31 3. Retribusi Perizinan Tertentu
Retribusi Perizinan Tertentu, adalah retribusi atas kegiatan tertentu pemerintah daerah dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau badan yang
dimaksudkan untuk pengaturan dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana, saran, atau fasilitas tertentu guna
melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan. Retribusi perizinan tertentu ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah dengan
kriteria-kriteria: 1 Perizinan tersebut tersebut termasuk kewenangan pemerintahan yang
diserahkan kepada daerah dalam rangka desentralisasi. 2 Perizinan tersebut benar-benar diperlukan guna melindungi kepentingan
umum 3 Biaya yang menjadi beban daerah dalam penyelenggaraan izin tersebut dari
biaya untuk menanggulangi dampak negatif dari perizinan tersebut cukup besar sehingga layak dibiayai dari retribusi perizinan.
Jenis retribusi Perizinan Tertentu adalah: a Retribusi Izin Mendirikan Bangunan
b Retribusi Tempat Penjualan Minuman Beralkohol c Retribusi Izin Gangguan
d Retribusi Izin Trayek e Retribusi Izin Usaha Perikanan
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Hakki 2008 meneliti penerimaan pajak dan retribusi daerah sebelum dan pada masa otonomi daerah di Kota Bogor. Ia menggunakan metode analisis
komponen utama Principal Component AnalysisPCA dan hasil penelitiannya menunjukkan bahwa penerimaan pajak daerah di Kota Bogor sangat dipengaruhi oleh
variabel tingkat inflasi. Sedangkan penerimaan retribusi daerah di kota Bogor dipengaruhi oleh variabel tingkat inflasi, uji kendaraan bermotor, dan jumlah
pengunjung obyek wisata. Adapun penulis melakukan penelitian mengenai faktor- faktor yang mempengaruhi penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah di Kota
Bogor dengan pertimbangan bahwa perbedaan wilayah penelitian akan memberikan hasil yang berbeda. Pada penelitian ini, penulis lebih mengkhususkan pada era
Universitas Sumatera Utara
32 otonomi daerah, yaitu selama periode tahun 2005 hingga tahun 2007 dengan
menggunakan data bulanan. Penelitian Rahdina 2008 tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah di Kota Depok pada era otonomi daerah, menunjukkan bahwa dalam periode anggaran 2002 hingga 2007,struktur
penerimaan APBD di Kota Depok terus mengalami peningkatan dan didominasi oleh dana perimbangan. Sedangkan PAD yang merefleksikan kinerja pemerintah daerah
dalam menggali sumber-sumber penerimaan daerah yang potensial bagi proses pembangunan di Kota Depok, kontribusinya cenderung fluktuatif setiap tahunnya.
Pajak dan retribusi daerah merupakan komponen PAD yang memberikan kontribusi terbesar di Kota Depok. Adapun penerimaan pajak daerah di Kota Bogor dipengaruhi
oleh variabel tingkat inflasi, jumlah rumah tangga serta jumlah pemasangan reklame. Sementara itu, penerimaan retribusi daerah di Kota Depok dipengaruhi oleh variable
tingkat inflasi, jumlah izin trayek, serta jumlah rumah tangga.
2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Kerangka Konseptual
Berdasarkan latar belakang masalah, tinjauan teoritis, dan tinjauan penelitian terdahulu, maka peneliti membuat kerangka konseptual penelitian sebagai berikut:
Gambar 2. 1
Variabel Independen Variabel Dependen
H1
H2 I.
Hipotesis Penelitian
H3
Pendapatan Daerah
Pajak Daerah X1
Retribusi Daerah X2
Universitas Sumatera Utara
33 Hipotesis menurut Erlina dan Sri Mulyani 2007:41, menyatakan
hubungan yang diduga secara logis antara dua variabel atau lebih dalam rumusan preposisi yang dapat diuji secara empiris. Hipotesis pada penelitian ini adalah:
1 : Pajak Daerah berkontribusi terhadap Pendapatan Daerah 2 : Retribusi Daerah berkontribusi terhadap Pendapatan Daerah
3 : Pajak Daerah dan Retribusi Daerah secara simultan berkontribusi terhadap Pendapatan Daerah.
Universitas Sumatera Utara
34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Desain penelitian merupakan kerangka kerja untuk memerinci hubungan antara variabel dalam suatu penelitian. Penelitian ini menggunakan desain kausal
yang berguna untuk menganalisa hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya Umar, 2003: 30. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: pajak
daerah, retribusi daerah sebagai variabel independen, dan pendapatan daerah sebagai variabel dependen.
3.2 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Menurut Umar 2003: 60 “Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih
lanjut, misalnya dalam bentuk table, grafik, diagram, gambar dan sebagainya, sehingga lebih informatif jika digunakan oleh pihak lain”.
Data yang digunakan untuk penelitian ini adalah data time series dan cross section. Data time series atau disebut juga data deret waktu merupakan sekumpulan
data dari suatu fenomena tertentu yang didapat dalam beberapa interval waktu tertentu, misalnya dalam waktu mingguan, bulanan, atau tahunan. Sedangkan data
cross section atau sering disebut data satu waktu merupakan sekumpulan data suatu fenomena tertentu dalam satu kurun waktu saja. Umar, 2003: 61.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Tujuan yang diungkapkan dalam bentuk
hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian. Jawaban itu masih perlu diuji secara empiris, dan untuk maksud itulah dibutuhkan pengumpulan
data. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan dua tahap,
yaitu: 1. Melalui studi pustaka, yakni jurnal akuntansi, serta buku-buku yang
berkaitan dengan masalah yang diteliti.
Universitas Sumatera Utara