. Jadi, pada intinya kegiatan refleksi adalah kegiatan evaluasi, pemaknaan, penjelasan, penyimpulan dan identifikasi tindak lanjut dalam perencanaan siklus selanjutnya. Keempat tahap dalam penelitian tindakan tersebut adalah unsur untuk membentuk sebuah siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntun, dari tahap penyusunan rancangan sampai dengan refleksi atau dengan kata lain evaluasi. Apabila dikaitkan dengan “bentuk tindakan” sebagaimana disebutkan dalam uraian ini, maka yang dimaksud dengan bentuk tindakan adalah siklus tersebut. Jadi bentuk penelitian tindakan tidak pernah merupakan kegiatan tunggal tetapi selalu berupa rangkaian kegiatan yang akan kembali ke asal, yaitu dalam bentuk siklus.

D. Prosedur Penelitian

Dokumen yang terkait

Pengaruh pendekatan contextual teaching and learning terhadap hasil belajar siswa kelas 5 pada sistem pernapasan manusia

1 38 151

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Sumber Energi Gerak melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) ( Penelitian Tindakan Kelas di MI Muhammadiyah 2 Kukusan Depok)

0 14 135

Peningkatan hasil belajar siswa pada konsep sumber energi gerak melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL): penelitian tindakan kelas di MI Muhammadiyah 2 Kukusan Depok

2 3 135

Penerapan pendekatan pembelajaran contextual teaching and learnig/CTL untuk meningkatkan hasil belajar PKN pada siswa kelas IV MI Miftahussa’adah Kota Tangerang

0 10 158

Upaya meningkatkan hasil belajar IPA pada konsep perkembangbiakan tumbuhan melalui pendekatan kontekstual: penelitian tindakan kelas di MI Hidayatul Athfal Gunungsindur

0 19 141

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI PROSES PEMBENTUKAN TANAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA.

0 2 33

PENERAPAN METODE DEMONTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA TENTANG ALAT PENCERNAAN MAKANAN MANUSIA :Penelitian Tindakan Kelas di kelas V SDN Pasirangin 01 Cileungsi Bogor:.

0 0 39

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPA TENTANG ALAT PENCERNAAN MANUSIA MELALUI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME.

0 0 25

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPA TENTANG ALAT PENCERNAAN MANUSIA MELALUI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME : Penelitian Tindakan Kelas di SDN Bojongsari 2 Kecamatan Sukaluyu Kabupaten Cianjur.

0 0 29

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI BILANGAN PECAHAN.

0 1 62