BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian berlangsung di SMPN 2 Galang, Kabupaten Deli Serdang dan dilaksanakan pada tanggal 11 November 2014. Sekolah ini memiliki ruang kelas
sebanyak 10 kelas yang terdiri dari 3 kelas VII, 3 kelas VIII, dan 3 kelas IX. Total jumlah siswa keseluruhan adalah 332, dimana jumlah murid kelas VII adalah 104
orang, murid kelas VIII 109 orang dan murid kelas IX ada 119 orang. Kelas VIII terbagi menjadi 3 kelas, yaitu kelas VIII A yang memiliki jumlah siswa sebanyak
35 orang, VIII B yang memiliki jumlah siswa sebanyak 38 orang, VIII C yang memiliki jumlah siswa sebanyak 36 orang. Namun, sesuai dengan kriteria eksklusi
dan inklusi, sampel yang diambil adalah 92 orang. Secara epidemiologi, tidak ada data- data yang menunjukkan bahwa daerah disekitar sekolah ini sebagai daerah
endemis tertentu, terlebih lagi penyakit – penyakit yang mempengaruhi kedua variabel.
5.1.2. Karakteristik 5.1.2.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Pada penelitian ini yang menjadi responden adalah siswa-siswi kelas VIII di SMPN 2 Galang, Kabupaten Deli Serdang. Sejumlah 92 responden berpartisipasi
dalam penelitian ini. Adapaun karakteristik responden berdasarkan usia adalah sebagai berikut.
Tabel 5.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
No Usia
Frekuensi n Persentase
1 13
47 51.1
2 14
40 43.5
3 15
5 5.4
Total 92
100 Sumber : Data Primer
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.1 menunjukkan bahwa jumlah responden yang berusia 13 tahun sebanyak 47 orang 51,1 responden yang berusia 14 tahun sebanyak 40 orang
43,5, dan responden yang berusia 15 tahun sebanyak 5 orang 5,4.
5.1.2.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Pada penelitian ini yang menjadi responden adalah seluruh siswa kelas VIII baik yang berjenis kelamin laki-laki maupun perempuan. Adapun karakteristik
responden berdasarkan jenis kelamin adalah sebagai berikut.
Tabel 5.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No. Jenis Kelamin
Frekuensi n Persentase
1 Laki-laki
25 27.2
2 Perempuan
67 72.8
Total 92
100 Sumber : Data Primer
Tabel diatas menunjukkan bahwa responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 25 orang 27,2 dan responden berjenis kelamin perempuan terdapat
sebanyak 67 orang 72,8.
5.1.2.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Kuantitas Durasi Tidur Tabel 5.3.Karakteristik Responden Berdasarkan Durasi Tidur
No. Durasi Tidur
Frekuensi n Persentase
1 Kurang
18 19.6
2 Cukup
64 69.6
3 Berlebih
10 10.8
Total 92
100
Sumber : Data Primer Tabel diatas menunjukkan bahwa durasi tidur responden berbeda-beda,
yaitu, responden yang memiliki durasi tidur yang kurang 8 jam terdapat sebanyak 16 orang 19,6, yang memiliki durasi tidur yang cukup 8-9 jam
Universitas Sumatera Utara
sebanyak 64 orang 69,6, dan yang memiliki durasi tidur berlebih 9 jam sebanyak 10 orang 10,8.
5.1.2.4.Karakteristik Responden Berdasarkan Memori Jangka Pendek Tabel 5.4.Karakteristik Responden Berdasarkan Memori Jangka Pendek
Memori Jangka Pendek Frekuensi n
Persentase Buruk
30 32.6
Baik 62
67.4 Total
92 100
Sumber : Data Primer Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 92 responden yang dinilai memori
jangka pendeknya terdapat 30 orang 36,6 responden memiliki memori jangka pendek yang buruk skor 14 dan 62 orang 63,4 memilili memori jangka
pendek yang baik skor ≥14.
