Kemandirian Dalam Syariat Islam

52 masalah tanpa meminta bantuan kepada orang lain, dan dapat bertanggung jawab terhadap segala keputusan yang diambil melalui berbagai pertimbangan sebelumnya. Ciri-ciri seseorang dikatakan mandiri adalah yang memiliki semua kemampuan di bawah ini : 1. Memiliki kemampuan untuk selalu berusaha berinisiatif dalam segala hal. 2. Memiliki kemampuan mengerjakan tugas yang dipertanggung-jawabkan padanya. 3. Memperoleh kepuasan dari kegiatannya yang dikerjakannya. 4. Memiliki kemampuan mengatasi rintangan yang dihadapinya dalam mencapai kesuksesan. 5. Memiliki kemampuan untuk selalu bertindak jujur dan benar sesuai hak dan kewajibannya. 6. Memiliki kemampuan berpikir secara kritis, kreatif dan inovatif terhadap sesuatu yang dikerjakannya atau diputuskannya, baik dalam segi manfaat atau keuntungannya, maupun segi negatif dan kerugian yang akan dialaminya. 7. Tidak merasa rendah diri jika harus berbeda pendapat dengan orang lain, berani mengemukakan pendapatnya walaupun berbeda, dan mampu menerima pendapat yang lebih benar.

2. Kemandirian Dalam Syariat Islam

Kemandirian dalam syariat Islam adalah kemauan untuk memenuhi kebutuhan sendiri dengan bekerja keras agar terhindar dari sikap meminta-minta. Dalam ajaran 53 islam, meminta-minta adalah pekerjaan yang hina harus dijauhi, kecuali dalam keadaan yang sangat terpaksa. Islam tidak melarang umat muslim menerima pemberian dari orang lain, akan tetapi menjadi pemberi jauh lebih baik dan mulia. Di dalam Al- Qur‟an surat Al-Iail ayat 18-21 membahas tentang tangan diatas lebih baik dari pada tangan di bawah saling memberi sebagai berikut:                      Artinya : 18. yang menafkahkan hartanya di jalan Allah untuk membersihkannya, 19 Padahal tidak ada seseorangpun memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya,20 tetapi dia memberikan itu semata-mata karena mencari keridhaan Tuhannya yang Maha tinggi, 21 dan kelak Dia benar- benar mendapat kepuasan.Q.S Al-Iail ayat 18-21. Pola hidup yang tidak mandiri, selain menjadi beban juga akan menjatuhkan wibawa seseorang dimata orang lain. Islam selalu menganjurkan umatnya untuk mandiri, sehingga setiap upaya kearah kemandirian mendapatkan porsi penting dalam ajaran Islam. Rosulullah memberikan sugesti kepada umatnya, “Seorang yang berusaha mencari kebutuhan pokok dan tidak meminta-minta pada orang lain. Allah tidak akan mengazabnya pada hari kiamat. Sekiranya kalian mengetahui apa yang ketahui, maka seseorang tidak akan pernah meminta-minta kepada orang lain sedang ia memiliki makanan untuk seharinya. Dan seorang hamba yang berusaha dengan tangannya sendiri sangat disukai Allah .Sungguh Allah sangat benci seseorang yang tidak mempunyai penghasilan dunia akhirat”. 54 Didalam hadist lain, diriwayatkan bahwa Rasulullah Saw, pernah pergi kepasar dan membawa beberapa keranjang barang melihat beliau membawa barang yang banyak, para sahabat berinisiatif membawakannya. Namun, beliau segera menolaknya. Beliau bersabda “kamilah pemilik barang ini, dan kamilah yang paling berhak membawanya ” Inilah contoh dari kemandirian Rasulullah Saw yang patut kita teladani.Hadist tersebut merupakan anjuran bagi umat Muslim agar hidup mandiri. Jika kita menelusuri jejak hidup Rasulullah, kita akan menemukan betapa beliau adalah seseorang yang sangat mandiri. Beliau tidak segan mengerjakan pekerjaan sebagaimana dikerjakan orang kebanyakan.Beliau sering menambal sendiri jubahnya, menjahit sepatunya dan melakukan pekerjaan rumah tangga.Bagi beliau, pekerjaan rumah tangga tidak mengurangi sedikitpun kewibawaan dan kemulyaannya sebagai utusan Allah.

D. Metode Daurah Kebudayaan