Reliabilitas Validitas dan Reliabilitas Skala

Resa Restiani, 2014 Hubungan Self Efficacy Dan Perceived Organizational Support Dengan Keterikatan Kerja Pada Karyawan Unit Theme Park Pt. Para Bandung Propertindo Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu b Uji Reliabilitas Instrumen Perceived Organizational Support Tabel 3.7 Reliabilitas Instrumen Perceived Organizational Support Reliability Statistics Cronbachs Alpha N of Items .883 26 Setelah beberapa item dibuang karena tidak memenuhi syarat, maka diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,883. Nilai tersebut menunjujjan reliabilitas instrumen perceived organizational support termasuk dalam kriteria reliabilitas yang tinggi. c Uji Reliabilitas Instrumen Self Efficacy Tabel 3.8 Reliabilitas Instrumen Keterikatan Kerja Reliability Statistics Cronbachs Alpha N of Items .824 18 Berdasarkan hasil perhitungan setelah beberapa item yang dibuang karena tidak memenuhi syarat, maka diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,824. Nilai tersebut menunjujjan reliabilitas instrumen keterikatan kerja termasuk dalam kriteria reliabilitas yang tinggi.

H. Kategorisasi Skala

Azwar 2007:107 mengemukakan bahwa tujuan kategorisasi adalah menempatkan individu ke dalam kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasar atribut yang diukur. Kontinum jenjang ini dari Resa Restiani, 2014 Hubungan Self Efficacy Dan Perceived Organizational Support Dengan Keterikatan Kerja Pada Karyawan Unit Theme Park Pt. Para Bandung Propertindo Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu rendah ke tinggi, dari paling jelek ke paling baik, dari sangat tidak puas ke sangat puas, dan semacamnya. Dalam penelitian ini peneliti mengelompokkan kategori pada tabel berikut: Tabel 3.9 Rumusan Tiga Kategori Rumus Kategori X μ-1,0 δ Rendah μ-1,0 δ ≤ X μ+1,0 δ Sedang μ+1,0 δ ≤ X Tinggi Keterangan: X= Skor subjek μ = Mean δ= Standar Deviasi Kategorisasi ini selanjutnya digunakan sebagai acuan atau norma dalam pengelompokan skor sampel ketiga variabel.

I. Teknik Analisis Data

Menurut Platto 1980:268, analisa data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar. Karena penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, maka metode analisisi data yang digunakan adalah alat analisis yang bersifat kuantitatif yaitu model statistik serta menggunakan analisis korelasi dan regresi. Hasil analisis nantinya akan disajikan dalam bentuk angka-angka yang kemudian dijelaskan dan diiterpretasikan dalam suatu uraian .

1. Uji Normalitas

Uji normalitas berguna untuk mengetahui data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak dan merupakan syarat untuk menentukan perhitungan statistik yang digunakan Umar, 2008:77. Uji normalitas Resa Restiani, 2014 Hubungan Self Efficacy Dan Perceived Organizational Support Dengan Keterikatan Kerja Pada Karyawan Unit Theme Park Pt. Para Bandung Propertindo Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS dengan metode uji One- Sample Kolmogorov-Smirov Test K-S, yakni jika nilai Asym Sig 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Data berdistribusi normal jika hasil uji p=value 0,05. Uji K-S dibuat dengan membuat hipotesis: Ho : Data residual berdistribusi normal Ha : Data residual tidak berdistribusi normal Bila sig 0,05 dengan α = 5, berarti distribusi data normal Ho diterima, sebaliknya bila sig 0,05 dengan α = 5, berarti distribusi data tidak normal Ha diterima.

2. Uji Korelasi

Uji korelasi digunakan untuk melihat seberapa erat hubungan antara satu variabel dengan variabel lain. Dalam penelitian ini uji korelasi digunakan untuk melihat hubungan antara self efficacy dengan keterikatan kerja dan hubungan antara perceived organizational support dengan keterikatan kerja, serta hubungan antara self efficacy dan perceived organizational support dengan keterikatan kerja. Karena distribusi data tidak normal, maka digunakan uji Spearman rho. Untuk menentukan keeratan hubungan bisa digunakan kriterian Guilford 1959 dalam Sugiyono, 2008. Jika nilai korelasi semakin dekat dengan 1 maka hubungan korelasi akan semakin kuat. Berikut pedoman interpretasi koefisien korelasi menurut Guilford 1959: Tabel 3.10 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan Kurang dari 0,20 Hubungan yang sangat kecil dan bisa diabaikan 0,20 - 0,40 Hubungan yang kecil tidak erat 0,40 – 0,70 Hubungan yang cukup erat