Yustina Jaziroh, 2014 IMPLEMENTASI SIMULASI FISIKA DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP
KUANTITAS MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP ELASTISITAS Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
3.4 Instrumen Penelitian
3.4.1 Instrumen Penelitian dan Pengembangannya
Tes
Instrumen tes dalam penelitian ini digunakan sebagai tes homogenitas dan post- test
. Tes homogenitas digunakan sebagai random assignment untuk mengontrol variabel apakah sampel homogen atau tidak, serta dapat digunakan untuk menguji
normalitas sampel sebelum diberikan perlakuan. Soal yang diujikan dalam tes ini berupa soal pilihan ganda dengan lima pilihan jawaban. Sedangkan post-test
digunakan untuk mengukur kuantitas miskonsepsi siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah diberikan perlakuan. Dalam pelaksanaan post-test, siswa menjawab
soal dengan disertai pemberian skala keyakinan jawaban menggunakan teknik CRI certainty of response index skala enam 0-5. Skala CRI dapat digunakan untuk
mengidentifikasi tingkat miskonsepsi siswa berdasarkan jawaban yang diberikan siswa.
Tahapan yang ditempuh dalam penyusunan dan pengembangan instrumen tes sebagai berikut.
- Membuat kisi-kisi instrumen berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan KTSP mata pelajaran fisika SMA kelas XI materi elastisitas. -
Membuat instrumen tes dan kunci jawaban berdasarkan kisi-kisi instrumen. -
Mengkonsultasikan instrumen tes yang telah dibuat kepada dosen pembimbing I dan II. Kemudian melakukan revisi instrumen tes berdasarkan saran yang
diberikan oleh dosen pembimbing I dan II. -
Melakukan judgement instrumen tes kepada dua orang dosen yang direkomendasikan oleh tim skripsi untuk mengukur validitas instrumen
berdasarkan penilaian ahli. Kemudian melakukan revisi instrumen tes berdasarkan saran dari dosen judgement.
- Melakukan uji coba instrumen
- Menganalisis hasil uji coba instrumen meliputi taraf kemudahan, daya
pembeda, validitas instrumen, dan reliabilitas instrumen.
Yustina Jaziroh, 2014 IMPLEMENTASI SIMULASI FISIKA DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP
KUANTITAS MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP ELASTISITAS Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
- Melakukan revisi instrumen melalui bimbingan bersama dosen pembimbing
dan dosen judgement. Validitas instrumen tes berdasarkan penilaian ahli dilakukan untuk menilai
instrumen tes dalam aspek materi, konstruksi, dan bahasa. Hasil validasi instrumen tes oleh ahli dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut.
Tabel 3.1 Hasil Validasi Instrumen Tes oleh Ahli
Aspek yang Dinilai Nilai
Kriteria
Materi 1
Valid Konstruksi
0,98 Valid
Bahasa 1
Valid
Berdasarkan Tabel 3.1 terlihat bahwa secara keseluruhan instrumen tes tersebut valid. Hal ini berarti instrumen tes sudah baik dan dapat digunakan sebagai instrumen
penelitian.
Angket Respon Siswa
Angket respon siswa digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe jigsaw menggunakan simulasi fisika. Hal ini bertujuan
untuk mengevaluasi penggunaan media simulasi fisika dalam pembelajaran. Angket yang digunakan merupakan angket berbentuk pernyataan positif sebanyak 20
pernyataan. Pernyataan nomor 1-7 menunjukkan respon siswa tentang pembelajaran kooperatif tipe jigsaw menggunakan simulasi fisika terhadap pemahaman konsep
siswa. Pernyataan nomor 8-10 menunjukkan respon siswa tentang instrumen tes konsep yang diberikan. Sedangkan pernyataan nomor 11-20 menunjukkan respon
siswa tentang simulasi fisika. Responden mengisi angket dengan cara memberi tanda ceklis √ pada kolom tanggapan sangat setuju SS, setuju S, netral N, tidak
setuju TS, atau sangat tidak setuju STS sesuai dengan respon responden. Tahapan yang ditempuh dalam penyusunan dan pengembangan instrumen
angket sebagai berikut. -
Membuat kisi-kisi angket berdasarkan tujuan penelitian yang ingin dicapai.
