30 syafi‟iah. Pengajaran kitab-kitab kuning berbahasa arab dan tanpa harkat atau sering
disebut dengan kitab Gundul merupakan satu-satunya metode yang secara formal diajarkan dalam komunitas pondok pesantren di Indonesia. Pada umumnya para
santri datang jauh dari kampung halaman dengan tujuan inginmemperdalam kitab- kitab klasik tersebut, baik kitab ushul fiqh, kitab Tafsir, Hadist dan lain sebagainya.
Waktu pengajian kitab kuning ditentukan pagi dan sore hari atau pagi hari hingga menjelang masuk sekolah.Metode yang diberikan adalah sorogan dan bandungan
weton. Didalam hal ini, seorang kyai memberikan penjelasan dan pandangan tentang kitab tersebut disamping cara membacanya. Kurikulum pelajaran kitab
kuning diserahkan sepenuhnya pada kyainya.
33
Keseluruhan kitab-kitab klasik yang digunakan di pondok pesantren dapat digolongkan kedalam delapan kelompok, yaitu : 1 Nahwu sintaksis dan saraf
morfologi, 2 Figh, 3 Ushul fiqh, 4 Hadist, 5 Tafsir, 6 Tauhid, 7 Tasawuf dan etika. 8 Cabang-cabang lain seperti tarikh dan balaghah. Kitab-kitab tersebut
tersebut meliputi teks yang sangat pendek sampai teks yang terdiri dari berjilid-jilid tebal mengenai hadist, tafsir, fiqh, ushul fiqh dan tasawuf.
4. Tujuan Pendidikan Pondok Pesantren
Tujuan pondok pesantren merupakan bagian terpadu dari faktor-faktor pendidikan. Tujuan termasuk kunci dari keberhasilan pendidikan, disamping faktor-
faktor lainnya yang terkait : pendidik, peserta didik, alat pendidikan dan lingkungan
33
Bahri Ghazali, Op.Cit, h. 24.
31 pendidikan. Keberadaan empat faktor itu tidak ada artinya apabila tidak diarahkan
oleh suatu tujuan. Tak ayal lagi bahwa tujuan menepati posisi yang amat penting dalam proses pendidikan sehingga materi, metode, dan alat pengajaran yang
disuaikan dengan tujuan. Tujuan yang tidak jelas akan membubarkan seluruh aspek tersebut.
Tujuan pendidikan pondok pesantren adalah menciptakan dan mengembangkan kepribadian Muslim, yaitu kepribadian yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan,
berakhlak mulia, bermanfaat bagi masyarakat, atau berkhidmat kepada masyarakat dengan jalan menjadi kawula atau abdi masyarakat tetapi rasul, yaitu menjadi pelayan
masyarakat sebagaimana kepribadian Nabi Muhammad mengikuti sunah Nabi, mampu berdiri sendiri mandiri, bebas, dan teguh dalam kepribadian, menyebarkan
agama atau menegakan Islam dan kejayaan umat ditengah-tengah masyarakat Izz al- Islam wa al- Muslimin dan mencintai ilmu dalam rangka mengembangkan
kepribadian manusia.
34
5. Tipologi pondok pesantren
Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam mengalami perkembangan bentuk sesuai dengan perubahan zaman. Terutama sekali adanya dampak kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Perubahan bentuk pondok pesantren bukan berarti telah hilang bentuk ke khasannya. Dalam hal ini, pondok pesantren tetap merupakan
lembaga pendidikan Islam yang tumbuh dan berkembang dari masyarakat untuk
34
Mustaki ,Op. Cit , h. 93.
32 masyarakat.Secara faktual ada beberapa tipe pondok pesantren yang berkembang
dalam masyarakat, meliputi:
1. Pondok Pesantren Tradisional