38
3.5 Metode Analisi Data
Dalam penelitian ini, data dianalisis statistic dengan menggunakan SPSS 17. Pengujian hipotesis pada penelitian dilakukan setelah melakukan pengujian asumsi
klasik. 1. Pengujian Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas Data Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal Ghozali, 2005: 110. Jika terdapat normalitas, maka residual akan terdistribusi secara normal
dan independen yaitu perbedaan antara nilai predikasi dengan skor yang sesungguhnya atau error akan terdistribusi secara simetri di sekitar nilai means
sama dengan nol. Pengujian normalitas dilakukan dengan uji non parametric Kolmogorov-Smirnov, dimana data yang berdistribusi normal akan memiliki
nilai yang lebih besar dari 0,05. Selain itu, uji normalitas dapat juga dilihat melalui grafik histogram dan grafik normal plot.
b. Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independent. Model yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen Ghozali,
2005:91. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas dapat dilihat dari:
1 Nilai tolerance dan lawannya 2 Variance inflation factor VIF.
Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance mengukur
variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya, jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan
nilai VIF tinggi karena VIF= 1Tolerance. Batasan yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance 0.10 atau
sama dengan nilai VIF10.
c. Uji Heteroskedastisitas
Universitas Sumatera Utara
39 Regresi linear dapat terjadi bila terjadi homokedastisitas bukan
heterokedastisitas. Menguji apakah dalam sebuah model regresi telah terjadi ketidaksamaan varian dari residual atas suatu pengamatan lainnya adalah
penting. Jika yang terjadi bahwa variansnya tetap, maka ia disebut berada dalam kondisi homokedastisitas Umar, 2003:137. Pada penelitian ini diuji
dengan melihat grafik Scatterplot. Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model yang baik adalah homokedastisitas atau
tidak terjadi heteroskedastisitas Ghozali, 2005:105. Cara yang dipakai dalam penelitian ini untuk mendeteksi ada atau
tidaknya heteroskedositas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat dependen yaitu ZPRED dengan residualnya
SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID
dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual Y prediksi – Ysesungguhnya yang telah di-studentized. Dasar
analisis yang dapat digunakan untuk menentukan heteroskedastisitas, antara lain:
a Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang tertaur bergelombang, melebar kemudian
menyempit, mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas. b Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan
di bawah angka 0 pada sumbu Y, tidak terjadi heteroskedastisitas atau terjadi homokedastisitas.
d. Uji Autokorelasi Uji autokeralasi bertujuan untuk menganalisis apakah
dalam model regresi terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada perode t dengan kesalahan t1 atau
sebelumnya Erlina, 2007. Autokorelasi muncul karena
Universitas Sumatera Utara
40 observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama
lain. Masalah ini timbul karena residual atau kesalahan pengganggu tidak bebas dari satu observasi ke observasi
lainnya. Hal ini paling sering ditemukan pada data runtut waktu atau time series karena “gangguan” pada seorang
individukelompok cenderung mempengaruhi “gangguan” pada individukelompok yang sama pada periode berikutnya.
Model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk mengetahui adanya autokorelasi dapat
dideteksi dengan menggunakan Durbin Watson statistik.
2. Pengujian Hipotesis Untuk hipotesis H1 sampai dengan H4 menggunakan analisis regresi
lincar sederhana. Hipotesis ini diuji dengan menggunakan uji t. Kriteria yang digunakan untuk hipotesis H1 sampai dengan H4
adalah : Ho diterima
apabila t t table α Ha diterima apabila t t table α
Untuk hipotesis H5 menggunakan analisis regresi ganda. Analisis regresi ganda digunakan oleh peneliti bila peneliti bermaksud meramalkan
bagaimana keadaan naik turunnya variabel dependen kriterium, bila dua atau lebih variabel independen sebagai predictor dimanipulasi dinaik-
turunkan nilainya Sugiyono, 2006:250. Pengujian hipotesis ini menggunakan uji f.
Universitas Sumatera Utara
41 Data dianalisis dengan model regresi berganda sebagai berikut:
Y= α + β1x1 + β2x2 + ε Keterangan:
Y = Pendapatan Asli Daerah PAD
X1 = Pajak Daerah
X2 = Retribusi Daerah
α = konstanta
β1, β2 = koefisien regresi yang menunjukkan angka peningkatan atau penurunan variabel dependen berdasarkan pada variabel
independen. ε
= error
Universitas Sumatera Utara
42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Sumatera Utara
Sumatera Utara adalah sebuah Provinsi yang terletak di Pulau Sumatera, berbatasan dengan Aceh di sebelah utara dan dengan Sumatera Barat serta Riau di sebelah selatan,
terletak pada 1°- 4° derajat LU dan 98°- 100° Bujur Timur merupakan bagian dari wilayah pada posisi silang di kawasan Palung Pasifik Barat. Berdasarkan letak dan kondisi alamnya,
Sumatera Utara dibagi atas 3 kelompok wilayah yaitu : 1 Pantai Barat Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah, Sibolga, dan Nias. 2 Dataran Tinggi Tapanuli Utara, Simalungun,
Pematang Siantar, Karo, dan Dairi. 3 Pantai Timur Medan, Binjai, Langkat, Tebing Tinggi, Asahan, Tanjung Balai, dan Labuhan Batu.
Pusat pemerintahan Sumatera Utara terletak di kota Medan. Sebelumnya, Sumatera Utara termasuk ke dalam Provinsi Sumatera sesaat Indonesia merdeka pada tahun 1945. Pada
tahun 1950. Provinsi Sumatera Utara dibentuk meliputi sebagian Aceh. Tahun 1956, Aceh dipisahkan menjadi Daerah Otonom dari Provinsi Sumatera Utara. Luas daratan propinsi
Sumatera Utara adalah 71.680 km² dibagi kepada 25 kabupaten, 8 kota dahulu kotamadya. Sebelum melakukan pembahasan mengenai data secara statistik harus terlebih dahulu
memperhatikan data kabupaten kota yang telah ditentukan sebagai sampel. Adapun kabupaten kota yang terpilih menjadi sampel penelitian berdasarkan pertimbangan yang
ditentukan oleh penulis pada bab sebelumnya, adalah sebanyak 33 kabupatenkota untuk setiap tahunnya.
Universitas Sumatera Utara