Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

Resa Restiani, 2014 Hubungan Self Efficacy Dan Perceived Organizational Support Dengan Keterikatan Kerja Pada Karyawan Unit Theme Park Pt. Para Bandung Propertindo Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu Dalam perkembangannya untuk bertahan, perusahaan membutuhkan tenaga kerja yang selaras dan efisien dalam menjalankan strategi dan memiliki ikatan yang sangat kuat dengan tempatnya bekerja Schiemann, 2011:5. Demikian halnya dengan PT. Para Bandung Propertindo Unit Theme Park di kota Bandung, sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di bidang theme park yang merupakan tempat hiburan dan rekreasi yang menyajikan bermacam bentuk hiburan dengan tempat yang nyaman. Sesuai dengan bidang perusahaan yaitu theme park, maka kemampuan karyawan dalam memenuhi harapan pengunjung merupakan salah satu hal yang penting bagi keberlangsungan perusahaan. Salah satu departemen di PT. Para Bandung Propertindo Unit Theme Park yang berhubungan langsung dengan pengunjung dan bertugas memberikan pelayanan terhadap pengunjung yang datang yaitu departemen Operation. Namun terdapat permasalahan yang terjadi di departemen Operation, yaitu tingkat absensi dan turnover karyawan dari perusahaan yang cukup tinggi sehingga dapat mengganggu jalannya operasional perusahaan. Tabel 1.1 Tingkat Absensi Karyawan Departemen Operation Unit Theme Park PT. Para Bandung Propertindo Januari Tahun 2012 – Maret Tahun 2013 No Bulan Sakit Izin Alpha Cuti Jumlah Karyawan orang 1 Januari - Maret 2012 248 3 70 567 220 2 April - Juni 2012 374 9 262 365 220 3 Juli - September 2012 519 30 180 296 225 4 Oktober - Desember 2012 572 56 108 627 248 5 Januari - Maret 2013 573 37 318 585 259 Sumber: HRGA PT. Para Bandung Propertindo Unit Theme Park Resa Restiani, 2014 Hubungan Self Efficacy Dan Perceived Organizational Support Dengan Keterikatan Kerja Pada Karyawan Unit Theme Park Pt. Para Bandung Propertindo Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu Dari tabel 1.1 dapat dilihat bahwa tingkat ketidakhadiran atau kemangkiran karyawan departemen Operation yang cukup tinggi. Tingkat kemangkiran karyawan dapat menunjukkan tingkat keterikatan kerja karyawan. Seperti yang diungkapkan Sciemann bahwa semakin tinggi tingkat kemangkiran karyawan, maka semakin rendah tingkat keterikatan kerjanya. Sebaliknya, semakin rendah tingkat kemangkiran karyawan, maka semakin tinggi keterikatan kerja karyawan Schiemann, 2011:207. Selain itu, penelitian yang dilakukan Zeffane 1994 menunjukkan bahwa keterikatan kerja lebih berperan penting sebagai prediktor terhadap intensi turnover dibanding kepuasan kerja. Artinya karyawan semakin merasa memiliki, membutuhkan dan terikat dengan pekerjaannya tidak akan melakukan turnover. Jadi karyawan yang keluar juga dapat diartikan sebagai kurangnya keterikatan kerja. Data mengenai jumlah karyawan yang keluar dapat dilihat pada tabel 1.2 berikut ini: Tabel 1.2 Data Karyawan Departemen Operation Unit Theme Park PT. Para Bandung Propertindo Januari Tahun 2012 – Maret Tahun 2013 No Bulan Jumlah Karyawan Keluar orang Jumlah Karyawan Masuk orang Jumlah Sisa Karyawan orang 1 Januari-Maret 2012 29 12 220 2 April-Juni 2012 19 19 220 3 Juli-September 2012 13 18 225 4 Oktober-Desember 2012 25 48 248 5 Januari-Maret 2013 16 27 259 Sumber: HRGA PT. Para Bandung Propertindo Unit Theme Park Resa Restiani, 2014 Hubungan Self Efficacy Dan Perceived Organizational Support Dengan Keterikatan Kerja Pada Karyawan Unit Theme Park Pt. Para Bandung Propertindo Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang pelayanan jasa, merupakan keharusan untuk memberikan pelayanan terbaik bagi para pengunjung yang datang. Seperti yang sudah disebutkan diatas, departemen yang