Mekanisme Resistensi Rifampisin RIF
Rifampisin mampu berikatan dengan subunit β RNA polimerase DNA- dependent
sehingga menghambat sintesis rantai RNA. Resistensi dapat terjadi di beberapa poin mutasi pada gen rpoB yang merupakan pengkode sub uni
t β dari RNA polimerase. Jika terjadi mutasi pada gen ini akan mencegah rifampisin untuk
dapat berikatan dengan RNA polimerase Katzung, 2006. Sebagian besar isolat pada M. tuberculosis resisten pada rifampisin dengan cara menunjukan terjadinya
mutasi pada gen rpoB yang mengkode subunit β dari RNA polimerase. Hal ini
menyebabkan perubahan konformasi ikatan obat yang akan mempengaruhi afinitas dari obat tersebut, sehingga mengakibatkan resistensi menjadi semakin
berkembang Telenti et al., 1993; Silva dan Palomina, 2011. Beberapa penelitian lain yang berkaitan dengan resistensi rifampisin menyatakan hampir semua strain
yang resisten terhadap rifampisin juga resisten terhadap isoniazid, sehingga resistensi dari rifampisin dapat dikatakan sebagai surrogate marker untuk MDR-
TB Traore, 2000; Silva dan Palomina, 2011. Pada resistensi rifampisin, ditemukan lebih dari 95 mutasi pada M.
tuberculosis terjadi di daerah 81 pb yang dikenal dengan daerah Rifampicin
Resistant Determining Region RRDR. Mutasi ini menandakan bahwa level
resistensi tertinggi terjadi pada daerah ini Ramaswamy dan Musser, 1998; Comas et al.
, 2012. Wilayah RRDR mencakup kodon 507-533 Ramaswamy dan Musser, 1998; Silva dan Palomina, 2011. Penelitian yang dilakukan oleh Sun et
al 2009, menyatakan bahwa terjadi perubahan asam amino pada kodon 526, 531,
516 dan 533 yang berkaitan dengan resistensi rifampisin. Telah dilaporkan bahwa keempat kodon tersebut merupakan titik mutasi mayor yang sering terjadi dengan
frekuensi mutasi sebanyak 46,1 pada kodon 526 dan 38,2 pada kodon 531, sedangkan sisanya pada kodon 516 sebanyak 6,9 dan 2,9 pada kodon 533
Yue, 2004. Beberapa penelitian lain juga menemukan kodon yang sering mengalami mutasi dan berkaitan dengan resistensi rifampisin, yaitu kodon 511,
512, 513, 514, 515, 516, 517, 518, 519, 521, 524 dan 525 Valim et al., 2000; Mani et al., 2001; Khosravi et al., 2012; Wang et al., 2013; Yasmin et al., 2014.
Frekuensi mutasi yang terjadi pada masing-masing kodon tersebut yaitu, pada kodon 511 8,06 merupakan mutasi substitusi Yasmin et al., 2014, kodon 512
6,8 Titov et al., 2006, kodon 513 5 Taniguchi et al., 1996, kodon 514 1,2 yang merupakan mutasi delesi Valim et al., 2000, kodon 515 1,8 Ma et al.,
2006, kodon 516 14,2 Hirano et al., 1999, kodon 517 2 yang merupakan mutasi delesi Mani et al., 2001, kodon 518 3,22 yang merupakan mutasi delesi
Yasmin et al., 2014; Mani et al., 2001, kodon 519 merupakan mutasi yang baru ditemukan dan termasuk dalam mutasi delesi Wang et al., 2013, kodon 524
1,2 merupakan mutasi titik dan kodon 525 sebanyak 2,2 Titov et al., 2006. Studi yang dilakukan oleh Titov et al 2006 di Belarus melaporkan bahwa
jumlah frekuensi mutasi pada kodon 516 lebih kecil dibandingkan dengan studi yang dilakukan oleh Hirano et al 1999 untuk isolat di beberapa negara Asia.
Studi yang dilakukan di Belarus didapatkan frekuensi mutasi pada kodon 516 sebanyak 9,1, sedangkan untuk di negara Asia yaitu 14,4. Penelitian ini
menyatakan bahwa telah ditemukan mutasi dengan frekuensi tertinggi untuk kodon 516 di beberapa negara di Asia Hirano et al., 1999.