5.1.2.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Onset Tidur Tabel 5.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Onset Tidur
Durasi Tidur Onset Tidur
Onset Bangun Frekuensi
n Persentase
Kurang Tepat Waktu
Tidak Tepat 3
3 Tidak tepat
waktu Tepat
15 16.30
Cukup Tepat waktu
Tepat waktu 53
57.60 Tidak tepat
waktu Tidak tepat
waktu 11
11.96
Berlebih Tepat waktu
Tidak Tepat waktu
6 6.5
Tidak Tepat waktu
Tepat Waktu 4
4.34
Total 92
100
Universitas Sumatera Utara
Tabel di atas menunjukkan karakteristik responden dinilai berdasarkan onset tidur dan onset bangun. Adapaun klasifikasi tersebut didapatkan dengan
pengelompokkan berdasarkan jam mulai tidur dan jam mulai bangun, dimana dikatakan onset tidur tepat waktu yaitu pada pukul 21.30 WIB - 22.00 WIB dan
dikatakan onset bangun tepat waktu pada pukul 05.30 WIB - 06.00 WIB. Berdasarkan tabel didapatkan responden yang durasi tidurnya kurang namun onset
tidurnya tepat adalah 3 orang 3 , dan yang onset tidurnya tidak tepat adalah 15 orang 16,3, responden dengan durasi tidur cukup dan onset tidurnya tepat
adalah 53 orang 57,6 , responden dengan durasi tidur cukup namun onset tidurnya tidak tepat adalah 11 orang 11,96, responden dengan durasi tidur
berlebih dengan onset tidurnya tepat adalah 6 orang 6,34 , dan responden dengan durasi tidur belebih dengan onset tidur tidak tepat adalah 4 orang 4,34 .
5.2. Hubungan Karakteristik Responden dengan Memori Jangka Pendek 5.2.1. Hubungan Antara Usia Terhadap Memori Jangka Pendek
Tabel 5.5. Hubungan Antara Usia Terhadap Memori Jangka Pendek
Memori Jangka Pendek Total
p Buruk
Baik 13
13 12.0 36 39.1
47 Usia
14 18 19.6
22 24.0 40
0.083 15
11.0 4 4.3
5 Total
35 57
92 Sumber : Data Primer
Dari tabel di atas, uji analisis antara usia dengan memori jangka pendek dikatakan buruk jika skor 14 dan dikatakan baik jika skor
≥14 menggunakan analisis chi square, didapatkan nilai signifikansi p= 0,083 p 0,05. Hal ini
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara usia dengan memori jangka pendek.
Universitas Sumatera Utara
5.2.2. Hubungan Antara Jenis Kelamin Terhadap Memori Jangka Pendek Tabel 5.6. Hubungan Antara Jenis Kelamin Terhadap Memori Jangka Pendek
Memori Jangka Pendek Total
P Buruk
Baik Jenis
Kelamin Laki-laki
13 14.1 12 13.0
25 0,015
Perempuan 1718.5
50 54.4 67
Total 35
57 92
Sumber : Data Primer Tabel di atas menunjukkan uji analisis antara jenis kelamin dengan memori
jangka pendek dikatakan buruk jika skor 14 dan dikatakan baik jika skor ≥14
menggunakan analisis chi square, didapatkan nilai signifikansi p= 0,015 p 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara jenis kelamin dengan memori
jangka pendek.
5.2.3. Hubungan Onset Tidur dengan Memori Jangka Pendek Responden Tabel 5.7. Hubungan Onset Tidur dengan Memori Jangka Pendek Responden
Memori Jangka Pendek Total
p Buruk
Baik 18
0,0001 Durasi
Tidur Kurang
Tepat Waktu 2 2.1
1 1 Tidak Tepat
waktu 13 15.2
2 1
Cukup Tepat Waktu
0 0 53 57.6
64 Tidak Tepat
1111.96 0 0
Berlebih Tepat Waktu
2 2 4 4.34
10 Tidak Tepat
Waktu 23.2
21 Total
30 62
92 Sumber : Data Primer
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel di atas, uji korelasi antara onset tidur responden dengan memori jangka pendek menggunakan analisis Chi square, didapatkan nilai signifikansi p=
0,0001 p 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara durasi tidur dengan memori jangka pendek.