berhubungan langsung dengan pengunjung dan bertugas memberikan pelayanan terhadap pengunjung yang datang yaitu departemen Operation. Salah satu hal yang cukup sering terjadi di departemen Operation seperti terlihat di tabel 1.2 adalah turnover yang cukup tinggi dan pergantian karyawan yang cepat sehingga hal ini bisa mengurangi pelayanan yang baik bagi customer, menambah cost perusahaan dan menghambat tujuan yang ingin dicapai perusahaan. Dalam proses untuk menghindari hal-hal yang menghambat pencapaian tujuan yang diinginkannya, perusahaan memerlukan pendorong atau pendukung. Salah satu yang menjadi tenaga pendorong perusahaan sepanjang hidupnya adalah keterikatan kerja seorang karyawan Schiemann, 2011:201. Oleh karena itu, keterikatan merupakan hal yang positif bagi perusahaan. Keterikatan memiliki dampak positif nyata terhadap jumlah hasil yang diinginkan bagi perusahaan. Maka keterikatan kerja karyawan sebuah perusahaan menjadi penting untuk diteliti, sehingga data yang diperoleh dapat membantu pihak perusahaan dalam menjalankan dan mencapai tujuan yang diinginkan. Apabila keterikatan kerja pada karyawan tidak diketahui, perusahaan tidak akan memperoleh data untuk memaksimalkan sumber daya dalam mencapai tujuan perusahaan. Seperti sebuah studi yang dilakukan Towers Perrin 2007 menemukan bahwa perusahaan-perusahaan dengan persentase keterikatan yang tinggi, pendapatan operasionalnya meningkat 20. Sebaliknya perusahaan yang memiliki karyawan yang keterikatannya rendah lebih besar menunjukkan penurunan pendapatan operasional sebanyak 33 Schiemann, 2011:206. Dengan demikian dalam meningkatkan pendapatan, perusahaan harus memiliki karyawan yang keterikatannya tinggi. Hal ini harus didukung oleh pihak perusahaan sendiri, perusahaan perlu memberikan dukungan yang positif terhadap Resa Restiani, 2014 Hubungan Self Efficacy Dan Perceived Organizational Support Dengan Keterikatan Kerja Pada Karyawan Unit Theme Park Pt. Para Bandung Propertindo Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu karyawan. Dukungan ini berdampak pada performa kerja dan kesejahteraan karyawan Rhoades Eisenberger, 2002:713. Namun pada kenyataannya karyawan mempunyai persepsi masing-masing terhadap perusahaan tempatnya bekerja. Persepsi tersebut dapat berbeda-beda antara satu karyawan dengan karyawan lainnya. Persepsi karyawan mengenai sejauh mana organisasi dapat menghargai kontribusi mereka dan peduli terhadap kesejahteraan mereka disebut dengan perceived organizational support atau POS Rhoades Eisenberger, 2002:712. Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti terhadap salah satu Supervisor pada tanggal 10 September 2013 menunjukkan bahwa terdapat komunikasi antara supervisor dengan karyawan yang kurang terjalin dengan baik. Selain itu, karyawan merasa apa yang disampaikan kurang dapat diterima oleh karyawan lain sehingga akhirnya merasa kurang nyaman dalam melakukan pekerjaannya. Komunikasi dan pendapat yang disampaikan supervisor dapat mempengaruhi kondisi kerja bagi seorang karyawan. Hal ini dapat menjadi salah satu contoh dukungan suatu organisasi bagi karyawannya. Namun ternyata pendapat yang disampaikan karyawan kurang dapat diterima oleh karyawan lain, sehingga karyawan merasa kurang mendapat dukungan dari atasan atau perusahaan. Perbedaan pendapat ini menyebabkan karyawan merasa kurang mendapat dukungan dari organisasi. Selain dengan dukungan positif dari perusahaan seorang karyawan juga harus mampu mengembangkan kemampuan dirinya dalam membantu jalannya perusahaan. Bandura 1977 menyebutkan bahwa disposisional utama prediktor keterikatan adalah self efficacy, menurut Lent et al. 1994 self efficacy merupakan instrumen dalam memulai variabel kognitif sosial lain yang nantinya mempengaruhi pengembangan