commit to user
5
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1. Tinjauan Pustaka
Lapis Aspal Beton Laston adalah suatu lapisan pada konstruksi jalan raya, yang terdiri dari campuran aspal keras dan agregat yang bergradasi menerus dicampur,
dihampar dan dipadatkan dalam keadaan panas pada suhu tertentu. SNI 03-1737- 1989
Hasil pemadatan yang dilakukan pada campuran aspal yang menggunakan bahan tambahan belerang menghasilkan nilai stabilitas sisa yang lebih tinggi yaitu
sebesar 85 dibandingkan dengan nilai stabilitas sisa pada campuran yang tanpa menggunakan bahan tambahan belerang yaitu sebesar 84,5 , nilai dari stabilitas
sisa tersebut didapat dari perendaman selama 30 menit dibagi dengan perendaman 24 jam dari hasil tersebut menurut DPU, Bina Marga tahun 1987 tentang
peraturan laston disyaratkan indeks perendaman tersebut minimal harus mempunyai nilai IP sebesar 75 . Sehingga dari hasil pengamatan di lab dapat
disimpulkan bahwa penggunaan bahan tambahan belerang pada aspal sebagai bahan pengikat pada campuran aspal beton dapat menghasilkan nilai IP sedikit
lebih tinggi. Dwinanta Utama, Ir, MSc, DIC.2006.Pengaruh Penggunaan Belerang Pada Aspal beton Panas Lapis Perkerasan Lentur. Universitas
Brawijaya Malang
commit to user 6
Hasil pengujian Marshall diperoleh grafik hubungan parameter campuran aspal, dengan kadar aspal optimum 4,8. Dan dari pengujian Marshall rendaman
diketahui stabilitas tersisa setelah perendaman 24 jam pada suhu 60 ºC adalah 93,545. Dari hasil penelitian yang kami lakukan, didapatkan hasil bahwa semua
pemeriksaan telah memenuhi standart spesifikasi dari AASHTO, ASTM, dan SNI sehingga perencanaan aspal beton dengan filler kapur padam ini dapat digunakan
untuk lapis perkerasan Asphalt Concrete AC. Henny Fennisa dan Moh. Wahyudi, 2010.Perencanaan Campuran Aspal Beton dengan Menggunakan Filler
Kapur Padam. Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. Semarang
Penelitian ini menganalisis lebih lanjut mengenai karakter campuran beton aspal yang menggunakan filler gabungan antara abu kayu dan abu batu yang pada
akhirnya mendapatkan titik optimum dengan rasio 50 abu kayu dan 50 abu batu. Dimana kompospisi tersebut adalah batas maksimal rasio jumlah abu kayu
dalam filler yang menghasilkan campuran aspal beton memenuhi persyaratan the asphalt institute. Campuran tersebut juga memiliki kuat tarik secara tak langsung
yang signifikan dengan campuran berfiller abu batu biasa.Selain itu angka retained stabilitynya lebih tinggi dari campuran abu batu biasa yang berarti
memiliki keawetan lebih baik. Lucas,Benny Hardyanto. 2002. Pengaruh Abu Serbuk Kayu sebagai Filer dalam Campuran Beton Aspal, Universitas Katolik
Parahyangan,Fakultas teknik program studi teknik sipil, Bandung
Kekakuan yang semakin berkurang pada benda uji seiring dengan lama masa perendaman. Kelenturan masih berusaha dipertahankan oleh campuran dengan kadar
filler 100 abu batu yang diikuti 50 abu batu – 50 semen Portland dan diikuti
pada 100 semen portland. Kondisi tersebut dialami pada campuran dengan dua macam tumbukan yang telah dilakukan.
Putrowijoyo, Rian. 2006. Kajian Laboratorium Sifat Marshall dan Durabilitas Asphalt Concrete
– Wearing Course AC-WC dengan Membandingkan Penggunaan antara Semen Portland dan Abu
Batu sebagai Filler, Universitas Dpionegoro, Program Magister Taknik Sipil, Semarang
commit to user 7
Abu terbang dibagi menjadi 4 kelompok berdasarkan tes yang dilakukan kemudian digunakan sebagai filler dalam campuran aspal beton. Abu batu, filler
konvensional di India, juga digunakan untuk membandingkan hasil. Reologi sifat filler bitumen FB mastic ditentukan dari uji titik lembek, uji viskositas, dan uji
geser. Kekuatan dan daya tahan tes seperti stabilitas marshall, sisa pada stabilitas, rasio kekuatan tarik, dan uji creep statis dilakukan pada beton aspal bercampur
dengan lima jenis pengisi dan hasilnya dianalisis dan dibandingkan. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa semua empat kelompok abu terbang yang cocok
untuk digunakan pada aspal keras bercampur dengan abu terbang dalam kelompok untuk memiliki kinerja terbaik. Isi filler optimum 7 dan sifat beton aspal
campuran fly ash lebih baik daripada campuran konvensional. Vishal Sharma, Satish Chandra, Rajan Choundhary. 2010. Karakteristik Fly Ash Campuran Aspal
Beton.India
Empat berbeda proporsi agregat pengganti digunakan khusus pada 0, 10, 20, 30 dari berat total agregat kering. Campuran kadar abu vulkanik 0 digunakan
sebagai campuran referensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sifat mekanik dari semua campuran agregat abu vulkanik, sampai dengan 20 , yang dalam
batas batas spesifikasi marshall design. Selain itu, ditemukan bahwa penggunaan agregat abu vulkanik meningkatkan sifat resistensi creep HMA Hot Mix
Asphalt. HMA dengan pengganti abu vulkanik 10 agregat memberikan hasil optimal dalam jangka perlawanan pengelupasan, ketahanan mulur, dan modulus
resilient. Jamil A. Naji and Ibrahim M. Asi. 2008. Evaluasi Kinerja Campuran Aspal Beton yang Mengandung Abu Vulkanik Granular. Yaman
commit to user 8
2.2. Dasar Teori