tepat. Selain itu hasil DNA probe terbaik yang dirancang dapat digunakan sebagai data refrensi DNA probe untuk metode real-time PCR.
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tuberkulosis TB
Tuberkulosis TB adalah penyakit menular yang disebabkan oleh basil gram-positif yang tahan asam dengan pertumbuhan lamban yaitu Mycobacterium
tuberculosis . M. tuberculosis sebagian besar 80 menyerang organ paru-paru
dengan gejala batuk kronis, demam, berkeringat malam, keluhan pernafasan, letih dan berat badan yang terus menurun. Penularan TB dapat melalui udara saat orang
yang terjangkit TB mengalami batuk dan mengeluarkan droplet percikan dahak mengandung basil sehingga akan dengan mudah ditularkan kepada orang lain
melalui saluran pernafasan. Bakteri M. tuberculosis dapat bertahan beberapa jam dalam kondisi panas lembab Tjay dan Rahardja, 2005.
Pengobatan TB pada umumnya dibagi menjadi obat-obatan primer dan sekunder. Adapun obat-obatan primer yang digunakan yaitu isoniazid, rifampisin,
pirazinamida, dan etambutol. Obat-obat ini merupakan obat yang paling efektif dengan toksisitas rendah, namun sering kali mengalami resistensi jika diberikan
secara tunggal. Maka dari itu dilakukan terapi kombinasi 3-4 obat untuk menghindari terjadinya resistensi Tjay dan Rahardja, 2005. Sedangkan untuk
obat sekunder yaitu streptomisin, klofazimin, fluorkinolon dan sikloserin. Namun obat ini memiliki efek yang lemah dan lebih toksik daripada obat primer, sehingga
hanya digunakan apabila terjadi resistensi atau intoleransi terhadap obat-obatan primer pada pasien TB Tjay dan Rahardja, 2005.
Penggunaan obat yang tidak tepat oleh pasien TB sering kali terjadi, karena mereka merasa telah sembuh dan mengabaikan kewajiban mereka untuk
menyelesaikan terapi. Hal ini menyebabkan terapi yang disarankan pada pasien tidak berjalan dengan baik sehingga menyebabkan gagal dalam terapi dan akan
memicu terjadinya resistensi Tjay dan Rahardja, 2005. Multi-Drug Resistant Tuberculosis
MDR-TB merupakan resistensi yang terjadi terhadap OAT lini pertama yang paling efektif yaitu isoniazid dan rifampisin WHO, 2015.
Pengobatan pada pasien dengan MDR-TB membutuhkan waktu terapi yang lama yaitu 2-3 tahun Dipiro et al., 2008 dengan menggunakan OAT sekunder seperti
streptomisin, klofazimin, fluorkinolon dan sikloserin Tjay dan Rahardja, 2005.
2.2 Genomik M. tuberculosis
Genom H37Rv M. tuberculosis terdiri atas 4,4 X 10
6
bp dan 4000 gen Gambar 2.1. Genom M. tuberculosis memiliki fitur yang unik dan lebih dari 200
gen yang menyandi enzim untuk metabolisme lemak yang terdiri atas 6 dari totalnya. Sekitar 100 diantaranya diperkirakan berfungsi dalam β-oksidasi dari
asam lemak, sedangkan untuk E. coli memiliki 50 enzim yang akan terlibat dalam metabolisme asam lemak. Sejumlah besar enzim M. tuberculosis diduga
menggunakan asam lemak untuk tumbuh di dalam jaringan host yang terinfeksi. Hal ini menyatakan bahwa asam lemak merupakan sumber karbon utama bagi
patogen Smith, 2003.