karir individu. Self efficacy ditemukan positif memprediksi perilaku inovatif Tierney Farmer, 2004, karena itu self efficacy diharapkan mempengaruhi keterikatan karyawan. Hal ini sesuai dengan Macey dan Schneider 2008 yang mendefinisikan keterikatan sebagai perilaku adaptif. Resa Restiani, 2014 Hubungan Self Efficacy Dan Perceived Organizational Support Dengan Keterikatan Kerja Pada Karyawan Unit Theme Park Pt. Para Bandung Propertindo Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu Selain itu Ozer dan Bandura 1990 menyatakan bahwa self efficacy mengurangi tingkat kelelahan dengan meningkatkan kemampuan menghadapi stres, karena karyawan dengan tingkat self efficacy yang lebih tinggi percaya bahwa mereka dapat mengontrol kognisi yang mengancam keselamatan psikologis mereka Pati Kumar, 2010:127. Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan pada tanggal 9 September 2013 dengan Assitant Manager departemen Operation menyatakan bahwa turnover karyawan yang tinggi, sebagian besar dikarenakan karyawan tidak mampu beradaptasi dengan lingkungan kerjanya. Hal ini terlihat dari kemampuan karyawan dalam melaksanakan tugas-tugas yang diberikan, yakni karyawan yang baru pertama kali bekerja mengalami kesulitan dalam melaksanakan pekerjaannya melayani pengunjung yang datang khususnya pengunjung dalam jumlah banyak. Karyawan banyak yang merasa kelelahan. Selain itu terdapat pula karyawan yang mengalami kesulitan ketika mendapat tugas baru meskipun telah diberikan training. Seseorang mampu melaksanakan tugas-tugas berkaitan dengan keyakinan yang dimilikinya. Orang yang memiliki keyakian atau self efficacy tinggi percaya bahwa dia dapat mengerjakan tugas sesuai dengan tuntutan situasi dan memperkirakan hasil sesuai dengan kemampuan diri, orang itu akan bekerja keras dan bertahan mengerjakan tugas sampai selesai Alwisol, 2004:288. Self efficacy sendiri menurut Bandura 1997 dalam Chen, Gully, Eden, 2001:60 merupakan keyakinan seseorang untuk melakukan suatu perilaku dalam situasi tertentu, sekuat apa individu mampu bertahan saat menghadapi kesulitan atau kegagalan dan bagaimana kesuksesan atau kegagalan dalam tugas tertentu yang akan mempengaruhi pekerjaan dimasa mendatang. Self efficacy individu berasal dari sebuah pengalaman yang pernah dilakukan sebelumnya, mengamati perilaku orang lain kesuksesan atau kegagalan yang dialaminya, hasil perbincangan dengan individu lain baik berupa semangat ataupun menjatuhkan performa dan yang terakhir adalah peranan emosi selama proses pengalaman berlangsung Luthans, 2006:341. Resa Restiani, 2014 Hubungan Self Efficacy Dan Perceived Organizational Support Dengan Keterikatan Kerja Pada Karyawan Unit Theme Park Pt. Para Bandung Propertindo Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu Seperti yang telah disebutkan sebelumnya dalam perkembangan dan mencapai tujuan, sebuah perusahaan membutuhkan karyawan yang memiliki keterikatan kerja yang tinggi. Berdasarkan uraian diatas serta fenomena yang terjadi pada departemen Operation unit theme park PT. Para Bandung Propertindo, sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berfokus pada “Hubungan Self Efficacy dan Perceived Organizational Support dengan Keterikatan Kerja pada Karyawan Unit Theme Park PT. Para Bandung Propertindo”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini diuraikan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimanakah gambaran mengenai: a. Self efficacy pada karyawan unit theme park PT. Para Bandung Propertindo? b. Perceived organizational support pada karyawan unit theme park PT. Para Bandung Propertindo? c. Keterikatan kerja pada karyawan unit theme park PT. Para Bandung Propertindo? 2. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara self efficacy dengan keterikatan kerja pada karyawan unit theme park PT. Para Bandung Propertindo? a. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara dimensi magnitude dengan keterikatan kerja pada karyawan unit theme park PT. Para Bandung Propertindo? b. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara dimensi strength dengan keterikatan kerja pada karyawan unit theme park PT. Para Bandung Propertindo? Resa Restiani, 2014 Hubungan Self Efficacy Dan Perceived Organizational Support Dengan Keterikatan Kerja Pada Karyawan Unit Theme Park Pt. Para Bandung Propertindo Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu c. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara dimensi generality dengan keterikatan kerja pada karyawan unit theme park PT. Para Bandung Propertindo? 3. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara perceived organizational support dengan keterikatan kerja pada karyawan unit theme park PT. Para Bandung Propertindo? a. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara dimensi keadilan dengan keterikatan kerja pada karyawan unit theme park PT. Para Bandung Propertindo? b. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara dimensi dukungan supervisor dengan keterikatan kerja pada karyawan unit theme park PT. Para Bandung Propertindo? c. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara dimensi penghargaan dan kondisi kerja dengan keterikatan kerja pada karyawan unit theme park PT. Para Bandung Propertindo? 4. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara self efficacy dan perceived organizational support dengan keterikatan kerja pada karyawan unit theme park PT. Para Bandung Propertindo?

C. Tujuan Penelitian

Hal-hal yang akan dicapai dalam penelitian ini terdapat dalam tujuan penelitian berikut: 1. Untuk memperoleh data empiris mengenai: a. Self efficacy pada karyawan unit theme park PT. Para Bandung Propertindo. b. Perceived organizational support pada karyawan unit theme park PT. Para Bandung Propertindo. c. Keterikatan kerja pada karyawan unit theme park PT. Para Bandung Propertindo. Resa Restiani, 2014 Hubungan Self Efficacy Dan Perceived Organizational Support Dengan Keterikatan Kerja Pada Karyawan Unit Theme Park Pt. Para Bandung Propertindo Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu 2. Untuk memperoleh data empiris mengenai hubungan self efficacy dengan keterikatan kerja pada karyawan unit theme park PT. Para Bandung Propertindo. a. Untuk memperoleh data empiris mengenai hubungan dimensi magnitude dengan keterikatan kerja pada karyawan unit theme park PT. Para Bandung Propertindo. b. Untuk memperoleh data empiris mengenai hubungan dimensi strength dengan keterikatan kerja pada karyawan unit theme park PT. Para Bandung Propertindo. c. Untuk memperoleh data empiris mengenai hubungan dimensi generality dengan keterikatan kerja pada karyawan unit theme park PT. Para Bandung Propertindo. 3. Untuk memperoleh data empiris mengenai hubungan perceived organizational support dengan keterikatan kerja pada karyawan unit theme park PT. Para Bandung Propertindo. a. Untuk memperoleh data empiris mengenai hubungan dimensi keadilan dengan keterikatan kerja pada karyawan unit theme park PT. Para Bandung Propertindo. b. Untuk memperoleh data empiris mengenai hubungan dimensi dukungan dari supervisor dengan keterikatan kerja pada karyawan unit theme park PT. Para Bandung Propertindo. c. Untuk memperoleh data empiris mengenai hubungan dimensi penghargaan dan kondisi kerja dengan keterikatan kerja pada karyawan unit theme park PT. Para Bandung Propertindo. 4. Untuk memperoleh data empiris mengenai hubungan self efficacy dan perceived organizational support dengan keterikatan kerja pada karyawan unit theme park PT. Para Bandung Propertindo.