Yustina Jaziroh, 2014 IMPLEMENTASI SIMULASI FISIKA DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP
KUANTITAS MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP ELASTISITAS Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
- Menentukan tipe angket, berupa pertanyaan pertanyaan terbuka atau tertutup
atau pernyataan pernyataan positif atau negatif. Kemudian menentukan pilihan jawaban pertanyaan atau pernyataan angket tersebut.
- Membuat instrumen angket dan mengkonsultasikan instrumen angket yang
telah dibuat kepada dosen pembimbing I dan II. -
Melakukan judgement instrumen angket.
Secara keseluruhan, hasil judgement instrumen angket menunjukkan bahwa angket sudah dapat digunakan sebagai intrumen penelitian untuk mengukur respon
siswa terhadap implementasi simulasi fisika dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
. 3.4.2
Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian
Instrumen tes yang telah dibuat dilakukan uji coba instrumen untuk mengetahui tingkat kesukaran, daya pembeda, validitas, dan reliabilitas instrumen secara riil di
lapangan. Uji coba instrumen dilakukan pada tanggal 6 September 2013. Tabel 3.2 berikut memaparkan hasil uji coba instrumen tes.
Tabel 3.2 Hasil Uji Coba Instrumen Tes
No Soal Tingkat Kesukaran
Daya Pembeda Relibilitas
Validitas Keterangan
1 Sukar
Cukup
Tinggi Sedang
Valid pada taraf
signifikansi 95
2 Sukar
Cukup Kuat
3 Sedang
Cukup Rendah
4 Sedang
Baik Kuat
5 Sedang
Jelek Rendah
6 Sukar
Jelek Sedang
7 Sukar
Cukup Sedang
8 Sukar
Cukup Rendah
9 Sukar
Cukup Rendah
10 Sukar
Cukup Sedang
11 Sedang
Cukup Sedang
12 Sedang
Baik Sedang
13 Sukar
Baik Sedang
14 Sukar
Jelek Sedang
15 Mudah
Cukup Rendah
Yustina Jaziroh, 2014 IMPLEMENTASI SIMULASI FISIKA DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP
KUANTITAS MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP ELASTISITAS Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan hasil uji coba instrumen tes diperoleh bahwa: -
Tingkat kesukaran instrumen menunjukkan bahwa 60 soal termasuk sukar, 33 soal termasuk sedang, dan 7 soal termasuk mudah. Secara umum,
tingkat kesukaran instrumen dapat dikatakan cukup baik karena terdiri dari tingkat kesukaran bervariasi. Meskipun terlihat bahwa kategori soal sukar
memiliki persentase paling besar, hal ini dapat disebabkan karena adanya miskonsepsi yang dialami siswa sehingga siswa merasa lebih sulit dalam
menjawab soal konsep. -
Daya pembeda instrumen menunjukkan bahwa 20 soal berdaya pembeda jelek, 60 soal berdaya pembeda cukup, dan 20 soal berdaya pembeda baik.
Secara umum, daya pembeda instrumen dapat dikatakan cukup baik karena masih dapat membedakan siswa kelas atas dan kelas bawah. Adanya soal
berdaya pembeda jelek dapat disebabkan karena instrumen soal yang diujikan merupakan soal untuk mengidentifikasi miskonsepsi sehingga apabila pada soal
tersebut banyak siswa miskonsepsi maka jawaban siswa cenderung menuju ke jawaban yang miskonsepsi tersebut.
- Validitas dan reliabilitas instrumen menunjukkan bahwa 100 instrumen valid
dan reliabel.
3.5 Prosedur Penelitian