5.2.4. Hubungan Antara Durasi Tidur Terhadap Memori Jangka Pendek
Data durasi tidur yang didapat dengan wawancara dengan responden dikelompokkan menjadi 3, yaitu durasi tidur kurang 8 jam, cukup 8-9 jam,
dan berlebih 9 jam. Sedangkan untuk memori jangka pendek di kelompokkan menjadi 2, yaitu buruk jika skor 14 dan baik jika skor
≥14. Kemudian kedua variabel dianalisis dengan uji chi square, dan didapati hasil sebagai berikut.
Tabel 5.6. Hubungan Antara Durasi Tidur Terhadap Memori Jangka Pendek
Memori Jangka Pendek Total
p Buruk
Baik Durasi
Tidur Kurang
15 16.3 3 3.3
18 Cukup
11 12.0 53 57.6
64 0,0001
Berlebih 4 4.3
6 6.5 10
Total 30
62 92
Sumber : Data Primer Dari tabel di atas, uji korelasi antara pekerjaan durasi tidur responden dengan
memori jangka pendek menggunakan analisis Chi square, didapatkan nilai signifikansi p= 0,0001 p 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara
durasi tidur dengan memori jangka pendek.
Universitas Sumatera Utara
5.3. Pembahasan
Tidur adalah kebutuhan fisiologis tubuh. Penelitian mengenai pengaruh tidur, baik kualitas maupun kuantitas durasi tidur terhadap tubuh semakin banyak
dilakukan. Hal ini dikarenakan semakin banyaknya penyakit – penyakit yang berhubungan dengan gangguan tidur Colrain, 2011. Beberapa penelitian telah
dilakukan untuk melihat hubungan durasi tidur dengan memori jangka pendek atau memori kerja. Dikatakan bahwa saat tidur, otak tidak sepenuhnya bekerja.
Terdapat hubungan yang sangat kompleks antara tidur, mimpi dan proses mengingat. Saat seseorang tidur dan dalam fase Non Rapid Eye Movement NREM
aktivitas kortikal berada pada voltase tinggi. Pada fase ini, otak akan memproses dirinya lebih terjaga. Dalam keadaan ini pula, neuroplastisitas otak meningkat pada
bagian gyrus prefrontalis. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kuriyama 2008, dimana dari 29 remaja yang sudah dikelompokkan berdasarkan
durasi tidurnya, 45 dari responden adalah remaja dengan durasi tidur yang cukup 8-9 jam yang memiliki memori jangka pendek yang lebih baik dibanding remaja
dengan durasi tidur yang kurang. Durasi tidur dalam penelitian ini memiliki hubungan yang kuat dengan
kapasitas memori jangka pendek atau memori kerja seseorang, dimana didapatkan bahwa skor tes memori jangka pendek buruk paling banyak didapati pada mereka
dengan durasi tidur kurang. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Gradisar dkk 2008, bahwa dari 143 remaja dalam golongan remaja tengah mild adolescent, 57
remaja yang memiliki durasi tidur yang cukup 8-9 jam memiliki kapasitas memori jangka pendek yang optimum dibanding remaja yang kurang tidur p0,0001.
Sedangkan pada penelitian Durmer 2005 didapati bahwa responden yang memiliki durasi tidur yang rendah memiliki gangguan atensi dan konsentrasi yang
juga mengakibatkan responden sulit menerima menyimpan informasi dan cenderung salah ketika memori tersebut dipanggil kembali.
Teori mengenai adanya neuroplastisitas dan remodeling konektivitas sinaps saat tidur sudah dibuktikan oleh beberapa penelitian. Penelitian molekular juga
sudah dilakukan oleh Walker dan Stickgold 2007 bahwa saat tidur, ketika mata tidak diberikan informasi sensorik, terjadi remodeling konektivitas sinaps, yang
Universitas Sumatera Utara