c. Masa remaja lanjut atau Late adolescent
Masa ini terjadi pada umur 17 – 21 tahun, ditandai dengan kematangan fisik yang biasanya sudah lengkap,gambaran tubuh dan defenisi jenis kelamin
sudah terjamin sifat individualis sudah mulai muncul dan dukungan sebaya mulai kurang dibutuhkan. Remaja pada umur ini biasanya sudah mulai
menggunakan pemikiran idealisme yang juga akan mengarah pada konflik dengan keluarga atau figur autoritas lainnya. Pada masa ini remaja juga
sudah mempertanyakan apa tujuan hidupnya.
2.2. Tidur
2.2.1. Defenisi Tidur
Tidur didefenisikan sebagai suatu kedaan bawah sadar saat orang tersebut dapat dibangunkan dengan pemberian rangsang sensorik atau dengan rangsang
lainnya Guyton, 2007.
2.2.2. Klasifikasi Tidur
Setiap malam orang mengalami dua tipe tidur yang saling bergantian satu sama lain. Tipe ini disebut 1 tidur gelombang - lambat, karena pada tipe ini
gelombang otak sangat kuat dan frekuensinya sangat rendah, dan 2 tidur dengan pergerakan mata yang cepat REM sleep, karena pada tipe tidur ini mata bergerak
dengan cepat meskipun orang tersebut tetap tidur. • Tidur Gelombang Lambat atau Non Rapid Eye Movement NREM
Tidur gelombang lambat bersifat tenang dan dihubungkan dengan penurunan tonus pembuluh darah perifer dan fungsi vegetatif tubuh lain,
contohnya tekanan darah, frekuensi pernafasan, dan kecepatan metabolisme basal akan berkurang 10 sampai 30 persen.
Fase tidur ini dikenal dengan fase tidur tanpa mimpi, namun sebenarnya pada fase ini sering timbul mimpi. Perbedaan antara mimpi – mimpi yang
terjadi pase tidur NREM dengan tidur REM adalah bahwa mimpi yang terjadi pada tidur REM lebih sering melibatkan aktivitas otot tubuh, dan
mimpi pada tidur NREM biasanya tidak dapat diingat ketika bangun Guyton, 2007.
Universitas Sumatera Utara
• Tidur REM Tidur Paradoksikal, Tidur Desinkronisasi Sepanjang tidur normal, tidur REM berlangsung 5 sampai 30 menit
biasanya muncul rata – rata setiap 90 menit. Bila sesorang sangat mengantuk, setiap tidur REM akan berlangsung singkat, bahkan mungkin
tidak ada. Terdapat hal penting dalam tidur REM, yaitu :
Tidur REM biasanya disertai mimpi yang aktif dan pergerakan otot tubuh yang aktif
Seseorang lebih sukar dibangunkannoleh rangsangan sensorik
selama tidur gelombang lambat,namun terbangun spontan di pagi hari.
Tonus otot di seluruh tubuh sangat berkurang
Frekuensi denyut jantung dan pernapasan biasanya menjadi
irregular
Terdapat pergerakan mata yang cepat
Pada tidur REM, otak menjadi sangat aktif, dan metabolisme di seluruh otak meningkat sebanyak 20 persen.
Ringkasnya, tidur REM adalah tipe tidur saat otak dalam keadaan aktif Guyton, 2007.
Perubahan-perubahan aktivitas korteks serebri selama tidur ternyata dikelompokkan dalam 5 tahapan tidur. Sewaktu siap untuk tidur, terbaring rileks,
tonus otot mulai menurun dan mata masih terbuka, gelombang listrik otak memperlihatkan ‘gelombang alfa’ dengan penurunan voltase; keadaan ini sering
disebut tahap 1. Keadaan tidur masuk tahap 2, apabila timbul sekelompok gelombang berfrekuensi14-18 siklus per detik, ini dinamakan gelombang tidur
sleep spindle. Pada tahap ini kedua bola mata berhenti bergerak dan tonus otot masih terpelihara. Selama waktu ini masih akan terbangun oleh suara yang agak
berisik Guyton, 2007. Selama beberapa waktu berikutnya, masuk dalam tidur lelap tahap 3, dan
bahkan tidur lebih lelap lagi pada tahap 4. Dalam tahap 3, orang yang tertidur cukup pulas, rileks sekali karena tonus otot lenyap sama sekali dan EEG
Universitas Sumatera Utara
memperlihatkan gelombang lambat delta 20-50. Tahap 4 adalah tidur paling nyenyak, tanpa mimpi dan sulit dibangunkan. EEG memperlihatkan dominasi
gelombang delta 50 dan gelombang tidur sulit didapat. Ada yang mengatakan bahwa pada waktu ini, hormon pertumbuhan diproduksi untuk memulihkan tubuh,
memperbaiki sel, membangun otot dan jaringan pendukung, menguatkan tulang Guyton, 2007.
Setelah berlangsungnya tahap 4, tiba-tiba bola mata mulai bergerak cepat, sehingga tidur ini disebut REM tahap 5. Detak jantung dan napas bertambah
cepat, tekanan darah naik, otot-otot anggota gerak dan badan tegang kembali menggerakkan badan di tempat tidur Guyton, 2007.
2.2.3 Fisiologi Tidur